• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk

DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN INFORMASI TAMBAHAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR

31 DESEMBER 2009 DAN 2008

(2)

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

Neraca Konsolidasi 2

Laporan Laba Rugi Konsolidasi 4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 5

Laporan Arus Kas Konsolidasi 6

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 7

INFORMASI TAMBAHAN

Daftar I : Informasi Neraca Tersendiri Induk Perusahaan 44

Daftar II : Informasi Laporan Laba Rugi Tersendiri Induk Perusahaan 45 Daftar III : Informasi Laporan Perubahan Ekuitas Tersendiri Induk Perusahaan 46 Daftar IV : Informasi Laporan Arus Kas Tersendiri Induk Perusahaan 47

(3)
(4)
(5)

Catatan 2009 2008

Rp Rp

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2g,3 31.670.103.723 16.386.651.768

Investasi sementara 2h 4.319.381 3.726.267

Piutang usaha kepada pihak ketiga - setelah 2i,4 dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

sebesar Rp 957.010.311 tahun 2009

dan Rp 991.374.941 tahun 2008 12.439.986.939 11.120.850.375 Piutang lain-lain kepada pihak ketiga 5 6.168.856.773 10.698.848.454

Persediaan 2j,6 1.675.838.338 1.816.259.334

Pajak dibayar dimuka 2v,7 6.039.961.028 3.021.765.880 Biaya dibayar dimuka 2k 1.651.996.988 2.046.185.727

Jumlah Aset Lancar 59.651.063.170 45.094.287.805

ASET TIDAK LANCAR

Aset real estat 2l,8 311.261.009.709 298.630.388.377

Investasi saham 2h,9 49.158.848.800 49.158.848.800

Aset pajak tangguhan - bersih 2v,32 493.258.711 4.079.507.620 Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 15.439.384.581 tahun 2009

dan Rp 14.139.609.547 tahun 2008 2m,2o,10 129.006.771.247 128.756.034.626 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar Rp 178.540.339.001 tahun 2009 dan

Rp 161.373.530.117 tahun 2008 2n,2o,11 144.291.499.718 188.757.579.055 Aset bangun kelola serah - setelah dikurangi

akumulasi amortisasi sebesar Rp 38.406.740.873

tahun 2009 dan Rp 35.801.162.196 tahun 2008 2p,12 31.273.905.468 33.772.826.268 Beban tangguhan - hak atas tanah 2q,11 3.818.638.566 4.102.430.514

Aset lain-lain 13 15.911.374.104 19.336.703.773

Jumlah Aset Tidak Lancar 685.215.306.323 726.594.319.033

JUMLAH ASET 744.866.369.493 771.688.606.838

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(6)

-Catatan 2009 2008

Rp Rp

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN LANCAR

Wesel bayar yang sudah jatuh tempo 14 - 97.665.450.000 Hutang usaha kepada pihak ketiga 15 5.113.478.911 7.304.347.672 Hutang lain-lain kepada pihak ketiga 16 120.728.568.904 21.091.719.992

Hutang pajak 2v,17 5.871.347.602 6.500.577.188

Biaya yang masih harus dibayar 2r,18 69.437.840.658 142.795.434.015 Pendapatan diterima di muka dan uang muka penjualan 2t,19 98.920.373.798 101.491.552.315 Hutang Bank dan pihak ketiga jangka panjang

yang sudah jatuh tempo 20 35.093.646.698 40.880.365.036 Kewajiban sewa pembiayaan jangka panjang yang

jatuh tempo dalam satu tahun 2o,21 335.929.639 632.948.959 Hutang lain-lain kepada pihak ketiga jangka panjang

yang jatuh tempo dalam satu tahun 22 15.000.000.000

-Jumlah Kewajiban Lancar 350.501.186.210 418.362.395.177 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban sewa pembiayaan jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun 2o,21 259.907.797 631.095.826

Hutang lain-lain pihak ketiga jangka panjang setelah

dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 22 52.969.664.904 89.779.623.645 Uang jaminan penyewa 23 11.682.890.828 12.984.299.725 Kewajiban imbalan pasca kerja 2u,33 23.829.632.757 20.306.218.961 Goodwill negatif 2b,24 4.343.441.254 4.592.825.441 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 93.085.537.540 128.294.063.598 HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK

PERUSAHAAN 2b,25 - 7.537.459.036

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham untuk saham Seri A dan Rp 200 per saham untuk saham Seri B Modal dasar - 495.000.000 saham Seri A dan

7.025.000.000 saham Seri B

Modal ditempatkan dan disetor - 495.000.000 saham

Seri A dan 1.250.000.000 saham Seri B 26 745.000.000.000 745.000.000.000

Agio saham 27 36.750.000.000 36.750.000.000

Defisit (480.470.354.257) (564.255.310.973)

Jumlah Ekuitas 301.279.645.743 217.494.689.027

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 744.866.369.493 771.688.606.838

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(7)

-Catatan 2009 2008

Rp Rp

PENDAPATAN USAHA 2t,28 202.367.772.456 190.843.805.226

BEBAN POKOK PENJUALAN DAN BEBAN LANGSUNG 2t,29 116.730.474.662 111.179.680.789

LABA KOTOR 85.637.297.794 79.664.124.437

BEBAN USAHA 2t,30

Penjualan 4.705.181.292 4.234.138.105

Umum dan administrasi 54.902.744.078 55.756.880.898

Jumlah Beban Usaha 59.607.925.370 59.991.019.003

LABA USAHA 26.029.372.424 19.673.105.434

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2t

Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih 2d 35.755.335.462 (38.868.952.357) Keuntungan atas potongan hutang 14 35.323.173.395

-Keuntungan penjualan aset tetap dan properti investasi 2n,10,11 13.771.270.151 313.381.777

Penghasilan bunga 551.141.886 415.859.264

Beban keuangan 31 (8.517.325.530) (12.687.063.991)

Denda pajak 16 (4.036.045.484) (344.872.164)

Lain-lain - bersih 2.234.834.953 1.883.301.009

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 75.082.384.833 (49.288.346.462)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 101.111.757.257 (29.615.241.028)

BEBAN PAJAK 2v,32 (17.326.800.541) (9.900.950.856)

LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS ATAS

LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 83.784.956.716 (39.516.191.884)

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK

PERUSAHAAN 2b,25 - (2.007.226)

LABA (RUGI) BERSIH 83.784.956.716 (39.518.199.110)

LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2w,34 48,01 (22,65)

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(8)

-Modal disetor Agio saham Defisit Jumlah ekuitas

Rp Rp Rp Rp

Saldo per 1 Januari 2008 745.000.000.000 36.750.000.000 (524.737.111.863) 257.012.888.137 Rugi bersih tahun berjalan - - (39.518.199.110) (39.518.199.110) Saldo per 31 Desember 2008 745.000.000.000 36.750.000.000 (564.255.310.973) 217.494.689.027 Laba bersih tahun berjalan - - 83.784.956.716 83.784.956.716 Saldo per 31 Desember 2009 745.000.000.000 36.750.000.000 (480.470.354.257) 301.279.645.743

