• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hutang Pajak Final (Catatan 16)

33. Informasi Segmen Usaha

Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan Perusahaan Anak dibagi dalam tiga kelompok segmen sesuai dengan kegiatan usahanya yaitu: pariwisata, real estat serta perdagangan dan jasa. Kelompok-kelompok tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen Perusahaan dan Perusahaan Anak.

Kegiatan utama kelompok tersebut terdiri dari:

Pariwisata : Mengelola kawasan wisata dan penginapan wisata Real Estat : Pembangunan, penjualan dan penyewaan properti Perdagangan dan Jasa : Penjualan barang dagangan , jasa sarana

transportasi laut dan pengelolaan stasiun pompa bensin Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:

Perdagangan

Pariwisata Real Estate dan jasa Eliminasi Jumlah

PENDAPATAN 286.579.200.078 148.953.750.549 13.540.463.475 (4.479.460.028) 444.593.954.074

HASIL

Hasil Segmen 64.302.624.950 79.869.953.218 5.267.180.795 -- 149.439.758.963 Beban Langsung dan Usaha

Tidak dapat Dialokasikan 51.050.382.644

Laba Usaha 98.389.376.319

Penghasilan Bunga 7.311.822.739

Bagian Rugi Bersih

Perusahaan Asosiasi (637.969.389)

Beban Keuangan (2.467.871.670)

Lain-lain - Bersih 631.672.389

Laba Sebelum Pajak 103.227.030.388

Beban Pajak (29.082.944.192)

Laba Sebelum Hak Minoritas 74.144.086.196

Hak Minoritas atas

Laba Bersih Perusahaan Anak (2.648.178)

Laba Bersih 74.141.438.018

Aktiva

Aktiva Segmen 359.050.627.187 550.891.605.914 16.332.573.141 (339.546.336.234) 586.728.470.008

Aktiva yang Tidak Dapat Dialokasi 301.882.790.701

Total Aktiva 888.611.260.709

Kewajiban

Kewajiban Segmen 43.097.473.127 18.862.073.899 2.841.502.230 (3.708.671.495) 61.092.377.762

Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasi 155.904.633.162

Total Kewajiban 216.997.010.924

Pengeluaran Modal 38.754.681.025

Penyusutan dan Amortisasi 47.776.651.056

Beban Non-Kas selain Penyusutan dan Amortisasi 7.919.172.241

Perdagangan

Pariwisata Real Estate dan jasa Eliminasi Jumlah

PENDAPATAN 246.988.778.193 71.340.820.296 7.259.049.256 3.930.850.000 329.519.497.745

HASIL

Hasil Segmen 71.826.556.401 45.290.164.537 2.809.741.959 (3.930.850.000) 115.995.612.897 Beban Langsung dan Usaha

Tidak dapat Dialokasikan 37.722.568.415

Laba Usaha 78.273.044.482

Penghasilan Bunga 4.805.632.405

Bagian Rugi Bersih

Perusahaan Asosiasi 225.586.426

Beban Keuangan (1.071.239.937)

Lain-lain - Bersih 3.017.571.636

Laba Sebelum Pajak 85.250.595.012

Beban Pajak (28.000.418.635)

Laba Sebelum Hak Minoritas 57.250.176.377

Hak Minoritas atas

Laba Bersih Perusahaan Anak 37.909.022

Laba Bersih 57.288.085.399

Aktiva

Aktiva Segmen 322.728.883.764 344.786.432.359 3.820.533.506 (299.522.342.427) 371.813.507.202

Aktiva yang Tidak Dapat Dialokasi 397.898.295.138

Total Aktiva 769.711.802.340

Kewajiban

Kewajiban Segmen 81.451.631.141 68.187.484.846 3.060.033.304 (82.005.744.842) 70.693.704.449

Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasi 119.478.371.049

Total Kewajiban 190.172.075.498

Pengeluaran Modal 37.373.026.232

Penyusutan dan Amortisasi 38.919.192.985

Beban Non-Kas selain Penyusutan dan Amortisasi 3.283.388.043

Periode 2005

Perusahaan dan Perusahaan Anak tidak menyajikan segmen geografis karena seluruh usaha Perusahaan dan Perusahaan Anak terkonsentrasi pada satu lokasi di Ancol, Jakarta Utara.

