• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informasi Nilai Gizi adalah keterangan yang menggambarkan kandungan gizi yang terdapat dalam makanan tersebut.

KERANGKA PEMIKIRAN

14. Informasi Nilai Gizi adalah keterangan yang menggambarkan kandungan gizi yang terdapat dalam makanan tersebut.

45 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Keadaan Umum

Yayasan pendidikan Al-Chasanah adalah yayasan yang bergerak dibidang pendidikan yang dikelola oleh keluarga Chasanah. Yayasan ini memiliki beberapa jenjang pendidikan, antara lain Playgroup, TK, SD, SMP, SMA dan SMEA. Playgroup dan TK menempati satu gedung di utara bersebelahan dengan kantin. SD dan SMP menempati gedung yang sama di timur berdampingan dengan gedung TK. SMA dan SMEA menempati gedung yang sama di barat.

Secara umum TK Al-Chasanah berada di jalan Tanjung Duren Raya No. 1, Kelurahan Tanjung Duren, Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat. Disekitar TK Al-Chasanah juga berdiri SMP Negeri 89 dan Masjid Raya Al-Isra. Keduanya berbatasan langsung dengan TK Al-Chasanah karena masih didalam satu petak kavling. Bangunan lain yang berada disekitar TK adalah SMA Yadika.

Sejarah

Yayasan Pendidikan Al-Chasanah didirikan oleh keluarga besar Chasanah yang bertempat tinggal di Jakarta pada tahun 1971 dengan Akta Notaris Rd. Imam Soesatyo Prawirakoesoemo No.15 Tanggal 31 Maret 1971 dan kemudian memperoleh akta pendirian Nomor: 15 serta terdaftar di Pengadilan Negeri Jakarta dengan Nomor: 90. Akta ini kemudian diperbaharui lagi dengan Akta Notaris Siti Marjami Soepangat, SH. No.2 Tanggal 4 Maret 1986.

Bidang pendidikan dipilih oleh anak-anak keluarga besar Chasanah karena merupakan sarana yang memiliki manfaat ganda yaitu sebagai perwujudan dari pengabdian terhadap Allah yang maha pencipta, kepatuhan dan ketaatan terhadap orangtua. Peningkatkan usaha di bidang pendidikan dipandang perlu dilakukan untuk mencapai kepentingan bersama. Hal itu akan terlaksana apabila keluarga besar Chasanah membentuk atau mendirikan suatu organisasi sosial yang berbadan hukum yaitu berupa yayasan.

Ketika Pemerintah mengumumkan bahwa agama merupakan unsur mutlak bagi pembangunan karakter dan bangsa Indonesia, Pemda DKI Jakarta melaksanakan kebijaksanaan mendirikan sekolah-sekolah dasar Islam sebagai madrasah teladan yang berkurikulum dari Depdikbud dan Departemen Agama RI, pada saat inilahYayasan Pendidikan Al-Chasanah memperoleh kepercayaan untuk bekerja

46 sama dengan Pemda DKI berupa bantuan gedung sekolah dasar di kelurahan Tanjung Duren mulai tahun 1971/ 1972, di gedung tersebut berdirilah Sekolah Dasar Islam Teladan Al-Chasanah.

Beberapa tahun kemudian didirikanlah Taman Kanak-kanak, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Ekonomi Atas dan yang terakhir berdiri adalah Playgroup. Semua tingkatan sekolah tersebut menggunakan nama Al-Chasanah dan sekarang masing-masing menempati gedung tersendiri di lokasi tersebut di atas.

Karyawan yayasan terbagi menjadi tiga yaitu bagian administrasi, guru dan pegawai umum lainnya. Karyawan bagian administrasi hampir seluruhnya masih merupakan keluarga dari para pendiri yayasan. Mereka ada yang merupakan anak langsung, menantu ataupun keponakan dan cucu. Karyawan untuk guru dan yang lainnya berasal dari rekrutmen yang dilakukan oleh yayasan untuk memenuhi kebutuhan jumlah karyawan yang mencukupi.

Murid TK

TK Al-Chasanah memiliki dua kelompok kelas yaitu kelas A dan kelas B. kelas A disebut sebagai TK nol besar, terdiri dari dua kelas yaitu kelas A1 dan A2. Kelas B juga dibagi menjadi dua kelas yaitu B1 dan B2. disebut sebagai TK nol kecil. Jumlah murid TK Al-Chasanah keseluruhannya ada sekitar 80 orang.

