Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan Perusahaan Anak membagi segmen usaha sesuai dengan kegiatan usahanya yaitu: pariwisata, real estat serta perdagangan dan jasa. Kelompok-kelompok tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen Perusahaan dan Perusahaan Anak. Kegiatan utama kelompok tersebut terdiri dari:
Pariwisata : Mengelola kawasan wisata dan penginapan wisata
Real Estat : Pembangunan, penjualan dan penyewaan properti
Perdagangan dan Jasa : Penjualan barang dagangan, jasa sarana transportasi laut dan pengelolaan stasiun pompa bensin
42
DRAFT
For Discussion Purpose Only
July 31, 2007 To be Finalized Agreed by :
Date :
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:
Perdagangan
Tahun 2007 Pariwisata Real Estat dan Jasa Eliminasi Jumlah
PENDAPATAN 195.903.868.051 110.058.351.009 9.829.482.559 (2.902.362.298) 312.889.339.321 HASIL
Hasil Segmen 38.778.134.613 48.785.909.267 3.506.201.909 -- 91.070.245.789
Beban Langsung dan Usaha Tidak dapat Dialokasikan 31.772.921.391
Laba Usaha 59.297.324.398
Penghasilan Bunga 2.971.070.500
Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi 31.288.067
Beban Keuangan (1.310.539.835)
Lain-lain - Bersih 4.690.322.783
Laba Sebelum Pajak 65.679.465.913
Beban Pajak (15.505.848.474)
Laba Sebelum Hak Minoritas 50.173.617.439
Hak Minoritas atas Laba Bersih Perusahaan Anak 26.412.424
Laba Bersih 50.200.029.863
Aktiva
Aktiva Segmen 386.035.074.859 535.413.673.193 8.351.370.555 (213.979.182.766) 715.820.935.841
Aktiva yang Tidak Dapat Dialokasi 463.210.063.800
Total Aktiva 1.179.030.999.641
Kewajiban
Kewajiban Segmen 39.018.533.661 18.477.052.595 9.794.424.118 (3.145.993.770) 64.144.016.604
Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasi 391.424.838.597
Total Kewajiban 455.568.855.201
Pengeluaran Modal 30.324.945.975
Penyusutan dan Amortisasi 34.377.839.922
Beban Non-Kas selain Penyusutan dan Amortisasi Tidak Dapat Dialokasikan 3.659.116.304
Perdagangan
Tahun 2006 Pariwisata Real Estat dan Jasa Eliminasi Jumlah
PENDAPATAN 170.444.449.062 109.055.787.568 8.349.867.535 (2.738.615.208) 285.111.488.957 HASIL
Hasil Segmen 35.999.726.261 65.791.739.829 3.579.457.132 -- 105.370.923.222
Beban Usaha Tidak dapat Dialokasikan 36.082.979.746
Laba Usaha 69.287.943.476
Penghasilan Bunga 4.900.832.796
Bagian Rugi Bersih Perusahaan Asosiasi (637.969.389)
Beban Bunga dan Keuangan (895.150.340)
Lain-lain - Bersih 4.769.989.341
Laba Sebelum Pajak 77.425.645.884
Beban Pajak (18.556.565.833)
Laba Sebelum Hak Minoritas 58.869.080.051
Hak Minoritas atas Laba Bersih Perusahaan Anak 8.578.639
Laba Bersih 58.877.658.690
Aktiva
354.005.034.322 427.023.450.089 15.676.165.942 (256.853.039.958)
Aktiva Segmen 539.851.610.395
344.570.253.271 Aktiva yang Tidak Dapat Dialokasi
Total Aktiva 884.421.863.666
Kewajiban
Kewajiban Segmen 85.561.369.685 80.658.503.023 2.216.230.512 (50.286.909.511) 118.149.193.709
Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasi 109.933.426.316
Total Kewajiban 228.082.620.025
Pengeluaran Modal 20.158.279.081
Penyusutan dan Amortisasi 32.122.706.047
43
DRAFT
For Discussion Purpose Only
July 31, 2007 To be Finalized Agreed by :
Date :
Perusahaan dan Perusahaan Anak tidak menyajikan segmen geografis karena seluruh usaha Perusahaan dan Perusahaan Anak terkonsentrasi pada satu lokasi di Ancol, Jakarta Utara.