34. Ikatan

a. Pada tanggal 16 Desember 2005, Perusahaan dan PT Pilar Perkasa (PP) menandatangani Perjanjian Kerjasama Ruko/Kanto Mahkota Ancol. Perusahaan menyediakan tanah untuk pembangunan Ruko/Kanto seluas 32.500 m2 di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara. Di atas tanah tersebut, PP membangun 222 unit Ruko/Kanto serta pembangunan sarana jalan lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum dan sosial pada Ruko/Kanto tersebut, dengan dana/biaya sendiri. Atas hasil penjualan unit Ruko/Kanto, Perusahaan memperoleh bagian sebesar 31% sebagai pengganti nilai tanah, dengan ketentuan nilai jual minimum Rp 700.000.000 untuk unit standar dan Rp.750.000.000 untuk unit ukuran hoek. Dalam perjanjian ini PP menyerahkan jaminan sebesar Rp.10.500.000.000 yang terdiri dari giro sebesar Rp 1.500.000.000, tanah sertifikat Hak Milik No..1374/Rawa Buaya, seluas 3.910 m2, atas nama Tunggono dan jaminan berupa tanah dengan sertifikat Hak Milik No. 2071/Cikokol seluas

b. Pada tanggal 17 November 2003, Perusahaan dan PT Wahanacatur Jayapersada (WJ) menandatangani Perjanjian Kerjasama pembangunan rumah toko atau kantor toko. Perusahan menyediakan tanah untuk pembangunan rumah toko atau kantor toko seluas 35.000 m2 di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara. Di atas tanah tersebut, WJ akan membangun 257 unit kantor dan toko selama 5 tahun sejak tanggal perjanjian sampai tanggal 16 November 2008. Atas hasil penjualan unit kantor dan toko, perusahaan memperoleh bagian sebesar 31% dari harga jual, sisanya merupakan bagaian WJ. Dalam perjanjian ini WJ menyerahkan jaminan sebesar Rp 12.000.000.000 berupa: 1. Setoran tunai sebesar Rp 3.000.000.000 pada saat tanggal perjanjian.

2. Jaminan Perusahaan atau Corporate Guarantee senilai Rp 4.000.000 dari direksi dan komisaris PT Gaya Wahana Inti.

3. Surety bond yang diterbitkan oleh ASKRINDO senilai Rp 5.000.000.000.

Pada tanggal 16 Desember 2005 , Perusahaan dan WJ menandatangani perjanjian pengakhiran kerjasama pembangunan rumah kantor atau kantor toko. Dengan berakhirnya kerjasama ini maka WJ menyerahkan kembali pengelolaan lahan kepada Perusahaan, dan Perusahaan menyerahkan kembali semua jaminan kepada WJ.

c. Pada tanggal 26 Maret 2004, Perusahaan dan PT Dipa Jaya Minitta (DJM) menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembangunan Residence. Perusahaan menyediakan tanah untuk pembangunan residence seluas kurang Iebih 24.653 m2 di kawasan Puri Jimbaran II, Ancol Timur, Jakarta Utara. Di atas tanah tersebut, DJM akan membangun 93 unit residence. Atas hasil penjualan unit residence, Perusahaan memperoleh bagian sebesar 38,5% dari harga jual atau minimal harga tanah /kavling sebesar Rp 4.000.000/m2, sisanya merupakan bagian DJM. Jangka waktu perjanjian ini adalah 4 tahun yang akan berakhir pada tanggal 25 Maret 2008. Pada tanggal 24 Maret 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian baru dengan DJM yang merubah jaminan yang diserahkan menjadi sebagai berikut:

1. Sertifikat hak tanggungan senilai Rp 4.000.000.000; 2. Surety bond senilai Rp 6.000.000.000, dan

3. Cek tunai yang jumlahnya ditentukan oleh Perusahaan dan DJM dari waktu ke waktu.

d. Pada tanggal 10 Agustus 2004, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Paramitha Bangun Cipta Sarana (PBCS) untuk membangun, mengelola serta mengalihkan hak atas sarana musik stadium di area Perusahaan seluas 39.000 m2. PBCS memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 25 tahun. Setelah masa perjanjian berakhir, PBCS akan mengembalikan tanah dan bangunan beserta sarana penunjangnya kepada Perusahaan, namun PBCS memiliki hak opsi untuk memperpanjang masa pengelolaan maksimal 25 tahun. Atas kerjasama tersebut, Perusahaan berhak mendapatkan imbalan sebesar 5% sampai 6% dari pendapatan kotor setiap tahunnya.