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(9)

-2009 2008

Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 207.479.918.558 200.395.742.705 Pembayaran kas pada karyawan dan pemasok (171.029.051.129) (187.246.364.315) Kas dihasilkan dari operasi 36.450.867.429 13.149.378.390 Pembayaran beban keuangan (4.653.979.146) (4.879.582.714) Penerimaan restitusi pajak 1.744.341.773

-Pembayaran pajak penghasilan (18.188.422.388) (12.127.617.852) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 15.352.807.668 (3.857.822.176) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penambahan (penerimaan) piutang lain-lain (63.051.047) 82.753.015 Penerimaan bunga 550.904.649 352.871.215 Hasil penjualan aset tetap 38.170.330.811 642.438.687 Hasil penjualan properti investasi 790.909.091

-Penambahan investasi saham - (8.552.046.300) Perolehan aset tetap (5.796.178.392) (10.434.726.129) Perolehan properti investasi (331.985.524) (186.398.742) Perolehan aset bangun kelola serah (106.657.877) (89.357.060) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi 33.214.271.711 (18.184.465.314) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan (pembayaran) hutang lain-lain pihak ketiga (13.775.151.088) 15.289.658.804 Penambahan hutang lain-lain pihak ketiga jangka panjang 19.700.000.000 15.000.000.000 Pembayaran hutang lain-lain pihak ketiga jangka panjang (38.424.123.829) (11.946.221.286) Pembayaran kewajiban sewa pembiayaan (668.207.349) (495.203.735) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (33.167.482.266) 17.848.233.783 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 15.399.597.113 (4.194.053.707) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 16.386.651.768 20.479.774.300 Pengaruh perubahan kurs mata uang asing (116.145.158) 100.931.175 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 31.670.103.723 16.386.651.768 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN

Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi kas:

Realisasi uang muka penjualan aset tetap 6.000.000.000

-Penambahan aset tetap dan properti investasi melalui - 895.000.000 hutang sewa pembiayaan

Aktivitas pendanaan yang tidak mempengaruhi kas: Konversi wesel bayar dan biaya bunga yang masih harus

dibayar yang sudah jatuh tempo ke hutang lain-lain

kepada pihak ketiga 113.412.000.000

-Penurunan hutang bunga atas potongan hutang 50.042.173.395 -Reklasifikasi hutang bank yang telah jatuh tempo dan

biaya bunga yang masih harus dibayar dialihkan ke hutang

jangka panjang kepada pihak ketiga - 31.240.361.707

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(10)

-- 7 -- 1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT. Indonesia Prima Property Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 31 tanggal 23 April 1983 dari Sastra Kosasih, S.H., notaris di Surabaya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-6044-HT.01.01-TH'83 tanggal 5 September 1983 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 19 tanggal 6 Maret 1984, Tambahan No. 241. Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 21 tanggal 23 Juli 2008 dari Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, S.H., notaris di Jakarta, mengenai penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-82927.AH.01.02.Th.2008 tanggal 6 Nopember 2008.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Wisma Sudirman Lt. 11, Jl. Jendral Sudirman Kav.34, Jakarta.

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan dan anak perusahaan terutama meliputi bidang persewaan perkantoran, pusat perbelanjaan (mal), apartemen dan hotel, pembangunan perumahan beserta segala fasilitasnya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan April 1983. Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan rata-rata 1.235 karyawan tahun 2009 dan 1.305 karyawan tahun 2008.

Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Presiden Komisaris : Soedibyo

Wakil Presiden Komisaris : Boediman Gozali

Komisaris : Drs. H. Lutfi Dahlan

M. Eddy Gozali

Komisaris Independen : Matheus Rukmasaleh Arif Satriyana

Presiden Direktur : Husni Ali Wakil Presiden Direktur : Chiu Man Sing Direktur yang tidak terafiliasi : Njudarsono Yusetijo

Direktur : Ng Haker Larson

Sriyanto Muntasram Anna Susanti Komite Audit

Ketua : Satriyana

Anggota : Bakrin Rintis

Didi Fariadi

Gaji dan tunjangan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 8.368.306.089 dan Rp 9.015.382.150.

(11)

- 8 - b. Anak Perusahaan

Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut:

Jumlah Aset

Tahun Operasi sebelum eliminasi

Anak Perusahaan 2009 2008 Komersial Nama Proyek 31 Desember 2009

Rp Perumahan

PT Graha Mitrasantosa (GMS) 1994 Bukit Tiara 261.842.329.022

Pemilikan: (Tangerang)

Langsung 99,99% 99,99%

Tidak langsung, melalui

LAL, anak perusahaan 0,01% 0,01%

PT Paramita Swadaya (PS) Pra-operasi Bukit Tiara II 1.068.468.150

Pemilikan: (Tangerang)

Tidak langsung, melalui

GMS, anak perusahaan 99,92 % 99,92 % Tidak langsung, melalui

LAL, anak perusahaan 0,08 % 0,08 % Hotel dan Apartemen

PT Griyamas Muktisejahtera 1996 Hotel Novotel 120.214.819.826

(GMMS) (Surabaya)

Pemilikan:

Langsung 99,91% 99,91%

Tidak langsung, melalui

LAL, anak perusahaan 0,09% 0,09%

PT Mahadhika Girindra (MG) Pra-operasi - 76.698.030

Pemilikan:

Langsung 99,90% 99,90%

Tidak langsung, melalui

LAL, anak perusahaan 0,10% 0,10%

PT Graha Hexindo (GH) 1995 Tropik Apartemen 186.081.927.564

Pemilikan: dan Grand Tropic

Langsung 99,91% 99,91% Suites Hotel

Tidak langsung, melalui (Jakarta)

LAL, anak perusahaan 0,09% 0,09%

PT Angkasa Interland (AIL) Puri Casablanca 238.805.082.763

Pemilikan:

Langsung 98,96% 98,96% 1995 (Jakarta)

Tidak langsung, melalui

LAL, anak perusahaan 1,04%

-Pusat Perbelanjaan

PT Langgeng Ayomlestari (LAL) Mal Blok M 86.870.554.656

Pemilikan: (Jakarta)

Langsung 99,99 % 99,99 % 1993

Tidak langsung, melalui

GH, anak perusahaan 0,002%

-PT Almakana Sari (AS) Plaza Parahyangan 8.444.115.907

Pemilikan tidak langsung, melalui (Bandung)

LAL, anak perusahaan 99,81% 99,77% GH, anak perusahaan 0,19% 0,23% Perkantoran

PT Panen Lestari Basuki (PLB) Wisma Sudirman 165.400.914.748

Pemilikan:

Langsung 96,67% 96,67% 1986

Tidak langsung, melalui

LAL , anak perusahaan 3,33%

-(Jakarta) Lain-lain

PT Karya Makmur Unggul (KMU) Pra - operasi - 13.479.014.963

Pemilikan tidak langsung, melalui

LAL, anak perusahaan 99,98% 99,98% GH, anak perusahaan 0,02% 0,02%

PT Mega Buana Sentosa (MBS) Pra - operasi - 16.747.603.965

Pemilikan tidak langsung, melalui

LAL, anak perusahaan 99,77% 99,77% GH, anak perusahaan 0,23% 0,23%

Persentase Pemilikan

Kecuali GMMS dan AS yang masing-masing berdomisili di Surabaya dan Bandung, seluruh anak perusahaan berdomisili di Jabotabek.