Kelas A memiliki murid sekitar 40 orang sehingga kelas nol besar ini setiap kelasnya kurang lebih memiliki 20 orang murid. Kelas B juga memiliki murid sekitar 20 orang setiap kelasnya. Kelas-kelas ini masuk pada pukul 08.00 wib dan keluar pada pukul 10.00 wib. Sebelum masuk mereka berbaris di depan kelasnya masing- masing, memberi salam kepada guru dan teman sekelasnya kemudian masuk kelas, berdoa dan mulai belajar.

Dua tahun yang lalu TK Al-Chasanah mengadakan acara minum susu bersama sebulan sekali. Susu tersebut merupakan pemberian dari yayasan sehingga para orangtua murid tidak perlu membayar. Sejak tahun 2005 kegiatan tersebut dikurangi dan sekarang hampir tidak pernah dilakukan lagi. Alasan penghentian kegiatan tersebut adalah karena sudah tidak ada lagi pemberian dana dari pihak yayasan kepada pihak pengelola TK untuk acara tersebut.

47 HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Usia Responden

Pada Tabel 2 diperlihatkan bagaimana usia dari seluruh reponden dan penyebarannya. Responden yang digolongkan ke dalam tiga kelompok usia, yaitu usia muda (23-32 tahun), usia dewasa (33-42 Tahun) dan usia tua (43-50 Tahun).

Tabel 2 memperlihatkan bahwa sebagian besar orangtua murid berada pada umur sedang. Usia responden termuda adalah 23 tahun dan responden tertua adalah 50 tahun dengan umur rata-rata adalah 33,75 tahun. Sebanyak 18 orang responden atau mencapai 45% dari seluruh responden berada di dalam kelompok ini. Kelompok usia muda yang berada antara umur 23-32 tahun terdapat 15 orang atau 37,5% dari responden. Kedua kelompok usia tersebut merupakan kelompok usia produktif karena pada usia ini manusia memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Usia responden yang tergolong dalam usia produktif diharapkan mampu untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Tabel 2. Responden Berdasarkan Usia

Kelompok Usia Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)

Muda <33 Tahun 15 37,50

Sedang 33-42 Tahun 18 45,00

Tua >42 Tahun 7 17,50

Jumlah 40 100

Pendidikan

Tingkat pendidikan dari responden bervariasi dari setiap tingkat level pendidikan, mulai yang terendah SMP hingga yang tertinggi S1. Pendidikan sangat dibutuhkan karena dapat akan meningkatkan pengetahuan, sikap dan kesejahteraannya.

Tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar orangtua murid tingkat pendidikannya mencapai perguruan tinggi yaitu sebanyak 23 orang atau mencapai 57,5% dari seluruh responden. Lulusan perguruan tinggi ini terdiri dari diploma sebanyak tiga orang dan S1 sebanyak 20 orang responden. Urutan kedua adalah tamatan SLTA sebanyak 16 orang. Tamatan SLTA ini terdiri dari lulusan SMA,

48 SMEA serta SMK. Banyaknya lulusan S1 dan diploma menandakan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Banyak responden yang berpendidikan hanya SLTA karena orangtua responden beranggapan bahwa nantinya hanya akan mengurus rumah tangga saja sehingga pendidikan tidak perlu tinggi- tinggi.

Tingkat pendidikan yang tinggi akan membuat responden lebih teliti dalam memberikan susu kepada anaknya sehingga ketika membeli suatu produk susu orangtua murid akan memperhatikan label susu tersebut. Orangtua murid yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih aktif dalam mencari informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan tindakannya.

Tabel 3. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

SMP 1 2,50

SLTA 16 40,00

Perguruan Tinggi 23 57,50

Jumlah 40 100

Pekerjaan

Responden memiliki empat jenis pekerjaan antara lain adalah bidan, guru, karyawati dan tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Tabel 4 memperlihatkan pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 24 orang atau mencapai 60% dari total responden. Urutan kedua adalah karyawati sebanyak 13 orang (32,5%) lalu guru sebanyak dua orang dan terakhir adalah bidan, pekerjaan yang hanya digeluti oleh satu orang responden.

