• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMASI SEGMEN Segmen Usaha

Perusahaan dan anak perusahaan pada saat ini melakukan kegiatan usaha sebagai berikut : 1. Penyewaan ruang perkantoran.

2. Penyewaan ruang pertokoan.

3. Penyewaan dan penjualan apartemen. 4. Hotel.

- 38 -

Manajemen menyajikan informasi segmen usaha dalam 5 (lima) kelompok segmen sesuai dengan kegiatan usahanya tersebut.

Penyewaan Penyewaan Penyewaan dan

ru ang ruang penjualan Penjualan

perkantoran pert okoan apartemen Hotel perumahan Ju mlah Eliminasi Konsolidasi

Rp'0 00 Rp'000 Rp'000 Rp' 000 Rp' 000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

PENDAPATAN

Pendapatan ekstern 15. 805.363 56.431.470 54.270. 440 75.860.50 0 - 202.367. 772 202.367.772 Pendapatan antar segmen 1. 057.166 - - - - 1.057. 166 (1.057.166 ) -Jumlah pendapatan 16. 862.528 56.431.470 54.270. 440 75.860.50 0 - 203.424. 938 (1.057.166 ) 202.367.772 HASIL

Hasil segmen (11. 601.762) 25.594.020 1.755. 311 13.183.81 1 (2.920.707) 26.010. 673 18.700 26.029.373 Keuntungan (kerugian) kurs

mata uang asing - bersih 2. 383.895 - (105. 450) 17.739.02 4 15.737.867 35.755. 335 - 35.755.335 Keuntungan at as potongan hutang - - - - 35.323.173 35.323. 173 - 35.323.173 Keuntungan penjualan aset tetap 3.000 778.097 471. 295 12.518.879 13.771. 270 - 13.771.270 Penghasilan bunga 149.935 127.175 95. 782 125.96 1 52.290 551. 142 - 551.142 Beban keuangan (2. 157.359) (3.916.35 9) (2.443.608) (8.517. 326) - (8.517.326) Denda Pajak (1. 030.298) - (3.005. 748) - - (4.036. 045) - (4.036.045) Lain-lain - bersih 215.553 661.953 1.648. 612 (291.28 2) - 2.234. 835 - 2.234.835 Manfaat (beban) pajak (2. 759.407) (5.683.236) (5.967. 278) (2.600.88 2) (315.997) (17.326. 801) - (17.326.801)

LABA BERSIH 83.784.957

INFORMASI LAINNYA

Aset segmen 224. 271.317 87.143.701 403.420. 458 141.724.44 5 2 61.853.329 1.118.413. 250 (373.546.881 ) 744.866.369 Kewajiban segmen 70. 289.698 25.909.516 139.992. 930 230.040.54 0 1 27.122.513 593.355. 197 (373.546.881 ) 219.808.316 Kewajiban yang tid ak

dapat dialokasikan 223.778.408

Jumlah kewajib an konsolidasi 70. 289.698 25.909.516 139.992. 930 230.040.54 0 1 27.122.513 593.355. 197 443.586.724 Perolehan properti investasi,

aset tetap dan aset

bangun kelola serah 2. 035.528 795.178 2.032. 189 1.256.92 7 115.000 6.234. 822 - 6.234.822 Penyusut an dan amort isasi 3. 466.173 3.493.909 7.405. 993 7.734.43 5 55.398 22.155. 908 - 22.155.908

2009

Penyewaan Penyewaan Penyewaan dan

ruang ruang pen jualan Penjualan

perkant oran pertokoan apartemen Hotel perumahan Jumlah Eliminasi Konsolidasi

Rp'000 Rp' 000 Rp'000 Rp'000 Rp '000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

PENDAPATAN

Pendapatan ekstern 21.788.308 54.405.706 46. 046.282 68.48 3.634 119. 875 190. 843.805 - 190.843. 805 Pendapatan antar segmen 1.025.234 - - - - 1. 025.234 (1.02 5.234) -Jumlah pendapatan 22.813.542 54.405.706 46. 046.282 68.48 3.634 119. 875 191. 869.039 (1.02 5.234) 190.843. 805 HASIL

Hasil segmen (7.523.236) 25.558.542 (5. 067.302) 9.42 9.129 (2.742. 728) 19. 654.405 1 8.700 19.673. 105 Beban keuangan (2.140.413) - (2. 523.301) (3.70 3.729) (4.319. 621) (12. 687.064) - (12.687. 064) Keuntung an (kerugian) kurs

mata uang asing - bersih (2.508.256) - 112.006 (19.85 5.685) (16.617. 017) (38. 868.952) - (38.868. 952) Penghasilan bunga 76.543 74.765 145.877 5 4.874 63. 800 415.859 - 415. 859 Keuntung an penjualan

aset tetap 76.389 132.737 104.256 - - 313.382 - 313. 382 Lain-lain - bersih 599.634 188.652 1. 704.158 (91 8.876) (35. 139) 1. 538.429 - 1.538. 429 Manfaat (beban) pajak (1.217.983) (5.372.662) (3. 298.771) (2 1.356) 9. 821 (9. 900.951) - (9.900. 951) Hak minoritas atas laba

bersih anak perusahaan - - - - - - (2.007) (2. 007)