(12)

- 9 - c. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 29 Juni 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dengan suratnya No. S-1194/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum atas 35.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 22 Agustus 1994 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.

Pada tanggal 28 Nopember 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dengan suratnya No. S-1937/PM/1996 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 360.000.000 saham. Pada tanggal 19 Desember 1996 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.

Pada tanggal 30 Juni 2003 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor perseroan sebesar 1.250.000.000 saham melalui pengeluaran saham baru tanpa Hak Memesan Efek terlebih dahulu sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.D.4.

Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh saham perusahaan atau sejumlah 1.745.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya).

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (dan anak perusahaan). Pengendalian dianggap ada apabila perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.

Hasil dari anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan dari tanggal efektif akusisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha (Catatan 2c) dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

(13)

- 10 -

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.

c. Penggabungan Usaha

Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.

Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan kewajiban non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.

Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih.

d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

e. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:

1) Perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2) perusahaan asosiasi;

3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

(14)

- 11 -

4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

f. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

g. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

h. Investasi

Unit Penyertaan Reksadana

Unit penyertaan reksadana disajikan sebesar nilai aset bersih. Kenaikan (penurunan) nilai aset bersih unit penyertaan reksadana dibebankan pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Investasi saham

Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

i. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

j. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average method).

(15)

- 12 - k. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

l. Aset Real Estat

Aset real estat terdiri dari tanah dan bangunan (rumah tinggal) dan bangunan strata title yang siap dijual dan tanah yang belum dikembangkan, dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.

Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya praperolehan dan perolehan tanah ditambah biaya pinjaman dan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pematangan tanah akan dimulai.

Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat serta biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs). Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan atau dipindahkan ke aset tanah bila tanah tersebut siap dijual dengan menggunakan metode luas areal.

Biaya perolehan bangunan (rumah tinggal) dan bangunan strata title meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat dan biaya pinjaman.

Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan kegiatan pengembangan dikapitalisasi ke proyek pengembangan. Kapitalisasi dihentikan pada saat proyek pengembangan tersebut ditangguhkan/ditunda pelaksanaannya atau secara substansial siap untuk digunakan sesuai tujuannya.

m. Properti Investasi

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan setiap akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari properti investasi selama 5 – 20 tahun.

Properti investasi sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode sewa dan umur manfaatnya.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. n. Aset Tetap – Pemilikan Langsung

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

(16)

- 13 -

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 8 – 20

Peralatan kantor 3 – 10

Peralatan dan perlengkapan operasional 4 – 10

Kendaraan 3 – 5

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara handal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

o. Sewa

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessor

Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi sewa neto Perusahaan dan anak perusahaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor.

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Sebagai Lessee

Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan anak perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam neraca sebagai kewajiban sewa pembiayaan.

(17)

- 14 -

Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan langsung ke laba rugi. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

p. Aset Bangun Kelola Serah

Aset tetap berupa bangunan dalam rangka bangun kelola dan serah (B.O.T.) beserta mesin dan instalasi yang melekat serta peralatan yang berada pada bangunan tersebut dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan umur ekonomis dari aset tetap yang bersangkutan dengan batas maksimum sesuai jangka waktu perjanjian bangun kelola dan serah, sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 30

Mesin dan instalasi 10

Hak pakai atas aset B.O.T. yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset B.O.T. berikut akumulasi amortisasinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

q. Beban Tangguhan – Hak Atas Tanah

Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya.

r. Penyisihan Penggantian Peralatan dan Perlengkapan Hotel

Penyisihan untuk penggantian peralatan dan perlengkapan hotel dibentuk berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan hotel. Pembelian dan penggantian pada periode berjalan dibebankan ke penyisihan tersebut.

s. Penurunan Nilai Aset

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai.

(18)

- 15 - t. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan Real Estat

Pendapatan dari penjualan real estat berupa bangunan rumah tinggal dan bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya serta apartemen yang telah selesai pembangunannya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

 proses penjualan telah selesai;

 harga jual akan tertagih, yaitu jumlah yang telah dibayar sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual;

 tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan

 penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat ke pemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. Pendapatan penjualan kapling tanah tanpa bangunan, diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method) pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

 jumlah pembayaran oleh pembeli sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;  harga jual akan tertagih;

 tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan

 proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kapling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

 hanya kapling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kapling tanah tersebut.

Apabila persyaratan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, maka seluruh uang yang diterima dari pembeli diperlakukan sebagai uang muka dan dicatat dengan deposit method sampai seluruh persyaratan tersebut dipenuhi.

Pendapatan Sewa

Pendapatan sewa diakui pada saat penggunaan aset oleh pihak lain sejalan dengan berlalunya waktu. Uang muka sewa yang diterima dari penyewa dicatat ke dalam akun pendapatan yang diterima di muka dan akan diakui sebagai pendapatan secara berkala sesuai dengan kontrak sewa yang berlaku.

Pendapatan Hotel

Pendapatan sewa hotel dan pendapatan hotel lainnya diakui pada saat jasa diberikan atau barang diserahkan.

Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga diakui berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.

Beban

(19)

- 16 - u. Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan dan anak perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaiknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuaria yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

v. Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan Final

Atas penghasilan sewa dan jasa pelayanan dan pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proposional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau hutang pajak. Akun pajak penghasilan final dibayar dimuka disajikan terpisah dari hutang pajak penghasilan final.

Perusahaan tidak mengakui aset atau kewajiban pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan nilai tercatat dengan dasar pengenaan pajak untuk aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final.

Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan konsolidasi dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

w. Laba (Rugi) Per Saham

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

x. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

(20)

- 17 -

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

3. KAS DAN SETARA KAS

2009 2008 Rp Rp Kas Rupiah 622.053.395 629.023.502 Dollar Singapura 8.433.638 -Bank Rupiah

Bank Central Asia 7.289.088.206 5.188.247.424

Bank Mandiri 6.229.482.011 2.874.549.779

Bank Permata 1.791.147.595 362.769.429

Bank Danamon Indonesia 1.295.183.715 262.348.891

Bank Rakyat Indonesia 1.124.005.282 321.441.597

Bank Ganesha 763.590.840 1.917.165.319

Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 700 juta) 1.541.693.137 1.512.253.061 Dollar Amerika Serikat

Bank Central Asia 878.478.125 561.940.532

Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 220 juta) 315.610.237 162.706.537 Deposito berjangka

Rupiah

Bank Danamon 7.550.000.000

-Bank Ganesha 2.180.000.000

-Bank Permata - 2.500.000.000

Dollar Amerika Serikat

Bank Internasional Indonesia 81.337.542 94.205.697

Jumlah 31.670.103.723 16.386.651.768

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun

Rupiah 5,25% - 8% 12,75%

(21)

- 18 - 4. PIUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA

2009 2008

Rp Rp

a. Berdasarkan langganan:

Pelanggan dalam negeri 13.396.997.250 12.112.225.316

Penyisihan piutang ragu-ragu (957.010.311) (991.374.941)

Jumlah Piutang Usaha - Bersih 12.439.986.939 11.120.850.375

b. Berdasarkan umur (hari):

Belum jatuh tempo 5.199.271.703 4.217.159.654

Sudah jatuh tempo

1 s/d 30 hari 5.113.464.068 5.213.875.639 31 s/d 60 hari 849.787.523 528.770.353 61 s/d 90 hari 298.428.525 162.034.379 91 s/d 120 hari 429.196.580 363.660.688 > 120 hari 1.506.848.851 1.626.724.603 Jumlah 13.396.997.250 12.112.225.316

Penyisihan piutang ragu-ragu (957.010.311) (991.374.941)

Bersih 12.439.986.939 11.120.850.375

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu:

Saldo awal 991.374.941 938.245.197

Penambahan tahun berjalan (Catatan 30) 139.953.027 154.027.907

Pemulihan tahun berjalan (174.317.657) (100.898.163)

Saldo akhir 957.010.311 991.374.941

Seluruh piutang usaha kepada pihak ketiga dalam mata uang Rupiah.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha kepada pihak ketiga.

5. PIUTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK KETIGA

2009 2008

Rp Rp

Tropic Strata Title (Tropic) 2.762.026.530 2.898.591.192

PT Tunas Kwarta Cipta (TKC) - 3.000.000.000

Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 500 juta) 3.406.830.243 4.800.257.262

Jumlah 6.168.856.773 10.698.848.454

Piutang Tropic terutama merupakan piutang yang timbul akibat pembayaran terlebih dahulu biaya-biaya milik Tropic oleh GH.

Piutang TKC merupakan piutang yang timbul akibat pembatalan pembelian saham TKC oleh LAL. Pada tanggal 5 Januari 2009, piutang ini telah dilunasi.

Manajemen berpendapat bahwa piutang lain-lain kepada pihak ketiga dapat tertagih sehingga tidak ditetapkan penyisihan piutang ragu-ragu.

(22)

- 19 - 6. PERSEDIAAN

Akun ini merupakan persediaan hotel dengan rincian sebagai berikut:

2009 2008 Rp Rp Perlengkapan 1.195.653.341 1.379.262.161 Makanan 341.927.259 328.602.033 Minuman 78.896.292 57.218.175 Lainnya 59.361.446 51.176.965 Jumlah 1.675.838.338 1.816.259.334

Manajemen berpendapat bahwa seluruh persediaan dapat digunakan untuk kegiatan usaha normal sehingga manajemen tidak membuat penyisihan kerugian atas persediaan usang.

7. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

2009 2008

Rp Rp

Pajak penghasilan final atas pendapatan diterima dimuka 5.722.160.179 2.476.269.655 Pajak penghasilan - pasal 28a

Tahun 2007 18.321.600 79.988.242

Tahun 2006 - 170.149.879

Sebelum tahun 2006 9.124.145 9.124.145

Pajak pertambahan nilai - bersih 290.355.104 286.233.959

Jumlah 6.039.961.028 3.021.765.880

GH memperoleh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atas pajak penghasilan pasal 21, pasal 23 dan pasal 4 (2) untuk tahun pajak 2007 dan 2006 sebesar Rp 251.342.272.

8. ASET REAL ESTAT

2009 2008

Rp Rp

Tanah dan bangunan siap dijual

Puri Casablanca (Apartemen) 20.117.754.480 23.411.580.714

Bukit Tiara (Perumahan) 7.799.481.282 7.787.481.282

Tropik (Apartemen) 850.190.938 850.190.938

Jumlah 28.767.426.700 32.049.252.934

Tanah yang belum dikembangkan

Bukit Tiara (Perumahan) 242.849.259.325 226.936.811.759

Lebak Bulus 16.646.229.065 16.646.229.065

Lebak Bulus - Karang Tengah 13.474.083.265 13.474.083.265

Puri Casablanca (Apartemen) 9.524.011.354 9.524.011.354

Jumlah 282.493.583.009 266.581.135.443

(23)

- 20 -

Tanah perumahan Bukit Tiara yang belum dikembangkan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 merupakan tanah milik GMS seluas 2.145.617 m2 dan 1.873.062 m2, terletak di Desa Pasir Jaya, Tangerang.

Tanah Lebak Bulus yang belum dikembangkan merupakan tanah milik MBS seluas 14.020 m2 yang terletak di Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

Tanah Lebak Bulus - Karang Tengah yang belum dikembangkan merupakah tanah milik KMU seluas 13.732 m2, terletak di Kampung Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Tanah Puri Casablanca yang belum dikembangkan merupakan tanah milik AIL seluas 5.386 m2, terletak di proyek apartemen Puri Casablanca, Jakarta.

Sebagian aset real estat milik GMS digunakan sebagai jaminan hutang lain-lain pihak ketiga jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2009 (Catatan 22).

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, aset real estat, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 73.000.000 dan US$ 53.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

9. INVESTASI SAHAM

Tempat Persentase

kedudukan pemilikan Rp

% Metode biaya

PT Nusadua Graha International Jakarta 18,27 48.268.848.800

PT Agung Ometraco Muda Jakarta 0,52 890.000.000

Jumlah 49.158.848.800

PT Nusadua Graha International bergerak dalam bidang usaha jasa perhotelan (Westin Hotel) yang berlokasi di Nusa Dua, Bali.

10. PROPERTI INVESTASI

Properti investasi terdiri dari:

2009 2008

Rp Rp

Aset yang disewakan 14.026.916.657 13.776.180.036

Tanah yang tidak digunakan 114.979.854.590 114.979.854.590

Jumlah 129.006.771.247 128.756.034.626

Nilai wajar properti investasi bersama dengan aset tetap adalah sebesar Rp 681.051.000.000 berdasarkan penilaian dari PT Nilai Konsulesia Jakarta, penilai independen. Penilaian dilakukan berdasarkan metode biaya dan pendapatan.