Responden yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga memungkinkan orangtua murid mengalokasikan waktu untuk mengurus anaknya. Ibu rumah tangga tidak bekerja agar responden tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk mempekerjakan pengurus bayi. Responden juga berpendapat lebih baik menjaga anak daripada ikut bekerja sedangkan anak tidak ada yang mengurus secara telaten. Alasan ini selain berasal dari keputusan responden sendiri ada juga yang merupakan permintaan dari suami, orang tua responden atau mertuanya. Responden ada juga yang berpendapat bahwa pendapatan dari suami sudah cukup untuk membiayai

49 pengeluaran keluarga sehingga responden tidak bekerja. Hal ini sangat disayangkan karena tingkat pendidikan responden banyak yang mencapai S1 sehingga akan lebih baik jika responden ibu rumah tangga juga bekerja untuk menambah pendapatan keluarga.

Tabel 4. Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Bidan 1 2,50

Guru 2 5,00

Karyawati 13 32,50

Tidak berkerja (Ibu rumah tangga) 24 60,00

Jumlah 40 100

Pendapatan

Pendapatan dari responden dalam hal ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu mulai dari berpendapatan kurang dari 2 juta rupiah, antara 2-3 juta rupiah hingga yang berpendapatan lebih dari 3 juta rupiah per bulan. Pendapatan disini adalah uang yang diperoleh atau didapat oleh keluarga dalam waktu satu bulan, sehingga pendapatan suami dihitung.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa sebanyak 14 responden atau 35% berpendapatan kurang dari 2 juta rupiah per bulan lalu diikuti oleh responden yang berpendapatan 2-3 juta rupiah dan lebih dari 3 juta rupiah per bulan yang keduanya sebanyak 13 responden (32,5%).

Banyaknya responden yang berpendapatan kurang dari 2 juta rupiah menandakan bahwa responden berada dalam kelompok ekonomi menengah ke bawah. Hal ini terjadi karena banyak responden yang menjadi ibu rumah tangga dan tidak mencari pekerjaan tambahan untuk menambahkan pendapatan keluarga. Pendidikan responden yang tidak bekerja sebagian besar adalah tamatan SLTA sehingga saat ini sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Umur responden juga sudah yang sudah tidak muda lagi sehingga tidak memungkinkan lagi bagi responden untuk mencari pekerjaan tetap, yang mungkin dapat dilakukan oleh responden untuk menambah pendapatan keluarga adalah dengan wiraswasta atau berdagang.

50 Tabel 5. Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Jumlah (Orang) Persentase (%)

< Rp. 2.000.000 14 35,00

Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 13 32,50

> Rp. 3.000.000 13 32,50

Jumlah 40 100

Jumlah Anak

Jumlah anak orang tua murid di TK Al-Chasanah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok keluarga kecil dan kelompok keluarga besar. Pembagian ini berdasarkan peraturan pemerintah tentang pengelompokan keluarga. Kelompok pertama adalah responden yang memiliki satu hingga dua orang anak, lalu kelompok kedua adalah yang memiliki lebih dari dua orang anak.

Jumlah anak yang menjadi tanggungan responden termasuk sedikit, sebagian besar dari orangtua atau 75% dari responden memiliki satu atau dua orang anak. Responden yang memiliki satu anak sebanyak 12 orang. Responden yang memiliki tiga anak hanya delapan orang saja dan responden yang memiliki anak lebih dari tiga hanya dua orang responden yaitu seorang memiliki empat anak dan seorang lagi memiliki enam orang anak.

Responden berpendapat bahwa saat ini memiliki anak banyak akan menyebabkan semakin banyak pengeluaran untuk rumah tangga sehingga responden memilih hanya memiliki anak satu atau dua orang saja. Usia responden yang sebagian besar berumur diatas 32 tahun juga dapat menjadi alasan untuk tidak memiliki anak lagi. banyaknya responden yang hanya memiliki anak kurang dari tiga menandakan bahwa responden sebagian besar adalah termasuk dalam keluarga kecil.