LABA BERSIH (39.518. 199)

INFORMASI LAINNYA

Aset segmen 245.134.258 107.123.604 406. 938.852 164.72 2.409 248.192. 516 1.172. 111.639 (400.42 3.032) 771.688. 607 Kewajiban segmen 113.655.493 27.509.688 147. 635.925 237.51 9.749 163.843. 397 690. 164.252 (400.42 3.032) 289.741. 220 Kewajiban yang tid ak

dapat dialokasikan 256.915. 239

Jumlah kewajib an konsolidasi 113.655.493 27.509.688 147. 635.925 237.51 9.749 163.843. 397 690. 164.252 546.656. 459 Perolehan properti investasi,

aset tetap dan aset

bangun kelola serah 3.610.043 2.032.902 2. 906.307 3.05 4.040 2. 190 11. 605.482 - 11.605. 482 Penyusut an dan amort isasi 3.342.576 3.332.666 8. 372.081 7.39 7.662 91. 079 22. 536.064 - 22.536. 064

- 39 -

Segmen Geografis

Perusahaan dan anak perusahaan beroperasi di tiga wilayah geografis, yaitu di Jakarta, Bandung dan Surabaya. 2009 2008 Rp'000 Rp'000 Pendapatan usaha Jakarta 154.660.739 147.917.161 Surabaya 38.661.616 35.492.469 Bandung 10.102.582 8.459.409

Jumlah sebelum eliminasi 203.424.937 191.869.039

Eliminasi (1.057.165) (1.025.234) Jumlah 202.367.772 190.843.805 2009 2008 2009 2008 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Jakarta 1.050.116.499 1.106.305.344 5.869.571 10.882.130 Surabaya 10.466.555 8.728.840 - -Bandung 8.671.348 7.918.606 365.251 723.352

Jumlah sebelum eliminasi 1.069.254.402 1.122.952.790 6.234.822 11.605.482

Eliminasi (373.546.881) (400.423.032) -

-Jumlah 695.707.521 722.529.758 6.234.822 11.605.482

Perolehan properti investasi, aset

Nilai tercatat aset segmen tetap dan aset bangun kelola serah

36. IKATAN

a. Berdasarkan perjanjian Kerjasama Pembangunan/Peremajaan dan Pengembangan Terminal

Blok M Jakarta tanggal 14 Mei 1990 antara Pemerintah DKI Jakarta dengan LAL dan Berita Acara Serah Terima atas Bangunan Terminal Blok M dan fasilitasnya antara Pemerintah DKI Jakarta dengan LAL, Pemerintah DKI Jakarta setuju untuk menyerahkan hak pengelolaan atas “Bangunan Terminal Blok M dan fasilitasnya” kepada LAL. Hak pengelolaan tersebut diberikan untuk jangka waktu 30 tahun sejak Berita Acara Serah Terima ditandatangani pada tanggal 5 Oktober 1992. Perjanjian kerjasama ini juga mencakup persyaratan tertentu dan risiko atas pelanggaran perjanjian.

b. GMMS melakukan perjanjian-perjanjian dengan pihak-pihak sebagai berikut:  Accor Asia Pacific Australia Pty. Ltd. (AAPC Australia Pty. Ltd.)

Perjanjian mengenai “Tradename and Trademark Licence Agreement” atas penggunaan nama Novotel, dengan pembayaran jasa royalti sebesar 2,75% dari pendapatan hotel. Pada tanggal 27 Nopember 1999, disetujui bahwa mulai 1 Januari 1999 pembayaran jasa royalti adalah sebesar 2,33% dari pendapatan hotel. Berdasarkan surat manajemen AAPC Australia Pty. Ltd., tertanggal 9 Pebruari 2000, seluruh kewajiban pembayaran jasa royalti tersebut telah dialihkan oleh AAPC Australia Pty. Ltd. kepada PT AAPC Indonesia.

- 40 -

 PT AAPC Indonesia (AAPC)

 Setiap 3 bulan, GMMS membayar kepada AAPC jasa pendukung pemasaran sebesar

US$ 7 per kamar.

 GMMS juga dalam tahap akhir penyelesaian perjanjian konsultasi manajemen dengan AAPC dimana AAPC akan menyediakan jasa manajemen untuk membantu pengoperasian hotel. Pada tanggal 27 Nopember 1999, tarif insentif disetujui sebagai berikut:

Bila laba kotor < 35% dari total pendapatan 5%

Bila laba kotor > 35% < 45% dari total pendapatan 6%

Bila laba kotor > 45% dari total pendapatan 7%

37. KONTINJENSI

a. Perkara AlL Melawan SW

Pada tahun 1999, terjadi perselisihan antara AlL dengan PT SAE-Waskita Karya (SW) yang disebabkan SW sebagai kontraktor utama yang ditunjuk Perusahaan untuk membangun apartemen Puri Casablanca yang terletak di JI. Casablanca kav 7, Jakarta tidak dapat menyelesaikan proyek pada waktu yang ditetapkan.

