• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. ANALISIS DATA

5.1. Temuan

5.1.1. Informan I

No Karakteristik Umum Responden

Suami Istri

1 Nama Cipto Lilis

2 Tempat/ Tgl Lahir Sambirejo Timur,

25 Mei 1992

Sambirejo Timur, 06 Agustus 1992

3 Tanggal Pernikahan 23 April 2011

4 Usia Saat Menikah 19 Tahun 19 Tahun

5 Istri keberapa - 1

6 Alamat Jln. Swadaya Jl. Swadaya

7 Anak keberapa 2 2

8 Dari berapa bersaudara 4 Bersaudara 4 Bersaudara

9 Agama Islam Islam

10 Jumlah Anak 1 orang anak

Ny. Lilis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ia lahir dan tumbuh di Desa Sambirejo Timur. Ny. Lilis dan Cipto saat ini berusia 21 tahun, ketika memutuskan untuk menikah usia mereka masih 19 tahun. Mereka menikah pada tahun 2011. Dan mereka telah dikaruniai satu orang anak.

Bapak Ny. Lilis bekerja sebagai kuli bangunan, sementara ibunya hanya mengurus rumah tangga. Jadi penghasilan orang tuanya hanya sedikit, mungkin sekitar Rp 500.000 perbulan dan terkadang bisa lebih. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ny. Lilis, ia mengatakan bahwa bapaknya hanya tamat SMP, sedangkan ibunya tidak tamat SD. Orang tua Ny. Lilis merupakan keluarga yang

mengalami kesulitan ekonomi. Padahal orang tua Ny. Lilis harus menghidupi dia dan saudara-saudaranya.

Adanya keterbatasan ekonomi keluarga memaksa Ny. Lilis memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi lagi sehingga ia hanya menggecap pendidikan sampai tingkat SMA. Walaupun sebenarnya Ny. Lilis mempunyai cita-cita yang tinggi tetapi ia harus mengalah terhadap adik-adiknya, agar adik-adiknya bisa mengecap pendidikan yang lebih baik dari kedua orang tua mereka.

Sebelum menikah, dulu Ny. Lilis bekerja disalah satu swalayan di daerah Tembung. Karena ia tidak melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi maka Ny. Lilis memutuskan bekerja untuk membantu perekonomian keluarga dan juga untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

Lain halnya dengan kehidupan perekonomian orang tua Ny. Lilis. Perekonomian orang tua Cipto lebih berkecukupan. Bapak Cipto memiliki tanggungan sebanyak empat orang. Bapaknya bekerja sekaligus memiliki bengkel servis Ac dan lemari pendingin, dari pekerjaan tersebut memberikan penghasilan tiap bulannya kurang lebih Rp 2.000.000. Penghasilannya tersebut cukup untuk membiayayi kehidupan keluargannya. Sedangkan ibu Cipto tidak bekerja, hanya mengurus rumah tangga. Karena itu Cipto merasa tidak pernah kekurangan dalam perekonomian.

Menurut penuturan Cipto bapaknya mengecap pendidikan sampai jenjang STM dan ibunya hanya tamatan SD. Sedangkan Cipto mengecap pendidikan formal sampai SMA. Ia tidak melanjutkan pendidikan karena merasa malas dan lelah untuk belajar dibangku kuliah, berbeda dengan abangnya yang saat ini masih

mengecap pendidikan disalah satu perguruan tinggi swasta. Dikarenakan Cipto tidak melanjut pendidikannya maka dia lebih memilih ikut bapaknya bekerja dibengkel servis Ac dan lemari pendingin atau lemari es. Sekaligus untuk memperoleh uang jajan dari upah yang diberikan bapaknya selama bekerja di bengkel.

Ny. Lilis sudah mulai berpacaran sejak SMP dan saat itu ia berpacaran dengan seniornya di sekolah. Dari pengakuannya ia sudah berpacaran sebanyak 4 kali sebelum memutuskan untuk menikah dengan Cipto. Sedangkan Cipto juga sudah mulai berpacaran sejak SMP. Ny. Lilis dan Cipto menempuh pendidikan di sekolah perguruan swasta yang sama. Disaat itulah mereka menjalin kasih. Mereka berpacaran selama 2 tahun. Menurut penuturan Ny. Lilis walaupun mereka telah lulus SMA saat itu, tapi mereka masih berpacaran.

Semasa berpacaran keluarga mereka sudah saling mengenal dan merestui hubungan mereka (Cipto dan Ny. Lilis). Cipto sering berkunjung ke rumah Ny. Lilis dan mereka sering pergi keluar rumah untuk jalan-jalan jika ada kesempatan. Disaat ada kesempatan tersebut mereka sering berdua-duaan. Awal pacaran mereka hanya berani berciuman itu juga jika penghuni rumah tidak ada, tetapi ternyata hasrat mereka sudah tidak terbendung lagi, sehingga pada suatu hari Cipto mengajak Ny. Lilis untuk melakukan hubungan suami istri. Awalnya Ny. Lilis saat itu merasa ragu dan takut jika dia sampai hamil, tetapi ternyata Cipto dapat meyakinkan Ny. Lilis jika sampai hamil maka ia akan bertanggung jawab.

Menurut penuturan Ny. Lilis dan Cipto mereka pernah melakukan hubungan sex pranikah dan tidak hanya sekali yang pada akhirnya mengakibatkan Ny. Lilis hamil. Ny. Lilis maupun Cipto tidak mengetahui betul apa sebenarnya

dampak dari sex pranikah dan dampak menikah di usia muda. Ketika peneliti bertanya mengenai usia ideal untuk menikah mereka menjawab bahwa usia ideal seorang laki-laki maupun perempuan untuk menikah adalah 20 tahun.

Ketika kehamilan Ny. Lilis memasuki usia 2 bulan dia baru mengetahui dirinya sedang mengandung dan memberitau pacaranya untuk bertanggung jawab atas kehamilannya. Setelah mendengar kabar kehamilan Ny. Lilis, maka Cipto dan Ny. Lilis segera memberitahu kedua orang tuanya mereka. Mendengar kabar tersebut oarang tua Ny. Lilis sempat marah kepada Cipto. Namun akhirnya keluarga Ny. Lilis meminta Cipto untuk bertanggung jawab dan menikahkan mereka segera mungkin untuk menutupi aib keluarga. Apalagi sempat ada kejadian ribut-ribut di rumah Cipto ketika Ny. Lilis dan Cipto memberitahu pada orang tua Cipto bahwa dia telah hamil yang berakibat pada gunjingan terhadap keluarga Cipto.

Mereka terpaksa menikah walaupun sebenarnya bisa dikatakan usia mereka tergolong muda apalagi jumlah pendapatan dari pekerjaan Cipto tidak cukup besar. Sampai saat ini Cipto dan Ny. Lilis masih tinggal di rumah orang tua Cipto. Ny. Lilis dan Cipto menikah tanpa ada perayaan, pernikahan mereka hanya menikah di catatan sipil saja. Berdasarkan penuturan Ny. Lilis dan Cipto keluarga mereka memang memutuskan pernikahan di kator urusan agama saja, menginggat biaya pernikahan sangat besar.

Dokumen terkait