Tabel 6. Responden Berdasarkan Jumlah anak

Kelompok Keluarga Jumlah Anak Jumlah (Orang) Persentase (%)

Kecil 1-2 30 75,00

Besar >2 10 25,00

51 Label Makanan dan Atributnya

Label pada kemasan makanan bukan sekedar hiasan, pada label tersebut banyak mengandung informasi-informasi yang penting tentang produk makanan dalam kemasannya bagi para calon pembelinya, inilah yang akan membantu para calon pembeli untuk memutuskan akan membeli atau tidak.

Label makanan tidak boleh mencantumkan informasi yang sifatnya rancu dan membingungkan, khasiat dan juga rekomendasi dari institusi ataupun orang. Pengertian informasi yang rancu adalah adanya tulisan bebas pengawet pada produk makanan sedang produk tersebut memang dilarang menggunakan pengawet. Contohnya pada produk tahu ditulis bebas formalin padahal seharusnya tahu memang harus bebas formalin atau produk bakso yang ditulis bebas boraks.

Setiap kali hendak membeli susu kemasan yang pertama kali harus dilihat calon pembeli adalah label dan kemasannya. Kemasan itu sangat beragam bentuk dan bahannya. Namun, yang paling penting adalah label yang tertera pada kemasan tersebut, dan dari label inilah konsumen mengetahui banyak hal mengenai info susu dalam kemasan tersebut.

Informasi yang bisa diketahui dari label susu setidaknya ada delapan, antara lain:

1. Nama Produk. 2. Label Halal.

3. Informasi Nilai Gizi. 4. Tanggal Kadaluwarsa. 5. Berat bersih.

6. Komposisi Bahan. 7. Asal produk.

8. Cara penyajian dan informasi-informasi penting lainnya.

Produk adalah tanda yang dipakai untuk membedakan makanan yang diperjualkan oleh produsen. Label halal adalah tulisan arab dan latin yang menyatakan bahwa makanan tersebut halal untuk dikonsumsi oleh umat Islam. Berat bersih adalah berat produk diluar kemasan. Daftar bahan yang digunakan adalah susunan bahan penyusun dan komponen yang ada dalam makanan. Tanggal kadaluwarsa adalah keterangan yang mengindikasikan tahun, bulan dan tanggal

52 sampai kapan makanan tersebut aman untuk dikonsumsi oleh konsumen. Nomor pendaftaran adalah kode dan nomor yang diberikan oleh Departemen Kesehatan RI untuk makanan yang telah terdaftar. Informasi Nilai Gizi adalah keterangan yang menggambarkan kandungan gizi yang terdapat dalam makanan tersebut. Semua keterangan tersebut haruslah diketahui agar konsumen merasa tenang dalam mengkonsumsi suatu produk.

Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang disimpan didalam ingatan yang menjadi penentu utama perilaku seseorang. Pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan non formal adalah pengetahuan yang didapat dari kursus atau pelatikan, sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan dalam lingkungan keluarga dan pergaulan sehari-hari. Pendidikan informal berperan penting dalam perkembangan pengetahuan karena dari pendidikan informal responden akan mendaptkan informasi yang tidak didapatnya di pendidikan formal.

Tabel 7. Persentase Responden yang Mengetahui Atribut Label Susu

Atribut Label Jumlah (Orang) Responden (%)

Tanggal Kadaluwarsa 34 85,00

Label Halal 33 82,50

Merek 33 82,50

Suara Konsumen 29 72,50

Bar code 24 60,00

Informasi Nilai Gizi 37 92,50

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden sebagian besar adalah tinggi, hanya pada atribut bar code saja responden tergolong berpengetahuan sedang. Skor pengetahuan bernilai tinggi bila responden mengetahui lebih dari 80% atribut label dan bernilai sedang bila responden mengetahui 60-80% tentang label makanan. Responden tidak ada yang mengetahui secara menyeluruh apa saja yang terdapat dalam label susu dan apa fungsinya. Responden tahu apa itu informasi nilai gizi, tanggal kadaluwarsa serta label halal sebab menurut responden ketiga atribut tersebut adalah hal yang paling penting untuk diketahui.

53 Informasi nilai gizi merupakan atribut yang sangat penting bagi para orangtua murid karena pada atribut tersebut dijelaskan kandungan dan isi dari susu tersebut. Informasi nilai gizi adalah keterangan mengenai kandungan yang terdapat di dalam susu berupa gizi, vitamin, mineral atau zat tambahan lainnya.