Pemeriksaan arbitrase mengenai perkara ini tidak dapat dilaksanakan karena terjadi ketidaksependapatan mengenai panel arbitrase yang berhak memeriksa perkara sehingga terjadi saling gugat antara AlL dengan SW di pengadilan untuk menetapkan panel arbitrase yang sah untuk memeriksa perkara tersebut.

Pada tanggal 2 Pebruari 2000 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengeluarkan surat penetapan No. 14/Pdt.P/2000/PN.Jak-Sel yang memenangkan panel arbitrase pilihan AlL dan SW. Namun demikian, arbitrase tunggal bentukan SW telah mengambil putusan yang mengharuskan AlL untuk membayar ganti rugi kepada SW sebesar Rp 61 miliar berikut biaya bunganya dan putusan ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 06/Eks.Arb/2000/PN.Jak.Sel. AlL melakukan perlawanan hukum atas putusan arbitase tunggal tersebut dan pada tanggal 23 Maret 2001, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengeluarkan putusan No. 282/Pdt.G/2000/PN.Jak.Sel yang memenangkan AlL. Putusan arbitrase tunggal bentukan SW tersebut di atas dianggap cacat hukum karena merupakan arbiter tunggal yang ditetapkan tanpa persetujuan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Pengadilan Tinggi menguatkan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang dibatalkan pada tingkat kasasi. Sampai tanggal diterbitkannya laporan keuangan, perkara ini masih dalam proses peninjauan kembali di Mahkamah Agung.

Pada tahun 2004, AlL mengajukan gugatan perdata terhadap SW. Menurut AlL, pihak SW telah melakukan perbuatan melanggar hukum dengan mengangkat arbiter tunggal, yang dilakukan tanpa persetujuan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan tidak sesuai dengan surat penetapan No. 14/Pdt.P/2000/PN.Jak-Sel tanggal 2 Pebruari 2000, yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. AlL juga menuntut ganti rugi sebesar jumlah sama dengan putusan arbiter tunggal di atas, ditambah kerugian immaterial dan kerugian lainnya sejumlah Rp 122 miliar.

Pada tanggal 3 Pebruari 2005 dikeluarkan surat penetapan No. 832/Pdt.G/2004/PN.Jak- Sel selanjutnya PN Jak-Sel dengan Putusannya tanggal 2 Agustus 2005 telah memenangkan gugatan AIL, kecuali untuk jumlah kerugian immaterial dan lainnya, yang hanya disetujui Rp 5 miliar. Selanjutnya pada tanggal 25 Agustus 2006, Pengadilan Tinggi dengan Putusannya No. 183/Pdt/2006/PT.DKI menguatkan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kecuali untuk jumlah kerugian immaterial dan lainnya, yang hanya disetujui sebesar Rp 3 miliar. Berdasarkan Putusan Kasasi yang diterima AIL pada tanggal 31 Maret 2009 bahwa permohonan kasasi pihak SW ditolak oleh Mahkamah Agung.

Sampai tanggal diterbitkannya laporan keuangan, perkara ini masih dalam proses peninjauan kembali di Mahkamah Agung.

- 41 -

b. Perkara Perdata Melawan BNP – LIPPO

Perkara perdata ini merupakan akibat SW tidak menyelesaikan proyek dengan tepat waktu (butir a), dimana BNP – LIPPO merupakan penjamin atas pelaksanaan proyek milik AIL dengan memberikan Surat Jaminan (Performance Bond) No. BG/0049/SC/94 senilai Rp 14.620.139.302 pada tanggal 25 Nopember 1994.

Karena ketidakmampuan SW untuk menyelesaikan proyek tersebut dengan tepat waktu, AIL melakukan klaim atas pencairan surat jaminan tersebut, tetapi pihak BNP-LIPPO menolak untuk mencairkan jaminan sehingga akhirnya AIL melalui kuasa hukumnya, Yan Apul, S.H., mengajukan gugat perdata mengenai wanprestasi kepada BNP-LIPPO dan meminta agar BNP-LIPPO membayar kerugian kepada AIL.

Pengadilan Negeri memutuskan bahwa mereka tidak berwenang mengadili perkara tersebut tetapi Pengadilan Tinggi menetapkan bahwa Pengadilan Negeri berwenang mengadili perkara tersebut.

Pada tanggal 9 Maret 2004 telah diterima putusan kasasi dari Mahkamah Agung tertanggal 31 Juli 2003 yang menyatakan menguatkan putusan Pengadilan Tinggi, berarti Pengadilan Negeri harus mengadili sengketa ini.

Sampai tanggal diterbitkannya laporan keuangan, Keputusan Mahkamah Agung tersebut belum disampaikan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan perkara ini sehingga persidangan belum dapat dimulai.

Dokumen terkait