• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

BAGAN 5.1 SOP PERDA NO 6 TAHUN 2003

5.1.3 Informan Tambahan1

a. Nama : Nur Fajirah

b. Umur : 40Tahun

c. Jeniskelamin :Perempuan

d. RiwayatPendidikan : SMP

e. Agama :Islam

f. Suku :Aceh

g. Alamat : Pondok Kelapa

Ibu Nur Fazrah adalah seorang Pengemis yang ada disekitaran simpang empat jalan gatot subroto di Kota Medan. IbuNur Fajirah memilikki dua orang anak yang tinggal di aceh bersama suaminya. Menurut ceritanya Ibu Nur Fajirah ditinggalkan oleh suami dan anaknya disana, akibatnya ia tidak memilikki uang dan memilih pergi ke kota Medan untuk mengemis.Ibu Nur Fazrah mengaku sering di razia dan ditangkap oleh satpoll pp yang datang pada saat melakukan penertiban. Namun, Ibu Nur Fazrah mengaku kurang mengetahui mengenai peraturan daerah no.6 tahun 2003. Berikut pernyataan beliau :

“Saya enggak tahu tu dek tentang perda No.6 tahun 2003 itu, tapi kalo tentang larangan gak boleh lagi minta – minta iya udah pernah dikasih tau”

Selanjutnya, Ibu Nur Fajirah mengatakan dalam sehariiabisa mendapatkan lebih dari 100 ribu kalau banyak yang memberi kepadanya. Untuk hal sosialisasi sendiri mengenai peraturan daerah No.6 tahun 2003 ini. Berikut pernyataan beliau:

“Dalam sehari saya bisa dapat 100rb, kalo untuk sosialiasi tentang peraturan itu saya enggak tahu, tapi yang jelas, kami dihimbau supaya untuk tidak mengemis lagi karena sudah dilarang”.

Walaupun sudah dilarang ibu Nur Fajirah mengatakan bahwa ia tidak memilikki usaha atau pekerjaan yang bisa dia kerjakan lagi selain mengemis, selain sulitnya mencari pekerjaan di usianya yang tidak muda lagi. Ibu Nur Fajirah juga menambahkan bahwa ia sebenarnya kurang setuju tentang penegakan peraturan daerah no.6 tahun 2003 yang melarang kegiatan gelandangan dan pengemis serta praktek tuna susila ini. Berikut pernyataan beliau :

“Ibu sih kurang setuju tentang larangan mengemis ini, ibu makan darimana coba, ibu gak punya apa – apa. Kasian lah ibu dek”

Ibu Nur Fazrah mengatakan bahwa dulu ia bekerja di sebuah pabrik kayu di aceh. Namun karena masalah rumah tangga akhirnya ibu Nur Fajirah keluar dari pekerjaannya tersebut. Ibu Nur Fazrah juga sangat menyayangkan sikap pemerintah yang seakan lepas tangan untuk membantu dan menolong orang – orang susah seperti dirinya tersebut, dan hanya mementingkan kepentingannya saja. Berikut pernyataan beliau :

“Ibu sangat kecewa dengan pemerintah terutama untuk orang susah kayak kami – kami ini, kami merasa tidak dipedulikan dan dibiarkan saja, terutama untuk bapak / ibu satpol pp, mereka kasar kepada kami, kami kan juga butuh makan, kami gak ganggu orang.”

Ibu Nur Fazrah mengatakan selama ia mengemis disimpang tersebut, ia sering dirazia dan mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari pihak satpoll pp tersebut, memang benar mereka menjalankan tugas yang diperintahkan kepada mereka, tetapi mereka tidak melihat siapa yang mereka hadapi, seharusnya mereka juga bisa lebih baik kepada kami. Ibu Nur Fazrah juga menambahkan bahwa seharusnya razia dilakukan dengan baik tidak ada namanya kekerasan, dan ia juga berharap agar pihak – pihak yang terkait terutama dinas sosial dan tenaga kerja untuk lebih berperan aktif dalam memberikan solusi tidak hanya melarang saja. Berikut pernyataan Ibu Nur Fazrah :

“Ya berharap banyak agar pemerintah kota medan memberikan kami jalan keluar untuk kedepannya, kami juga tidak ingin seperti ini terus, tapi karena demi makan, kami harus melakukan kegiatan mengemis ini.”