(24)

- 21 - Aset yang Disewakan

1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2009

Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan: Pemilikan langsung

Tanah 9.556.437.211 - - - 9.556.437.211

Bangunan dan prasarana 17.881.448.772 331.985.524 159.000.000 960.429.731 19.014.864.027 Aset sewa pembiayaan

Bangunan dan prasarana 477.903.600 - - 417.096.400 895.000.000 Jumlah 27.915.789.583 331.985.524 159.000.000 1.377.526.131 29.466.301.238 Akumulasi penyusutan:

Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 14.114.369.932 1.305.684.002 112.625.000 20.285.286 15.327.714.220 Aset sewa pembiayaan

Bangunan dan prasarana 25.239.615 86.430.746 - - 111.670.361 Jumlah 14.139.609.547 1.392.114.748 112.625.000 20.285.286 15.439.384.581

Jumlah Tercatat 13.776.180.036 14.026.916.657

1 Januari 2008 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2008

Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan: Pemilikan langsung

Tanah 9.556.437.211 - - - 9.556.437.211

Bangunan dan prasarana 17.308.059.779 186.398.742 - 386.990.251 17.881.448.772 Aset sewa pembiayaan

Bangunan dan prasarana - 477.903.600 - - 477.903.600 Jumlah 26.864.496.990 664.302.342 - 386.990.251 27.915.789.583 Akumulasi penyusutan:

Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 12.942.129.460 1.172.240.472 - - 14.114.369.932 Aset sewa pembiayaan

Bangunan dan prasarana - 25.239.615 - - 25.239.615 Jumlah 12.942.129.460 1.197.480.087 - - 14.139.609.547

Jumlah Tercatat 13.922.367.530 13.776.180.036

Beban penyusutan untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 1.392.114.748 dan Rp 1.197.480.087 dicatat sebagai beban pokok penjualan dan beban langsung (Catatan 29). Pendapatan sewa dari properti investasi pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 23.168.255.296 dan Rp 21.848.329.462.

Pada tahun 2009 dan 2008, properti investasi dan aset tetap kecuali tanah di asuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya (Catatan 11).

Tanah yang Tidak Digunakan

Merupakan tanah milik PLB seluas 9.377 m2 yang terletak di Jl. Karet Tengsin, Jakarta dengan nilai tercatat sebesar Rp 114.979.854.590. Hak legal tanah tersebut berupa hak guna bangunan yang berjangka waktu 20 dan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2021 dan 2030.

(25)

- 22 - 11. ASET TETAP

1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2009

Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan: Pemilikan langsung

Tanah 52.748.920.297 - 7.294.280.000 - 45.454.640.297 Bangunan dan prasarana 192.996.771.127 1.782.448.837 6.750.000 525.965.102 195.298.435.066 Peralatan kantor 8.759.359.047 528.412.035 - (967.151.497) 8.320.619.585 Peralatan dan perlengkapan

operasional 57.853.425.423 1.218.734.520 503.351.473 - 58.568.808.470 Kendaraan 10.850.635.901 2.266.583.000 301.000.000 1.700.000.000 14.516.218.901 Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana 24.389.000.977 - 23.612.541.241 (519.243.336) 257.216.400 Aset sewa pembiayaan

Kendaraan 2.115.900.000 - - (1.700.000.000) 415.900.000 Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana 417.096.400 - - (417.096.400) -Jumlah 350.131.109.172 5.796.178.392 31.717.922.714 (1.377.526.131) 322.831.838.719 Akumulasi penyusutan:

Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 99.850.888.645 10.632.272.841 6.750.000 86.456.504 110.562.867.990 Peralatan kantor 5.245.723.816 1.058.228.634 - (106.741.790) 6.197.210.660 Peralatan dan perlengkapan

operasional 49.229.954.582 3.984.920.589 478.015.462 - 52.736.859.709 Kendaraan 5.242.988.074 2.095.025.068 202.562.500 1.700.000.000 8.835.450.642 Aset sewa pembiayaan

Kendaraan 1.803.975.000 103.975.000 - (1.700.000.000) 207.950.000 Jumlah 161.373.530.117 17.874.422.132 687.327.962 (20.285.286) 178.540.339.001 Jumlah Tercatat 188.757.579.055 144.291.499.718 1 Januari 2008 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2008

Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan: Pemilikan langsung

Tanah 52.748.920.297 - - - 52.748.920.297

Bangunan dan prasarana 191.114.515.309 1.710.733.112 - 171.522.706 192.996.771.127 Peralatan kantor 7.630.605.862 905.022.683 110.484.335 334.214.837 8.759.359.047 Peralatan dan perlengkapan

operasional 55.277.714.114 3.351.241.750 775.530.441 - 57.853.425.423 Kendaraan 8.318.121.701 3.182.964.200 650.450.000 - 10.850.635.901 Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana 23.996.964.391 1.284.764.380 - (892.727.794) 24.389.000.977 Aset sewa pembiayaan

Kendaraan 2.115.900.000 - - - 2.115.900.000

Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana - 417.096.400 - - 417.096.400 Jumlah 341.202.741.674 10.851.822.525 1.536.464.776 (386.990.251) 350.131.109.172 Akumulasi penyusutan:

Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 89.647.697.417 10.203.191.228 - - 99.850.888.645 Peralatan kantor 4.342.777.717 1.010.776.818 107.830.719 - 5.245.723.816 Peralatan dan perlengkapan

operasional 44.785.184.716 5.103.722.006 658.952.140 - 49.229.954.582 Kendaraan 3.806.831.841 1.876.949.983 440.793.750 - 5.242.988.074 Aset sewa pembiayaan

Kendaraan 1.275.000.000 528.975.000 - - 1.803.975.000 Jumlah 143.857.491.691 18.723.615.035 1.207.576.609 - 161.373.530.117 Jumlah Tercatat 197.345.249.983 188.757.579.055

(26)

- 23 - Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:

2009 2008

Rp Rp

Beban pokok penjualan dan beban langsung (Catatan 29) 15.983.983.815 16.666.475.925

Beban usaha (Catatan 30) 1.890.438.317 2.057.139.110

Jumlah 17.874.422.132 18.723.615.035

Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah seluruhnya seluas 42.824 m2 yang terletak di Jakarta dan Surabaya dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu antara 20 dan 30 tahun dan akan jatuh tempo antara tahun 2011 dan 2034. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan dan pengurusan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Biaya yang dikeluarkan atas pengurusan legal hak atas tanah milik anak perusahaan disajikan sebagai akun beban tangguhan dan diamortisasi selama umur legal hak atas tanah tersebut. Beban amortisasi dialokasikan sebagai beban pokok penjualan dan beban langsung selama tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 283.791.948 (Catatan 29).

Tanah dan bangunan milik GMMS dengan jumlah tercatat sebesar Rp 40.691.394.468 dan Rp 43.316.322.107 pada tahun 2009 dan 2008 dijadikan sebagai jaminan hutang bank dan pihak ketiga jangka panjang yang sudah jatuh tempo (Catatan 20).

Aset dalam penyelesaian merupakan proyek Hotel Ibis Surabaya milik anak perusahaan, MG, dengan persentase tingkat penyelesaian mencapai 50%. Proyek tersebut mengalami keterlambatan dalam penyelesaian karena keterbatasan dana yang tersedia.

