• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Informan I

didapat tergolong rendah. Pendapatan yang kecil dan tidak menentu membuat informan tidak mampu memenuhi semua kebutuhan keluarga karena untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga dibutuhkan biaya kurang lebih sekitar Rp 1.500.000,-/Bulan. Hal ini terungkap dari pernyataan informan yang mengatakan :

“Kalau cuma mengandalkan pendapatan dari hasil jaga malam jelas tidak cukup untuk beli-beli semua kebutuhan keluarga karena selama satu bulan paling tidak pengeluaran keluarga saya sekitar kurang lebih 1.500.000,-/Bulan (A,63th)

Strategi Aktif Informan I

Pendapatan informan I yang tergolong rendah dan tidak sebanding dengan biaya kebutuhan keluarga yang sangat tinggi sehingga diperlukan strategi untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga agar tetap bisa bertahan hidup. Informan I menerapkan strategi aktif untuk menambah pendapatan keluarga, yaitu dengan melakukan pekerjaan sampingan. Untuk dapat memenuhi semua kebutuhan pokok keluarga, informan I melakukan beberapa pekerjaan sampingan antara lain dengan

menjadi supir lepas, berladang dan lain sebagainya. Hal ini terungkap dari pengakuan informan yang mengatakan: “usaha yang saya lakukan untuk menambah penghasilan ya berladang, supir lepas dan lain sebagainya, jika ada yang membutuhkan tenaga saya diminta untuk membantu, kalau seperti sekarang ini saya hanya bekerja sebagai petugas jaga malam di perumahan” (A,63th).

Berladang merupakan salah satu pekerjaan sampingan yang dilakukan informan I. Pekerjaan ini biasanya dilakukan ketika pagi hari. Selain berladang, informan I juga memiliki sampingan lainnya yaitu sebagai supir lepas bagi tetangga yang membutuhkan jasanya untuk pergi ke luar kota atau sekitar wilayah medan.

Selain pekerjaan diatas infroman juga bekerja sebagai tukang pijat keliling.

Pendapatan yang diterima dari pekerjaan tersebut bervariasi dan tidak menentu karena tidak setiap hari ada panggilan kerja. Hal ini terungkap dari pernyataan informan yang mengatakan:

“Penghasilan menjadi supir lepas, berladang dan lain sebagainya tidak menentu dan berbeda-beda tergantung yang memberikan upah, kerja jadi supir lepas juga tidak selalu ada setiap hari. Kalau ada yang butuh bantuan tenaga ya ditawari kerja tapi kalau tidak ada yang lagi butuh bantuan tenaga ya berladang ditanah garapan disekitar tempat tinggal” (A,63th).

Pendapatan sampingan sebagai berladang, supir lepas dan lain sebagainya sudah dapat membantu walaupun masih adanya kebutuhan keluarga yang

mendadak, oleh karenanya, istri dari informan I memiliki inisiatif untuk bekerja, agar dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarganya. Seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut:

“Pendapatan saya masih kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, jadi istri saya berinisiatif untuk membantu saya dengan bekerja sebagai tukang cuci”

(A,63th).

Strategi Pasif Informan I

Strategi pasif dilakukan informan I agar pendapatannya mampu untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga. Strategi pasif yaitu strategi pemenuhan kebutuhan keluarga dengan cara meminimalisir pengeluaran keluarga (berhemat).

Strategi berhemat dapat dilihat dari cara keluarga meminimalisir pengeluaran untuk kebutuhan keluarga seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Sikap hemat dalam pemenuhan kebutuhan pangan terlihat dari budaya keluarga yang membiasakan makan dengan lauk seadanya seperti yang di ungkapkan informan yang mengatakan:

“Kalau untuk makanan keluarga kami, ya makan seadanya tapi tetap tiga kali sehari namun lauknya sederhana ya hampir setiap hari lauknya tahu dan tempe, kalau makan daging paling kalau ada hajatan” (A,63th).