36. Ikatan
a. Pada tanggal 21 September 1992, Perusahaan mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Laras Tropika Nusantara (LTN) untuk membangun, mengelola serta mengalihkan hak atas sarana hiburan ”Undersea World Indonesia” di Taman Impian Jaya Ancol. Proyek tersebut dilaksanakan di atas lahan Hak Pengelolaan dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta seluas 30.000 m2 yang disediakan Perusahaan. LTN memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 20 tahun yang berakhir pada tanggal 21 September 2012. Setelah masa perjanjian berakhir, LTN akan mengembalikan tanah dan bangunan beserta sarana penunjangnya kepada Perusahaan, namun LTN memiliki hak opsi untuk memperpanjang masa pengelolaan maksimal 20 tahun. Atas kerja sama tersebut, Perusahaan berhak mendapatkan imbalan sebesar 5% dari seluruh hasil penjualan tiket masuk dan 6% dari seluruh pendapatan dari penjualan makanan dan minuman serta barang dagang atau jasa lainnya (Catatan
14). Pendapatan di tahun 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp 1.200.871.739 dan Rp 1.155.291.599 diakui sebagai pendapatan PT TIJA. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2007,
perjanjian tersebut di atas sedang dalam proses pengalihan nama dari pihak Perusahaan menjadi pihak PT TIJA.
b. Berdasarkan Memorandum Kesepakatan tanggal 18 Maret 1993 dan Perjanjian Mengenai Alokasi dan Perolehan (Akuisisi) Tanah tanggal 2 September 1993 antara Perusahaan dengan PT City Island Utama (CIU) telah disepakati untuk melakukan jual beli tanah milik Perusahaan yang luasnya diperkirakan 22.697,5 m2 yang terletak di Ancol Barat dan termasuk dalam Hak Pengelolaan Lahan (HPL) No. 1 dengan harga sebesar USD 375 per meter persegi, sehingga harga keseluruhan adalah USD 8.511.562,5. Kedua pihak sepakat, bahwa untuk penentuan Iuas dari tanah yang diperjualbelikan akan digunakan hasil pengukuran dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan jika hasil pengukuran menunjukkan kelebihan atau kekurangan dari luas yang tercantum dalam perjanjian, maka masing-masing pihak harus membayar kelebihan atau kekurangannya dengan harga yang telah disepakati dalam waktu dua minggu sejak CIU menerima Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dari BPN. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2007, menurut pendapat manajemen, BPN belum mengeluarkan hasil pengukuran akhir atas tanah tersebut.
c. Berdasarkan Ketetapan Walikotamadya Jakarta Utara selaku Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Utara No. 02/PPT/JU/111/95 tanggal 16 Maret 1995, tanah yang digunakan untuk jalan tol yang termasuk dalam HPL No. 1 milik Perusahaan adalah seluas 143.574 m2 dengan nilai ganti rugi sebesar Rp 92.841.556.850. Selisih perhitungan nilai antara Ketetapan Walikotamadya Jakarta Utara tersebut dengan dana ganti rugi yang diterima Perusahaan yaitu sebesar Rp 16.581.734.350 belum dicatat sebagai pendapatan Perusahaan, karena menurut manajemen Perusahaan:
1. Secara yuridis formal, sisa tagihan belum dapat dikategorikan sebagai piutang Perusahaan karena penentuan jumlah nilai seluruh ganti rugi dilakukan secara sepihak oleh Panitia Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum Jalan Tol Pluit - Cilincing (Harbour Road) Kotamadya Jakarta Utara. Tidak ada perjanjian kesepakatan jumlah ganti rugi yang melibatkan Perusahaan selaku entitas usaha berbadan hukum, sehingga secara validitas, tidak ada dasar bagi Perusahaan untuk mengakui sisa tagihan ganti rugi sebagai piutang maupun pendapatan;
44
DRAFT
For Discussion Purpose Only
July 31, 2007 To be Finalized Agreed by :
Date :
2. Ditjen Binamarga dengan suratnya No. T.10.100.06.06/729 tanggal 22 September 1999 yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta, memohon untuk mempertimbangkan agar sisa kekurangan pembayaran ganti rugi dapat diselesaikan tanpa ganti rugi, mengingat hal-hal berikut: Kondisi keuangan negara saat ini dan ketersediaan dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang cenderung semakin terbatas, dan
Prasarana publik yang dibangun di atas tanah Perusahaan juga memberikan manfaat yang sangat besar terhadap pengembangan proyek Perusahaan.
