• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMASI SEGMEN USAHA

2009 Jumlah Saham

32. INFORMASI SEGMEN USAHA

Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, Perusahaan dan Anak Perusahaan menggunakan segmen usaha sebagai segmen primer yang terdiri dari usaha perhotelan, pusat perbelanjaan dan perdagangan umum. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, segmen usaha pusat perbelanjaan dan perdagangan umum masih dalam tahap pengembangan.

Pelaporan segmen sekunder yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis kegiatan usaha tidak disajikan karena sampai dengan 31 Desember 2010 kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan berada di wilayah Bali.

2010 (Disajikan kembali - Catatan 3a)

Pusat Perdagangan

Perhotelan Perbelanjaan Umum Jumlah

Pendapatan usaha 16.177.782.619 - - 16.177.782.619

Hasil segmen (laba kotor) 12.791.087.330 - - 12.791.087.330

Beban usaha dan beban

usaha lainnya (16.206.471.571) (580.204.487) (2.028.045.187) (18.814.721.245 )

Laba (rugi) usaha (3.415.384.241) (580.204.487) (2.028.045.187) (6.023.633.915 )

Penghasilan (beban) lain-lain Laba penjualan investasi

jangka pendek 21.863.830.416 - - 21.863.830.416

Bagian atas laba bersih

Perusahaan Asosiasi 7.488.166.621 - - 7.488.166.621

Laba penjualan aset tetap 3.019.160.048 - - 3.019.160.048

Laba penyesuaian nilai

investasi jangka pendek 235.101.840 - - 235.101.840

Penghasilan bunga 145.897.880 1.842.989 45.391.545 193.132.414

Rugi selisih kurs - bersih (4.507.146.068) 7.613.785 - (4.499.532.283 )

Lain-lain (770.916.079) (680.239) (170.980.615) (942.576.933 )

Penghasilan lain-lain - bersih 27.474.094.658 8.776.535 (125.589.070) 27.357.282.123 Laba (rugi) sebelum manfaat

(beban) pajak penghasilan 24.058.710.417 (571.427.952) (2.153.634.257) 21.333.648.208 Manfaat (beban) pajak

penghasilan - bersih 30.574.829 2.169.077 (10.191.250) 22.552.656

Laba (rugi) sebelum hak minoritas atas rugi

bersih Anak Perusahaan 24.089.285.246 (569.258.875) (2.163.825.507) 21.356.200.864 Hak minoritas atas rugi

bersih Anak Perusahaan 1.530.200.576 - 1.017.275.045 2.547.475.621

Laba bersih 25.619.485.822 (569.258.875) (1.146.550.462) 23.903.676.485

Informasi lainnya

Aset segmen 781.979.392.336 5.118.150.210 23.481.281.315 810.578.823.861

Kewajiban segmen 190.296.869.359 720.306.794 15.510.887.975 206.528.064.128

Perolehan aset tetap 9.790.760.977 97.156.078 745.111.628 10.633.028.683

Penambahan aset tetap Anak Perusahaan (IPI) yang dikonsolidasi:

- Nilai buku 52.816.593.391 - - 52.816.593.391

- Identifikasi aset sesuai

kepemilikan Perusahaan 239.383.865.993 - - 239.383.865.993

2009 (Disajikan kembali - Catatan 3b)

Pusat Perdagangan

Perhotelan Perbelanjaan Umum Jumlah

Pendapatan usaha 13.261.125.265 - - 13.261.125.265

Hasil segmen (laba kotor) 10.541.989.187 - - 10.541.989.187

Beban usaha dan beban

usaha lainnya (12.231.502.439) (36.375.000) (8.250.000) (12.276.127.439 )

Laba (rugi) usaha (1.689.513.252) (36.375.000) (8.250.000) (1.734.138.252 )

Penghasilan (beban) lain-lain Laba penyesuaian nilai

investasi jangka pendek 4.999.209.280 - - 4.999.209.280

Bagian atas laba bersih

Perusahaan Asosiasi 2.983.917.696 - - 2.983.917.696

Penghasilan bunga 19.999.502 568.541 - 20.568.043

Rugi selisih kurs - bersih (1.147.000.501) - - (1.147.000.501 )

Lain-lain 889.441.899 (320.000) - 889.121.899

Penghasilan lain-lain - bersih 7.745.567.876 248.541 - 7.745.816.417

Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak

penghasilan tangguhan 6.056.054.624 (36.126.459) (8.250.000) 6.011.678.165

Manfaat (beban) pajak

penghasilan tangguhan (2.456.870.058) 9.128.750 2.062.500 (2.445.678.808)

Laba (rugi) sebelum hak minoritas atas rugi

bersih Anak Perusahaan 3.599.184.566 (26.997.709) (6.187.500) 3.565.999.357

Hak minoritas atas rugi

bersih Anak Perusahaan 44.792.129 - - 44.792.129

Laba bersih 3.643.976.695 (26.997.709) (6.187.500) 3.610.791.486

Informasi lainnya

Aset segmen 489.854.421.658 5.741.214.791 602.062.500 496.197.698.949

Kewajiban segmen 8.247.354.006 774.112.500 15.850.000 9.037.316.506

Perolehan aset tetap 1.266.157.616 - - 1.266.157.616

Perusahaan didirikan pada tahun 1996, selanjutnya mulai melakukan kegiatan operasi komersial pada bulan Oktober 2002. Kegiatan operasi Perusahaan mencakup bidang perhotelan. Kegiatan usaha Perusahaan mengalami kerugian operasi dan usaha sejak tahun 1996 sampai 2008, selanjutnya sejak tahun 2009, Perusahaan telah mengalami laba usaha. Akumulasi kerugian terjadi karena pendapatan pada tahun-tahun awal operasi tidak mampu menutup beban penyusutan dan beban operasional lainnya.