Pada tanggal 24 Juli 2009, proyek Hotel Ibis Surabaya ini telah dijual kepada PT Mahadhika Permata Wijaya dengan harga jual sebesar Rp 43.500.000.000 sehingga MG memperoleh keuntungan penjualan aset dalam penyelesaian tersebut sebesar Rp 12.518.878.759.

Aset tetap beserta properti investasi kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 368.629.433.800 dan US$ 7.788.468 pada tanggal 31 Desember 2009 dan 323.562.092.615 dan US$ 7.212.075 pada tanggal 31 Desember 2008. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

12. ASET BANGUN KELOLA SERAH

1 Januari 31 Desember

2009 Penambahan Pengurangan 2009

Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan:

Bangunan 66.829.792.943 30.000.000 - 66.859.792.943

Mesin dan instalasi 2.744.195.521 76.657.877 - 2.820.853.398

Jumlah 69.573.988.464 106.657.877 - 69.680.646.341

Akumulasi amortisasi:

Bangunan 33.970.098.775 2.395.867.868 - 36.365.966.643

Mesin dan instalasi 1.831.063.421 209.710.809 - 2.040.774.230

Jumlah 35.801.162.196 2.605.578.677 - 38.406.740.873

(27)

- 24 - 1 Januari 31 Desember 2008 Penambahan Pengurangan 2008 Rp Rp Rp Rp Biaya perolehan: Bangunan 66.930.154.183 50.547.560 150.908.800 66.829.792.943

Mesin dan instalasi 2.705.386.021 38.809.500 - 2.744.195.521

Jumlah 69.635.540.204 89.357.060 150.908.800 69.573.988.464

Akumulasi amortisasi:

Bangunan 31.577.494.230 2.408.952.994 16.348.449 33.970.098.775

Mesin dan instalasi 1.625.047.222 206.016.199 - 1.831.063.421

Jumlah 33.202.541.452 2.614.969.193 16.348.449 35.801.162.196

Jumlah Tercatat 36.432.998.752 33.772.826.268

Akun ini merupakan aset bangun kelola serah milik LAL atas gedung pusat perbelanjaan (mal) dua lantai, dengan luas area ± 61.750 m2, terletak dibawah terminal bis Blok M, Jakarta, yang dimiliki Pemda DKI Jakarta seperti dijelaskan pada Catatan 36a.

Beban amortisasi dicatat sebagai beban pokok penjualan dan beban langsung masing-masing sebesar Rp 2.605.578.677 dan Rp 2.614.969.193 pada tahun 2009 dan 2008 (Catatan 29).

Aset bangun kelola serah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 1.218.283 dan Rp 270.845.119.000 pada tahun 2009 dan 2008. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

13. ASET LAIN-LAIN

2009 2008

Rp Rp

Uang muka pembelian tanah 6.903.059.498 12.643.084.650

Uang muka pembelian saham 3.960.000.000

-Uang muka lainnya 2.283.620.353 2.088.515.553

Surat ketetapan pajak dalam proses banding 1.700.987.508 3.540.649.991

Uang jaminan 1.060.206.745 1.060.350.621

Lain-lain 3.500.000 4.102.958

Jumlah 15.911.374.104 19.336.703.773

Uang muka pembelian tanah pada tahun 2009 dan 2008 terutama merupakan uang muka atas pembelian tanah seluas 17.992 m2 dan 76.365 m2 di daerah Tangerang milik GMS.

Uang muka pembelian saham pada tahun 2009 merupakan uang muka atas pembelian saham PT Nusadua Graha International oleh LAL.

Surat ketetapan pajak dalam proses banding merupakan ketetapan pajak dalam proses banding yang telah dibayar dan sedang diajukan banding sehubungan dengan pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2006 milik Perusahaan dan pajak penghasilan pasal 21, 23, 4 ayat 2 dan PPN untuk tahun pajak 2005 milik GMMS. Pada tanggal 22 Juli 2009, sebagian keberatan milik GMMS telah disetujui dan diterima pembayarannya sebesar Rp 1.744.341.773.

(28)

- 25 - 14. WESEL BAYAR YANG SUDAH JATUH TEMPO

Merupakan wesel bayar yang diterbitkan oleh Perusahaan dan GMS kepada PT Gajah Tunggal Tbk, dengan rincian sebagai berikut:

2008 Rp

Rupiah 13.668.000.000

Dollar Amerika Serikat - US$ 7.671.000 83.997.450.000

Jumlah 97.665.450.000

Wesel bayar ini telah jatuh tempo sejak tanggal 30 Nopember 2000.

Berdasarkan surat Perjanjian Penyelesaian Hutang dari PT Gajah Tunggal Tbk (GT) tanggal 23 Desember 2009, wesel bayar dan biaya bunga yang masih harus dibayar (Catatan 18) dikonversi seluruhnya menjadi hutang dalam Rupiah sebesar Rp 113.412.000.000 dan dicatat sebagai hutang lain-lain kepada pihak ketiga (Catatan 16).

Atas konversi tersebut, GMS memperoleh potongan hutang sebesar Rp 35.323.173.395 yang dicatat sebagai penghasilan lain-lain.

15. HUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA

Jumlah hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rp Rp

Rupiah 4.569.538.511 6.670.714.971

Dollar Amerika Serikat 543.940.400 633.632.701

Jumlah 5.113.478.911 7.304.347.672

Hutang usaha terutama merupakan hutang atas pembelian persediaan hotel, pekerjaan pembangunan hotel, prasarana dan proyek perumahan.

Kecuali hutang usaha atas pembangunan Hotel Ibis, Surabaya milik MG sebesar Rp 1.982.980.661 tahun 2009 dan Rp 3.883.800.114 tahun 2008, jangka waktu kredit berkisar antara 7 sampai 30 hari.

16. HUTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK KETIGA

2009 2008

Rp Rp

PT Gajah Tunggal Tbk (GT) 113.412.000.000

-PT Ventura Investasi Utama (VIU) - 17.200.000.000

Lainnya 7.316.568.904 3.891.719.992

(29)

- 26 -

Hutang kepada GT merupakan hutang milik Perusahaan dan GMS yang berasal dari konversi wesel bayar (Catatan 14). Atas pinjaman ini tidak dikenakan bunga, tanpa jaminan dan jatuh tempo pada tanggal 30 Desember 2010.

Hutang kepada VIU dengan jumlah maksimum sebesar Rp 22.000.000.000 milik GMS dengan tingkat bagi hasil sebesar 13,75% yang jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2010. Hutang ini telah dilunasi pada tanggal 29 April 2009.

Hutang lainnya terutama merupakan denda pajak atas SKPKB tahun 1999, 2002 dan 2003 sebesar Rp 3.005.747.928 milik AIL. Hutang ini telah dilunasi pada tanggal 22 Januari 2010.