Sifat hemat juga terlihat dari tindakan informan yang tidak menjual semua hasil berladangnya seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut:

“Biasanya sedikit dari hasil panen dari ladang tidak saya jual tapi untuk dikonsumsi keluarga” (A, 63th)

Strategi hemat yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan sandang adalah tidak pilih-pilih merk pakaian, bagi keluarga informan I merk pakaian bukanlah hal yang penting , yang terpenting bagi mereka dalam membeli pakaian adalah harganya yang murah. Keluarga informan I juga jarang membeli pakaian baru, biasanya hanya akan membeli ketika lebaran atau ketika ada saudaranya yang memberi seperti pengakuan informan yang mengatakan:

“Kalau masalah pakaian kami jarang beli baru, paling beli monja(baju bekas) atau dikasih saudara. Kalau beli baru paling pas lebaran saja” (A,63th) Kebutuhan kesehatan merupakan kebutuhan yang harus segera dipenuhi ketika seseorang dalam keadaan sakit. Ketika sedang sakit informan biasanya tidak pergi ke dokter melainkan pergi ke warung untuk membeli obat atau meminum jamu.

Sebagaimana pernyataan yang diungkapkan informan sebagai berikut:

“Kalau sakit paling ya beli obat ke warung atau minum jamu” (A, 63th).

Kebiasaan informan yang lebih memilih pergi ke warung untuk membeli obat dan minum jamu dari pada kedokter merupakan kebiasaan yang keluarganya lakukan dari dulu. Mereka beranggapan kalau sakit yang mereka alami adalah akibat dari kelelahan sehingga hanya perlu membeli obat di warung minum jamu setelah itu badan mereka terasa enteng dan sehat kembali.

Selain itu cara hemat yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan adalah membeli obat diwarung, faktor yang membuat keluarga informan tidak berobat ke dokter adalah biaya pengobatan yang mahal sehingga mereka lebih memilih membeli obat di warung atau berobat gratis di puskesmas. Seperti pernyataan informan yang mengatakan:

“Kalau sakit saya tidak langsung ke dokter karena biayanya mahal. Kalau beli obat di warung biasanya paling kena Rp 5000,- tapi kalau berobat ke dokter bisa kena Rp 50.000,- . kalau cuma sakit biasa paling hanya minum jamu atau beli obat diwarung udah sembuh kok” (A,63th).

Strategi Jaringan Informan I

Strategi aktif dan pasif yang diterapkan keluarga informan I mampu membuat keluarga beliau tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarga sampai sekarang , namun ketika mereka mendapatkan musibah seperti sakit parah atau ketika membutuhkan uang secara cepat mereka harus melakukan strategi lain.

Strategi tersebut adalah strategi jaringan, strategi jaringan merupakan strategi dalam pemenuhan kebutuhan keluarga yang dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada kerabat, tetangga dan relasi lainnya ketika dalam kesulitan.

Pendapatan petugas jaga malam dan berladang yang tidak menentu dan terkadang mengalami penurunan hasil panen membuat informan harus memiliki strategi

ketika membutuhkan uang secara cepat, informan biasanya meminjam uang kepada saudara atau tetangga terdekat.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pemenuhan kebutuhan keluarga yang diterapkan informan I yaitu menerapkan strategi aktif dengan melakukan pekerjaan sampingan menjadi supir lepas atau harian, dan berladang serta peran anggota keluarga yaitu istri dan anak juga ikut bekerja untuk menambah pendapatan keluarga. Strategi pasif yang dilakukan dengan menerapkan budaya hemat yaitu makan dengan lauk seadanya , menyimpan hasil panen ladangnya seperti sayur dan buah-buahan untuk dikonsumsi sendiri, membeli pakaian yang harganya murah atau bekas dan hanya membeli yang baru ketika lebaran saja, membeli obat diwarung dan mengkonsumsi jamu ketika sakit. Sedangkan strategi jaringan yang dilakukan adalah meminjam uang pada saudara atau tetangga ketika membutuhkan uang secara mendadak.

Dokumen terkait