Tanggal kadaluwarsa adalah keterangan yang banyak diketahui oleh responden karena responden tahu akan pentingnya atribut ini. Banyak responden yang ingin agar tanggal kadaluwarsa tersebut dicetak pada tampak depan, bukan bagian atas atau bawah dari kemasan. Tanggal kadaluwarsa bisanya terletak pada bagian atas kemasan, ini sangat mudah diketahui oleh para orangtua murid dan fungsinya sangat jelas yaitu untuk memberitahukan kepada konsumen batas akhir penggunaan susu tersebut.

Keterangan halal adalah atribut yang paling mudah diketahui karena berupa huruf arab dan ada tulisan latinnya. Keterangan ini diperlukan tidak hanya orangtua murid tetapi juga bagi umat Islam untuk menjaga dirinya dari makanan dan minuman yang sifatnya haram. Keterangan halal seharusnya ditulis dengan huruf arab dan latin berwarna hijau dengan ukuran universe medium corps 12. (Misalnya penulisan label halal pada biskuit merek ATB)

Suara konsumen dan bar code adalah dua hal yang menurut responden itu hanya sebagai pelengkap saja. Orangtua murid banyak yang tahu bahwa terdapat fasilitas suara konsumen pada label susu bubuk, biasanya suara konsumen terletak pada bagian belakang dan berada di bawah dari kemasan susu. Banyak responden yang tahu tentang fasilitas suara konsumen ini karena fasilitas ini sangat unik dan merupakan telepon bebas pulas.

Bar code adalah hal yang kurang dimengerti bagi para orangtua murid, bagi responden itu hanya seperti hiasan dan tidak berguna. Bar code tidak penting bagi konsumen karena memang diperuntukkan bagi produsen dan para agennya sehingga responden dapat mengenali produknya dengan cepat.

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa informasi nilai gizi memiliki proporsi terbesar diantara semua atribut label yang diketahui oleh responden. Tanggal kadaluwarsa, label halal dan merek merupakan tiga atribut yang memiliki proporsi besar kedua yang hampir sama persentasenya. Suara konsumen dan bar code mempunyai prosorsi terkecil yang diketahui oleh responden.

54 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang menggambarkan suka atau tidaknya seseorang terhadap suatu obyek. Sikap ini dapat bernilai positif atau negatif tergantung dari respon yang diberikan. Sikap dinyatakan positif bila responden menyatakan setuju terhadap sebuah pernyataan yang bernilai baik atau positif yang diberikan kepadanya. Sedangkan sikap akan bernilai negatif bila responden menyatakan setuju terhadap pernyataan yang diberikan kepadanya yang bernilai negatif atau jelek.

Pengukuran terhadap sikap dapat digunakan dengan menggunakan daftar pertanyaan tentang label susu dan diminta tanggapan responden atas pernyataan obyek tersebut. Responden diminta untuk memberikan jawabannya dengan menyatakan setuju, ragu-ragu, atau tidak setuju atas peryataan tersebut. Tabel 8 menyajikan sikap dari responden orangtua murid TK Al-Chasanah ketika ditanya tentang atribut label susu.

Tabel 8. Persentase Responden Menurut Sikapnya pada Label Susu

Atribut Label Sikap

Positif (%) Netral (%) Negatif (%)

Tanggal Kadaluwarsa 97,50 2,50 -

Label Halal 95,00 2,50 2,50

Suara Konsumen 97,50 2,50 -

Bar code 80,00 17,50 2,50

Merek 85,00 12,50 2,50

Informasi Nilai Gizi 97,50 2,50 -

Sebagian besar responden memiliki sikap yang positif terhadap label susu. Hal ini terlihat dari jawaban-jawaban yang diberikan responden yang menunjukan bahwa responden suka dan senang dengan adanya label susu. Responden suka dengan label susu dan suka memperhatikan beberapa atribut sebelum responden membeli. Atribut itu antara lain: tanggal kadaluwarsa, label halal, Suara Konsumen dan Informasi Nilai Gizi. Responden menyatakan bahwa label merupakan bagian yang penting dari susu dan responden suka membacanya sebelum membeli. Kegiatan ini seperti sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan sebelum membeli susu, terutama

55 dalam melihat tanggal kadaluwarsa, karena ini merupakan hal penting yang harus dilakukan agar responden tidak merasa rugi setelah membeli produk susu tersebut.