17. HUTANG PAJAK

2009 2008

Rp Rp

Pajak penghasilan final (Catatan 32)

Pendapatan sewa 1.333.160.227 1.304.932.049 Penjualan apartemen 1.415.945.000 1.415.945.000 Pajak penghasilan: Pasal 21 853.999.994 1.795.157.292 Pasal 23 178.827.682 188.552.873 Pasal 26 48.795 76.849 Pasal 29 (Catatan 32) 508.523.108 10.002.650 Pajak pembangunan 1 541.122.105 502.718.254

Pajak pertambahan nilai - bersih 1.039.720.691 1.283.192.221

Jumlah 5.871.347.602 6.500.577.188

18. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

2009 2008

Rp Rp

Bunga dan denda 54.962.150.341 129.490.683.452

Penyisihan penggantian perlengkapan dan peralatan hotel 5.733.330.752 4.668.806.035

Listrik, air dan telepon 2.471.730.294 3.644.910.406

Kebersihan dan keamanan 517.217.672 874.854.561

Jasa profesional 785.346.074 780.304.351

Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 500 juta) 4.968.065.525 3.335.875.210

Jumlah 69.437.840.658 142.795.434.015

Bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp 54.962.152.341 tahun 2009 dan Rp 60.503.849.581 tahun 2008 merupakan biaya bunga atas hutang bank dan pihak ketiga jangka panjang yang sudah jatuh tempo.

Bunga yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 68.986.833.871 merupakan biaya bunga wesel bayar yang sudah jatuh tempo yang terdiri dari USD 4.685.596 dan Rp 17.679.558.000. Pada tahun 2009, biaya yang masih harus dibayar atas wesel bayar tersebut telah diselesaikan seperti dijelaskan pada Catatan 14.

(30)

- 27 -

19. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA DAN UANG MUKA PENJUALAN

2009 2008

Rp Rp

Pendapatan diterima di muka 17.567.468.692 23.144.850.422

Uang muka penjualan 81.352.905.106 78.346.701.893

Jumlah 98.920.373.798 101.491.552.315

Pendapatan diterima di muka berasal dari sewa perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen dan jasa pemeliharaan.

Uang muka penjualan terutama merupakan uang muka penjualan rumah tinggal dan tanah di perumahan Bukit Tiara, Tangerang dan uang muka penjualan apartemen Puri Casablanca yang belum memenuhi persyaratan untuk diakui sebagai pendapatan. Pada tahun 2008, uang muka penjualan termasuk uang muka penjualan tanah dan bangunan dalam penyelesaian sebesar Rp 6.000.000.000 yang telah direalisasi di tahun 2009 (Catatan 11).

20. HUTANG BANK DAN PIHAK KETIGA JANGKA PANJANG YANG SUDAH JATUH TEMPO

Merupakan pinjaman sindikasi anak perusahaan (GMMS) yang dikoordinasi oleh Bank Bira dengan jumlah maksimum sebesar US$ 14.000.000. Pinjaman ini sudah jatuh tempo pada tanggal 4 April 2002. Jaminan pinjaman adalah tanah dan bangunan Hotel Novotel serta Apartemen di jalan Ngagel No. 173 dan 175, Surabaya dan jaminan perusahaan.

Sejak Bank Bira menjadi Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU), GMMS melakukan negosiasi secara bilateral dengan masing-masing kreditur untuk penyelesaian pinjaman. Pinjaman yang belum diselesaikan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rp Rp

Bank Pan Indonesia (US$ 2.800.000) 26.320.000.000 30.660.000.000

Top World Pacific Limited (US$ 933.367) 8.773.646.698 10.220.365.036

Jumlah 35.093.646.698 40.880.365.036

Tingkat suku bunga yang dikenakan adalah 10% per tahun.

Hutang kepada Top World Pasific Limited merupakan hasil pengalihan dari anggota sindikasi lainnya (Bank Merincorp).

21. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN

Perusahaan, GMMS dan AS mengadakan kontrak sewa pembiayaan dengan PT Equity Finance Indonesia untuk kendaraan, bangunan dan prasarana dengan jangka waktu sewa 5 dan 3 tahun. Seluruh kewajiban sewa pembiayaan didenominasi dalam Rupiah. Hutang tersebut dijamin dengan kendaraan, bangunan dan prasarana yang bersangkutan (Catatan 10 dan 11).

(31)

- 28 -

Rincian hutang sewa pembiayaan berdasarkan tahun jatuh temponya adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rp Rp

Jatuh tempo pada tahun:

2009 - 801.560.800

2010 398.121.800 398.121.800

2011 275.304.600 275.304.600

Jumlah pembayaran minimum sewa 673.426.400 1.474.987.200

Bunga 77.588.964 210.942.415

Nilai tunai pembayaran minimum sewa 595.837.436 1.264.044.785

Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 335.929.639 632.948.959

Kewajiban sewa pembiayaan jangka panjang - bersih 259.907.797 631.095.826

22. HUTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA JANGKA PANJANG

2009 2008

Rp Rp

PT Bukit Baiduri Energi (BBE) 31.240.361.707 31.240.361.707

PT Equity Finance Indonesia (EFI) 17.200.000.000

-PT Ventura Investasi Utama (VIU) 12.500.000.000 15.000.000.000

PT Ventura Investasi Prima (VIP) 2.500.000.000

-PT Prima Tunas Investama (-PTI) (d/h -PT Gajah Tunggal

Mulia) 2.806.979.671 2.832.979.671

Global Link Equity Limited (Global) - 38.905.392.267

Lainnya 1.722.323.526 1.800.890.000

Jumlah 67.969.664.904 89.779.623.645

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 15.000.000.000

-Hutang lain-lain pihak ketiga jangka panjang - bersih 52.969.664.904 89.779.623.645

PT Bukit Baiduri Energi (BBE)

Merupakan hutang anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut:

Rp

GMS 18.941.329.300

AIL 6.444.104.232

PLB 5.854.928.175

Jumlah 31.240.361.707

Hutang ini timbul sehubungan dengan pelunasan hutang bank milik anak perusahaan kepada Bank Pan Indonesia yang dilakukan oleh BBE, sehingga seluruh hutang beralih ke BBE.

Hutang BBE ini tidak dikenakan bunga, tanpa jaminan dan harus dilunasi selambatnya dalam jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal perjanjian 11 Agustus 2008.

(32)

- 29 - PT Equity Finance Indonesia (EFI)

Merupakan hutang GMS dengan tingkat bunga sebesar 14% per tahun dan jatuh tempo tanggal 28 April 2014. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan sebagian aset real estat.

PT Ventura Investasi Utama (VIU)

Merupakan hutang milik Perusahaan dengan tingkat bagi hasil sebesar 14% dan jatuh tempo tanggal 15 Mei 2010.

PT Ventura Investasi Prima (VIP)

Merupakan hutang milik Perusahaan dengan tingkat bagi hasil sebesar 14% dan jatuh tempo tanggal 15 Mei 2010.