Keadaan ini mengakibatkan Perusahaan mengalami akumulasi saldo defisit sebesar Rp 31.224.820.582 pada neraca tanggal 31 Juli 2009.

Untuk memperoleh awal yang baik (fresh start) dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang dan tidak dibebani oleh defisit, maka Perusahaan melaksanakan Kuasi-Reorganisasi per 31 Juli 2009 (Catatan 2t). Kuasi-Reorganisasi dilakukan Perusahaan sebagai langkah penting untuk dapat meneruskan usaha secara lebih baik.

Sehubungan dengan rencana Kuasi-Reorganisasi Perusahaan efektif pada tanggal 31 Juli 2009, Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan yang dilakukan pada tanggal 29 Januari 2010 memutuskan pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi Perusahaan yang berlaku surut pada tanggal 31 Juli 2009 guna menutup saldo defisit sebesar Rp 31.224.820.582 dengan pengeliminasian sebagai berikut:

a. Penjumpaan (set off) antara Surplus Revaluasi Aset Tetap sebesar Rp 75.685.960 dengan Saldo Defisit.

b. Penjumpaan (set off) antara Selisih Penilaian Kembali Investasi pada Perusahaan Asosiasi sebesar Rp 31.149.134.622 dengan Saldo Defisit.

Sehubungan dengan pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi pada tahun 2009, Perusahaan membukukan selisih penilaian aset dan kewajiban setelah eliminasi saldo defisit sebesar Rp 144.715.511.834 adalah sebagai berikut:

- Surplus revaluasi aset tetap : 75.685.960

- Selisih penilaian kembali investasi pada

Perusahaan Asosiasi : 186.457.497.140

- Eliminasi selisih transaksi perubahan ekuitas Perusahaan

Asosiasi : (10.592.850.684)

Selisih penilaian aset dan kewajiban sebelum

eliminasi saldo defisit : 175.940.332.416

Eliminasi saldo defisit : (31.224.820.582)

Selisih penilaian aset dan kewajiban setelah

Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan pada tanggal 31 Desember 2010.

Nilai Tercatat Nilai Wajar

Aset Keuangan

Kas dan setara kas 95.113.356.789 95.113.356.789

Investasi jangka pendek 56.434.204.983 56.434.204.983

Piutang usaha 2.880.788.386 2.880.788.386

Piutang lain-lain 425.248.481 425.248.481

Piutang pihak hubungan istimewa 957.466.816 957.466.816

Jaminan 109.079.032 109.079.032 Jumlah 155.920.144.487 155.920.144.487 Kewajiban Keuangan Hutang usaha 2.388.896.858 2.388.896.858 Hutang lain-lain 31.309.526.314 31.309.526.314

Biaya masih harus dibayar 6.665.375.391 6.665.375.391

Kewajiban jangka panjang yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun 266.750.013 266.750.013

Hutang pihak hubungan istimewa 15.522.839.972 15.522.839.972

Kewajiban jangka panjang-setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 123.776.484.976 123.776.484.976

Jumlah 179.929.873.524 179.929.873.524

Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya.

Instrumen keuangan yang disajikan di dalam neraca konsolidasi dicatat sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan:

a. Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi Hutang jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama.

b. Instrumen keuangan dengn jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya

Nilai wajar untuk kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, hutang usaha, dan beban yang masih harus dibayar mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah tercatat dari hutang jangka panjang dan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala.

Risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko suku bunga, risiko likuiditas dan risiko harga. Melalui pendekatan manajemen risiko, Perusahaan dan Anak Perusahaan mencoba untuk meminimalkan potensi dampak negatif dari risiko-risiko di atas.

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.

Instrumen keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek melalui manajer investasi, piutang usaha dan piutang lain-lain. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut.

Untuk risiko kredit yang berhubungan dengan bank, hanya bank-bank dengan predikat baik yang dipilih. Sedangkan untuk institusi keuangan, manajemen telah membuat kriteria diantaranya hanya menggunakan jasa manajer investasi berpengalaman dan terpercaya. Selain itu, kebijakan Perusahaan adalah untuk tidak membatasi eksposur hanya kepada satu institusi tertentu, sehingga Perusahaan memiliki kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan piutang di berbagai institusi keuangan.

b. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing.

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan menggunakan mata uang asing, diantaranya adalah belanja modal, transaksi yang dilakukan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak di luar negeri, dan transaksi pinjaman Perusahaan. Sehingga, Perusahaan dan Anak Perusahaan harus mengkonversikan Rupiah ke mata uang asing, terutama Dolar Amerika Serikat, untuk memenuhi kebutuhan kewajiban dalam mata uang asing pada saat jatuh tempo. Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat dapat memberikan dampak pada kondisi keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat seperti penggunaan transaksi lindung nilai apabila diperlukan untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing.

c. Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar.

Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki risiko suku bunga terutama karena melakukan pinjaman menggunakan suku bunga mengambang. Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Informasi mengenai suku bunga pinjaman yang dikenakan kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan dijelaskan pada Catatan 22.

d. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko di mana Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam rangka memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan investasi jangka pendek yang mencukupi untuk memungkinkan Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam memenuhi komitmen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk operasi normal Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selain itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan juga melakukan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan.

e. Risiko Harga

Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar, terlepas apakah perubahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya atau faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar.

Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki risiko harga terutama karena investasi Perusahaan dan Anak Perusahaan atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko harga dengan melakukan pengawasan internal oleh manajemen secara berkelanjutan.

Dokumen terkait