Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan informasi yang diperlukan oleh pengambil keputusan operasional, yang digunakan untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerja segmen operasi mereka.
Manajemen menyajikan informasi segmen operasi dalam enam kelompok segmen sesuai dengan kegiatan usahanya, yaitu hotel, pusat perbelanjaan, pusat hiburan dan gaya hidup, perkantoran, real estat dan jasa keuangan.
Segmen operasi Grup adalah sebagai berikut:
Pusat Pusat hiburan Jasa
Hotel Perbelanjaan dan gaya hidup Perkantoran Real estat keuangan Konsolidasi
Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000
Pendapatan ekstern 154,551,969 150,658,484 27,417,893 45,444,148 - - 378,072,494
Hasil Segmen 20,728,896 101,677,516 12,939,049 30,080,622 - - 165,426,083
Beban umum dan administrasi tidak
dapat dialokasikan (31,884,073)
Penghasilan investasi 6,928,710
Beban keuangan (16,168,983)
Keuntungan dari investasi pada entitas asosiasi 1,400,931
Kerugian lain-lain - bersih 64,852,904
Laba sebelum pajak penghasilan 190,555,572
Aset
Aset Segmen 963,159,096 971,178,207 583,092,923 838,273,444 44,538,520 25,678 3,400,267,868
Investasi pada entitas asosiasi 40,663,656
Aset tidak dapat dialokasikan 1,344,669,830
Jumlah sebelum eliminasi 4,785,601,354
Eliminasi (658,393,291)
Jumlah setelah eliminasi 4,127,208,063
Liabilitas
Liabilitas segmen 156,802,791 427,909,070 352,379,713 127,564,866 3,693,811 109,225,845 1,177,576,096
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan 1,061,187,620
Jumlah liabilitas sebelum eliminasi 2,238,763,716
Eliminasi (429,932,992)
Jumlah setelah eliminasi 1,808,830,724
INFORMASI LAINNYA
Pengeluaran modal 8,559,364 4,667,299 1,391,748 636,506 - - 15,254,917
Pengeluaran modal yang tidak dapat dialokasikan 136,971,717
Jumlah 152,226,634
Beban depresiasi dan amortisasi 20,075,531 14,772,506 4,337,429 9,530,024 - - 48,715,490
Beban depresiasi dan amortisasi yang tidak dapat
dialokasikan 2,950,905
Jumlah 51,666,395
Pusat Pusat hiburan Jasa
Hotel Perbelanjaan dan gaya hidup Perkantoran Real estat keuangan Konsolidasi
Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000
Pendapatan ekstern 134,533,575 119,890,284 23,868,374 32,962,939 29,147,562 - 340,402,734
Hasil Segmen 17,056,450 73,554,611 8,571,254 17,520,458 20,802,292 - 137,505,065
Beban umum dan administrasi tidak
dapat dialokasikan (29,307,145)
Penghasilan investasi 4,104,632
Beban keuangan (15,351,165)
Kerugian dari investasi pada entitas asosiasi 552,435
Kerugian lain-lain - bersih (2,736,130)
Laba sebelum pajak penghasilan 94,767,692
Pusat Pusat hiburan Jasa
Hotel Perbelanjaan dan gaya hidup Perkantoran Real estat keuangan Konsolidasi
Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000
Aset
Aset Segmen 968,402,554 1,089,945,450 570,735,821 851,140,693 42,555,457 27,558 3,522,807,533
Investasi pada entitas asosiasi 39,262,725
Aset tidak dapat dialokasikan 1,260,787,895
Jumlah sebelum eliminasi 4,822,858,153
Eliminasi (696,053,263)
Jumlah setelah eliminasi 4 ,12 6 ,8 0 4 ,8 9 0
Liabilitas
Liabilitas segmen 161,791,805 416,839,165 348,331,209 119,680,355 4,494,681 109,208,799 1,160,346,014 Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
Jumlah liabilitas sebelum eliminasi 1,160,346,014
Eliminasi (429,060,281)
Jumlah setelah eliminasi 73 1,2 8 5,73 3
INFORMASI LAINNYA
Pengeluaran modal 33,923,617 3,651,021 22,256,798 3,717,013 13,334,349 - 76,882,798
Pengeluaran modal yang tidak dapat dialokasikan 5,626,859
Jumlah 8 2 ,50 9 ,6 57
Beban depresiasi dan amortisasi 83,627,994 67,071,715 19,598,086 37,466,718 - - 207,764,513 Beban depresiasi dan amortisasi yang tidak dapat
dialokasikan 12,449,531
Jumlah 2 2 0 ,2 14 ,0 4 4
31 Maret 2013
31 Desember 2013
36. IKATAN
a. Perusahaan mengadakan perjanjian pengelolaan Hotel dengan Hyatt International-Asia Pacific, Limited untuk mengelola dan mengusahakan hotel dengan nama Grand Hyatt Jakarta selama 38 tahun sejak tanggal 1 Agustus 1991. Balas jasa terutang (jasa royalti dan jasa pengelolaan) adalah berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan operasi kotor Hotel. Sesuai dengan peraturan baru tentang pendirian perusahaan asing di Indonesia, hak dan kewajiban Hyatt International-Asia Pacific, Limited dalam perjanjian tersebut dialihkan kepada PT Hyatt Indonesia sejak Oktober 1997, entitas anak yang dimiliki sepenuhnya oleh Hyatt International Corporation.
