LEMBAR KERJA
3.3. Informasi dalam Desain Penelitian
Buku ini tidak menyajikan sebuah aturan baku tentang informasi yang harus ada dalam desain penelitian seperti yang diharapkan oleh mereka yang terbiasa menggunakan paradigma positivis.
Namun buku ini memberikan panduan tentang informasi yang perlu disampaikan oleh peneliti sesuai dengan kebutuhannya. Berikut beberapa hal yang perlu disajikan beserta beberapa panduan penting bagi Anda untuk dapat menuliskannya.
3.3.1. Konteks penelitian (Latar Belakang Masalah)
Sub bab ini bertujuan menjawab pertanyaan: mengapa sebuah penelitian perlu dilakukan. Lazim disampaikan adanya gap antara das sollen dan das sein. Oleh karena itu anda dituntut memiliki informasi awal tentang fakta/kenyataan sosial yang hendak dideskripsikan. Juga informasi yang menyangkut kondisi-kondisi umum/ kecenderungan umum dari fenomena yang hendak diteliti. Anda juga perlu menunjukkan keunikan tertentu yang sekaligus memberi isyarat bahwa masalah tersebut menarik dan penting untik diteliti
3.3.2. Fokus kajian ( rumusan masalah/ permasalahan atau pertanyaan penelitian)
Mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat perhatian serta yang akan dibahas secara mendalan dan tuntas
Fenomena yang hendak diteliti mengisyaratkan nilai temuan yang signifikan dan bermanfaat.
Fenomena yang dipilih dalam fokus kajian harus benar-benar kasat mata (dapat diobservasi).
Merupakan fenomena baru yang mengisyaratkan keunikan dan “ketidakberesan sosial”
Memberikan suatu kepastian waktu yang dibutuhkan untuk diselesaikan dalam proses penelitian
Ada referensi teoritik yang dapat digunakan sebagai perspektif untuk memahami atau menjelaskan
Fenomena yang diangkat tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral dan etika masyarakat
Menarik diteliti dan diminati peneliti
Relevansi dengan bidang ilmu yang diteliti
Tersedia akses bagi peneliti untuk pengumpulan data 3.3.3. Tujuan penelitian
Harus mampu menunjukkan untuk apa penelitian dilakukan
Memiliki relevansi dengan fokus kajian
Mampu menjelaskan manfaat hasil penelitian 3.3.4. Ruang lingkup dan setting penelitian
Berisi penjelasan mengenai batas-batas subyek yang diteliti
Berguna untuk mencegah generalisasi temuan
Menunjukkan berlakunya kesimpulan dalam penelitian 3.3.5. Perspektif teoritik dan kajian pustaka
Dalam proposal penelitian perspektif teori tidak perlu disampaikan secara detil, karena keberadaan teori lebih berfungsi sebagai guidance bagi peneliti. Peneliti diharapkan dapat mengembangkan teori dan bahkan menemukan teori berdasarkan pengamatannya selama di lapangan.
Menjelaskan secara konsepsional teoritis kerangka berfikir peneliti terhadap fenomena yang diteliti
Menunjukkan keberpihakan peneliti terhadap perspektif yang dipakai
Kajian pustaka merupakan referensi teoritik terhadap masalah/thema yang diteliti.
3.3.6. Metode yang digunakan
Berisi penjelasan mengenai “bagaimana penelitian tersebut dilakukan”
Menunjukkan alat dan cara yang dipakai peneliti dalam mengmpulkan dan menganalisis data
Harus menunjukkan alasan-alasan ilmiah peneliti terhadap pilihan penggunaan alat dan cara penelitian 3.3.7. Sampling – Pemilihan Informan dan Situasi Sosial
• Tidak menggambarkan karakteristik populasi atau menggeneralisasi, tetapi representasi terhadap realitas/fenomena sosial.
• Prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci dan situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian
• Pemilihan sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling).Teknik yang sering dipakai adalah snowball sampling, dengan ketentuan:
Pemilihan sampel awal (informan atau situasi sosial) yang terkait dengan fokus penelitian
Pemilihan sampel lanjutan berguna untuk memperluas deskripsi informasi dan melacak variasi informasi
Cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi informasi.
Masih terlibat secara aktif pada lingkungan/kegiatan yang menjadi perhatian peneliti
Mempunyai cukup waktu atau kesempatan untuk diwawancarai
Jika dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi maka tidak perlu mencari informan baru.
Jumlah sampel tergantung dari:
• Tepat tidaknya pemilihan informasi kunci. Variasi sampel informan diperlukan Agar tidak terbatas pada sekelompok individu yang seringkali memeiliki kepentingan tertentu, penyebab bias.
Kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti. Oleh karena itu berikut adalah tips untuk memilih fenomena sosial:
Relatif banyak merangkum informasi tentang domain-domain yang tercakup dalam topik penelitian (organizing domain)
Cukup sederhana untuk diamati (simplicity)
Situasi sosial yang relatif mudah untuk dimasuki (accessibility)
Situasi sosial yang diperkenankan untuk diamati (permissiveness), baik secara etika/moral maupun aturan hukum/birokrasi yang berlaku
Tergolong tidak menimbulkan gangguan situasi apabila diobservasi (unobstrusiveness), agar proses pengamatan berjalan wajar dan alamiah
Situasi sosial yang berlangsung relatif sering atau berulang (frequently recurring activiting)
Situasi sosial yang memudahkan peneliti jika hendak berpartisipasi (easy of participating), aplikasi metode observasi partisipant
Merancang desain penelitian kualitatif beserta informasi apa saja yang perlu disajikan sering menyulitkan bagi peneliti yang terbiasa menggunakan penelitian kualitatif. Tabel berikut (Sugiyono, 2005) memudahkan anda membandingkan penekanan-penekanan yang disampaikan kedua jenis penelitian tersebut.
Tabel 1. Perbandingan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif 1. Desain Spesifik, jelas,rinci
Ditentukan secara matang sejak awal
Menjadi pegangan langkah demi langkah
Umum Fleksibel
Berkembang dan muncul dalam proses penelitian
2. Tujuan Menunjukkan hubungan antar variabel
Mengkaji teori Mencari generalisasi
Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif
Menggambarkan realita yang kompleks
Memperoleh pemahaman akan makna Menemukan teori
3.Teknik Penelitian
Eksperimen, survey Kuesioner
Observasi dan wawancara terstruktur Participant observation In depth interview Dokumentasi triangulasi 4. Instrumen Penelitian
tes, angket, wawancara terstruktur
instrumen yang telah terstandar
peneliti sebagai instrumen (human instrument)
buku catatan, tape recorder, kamera, handycam dan lain-lain
5. Data Kuantitatif
Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen
Deskriptif
Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen dan lain-lain
6. Sampel Besar Representatif
Sedapat mungkin random Ditentukan sejak awal
Kecil
Tidak representatif Purposive, snowball
Berkembang selama proses penelitian 7.
Hubungan dengan Responden
Berjarak, bahkan sering tanpa kontak
Peneliti merasa lebih tinggi Jangka pendek
Empati, akrab
Kedudukan sama bahkan berperan sebagai guru atau konsultan Jangka lama
8. Usulan desain
Luas dan rinci
Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel penelitian
Prosedur yang spesifik dan rinci langka-langkahnya Hipotesis dirumuskan dengan
jelas
Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan
Singkat
Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama
Prosedur bersifat umum seperti akan merencanakan tour/pikinik
Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan Tidak dirumuskan hipotesis karena
justru akan menemukan hipotesis Fokus penelitian ditetapkan setelah
diperoleh data awal dari lapangan
3.4. Hubungan antara pertanyaan penelitian –