Ibu Nur Fazrah mengungkapkan bahwa semua pelaksanaan peraturan daerah ini sebenarnya baik yaitu melarang segala kegiatan gelandangan dan pengemis serta praktek tuna susila tersebut, walaupun caranya agak berbeda tujuannya baik yaitu untuk mendata mereka dan di satukan untuk diberikan pelatihan keterampilan – keterampilan agar ia dapat hidup layak dan mampu menjalankan fungsi sosialnya kembali dengan baik ditengah masyarakat.

5.2 AnalisisData

Semua proses implementasi kebijakan publik merupakan tahapan yang penting dan harus dilalui demi mencapai hasil dari suatu kebijakan. Salah satunya adalah implementasi kebijakan publik yang merupakan pelaksanaan dari suatu

keluaran kebijakan (Peraturan Perundang-Undangan) oleh organisasi pelaksana kebijakan. Tujuan kebijakan tidak akan tercapai tanpa adanya tindakan implementasi. Implementasi kebijakan juga merupakan sebuah proses yang kompleks dan panjang. Pemahaman yang paling penting bagi peneliti kebijakan dari proses implementasi adalah untuk dapat mengindentifikasi variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan sebuah implementasi kebijakan. Maka, akan ditemukan fenomena-fenomena yang berhubungandenganimplementasi, pada gilirannya akan sangat membantu dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan proses implementasi kebijakan kedepannya.

Tachjan (2006: 26) mengemukakan bahwa tentang unsur – unsur dari implementasi kebijakan yang mutlak harus ada yaitu :

1. Unsur pelaksana

2. Adanya program yang dilaksanakan serta 3. Target group atau kelompok sasaran

Unsur pelaksana adalah implementator kebijakan yang diterangkan oleh Dimock & Dimock dalam Tachjan (2006: 28) sebagai berikut :

“Pelaksana kebijakan merupakan pihak – pihak yang menjalankan kebijakan yang terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran organisasional, pengambilan keputusan, perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian, penggerakan manusia, pelaksanaan operasional, pengawasan serta penilaian”.

Kebijakan mengenai larangan dan pengemis di kota Medan telah ditetapkan semenjak tahun 2003 yaitu terdapat di dalam Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2003 tentang Larangan Gelandangan Dan Pengemis di Kota Medan. Akan tetapi pada

realitanya Medan memiliki jumlah gelandangan terbesar dibandingkan dengan 33 kabupaten atau kota di sumatera utara. Peningkatan jumlah Gepeng dari tahun ketahunpun dapat dilihat pada lima tahun terakhir menjadi trend yang sangat pelik yang harus dihadapi oleh kota Medan. Harusnya kebijakan yang telah ditetapkan mempunyai kelanjutan dalam implementasi nyata pengurangan jumlah gelandangan dan pengemistersebut.

Setiap kebijakan publik yang telah disusun, harus diimplementasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam pengimplementasian suatu kebijakan publik perlu diperhatikan beberapa unsur yang mempengaruhi implementasi kebijakan tersebut. Dalam penelitian ini, adapun unsur – unsur tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Unsur pelaksana