e. Pada tanggal 3 September 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Manggala Krida Yudha (MKY) untuk melakukan reklamasi di areal perairan Ancol Timur seluas 85 ha. Berdasarkan perjanjian tersebut Perusahaan akan mengurus perijinan yang diperlukan untuk pelaksanaan reklamasi tersebut, sedangkan MKY bertanggung jawab sepenuhnya atas pendanaan dan pelaksanaan seluruh reklamasi tersebut. Perusahaan dan MKY sepakat untuk menggunakan pola kompensasi bagi hasil dimana MKY akan memiliki lahan seluas + 63 ha dan Perusahaan memiliki lahan seluas + 22 ha. Masa berlaku kerjasama adalah selama 10 tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua pihak.

f. Pada tanggal 21 September 1992, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Laras Tropika Nusantara (LTN) untuk membangun, mengelola serta mengalihkan hak atas sarana hiburan ”Undersea World Indonesia” di Taman Impian Jaya Ancol. Proyek tersebut dilaksanakan di atas lahan Hak Pengelolaan dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta seluas 30.000 m2 yang disediakan Perusahaan. LTN memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 20 tahun. Setelah masa perjanjian berakhir, LTN akan mengembalikan tanah dan bangunan beserta sarana penunjangnya kepada Perusahaan, namun LTN memiliki hak opsi untuk memperpanjang masa pengelolaan maksimal 20 tahun. Atas kerjasama tersebut, Perusahaan berhak mendapatkan imbalan sebesar 5 % dari seluruh hasil penjualan tiket masuk dan 6 % dari seluruh pendapatan dari penjualan makanan dan minuman serta barang dagang atau jasa lainnya. Pendapatan tersebut diakui sebagai pendapatan PT TIJA.

Sampai dengan 30 September 2006, perjanjian tersebut di atas sedang dalam proses pengalihan nama dari pihak Perusahaan menjadi pihak PT TIJA.

g. PT TIJA mengadakan perjanjian kerjasama dengan beberapa pihak untuk mempromosikan dan menjual produknya di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, antara lain dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Bank DKI, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, PT Sinar Sosro, PT Topindo Atlas-Asia, dengan jangka waktu kerjasama tiga sampai dengan lima tahun. Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut, PT TIJA menerima imbalan jasa dalam bentuk tunai yang diterima dalam tahapan-tahapan tertentu, dengan jangka waktu pembayaran antara 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun.

h. Perusahaan menandatangani kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, dimana Perusahaan ditunjuk sebagi konsultan pengawas pembangunan untuk layanan jasa manajemen proyek, manajemen konstruksi, manajemen pengamanan dan manajemen persiapan operasi untuk Pembangunan Taman Wisata Pulau Kumala, Di Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Selanjutnya, Perusahaan telah menunjuk PT JAYA CM untuk mengerjakan sebagian pekerjaan Perusahaan yaitu melaksanakan pekerjaan manajemen proyek, manajemen konstruksi, manjemen pengamanan serta membantu Perusahaan dalam pelaksanaan tugas dalam manajemen persiapan operasi.

i. Pada tanggal 29 April 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian penyewaan lahan dengan PT Exelcomindo Pratama (EP) seluas 1.247,5 m2 yang terletak di perumahan dan kawasan industri Ancol Barat dalam rangka perluasan jaringan telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian adalah 20 (duapuluh) tahun sampai dengan 30 April 2025 sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.

j. Pada tanggal 19 September 2003, PT TIJA mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Karsa Surya Indonusa (KSI) untuk pembangunan, pengoperasian dan pengalihan sarana kereta gantung (cable car) di wilayah Taman Impian Jaya Ancol dengan sistem BOT (Built Operateand Transfer). Proyek tersebut dilaksanakan di atas lokasi seluas 3.638 m2 yang disediakan oleh PT TIJA. KSI memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 25 tahun. Setelah masa Perjanjian berakhir, KSI akan mengalihkan aktiva tetap yang berupa bangunan dan mesin - mesin serta prasarana pendukung lainnya yang telah dibangun dan disediakan/ditempatkan oleh KSI. Atas kerjasama tersebut, PT TIJA berhak mendapatkan imbalan sebesar 6% dari pendapatan pengelolaan barang dagangan, makanan dan minuman, sebesar 40% dari pendapatan sponsorship dan sebesar 3% - 15% dari pendapatan penjualan tiket.

k. Pada tanggal 2 Desember 2005, PT TIJA, mengadakan perjanjian dengan I Nyoman Surjana untuk mengelola restoran seafood “Jimbaran Resto” di Pantai Carnaval. Perjanjian ini efektif sejak tanggal 20 Desember 2005 dan berakhir pada tanggal 19 Desember 2010. Atas kerjasama tersebut, Perusahaan akan memperoleh 25 % pendapatan kotor restoran setelah dikurangi Pajak Pembangunan (PB I).