Sikap responden bernilai positif ketika ditanya mengenai penulisan tanggal kadaluwarsa, label halal dan merek. Menurut responden, ketiga hal ini merupakan hal yang paling diutamakan ketika membeli susu. Responden juga menyatakan bahwa sebaiknya tanggal kadaluwarsa diletakkan di bagian depan sama dengan label halal dan merek atau merek susu, bukannya di atas atau di bawah.

Label halal terkadang sulit ditemukan oleh responden karena menurut responden tulisan tersebut terlalu kecil dan berwarna hitam. Hal ini bertentangan dengan keputusan Menteri Kesehatan yang menyatakan bahwa tulisan label halal harus ditulis dengan huruf arab dan huruf latin berwarna hijau dengan ukuran sekurang-kurangnya universe medium corps 12. Ada responden yang menganggap label halal bukan hal yang penting karena di Indonesia tidak ada produsen susu yang memproduksi susu binatang yang dianggap haram menurut agama Islam, sehingga label halal tidak perlu diperhatikan

Fasilitas suara konsumen merupakan jembatan yang menghubungkan antara konsumen dengan produsen sehingga setiap keluhan konsumen bisa langsung didapatkan oleh produsen. Responden menyatakan senang dengan adanya fasilitas suara konsumen terlebih lagi fasilitas ini merupakan telepon bebas pulsa.

Bar code merupakan informasi tentang identifikasi asal produk. Dibutuhkan teknologi optik untuk membaca garis-garis tersebut, sehingga bar code lebih berguna bagi produsen dan distributor daripada konsumen. Keuntungan yang bisa didapatkan oleh konsumen dari bar code adalah pelayanan yang lebih cepat di supermarket. Ada seorang responden yang tidak suka melihat bar code karena tidak tahu apa fungsinya. Berdasarkan Tabel 8 tanggal kadaluwarsa, suara konsumen dan informasi nilai gizi memiliki proporsi terbesar dari sikap positif responden kemudian diikuti oleh label halal. Merek dan bar code memiliki proporsi sikap positif responden lebih kecil dibandingkan dengan atribut label yang lainnya.

Tindakan

Tindakan adalah kegiatan responden memperhatikan label makanan sebelum membelinya. Tindakan merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan apa yang telah dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan responden sangat

56 erat kaitannya dengan sikap yang dimilikinya. Tabel berikut adalah tindakan responden melihat atribut label susu sebelum membelinya.

Tabel 9. Persentase Responden Menurut Tindakan Melihat Atribut Label Susu Sebelum Membeli

Atribut Label Jumlah (Orang) Responden (%)

Tanggal Kadaluwarsa 36 90,00

Label Halal 38 95,00

Merek 18 45,00

Suara Konsumen 21 52,50

Bar code 29 72,50

Informasi Nilai Gizi 37 92,50

Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa responden memperhatikan beberapa atribut label susu sebelum responden membelinya. Skor tindakan responden adalah tinggi pada tanggal kadaluwarsa, label halal dan informasi nilai gizi. Skor sedang terdapat pada tindakan responden terhadap bar code dan skor rendah terdapat pada merek dan suara konsumen. Atribut yang paling banyak diperhatikan adalah label halal, informasi nilai gizi dan tanggal kadaluwarsa. Ketiga atribut tersebut diperhatikan oleh lebih dari 90% responden sebelum membeli susu.

Label halal merupakan salah satu alasan orangtua murid memilih susu. Alasannya karena responden merasa lebih tenang dan tidak perlu takut asal mula dan proses susu tersebut. Keterangan halal ini merupakan atribut yang susah dicari karena letaknya yang tersembunyi, tulisannya hitam dan ukurannya yang sangat kecil. Menurut para responden keterangan halal adalah hal sangat penting karena berhubungan dengan agama. Responden berpendapat bahwa akan lebih baik bila label halal ditulis lebih besar dari yang ada sekarang.

Orangtua murid membaca keterangan informasi nilai gizi yang terletak di salah satu sisi kemasan, walaupun tidak semuanya memperdulikan dan mengetahui apakah ada perbedaan antara satu merek susu dengan merek yang lainnya tetapi

Dokumen terkait