Berdasarkan surat Perusahaan No. 048/DIR-PJA/II/2002 tanggal 5 Pebruari 2002 kepada Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Perusahaan telah meminta realisasi atas kekurangan ganti rugi yang belum diterima. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2007, penyelesaian selisih tersebut masih dalam proses.
d. Pada tanggal 17 Maret 2003, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Pengerukan Indonesia sehubungan dengan pengurukan dan pembuatan tanggul tahap pertama reklamasi Pantai Ancol Barat seluas 24,5 ha dengan nilai kontrak sebesar Rp 66.222.470.000 termasuk pajak pertambahan nilai. Pekerjaan tersebut telah diselesaikan melalui berita acara penyelesaian masing-masing tertanggal 22 Mei 2004 dan 14 Oktober 2004 (Catatan 12).
e. Pada tanggal 19 September 2003, PT TIJA mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Karsa Surya Indonusa (KSI) untuk pembangunan, pengoperasian dan pengalihan sarana kereta gantung (cable car) di wilayah Taman Impian Jaya Ancol dengan sistem BOT (Built Operate and Transfer). Proyek tersebut dilaksanakan di atas lokasi seluas 3.638 m2 yang disediakan oleh PT TIJA. KSI memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 25 (dua puluh lima) tahun. Setelah masa perjanjian berakhir, KSI akan mengalihkan aktiva tetap yang berupa bangunan dan mesin-mesin serta prasarana pendukung lainnya yang telah dibangun dan disediakan/ditempatkan oleh KSI. Apabila KSI terlambat melaksanakan penyerahan atas pembagian hasil transaksi penjualan maka dikenakan denda keterlambatan yang besarnya denda ditentukan berdasarkan rata-rata bunga deposito 1 (satu) tahun dari 3 (tiga) bank pemerintah terkemuka. Atas kerja sama tersebut, PT TIJA berhak mendapatkan imbalan sebesar 6% dari pendapatan pengelolaan barang dagangan, makanan dan minuman, sebesar 40% dari pendapatan sponsorship dan sebesar 3% - 15% dari pendapatan penjualan tiket. Total pendapatan yang diterima PT TIJA pada tahun 2007 dan 2006, masing-masing adalah sebesar Rp 168.172.877 dan Rp 138.707.747 (Catatan 14).
f. Pada tanggal 17 Nopember 2003, Perusahaan dan PT Wahanacatur Jayapersada (WJ) menandatangani perjanjian kerja sama pembangunan rumah toko atau kantor toko. Perusahaan menyediakan tanah untuk pembangunan rumah toko atau kantor toko seluas 35.000 m2 di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara. Di atas tanah tersebut, WJ akan membangun 257 unit kantor dan toko selama 5 (lima) tahun sejak tanggal perjanjian sampai tanggal 16 Nopember 2008. Atas hasil penjualan unit kantor dan toko, Perusahaan memperoleh bagian sebesar 31% dari harga jual, sisanya merupakan bagian WJ. Dalam perjanjian ini WJ menyerahkan jaminan sebesar Rp 12.000.000.000 berupa:
1) Setoran tunai sebesar Rp 3.000.000.000 pada saat tanggal perjanjian;
2) Jaminan Perusahaan atau Corporate Guarantee senilai Rp 4.000.000.000 dari direksi dan komisaris PT Gaya Wahana Inti, dan
3) Surety bond yang diterbitkan oleh ASKRINDO senilai Rp 5.000.000.000.
Pada tanggal 16 Desember 2005, Perusahaan dan WJ menandatangani perjanjian pengakhiran kerja sama pembangunan rumah kantor atau kantor toko. Dengan berakhirnya kerja sama ini maka WJ menyerahkan kembali pengelolaan lahan kepada Perusahaan, dan Perusahaan menyerahkan kembali semua jaminan kepada WJ (Catatan 14 dan 36.p).