Peran penting sikap pelaksana dalam implementasi suatu kebijakan disampaikan oleh Hessel (2003:90) sebagai berikut: ”Jika para implementor memperhatikan terhadap suatu kebijakan khusus, maka dimungkinkan bagi implementor untuk melakukan sebagaimana yang dimaksudkan para pembuat keputusan. Namun ketika sikap atau perspektif implementor ini berbeda dari para pembuat keputusan, proses mengimplementasikan sebuah kebijakan menjadi secara pasti lebih sulit”. Pendapat Hessel di atas menunjukkan bahwa meskipun para pelaksana kebijakan memiliki kemampuan untuk melaksanakan sebuah kebijakan, namun ketika para implementor tidak setuju terhadap kebijakan tersebut, akan mengarah untuk tidak melakukan.Disposisi implementor adalah kecenderungan sikap maupun pemahaman yang dimiliki oleh implementor yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan. Banyaknya kerancuan pada isi perda ini membuat keenggan implementor dalam melaksanakan

perda ini, karna tidak adanya pembaharuan dari perda yang sudah bisa dikatakan mulai tua, banyaknya kendala- kendala yang terjadi dilapangan juga menyurutkan hati implementor dalam melaksanakan peraturan daerah tersebut. Seperti, kejelasan akan pemungutan denda, peraturan tentang tindak asusila.

Implementor perda no. 6 tahun 2003 tentang larangan gelandangan dan pengemis dan seluruh mitra yang terkait sebagai unsur pelaksana yang baik, dalam menjalankan perda ini DINSOSNAKER Kota Medan bekerjasama dengan instansi lainnya seperti Satpol-PP sebagai penegak perda. Dan juga Polresta kota Medan, DINSOS SUMUT serta Polisi Militer. Tidak hanya bekerjasama dengan instansi pemerintah DINSOSNAKER Medan juga membina kemitraan dengan LSM dan panti non-pemerintah.maka dapat dikatakan dinasosnaker kota dapat dikatakan sebagai pelaksanayang baik dalam merealisasikan peraturan daerah no.6 tahun 2003 tersebut.

Namun tidak halnya dengan gelandangan dan pengemis serta praktek tuna susila, sebagai pihak pelaksana, Dinas Sosial dan tenaga kerja serta pihak – pihak yang terlibat dalam pelaksana peraturan daerah no.6 tahun 2003 ini dinilai belum memuaskan, dimana masih banyaknya keluhan – keluhan dari masyarakat sekitar bahwa pihak terkait Dinas Sosial dan Tenaga Kerja belum melakukan sosialisasi secara maksimal,serta eksekusi pelarangan dalam bentuk razia dinilai belum sempurna.

b. Adanya program yang dilaksanakan

Ada beberapa program dalam menjalankan kebijakan ini yang baru saja dibuat karena masih awal tahun anggaran namun belum berjalan, yaitu seperti razia penetiban, sosialisasi dan pelatihan bagi anak jalanan, yaitu pelatihan berupa

membuat sablon, keset, dll.Namun belum berjalan karena anggaran yang belum turun.kebijakan ini di sahkan oleh walikota medan yang ditanggungjawabi langsung oleh walikota medan, pelaksanaan kebijakan ini merupakan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan melalui Bidang Pelayanan Sosial , yang dipimpin oleh kepala bidang dan didalamnya terdapat 3 seksi namun seksi yang terkait langsung dengan perda ini yaitu seksi rehabilitasi yang memiliki staf 3 orang. Kepala dinas selaku pengawas terlaksananya perda ini juga cukup aktif dan pro terhadap program program yang ada tidak hanya memonitoring kepala dinas juga terkadang ikut turun langsung kelapangan.

c. Target Group atau Kelompok Sasaran

Dalam impelementasi Peraturan Daerah no.6 Tahun 2003 ini sendiri jelas diterangkan bahwa yang menjadi kelompok sasaran dari peraturan ini adalah melarang segala kegiatan pergelandangan dan mengemis serta praktek tuna susila dan memberikan mereka keterampilan guna mencegah mereka kembali lagi kejalan dan mendapatkan pekerjaan yang layak serta mampu mengembalikan fungsi sosialnya dengan baik ditengah – tengah masyarakat.

5.2.1 Implementasi Peraturan Daerah No.6 Tahun 2003 Kota Medan tentang

Dokumen terkait