l. Pada tanggal 16 September 2005, PT TIJA, mengadakan perjanjian dengan CKN Worldwide Sdn. Bhd., untuk mengadakan pameran internasional bangunan es diatas lahan Perusahaan seluas 1.500 m2 di Pantai Carnaval untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun. Perusahaan akan memperoleh bagian hasil dengan persentase tertentu yang dipersyaratkan dalam perjanjian.

m. Pada tanggal 5 Juni 2005, PT TIJA, melakukan perjanjian jual beli dengan Kraftwerk Licht Und Tontechnih Gmbtle Co KG (Kraftwerk) sebesar EUR 1.272.089 untuk membeli mesin dan peralatan sehubungan pembangunan teater 4 (empat) dimensi (4D) di Gelanggang Samudra. Pada tanggal 30 Juni 2006 instalasi telah selesai. Kraftwerk memberikan garansi jasa operasi teknis hingga Maret 2007 dan jasa pengiriman suku cadang hingga Maret 2009.

n. Berdasarkan Memorandum Kesepakatan tanggal 18 Maret 1993 dan Perjanjian Mengenai Alokasi dan Perolehan (Akuisisi) Tanah tanggal 2 September 1993 antara Perusahaan dengan PT City Island Utama (CIU) telah disepakati untuk melakukan jual beli tanah milik Perusahaan yang luasnya diperkirakan 22.697,5 m2 yang terletak di Ancol Barat dan termasuk dalam HPL No. 1 dengan harga sebesar US$ 375 per meter persegi, sehingga harga keseluruhan adalah US$ 8.511.562,5. Kedua pihak sepakat, bahwa untuk penentuan Iuas dari tanah yang diperjualbelikan akan digunakan hasil pengukuran dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan jika hasil pengukuran menunjukkan kelebihan atau kekurangan dari luas yang tercantum dalam perjanjian, maka masing-masing pihak harus membayar kelebihan atau kekurangannya dengan harga yang telah disepakati dalam waktu dua minggu sejak CIU menerima Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dari BPN.

Sampai dengan tanggal 30 September 2006, manajemen belum mendapatkan hasil akhir pengukuran tersebut

o. Berdasarkan Ketetapan Walikotamadya Jakarta Utara selaku Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Utara No. 02/PPT/JU/111/95 tanggal 16 Maret 1995, tanah yang digunakan untuk jalan tol yang termasuk dalam HPL No. 1 milik Perusahaan adalah seluas 143.574 m2 dengan nilai ganti rugi sebesar Rp 92.841.556.850. Selisih perhitungan nilai antara Ketetapan Walikotamadya Jakarta Utara tersebut dengan dana ganti rugi yang diterima Perusahaan yaitu sebesar Rp 16.581.734.350 belum dicatat sebagai pendapatan Perusahaan, karena menurut manajemen Perusahaan :

1. Secara yuridis formal, sisa tagihan belum dapat dikategorikan sebagai piutang Perusahaan karena penentuan jumlah nilai seluruh ganti rugi dilakukan secara sepihak oleh Panitia Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum Jalan Tol Pluit - Cilincing (Harbour Road) Kotamadya Jakarta Utara. Tidak ada perjanjian kesepakatan jumlah ganti rugi yang melibatkan Perusahaan selaku entitas usaha berbadan hukum, sehingga secara validitas, tidak ada dasar bagi Perusahaan untuk mengakui sisa tagihan ganti rugi sebagai piutang maupun pendapatan;

2. Ditjen Binamarga dengan suratnya No. T.10.100.06.06/729 tanggal 22 September 1999 yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta, memohon untuk mempertimbangkan agar sisa kekurangan pembayaran ganti rugi dapat diselesaikan tanpa ganti rugi, mengingat hal-hal berikut:

Kondisi keuangan negara saat ini dan ketersediaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang cenderung semakin terbatas, dan

Prasarana publik yang dibangun di atas tanah Perusahaan juga memberikan manfaat yang sangat besar terhadap pengembangan proyek perusahaan.

Berdasarkan surat Perusahaan No. 048/DIR-PJA/II/2002 tanggal 5 Pebruari 2002 kepada Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Perusahaan telah meminta realisasi atas kekurangan ganti rugi yang belum diterima.

Sampai dengan tanggal 30 September 2006, penyelesaian selisih tersebut masih dalam proses.

Dokumen terkait