45
DRAFT
For Discussion Purpose Only
July 31, 2007 To be Finalized Agreed by :
Date :
g. Pada tanggal 26 Maret 2004, Perusahaan dan PT Dipa Jaya Minitta (DJM) menandatangani Perjanjian kerja Sama Pembangunan Residence. Perusahaan menyediakan tanah untuk pembangunan residence seluas kurang Iebih 24.653 m2 di kawasan Puri Jimbaran II, Ancol Timur, Jakarta Utara. Di atas tanah tersebut, DJM akan membangun 93 unit residence. Atas hasil penjualan unit residence, Perusahaan memperoleh bagian sebesar 38,5% dari harga jual, sisanya merupakan bagian DJM (Catatan 14). Jangka waktu perjanjian ini adalah 4 tahun yang akan berakhir pada tanggal 25 Maret 2008. Apabila DJM terlambat melaksanakan penyerahan atas pembagian hasil transaksi penjualan maka dikenakan denda keterlambatan 2 (dua) permil per hari dari besarnya nilai yang wajib dibayar dengan maksimum keterlambatan 21 (dua puluh satu) hari. Pada tanggal 24 Maret 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian baru dengan DJM untuk mengubah jaminan yang diserahkan menjadi sebagai berikut:
1) Sertifikat hak tanggungan senilai Rp 4.000.000.000; 2) Surety bond senilai Rp 6.000.000.000;
3) Cek tunai yang jumlahnya ditentukan oleh Perusahaan dan DJM dari waktu ke waktu.
h. Pada tanggal 10 Agustus 2004, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Paramitha Bangun Cipta Sarana (PBCS) untuk membangun, mengelola serta mengalihkan hak atas sarana musik stadium di area Perusahaan seluas 39.000 m2. PBCS memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 25 tahun yang akan berakhir pada 10 Agustus 2029. Setelah masa perjanjian berakhir, PBCS akan mengembalikan tanah dan bangunan beserta sarana penunjangnya kepada Perusahaan, namun PBCS memiliki hak opsi untuk memperpanjang masa pengelolaan maksimal 25 tahun. Atas kerja sama tersebut, Perusahaan berhak mendapatkan imbalan sebesar 5% sampai 6% dari pendapatan kotor setiap tahunnya. Apabila PBCS terlambat melaksanakan penyerahan atas pembagian hasil transaksi penjualan maka dikenakan denda keterlambatan yang besarnya denda ditentukan berdasarkan rata-rata bunga deposito 1 (satu) tahun dari 3 (tiga) bank pemerintah terkemuka. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2007, pembangunan fisik atas proyek tersebut belum dimulai (Catatan 14).
Pada tanggal 26 April 2007, Perusahaan melakukan pengakhiran kerjasama dengan PBCS dan mengalihkan perjanjian kerjasama tersebut dengan PT Wahana Agung Indonesia (WAI).
i. Pada tanggal 3 September 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Manggala Krida Yudha (MKY) untuk melakukan reklamasi di areal perairan Ancol Timur seluas 85 ha. Berdasarkan perjanjian tersebut Perusahaan akan mengurus perijinan yang diperlukan untuk pelaksanaan reklamasi tersebut, sedangkan MKY bertanggung jawab sepenuhnya atas pendanaan dan pelaksanaan seluruh reklamasi tersebut. Perusahaan dan MKY sepakat untuk menggunakan pola kompensasi bagi hasil dimana MKY akan memiliki lahan seluas + 63 ha dan Perusahaan memiliki lahan seluas + 22 ha. Masa berlaku kerja sama adalah selama 10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua pihak. Sampai dengan tanggal 30Juni 2007, pembangunan fisik atas proyek tersebut belum dimulai.
j. Perusahaan menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, dimana Perusahaan ditunjuk sebagai konsultan pengawas pembangunan untuk layanan jasa manajemen proyek, manajemen konstruksi, manajemen pengamanan dan manajemen persiapan operasi untuk Pembangunan Taman Wisata Pulau Kumala di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Jumlah yang dibebankan Perusahaan kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebesar Rp 14.135.454.546 yang dicatat sebagai pendapatan jasa konsultasi pembangunan di tahun 2005. Selanjutnya, Perusahaan telah menunjuk PT Jaya CM untuk mengerjakan sebagian pekerjaan Perusahaan yaitu melaksanakan pekerjaan manajemen proyek, manajemen konstruksi, manajemen pengamanan serta membantu Perusahaan dalam pelaksanaan tugas dalam manajemen persiapan operasi. Pada tanggal 31 Desember 2006 pengerjaannya telah diselesaikan.
