• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Inflasi

1. Definisi Inflasi

Inflasi adalah salah satu peristiwa moneter yang menunjukkan suatu kecenderungan akan naiknya harga barang-barang secara umum, yang berarti terjadinya penurunan nilai uang. (Rimsky K. Judisseno, 2005:16).

Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Menurut Nanga (2005), inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus-menerus.

Menurut Boediono (2001) inflasi adalah kecenderungan dari harga- harga untuk menaikkan secara umum dan terus-menerus. Menurut Nopirin (2000) inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan yang penting terdapat kenaikan umum barang secara terus-menerus selama satu periode.

26 Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil mata uang suatu negara. (Khalwaty, 2000:5).

another important economic statistic is the rate of inflation, which is the rate at which prices in general are increasing over time. (Robert dan Ben, 2004:98).

Menurutnya inflasi menyebabkan variasi harga dalam perekonomian. Ketika inflasi tinggi, seseorang yang memiliki pendapatan tetap, seperti pensiunan yang menerima pendapatan tetap setiap bulan, maka seseorang tersebut tidak dapat mengimbangi biaya hidup yang semakin meningkat.

Inflation is a rise in the general level of prices. When inflation occurs, each dollar of income will buy fewer goods and services than before. Inflation reduces the “ purchasing power” of money. But inflation does not mean that all prices are rising. Even during periods of rapid inflation, some prices may be relatively constant while others are falling. (Campbell and Stanley, 2005:141).

Menurut mereka inflasi adalah kenaikan tingkat harga umum. Ketika inflasi terjadi, setiap dolar pendapatan akan membeli lebih sedikit barang dan jasa dari sebelumnya. Inflasi mengurangi "daya beli" uang. Tetapi inflasi tidak berarti bahwa semua harga-harga naik. Bahkan selama periode inflasi yang cepat, beberapa harga mungkin relatif konstan sementara yang lain jatuh.

Dari definisi tersebut, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu sebagai berikut:

a. Kenaikan Harga

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada harga periode sebelumnya. Perbandingan tingkat harga bisa

27 dilakukan dengan jarak waktu yang lebih panjang: seminggu, sebulan, triwulan, dan setahun.

b. Bersifat Umum

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum juga mangalami kenaikan. Contohnya adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), karena BBM merupakan komoditas yang sangat strategis maka kenaikan harga BBM akan berdampak kepada kenaikan harga komoditas lainnya.

c. Berlangsung Terus-menerus

Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Oleh karena itu, perhitungan inflasi minimal dilakukan dalam rentang waktu bulanan. Sebab dalam waktu sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga tersebut bersifat umum dan terus-menerus.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Dengan kata lain, inflasi merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus. Inflasi adalah proses dari suatu pristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang

28 yang kadang kala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. (www.wikipedia.org).

2. Jenis-jenis Inflasi

Berdasarkan derajatnya, inflasi dibedakan menjadi sebagai berikut:

a. Inflasi ringan, terjadi apabila kenaikan harga berada dibawah angka 10% setahun.

b. Inflasi sedang, terjadi apabila kenaikan harga berada antara 10%-30% setahun.

c. Inflasi berat, terjadi apabila kenaikan harga berada antara 30%-100% setahun.

d. Hiperinflasi (inflasi tak terkendali), terjadi apabila berada di atas 100% setahun.

Berdasarkan kepada sumber atau penyebabnya kenaikan harga-harga berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut:

a. Inflasi Tarikan Permintaan

Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran-pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi.

29 b. Inflasi Desakan Biaya

Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan dalam biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah. Inflasi ini terurama berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika pengangguran adalah sangat rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerjaan baru dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang. c. Inflasi Diimpor

Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri. Inflasi ini akan ada apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran-pengeluaran perusahaan.

3. Efek Buruk Inflasi

Menurut Sukirno (2004:338), efek-efek buruk dari inflasi yaitu sebagai berikut :

a. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Inflasi yang tinggi tingkatannya akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan

30 kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud. b. Inflasi dan Kemakmuran Rakyat

Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.

c. Inflasi Akan Menurunkan Pendapatan Riil Orang-orang Yang Berpendapatan Tetap

Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga- harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.

d. Inflasi Akan Mengurangi Nilai Kekayaan Yang Berbentuk Uang

Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi- institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku.

e. Memperburuk Pembagian Kekayaan

Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil

31 kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapat tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata.

4. Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi

Menurut Sukirno (2004:354) kebijakan yang mungkin dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi yaitu:

a. Kebijakan fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah.

b. Kebijakan moneter, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan membatasi kredit.

c. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan pertambahan produksi dan perkembangan teknologi.

Dokumen terkait