b. Pada tanggal 8 Desember 2010, Perusahaan dan Group Starwood Asia Pasific Hotels & Resort Pte. Ltd., menandatangani perjanjian kerjasama yaitu:
i. Perjanjian Jasa–jasa Operasional ii. Perjanjian Jasa-jasa yang Disentralisasi iii. Perjanjian Jasa-jasa Konsultasi Pengembangan iv. Perjanjian Bantuan Teknis dan License System
Perjanjian-perjanjian kerjasama tersebut ditandatangani dalam rangka rencana pembangunan dan pengoperasian hotel bintang 5 di kompleks Plaza Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No. 15, Jakarta, yang bernama “Keraton at The Plaza, A Luxury Collection Hotel”.
c. Perusahaan mengadakan perjanjian pengelolaan dengan PT Indo Pacific Sheraton (“Penyedia Jasa”), sebuah perusahaan berbadan hukum yang tunduk pada ketentuan hukum Republik Indonesia. Sebagaimana termuat dalam perjanjian, Operator akan menerima jasa manajemen yang dihitung berdasarkan persentase tetap dari keuntungan operasional kotor (“GOP”).
d. Pada tanggal 24 Maret 2010, Perusahaan dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) mengadakan perjanjian pembelian gas untuk bahan bakar peralatan operasional yang berlaku hingga 31 Maret 2012. Perjanjian ini telah diperpanjang di tahun 2013 hingga 31 Maret 2018.
e. PLP dan PT Aneka Bina Lestari (ABL) pada tanggal 31 Mei 2007 membuat perjanjian penyelesaian dimana PLP akan memberikan kepada ABL penggantian seluruh biaya pembangunan bangunan Pusat Perbelanjaan FX Sudirman Place (dahulu Sudirman Place) dan ABL akan mengalihkan kepada PLP segala hak, manfaat atau kepentingan ABL yang melekat pada FX Sudirman.
Sudirman Place dibangun oleh ABL melalui perjanjian Bangun-Kelola-Alih dengan Badan Pengelola Gelora Bung Karno (BPGBK), dimana pada akhir perjanjian ABL hanya menyerahkan hak pengelolaan tanah dan bangunan kepada BPGBK. Berdasarkan addendum perjanjian kerjasama, jangka waktu perjanjian adalah 35 tahun terhitung sejak 12 Juni 2008 sampai 11 Juni 2043.
PLP dengan demikian akan membayar ABL untuk seluruh biaya pembangunan Sudirman Place sebesar Rp 227.000.000 ribu yang meliputi:
i. Outstanding pembayaran tidak termasuk PPN sebesar Rp 107.000.000 ribu, dan
ii. Sebagian biaya pembangunan Sudirman Place sebesar Rp 120.000.000 ribu (Sisa Reimbursement).
Pada tanggal 3 Agustus 2011, seluruh utang kepada ABL telah dilunasi.
f. Pada tanggal 10 Juli 2007, PLP dan ABL membuat Perjanjian Kerjasama dimana ABL menunjuk dan memberikan kuasa dengan hak dan wewenang penuh kepada Perusahaan sebagai satu-satunya pihak yang berwenang untuk mengelola dan mengembangkan FX Sudirman maupun fasilitas penunjang dari proyek berdasarkan hak dan liabilitas ABL sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerjasama dengan BPGBK.
g. Pada 5 Nopember 2010, PNR dan PT China Sonangol Media Investment (CSMI) mengadakan perjanjian jasa pengelolaan manajemen pusat hiburan. Atas jasa pengelolaan tersebut PNR akan menerima biaya manajemen sebesar Rp 800.000 ribu setiap bulannya.
Mulai tanggal 5 Nopember 2011, berdasarkan amandemen perjanjian yang ditandatangani oleh CSMI dan PNR pada tanggal 4 Nopember 2011, nilai jasa pengelolaan manajemen pusat hiburan meningkat menjadi Rp 860.000 ribu setiap bulannya berlaku sampai dengan 4 Desember 2012 dan Rp 749.032 ribu dari tanggal 5 Desember 2012 sampai dengan tanggal 31 Desember 2012.
Berdasarkan amandemen perpanjangan yang ditandatangani oleh PNR dan CSMI pada tanggal 20 Desember 2012, nilai jasa pengelolaan manajemen pusat hiburan meningkat menjadi Rp 900.000 ribu setiap bulannya dan berlaku hingga 31 Desember 2013.
Perjanjian ini telah diperpanjang hingga 30 Juni 2014. Berdasarkan amandemen perpanjangan yang ditandatangani oleh PNR dan CSMI pada tanggal 31 Desember 2013, nilai jasa pengelolaan manajemen pusat hiburan tetap sebesar Rp 900.000 ribu setiap bulannya.
h. Pada 10 Oktober 2013, PNR dan PT Panorama Makassar Realty (PMR) mengadakan perjanjian pinjaman dana kepada PMR senilai Rp 9.543.100 ribu selama 4 tahun dengan bunga 10% per tahun. Pada tanggal 31 Maret 2014 saldo pinjaman adalah sebesar Rp 9.543.100 ribu dan saldo piutang bunga adalah sebesar Rp 455.948 ribu.