46
DRAFT
For Discussion Purpose Only
July 31, 2007 To be Finalized Agreed by :
Date :
k. Pada tanggal 29 April 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian penyewaan lahan dengan PT Excelcomindo Pratama seluas 1.247,5 m2 yang terletak di perumahan dan kawasan industri Ancol Barat dalam rangka perluasan jaringan telekomunikasi. Nilai sewa adalah sebesar Rp 1.794.312.000 dengan jangka waktu perjanjian adalah 20 (dua puluh) tahun sampai dengan tanggal 30 April 2025 sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
l. Pada tanggal 20 Mei 2005, PT TIJA mengadakan perjanjian dengan Wave Pictures, Brussels atas penggunaan lisensi film 4 (empat) Dimensi (4D) yang diputar di Gelanggang Samudra Ancol. Atas penggunaan lisensi tersebut PT TIJA dikenakan pembayaran sebesar EUR 285.000 yang dibayarkan dalam 5 (lima) tahap. Lisensi tersebut berlaku dari 1 Nopember 2005 hingga 21 Oktober 2010.
m. Pada tanggal 5 Juni 2005, PT TIJA melakukan perjanjian jual beli dengan Kraftwerk Licht Und Tontechnih Gmbtle Co KG (Kraftwerk) sebesar EUR 1.272.089 untuk membeli mesin dan peralatan sehubungan pembangunan teater 4D di Gelanggang Samudra. Pada tanggal 30 Juni 2006 instalasi telah selesai. Kraftwerk memberikan garansi jasa operasi teknis sampai dengan bulan Maret 2007 dan jasa pengiriman suku cadang sampai dengan bulan Maret 2009.
n. Pada bulan September 2005, PT TIJA mengadakan perjanjian dengan CKN Worldwide Sdn. Bhd., untuk mengadakan pameran internasional bangunan es di atas lahan Perusahaan seluas 1.500 m2 di Pantai Carnaval untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun. PT TIJA akan memperoleh bagian hasil dengan persentase tertentu yang dipersyaratkan dalam perjanjian sebagai berikut:
8% untuk PT TIJA untuk periode 1 Desember 2005 – 1 Desember 2006 dari pendapatan penjualan tiket setelah dipotong pajak;
9% untuk PT TIJA untuk periode 2 Desember 2006 – 1 Desember 2007 dari pendapatan penjualan tiket setelah dipotong pajak, dan
10% untuk PT TIJA untuk periode 2 Desember 2007 – 1 Desember 2008 dari pendapatan penjualan tiket setelah dipotong pajak.
Jumlah bagi hasil yang telah diterima oleh PT TIJA di tahun 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp 232.509.647 dan Rp 483.987.960.
o. Pada tanggal 2 Desember 2005, PT TIJA mengadakan perjanjian dengan I Nyoman Surjana untuk mengelola restoran seafood “Jimbaran Resto” di Pantai Carnaval. Perjanjian ini efektif sejak tanggal 20 Desember 2005 dan berakhir pada tanggal 19 Desember 2010. Atas kerja sama tersebut, PT TIJA akan memperoleh 25% pendapatan kotor restoran setelah dikurangi Pajak Pembangunan I (PB I). Pendapatan yang diterima PT TIJA di tahun 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp 604.643.501 dan Rp 364.748.626.
p. Pada tanggal 16 Desember 2005, untuk menggantikan perjanjian dengan PT WJ yang telah berakhir (Catatan 36.f) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun yang akan berakhir pada 16 Desember 2010. Perusahaan dan PT Pilar Perkasa (PP) menandatangani Perjanjian Kerja Sama Ruko/Kanto Mahkota Ancol. Perusahaan menyediakan tanah untuk pembangunan Ruko/Kanto seluas 32.500 m2 di Keluruhan Pademangan Barat, Jakarta Utara. Di atas tanah tersebut, PP membangun 222 (dua ratus dua puluh dua) unit Ruko/Kanto serta pembangunan sarana jalan lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum dan sosial pada Ruko/Kanto tersebut, dengan dana/biaya sendiri.
47
DRAFT
For Discussion Purpose Only
July 31, 2007 To be Finalized Agreed by :
Date :
Atas hasil penjualan unit Ruko/Kanto, Perusahaan memperoleh bagian sebesar 31% sebagai pengganti nilai tanah, dengan ketentuan nilai jual minimum Rp 700.000.000 untuk unit standar dan Rp.750.000.000 untuk unit ukuran hoek (Catatan 14). Apabila PP terlambat melaksanakan penyerahan atas pembagian hasil transaksi penjualan maka dikenakan denda keterlambatan 2 (dua) permil per hari dari besarnya nilai yang wajib dibayar dengan maksimum keterlambatan 21 (dua puluh satu) hari. Dalam perjanjian ini PP menyerahkan jaminan sebesar Rp.10.500.000.000 yang terdiri dari: 1) Setoran tunai sebesar Rp 1.500.000.000 pada saat tanggal perjanjian;
2) Jaminan berupa tanah dengan Sertifikat Hak Milik No..1374/Rawa Buaya dan No. 1377/Rawa Buaya masing-masing seluas 3.910 m2 dan 2.335 m2 dan senilai Rp 2.500.000.000, dan
3) Jaminan berupa tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 2071/Cikokol seluas 2.938 m2 senilai Rp 4.000.000.000.