PT Prima Tunas Investama (PTI) (d/h PT Gajah Tunggal Mulia)

Hutang kepada PTI merupakan sisa penyelesaian hutang Perusahaan dan GMMS yang sebagian penyelesaiannya dilakukan dengan penyerahan apartemen dan aset real estat dengan rincian sebagai berikut: 2009 2008 Rp Rp Perusahaan - 26.000.000 Anak perusahaan - GMMS 2.806.979.671 2.806.979.671 Jumlah 2.806.979.671 2.832.979.671

Global Link Equity Limited (Global)

Pinjaman Global merupakan pinjaman MG sebesar US$ 3.553.003,86 pada tahun 2008 dan terhitung sejak tanggal 6 Oktober 2004 atas pinjaman ini tidak dikenakan bunga, dan jadwal pengembalian yang pasti.

Hutang kepada Global telah dilunasi pada tanggal 15 September 2009.

23. UANG JAMINAN PENYEWA

Akun ini merupakan uang jaminan yang diterima dari penyewa perkantoran, pusat perbelanjaan dan apartemen, dengan rincian sebagai berikut:

2009 2008 Rp Rp Sewa 5.507.696.603 5.968.315.021 Jasa pemeliharaan 2.915.185.705 3.705.378.543 Telepon 1.874.729.740 1.941.851.760 Lainnya 1.385.278.780 1.368.754.401 Jumlah 11.682.890.828 12.984.299.725

(33)

- 30 - 24. GOODWILL NEGATIF – BERSIH

Akun ini merupakan selisih lebih antara aset bersih yang diakuisisi dengan biaya akuisisi AS dan KMU dengan rincian sebagai berikut:

2009 2008 Rp Rp Harga perolehan 4.987.683.737 4.987.683.737 Akumulasi amortisasi (644.242.483) (394.858.296) Goodwill - Bersih 4.343.441.254 4.592.825.441 25. HAK MINORITAS

Hak minoritas atas Hak minoritas atas aset bersih anak laba (rugi) bersih

perusahaan anak perusahaan

Rp Rp PLB 5.377.382.184 31.386.811 AIL 2.159.563.746 (29.791.226) LAL 513.106 411.641 Jumlah 7.537.459.036 2.007.226 2008

Pada tahun 2009 tidak terdapat hak minoritas karena seluruh anak perusahaan telah dimiliki 100% baik langsung maupun tidak langsung.

26. MODAL SAHAM

Sesuai dengan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek Perusahaan (PT Datindo Entrycom), susunan pemegang saham Perusahaan adalah sebagai berikut:

2009 dan 2008

Jumlah Persentase Nilai Nominal Jumlah

Jenis Saham Pemilikan Per Saham Modal Disetor

% Rp Rp

First Pacifi c Capital Group Limited Seri B 1.250.000.000 71,63 200 250.000.000.000

Seri A 322.073.000 18,46 1.000 322.073.000.000

PT Ometraco Seri A 5.999.500 0,34 1.000 5.999.500.000

Tn. Tazran Tanmi zi Seri A 259.000 0,01 1.000 259.000.000

Tn. Piter Korompis Seri A 980.000 0,06 1.000 980.000.000

Masyarakat (masing-masing

di bawah 5%) Seri A 165.688.500 9,50 1.000 165.688.500.000

Jumlah 1.745.000.000 100,00 745.000.000.000

(34)

- 31 - 27. AGIO SAHAM

Akun ini merupakan agio saham yang diperoleh dari penawaran umum saham Perusahaan pada tahun 1994. 28. PENDAPATAN USAHA 2009 2008 Rp Rp Jasa Sewa 82.940.882.558 80.742.762.701 Pemeliharaan 26.087.381.912 24.316.474.989 Lain-lain 10.282.288.916 11.820.270.371 Hotel Kamar 47.335.749.349 47.495.543.964

Makanan dan minuman 25.241.973.144 18.263.897.054 Telepon dan teleks 55.813.829 170.372.033

Lain-lain 3.226.963.317 2.553.821.614

Penjualan

Apartemen 7.196.719.431 2.130.837.500

Tanah dan rumah - 3.349.825.000

Jumlah 202.367.772.456 190.843.805.226

29. BEBAN POKOK PENJUALAN DAN BEBAN LANGSUNG

2009 2008

Rp Rp

Beban langsung jasa

Pegawai 38.252.701.282 37.033.003.839

Penyusutan (Catatan 10 dan 11) 9.673.042.265 10.466.293.270 Apartemen sewa 16.620.065.152 15.193.607.986 Amortisasi

Aset bangun kelola serah (Catatan 12) 2.605.578.677 2.614.969.193 Beban tangguhan hak atas tanah (Catatan 11) 283.791.948 283.791.948 Beban langsung hotel

Pemeliharaan dan energi 11.138.982.295 11.044.955.550 Gaji dan kesejahteraan karyawan 9.428.072.263 8.281.911.583 Penyusutan (Catatan 10 dan 11) 7.703.056.298 7.397.662.742 Makanan dan minuman 7.883.944.096 5.546.808.381 Penyisihan untuk penggantian perabot dan peralatan hotel 1.903.826.152 1.725.463.244

Telepon dan teleks 61.751.467 95.576.394

Lain-lain 7.902.355.677 7.999.481.266

Beban pokok penjualan

Apartemen 3.273.307.090 880.679.537

Tanah dan rumah - 2.615.475.856

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan pembelajaran keterampilan mencuci sepeda motor di SLB G Daya Ananda berjalan dengan baik, guru dapat mengenal karakteristik setiap

Penjelasan perhitungan di atas rasio aktivitas KUD Sialang Makmur dari tahun 2008-2012 nilai receivable turn over kurang baik hal ini disebabkan oleh meningkatnya

$ada pasien yang tidak pernah men9apai jumlah ,D yang lebih dari && sel!mm' dan atau pasien yang pernah men9apai jumlah ,D yang tinggi tetapi kemudian

Akibat langsung terjadinya hifema adalah penurunan visus karena darah mengganggu media refraksi. Darah yang mengisi kamera okuli ini secara langsung dapat

angga,17, salah satu cucu korban , menu- turkan kemaren sore kakek sempat nasehati agar sang cucu jangan nakal, kakek sudah tua dan ntar lagi akan pergi namun tidak me- nyebut

bersama-sama Saudara untuk menyaksikan salah satu kegiatan pembangunan, pemberian bantuan, kepada Saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan, sekaligus tadi mendengarkan laporan

Teknik intact group adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kelompok, sehingga semua anggota kelompok dilibatkan sebagai sampel (Sutrisno, 2013). Sampel dalam penelitian

Modul horizontal ditentukan dengan memperhitungkan modul ruang efektif, dan modul vertical ditentukan oleh perhitungan efektif utilitas bangunan dan sistem