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, jaminan sebesar Rp 1.500.000.000 dicatat pada akun uang jaminan (Catatan 23).
Pembangunan Ruko/Kanto yang dilakukan oleh PT PP di tahun 2006 adalah sebanyak 55 (lima puluh lima) unit dengan unit yang terjual sebanyak 45 (empat puluh lima) unit. Pendapatan dari bagi hasil yang diperoleh Perusahaan adalah sebesar Rp 9.922.015.000.
q. Pada tanggal 26 April 2006, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT SAC Nusantara untuk melaksanakan pekerjaan pengurukan dan pembuatan tanggul proyek reklamasi Ancol Barat tahap ketiga dan keempat seluas 24 ha dengan nilai kontrak sebesar Rp 75.898.333.000 termasuk pajak pertambahan nilai. Berdasarkan perjanjian, pekerjaan dikerjakan dalam jangka waktu 8 (delapan) bulan terhitung sejak tanggal 26 April 2006 sampai dengan tanggal 25 Desember 2006. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2007, tingkat penyelesaian pekerjaan tersebut baru mencapai sebesar 84,74%.
r. Pada tanggal 21 Mei 2006, PT TIJA mengadakan perjanjian dengan Fransisko O. Raquel untuk mengadakan pertunjukan 2 (dua) ekor ikan lumba-lumba dan 2 (dua) ekor singa laut di Manila, Philiphina senilai USD 75.900 untuk jangka waktu 30 Nopember 2006 hingga 1 Januari 2007. Sampai dengan tanggal 30Juni 2007, perjanjian tersebut telah habis masa berlakunya.
s. Pada tanggal 31 Oktober 2006, PT TIJA mengadakan perjanjian dengan Antonio Zamperla SPA, Italia untuk pengadaan wahana Wind Shear di Dunia Fantasi senilai EUR 943.000. PT TIJA telah membayar 50% dari harga tersebut dan sisanya dilunasi pada bulan Juni 2007. Pada tanggal 31 Desember 2006, PT TIJA memiliki deposito berjangka di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar EUR 500.000 yang dijaminkan sehubungan dengan fasilitas Letter of Credit yang dibuka untuk pembelian wahana baru tersebut.
t. PT TIJA mengadakan perjanjian kerja sama dengan beberapa pihak untuk mempromosikan dan menjual produknya di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, antara lain dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank DKI, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, PT Gudang Garam Tbk, PT Sinar Sosro, dan PT Topindo Atlas-Asia, dengan jangka waktu kerja sama 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun. Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut, PT TIJA menerima imbalan jasa dalam bentuk tunai yang diterima dalam tahapan-tahapan tertentu, dengan jangka waktu pembayaran antara 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun. Nilai imbalan jasa yang diterima PT TIJA dan dicatat sebagai pendapatan sponsor pada tahun 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp 4.536.092.735 dan Rp 2.338.511.186.
48
DRAFT
For Discussion Purpose Only
July 31, 2007 To be Finalized Agreed by :
Date :
u. Berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli No. 182, oleh Notaris Buntario Tigris Darmawa NG, Notaris di Jakarta, tertanggal 28 Maret 2007, disebutkan bahwa PT Seabreez Indonesia (Perusahaan Anak), telah melakukan pengikatan jual beli atas sebidang tanah seluas 5.760 m2 dengan sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1508/Ancol, yang terletak di daerah Ibukota Jakarta, wilayah Jakarta Utara, Kecamatan Pademangan, Kelurahan Ancol kepada PT Anugerah Fajar Kusuma. Harga jual atas tanah tersebut adalah sebesar Rp 19,584 milyar yang akan dilunasi oleh pembeli sebanyak 17 (tujuh belas) cicilan, dimana cicilan pertama akan dimulai tanggal 28 Maret 2007 sampai dengan 28 Juli 2008, dengan besarnya angsuran sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat hal-hal signifikan yang mempengaruhi kelangsungan perikatan.