• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMASI TERKAIT PERUBAHAN KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN KTP ELEKTRONIK

PENDAFTARAN PENDUDUK A. TUGAS BIDANG PENDAFTARAN PENDUDUK

INFORMASI TERKAIT PERUBAHAN KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN KTP ELEKTRONIK

 Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 tentang Perubahan Ke empat atas Peraturan Presiden Nomor 26 Taun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK secara nasional antara lain disebutkan bahwa “ KTP Non Elektronik paling lambat berlaku sampai 31 Desember 2014”.  KTP Elektronik selanjutnya disingkat KTP el bukan e-KTP. KTP el efektif berlaku 1 Januari 2015 , jadi

KTP non elektronik/SIAK tetap berlaku bagi penduduk yang belum mendapatkan KTP el sampai dengan 31 Desember 2014.

 Masa berlaku KTP el yang semula 5 tahun diubah menjadi seumur hidup, sepanjang tidak ada perubahan elemen data dalam KTP el, yang meliputi status, perubahan nama, dan lain-lain.

Pada dasarnya Program Penerapan KTP Elektronik di Kabupaten Banjar sudah dilaksanakan pada Tahun 2011 tepatnya Oktober 2011, sampai dengan saat ini dari jumlah penduduk 534.699 jiwa dan wajib KTP 382.649 jiwa, yang sudah melaksanakan perekaman 303.372 jiwa dan KTP el yang sudah selesai cetak 274.042 buah.

Rencana pelaksanaan pencetakan KTP el di Kabupaten/Kota yang semula diinformasikan awal Januari 2014 sudah diserahkan namun diperkirakan pertengahan 2014 baru bisa terealisasi, karena untuk anggaran pencetakan dibebankan pada APBN-P Tahun 2014 yang diperkirakan baru akan tersedia pada pertengahan 2014.

 Pada waktunya nanti KTP el akan dipergunakan/dimanfaatkan untuk setiap akses pelayanan publik, baik di pemerintahan maupun swasta.Jadi bagi penduduk yang tidak mempunyai KTP el akan mendapat kesulitan.

 Perlu diinformasikan juga bahwa pada saat ini kewenangan pencetakan KTP Elektronik diserahkan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota, mudah-mudahan nanti akan lebih memudahkan dan memperlancar pelaksanaan ke depannya.

 Terkait dengan Peraturan Presiden di atas dan realisasi dari penerapan KTP Elektronik di Kabupaten Banjar, maka dapat dilihat masih banyaknya penduduk wajib KTP yang belum melaksanakan perekaman KTP el dan yang sudah melaksanakan perekaman tapi belum selesai cetak.

Menyikapi hal tersebut di atas, maka Dinas Dukcapil akan segera mencetak KTP el dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Penduduk yang baru rekam, dengan pertimbangan datanya sudah benar;

2. Penduduk yang sudah lama rekam, dengan catatan datanya dicek kembali, apabila ada perubahan, maka harus melampirkan data dukung yang kuat;

3. KTP el penduduk yang hilang dan rusak, tentu dengan syarat melampirkan bukti dukung

 Apabila KTP el hilang, maka harus dilampirkan dengan Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian atau dengan Surat Pernyataan yang bersangkutan yang menyatakan sebab/tempat kehilangan dengan dibubuhi materai Rp.6.000,-

D. PINDAH DATANG PENDUDUK DALAM NEGERI

 Klasifikasi Perpindahan Penduduk : 1. Dalam satu desa/kelurahan

2. Antar desa/kelurahan dalam satu kecamatan 3. Antar kecamatan dalam dalam satu kabupaten 4. Antar kabupaten dalam satu provinsi  Jenis kepindahan :

1. Kepala Keluarga

2. Kepala Keluarga dan seluruh anggota keluarga 3. Kepala Keluarga dan sebagian anggota keluarga 4. Anggota keluarga

 Informasi Umum terkait Surat Keterangan Pindah / Surat Keterangan Pindah Datang 1. Surat Keterangan Pindah/Surat Keterangan Pindah Datang diterbitkan paling lambat 14

(empat belas) hari kerja sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan. 2. Surat Keterangan Pindah berlaku selama 30 (tiga puluh) hari kerja;

3. Pada saat diserahkan Surat Keterangan Pindah, KTP yang bersangkutan dicabut;

4. Surat Keterangan Pindah berlaku sebagai pengganti KTP selama KTP baru belum diterbitkan; 5. Surat Keterangan Pindah Datang digunakan sebagai dasar penerbitan KK dan KTP dengan

alamat baru;

6. Perekaman ke dalam database kependudukan.

E. PERANAN ISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

 Memfasilitasi validitas dan verifikasi individu penduduk untuk pelayanan publik lainnya

 Penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi

 Perekaman, pengiriman dan pengolahan data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

 Penerbitan NIK Nasional, Konfigurasi NIK (16 Digit). 6 (enam) digit pertama merupakan kode wilayah

[][] 2 (dua) digit kode wilayah Provinsi [][] 2 (dua) digit kode wilayah Kabupaten/Kota [][] 2 (dua) digit kode wilayah Kecamatan

6 (enam) digit kedua merupakan tanggal bulan dan tahun lahir pemegang NIK [][] 2 (dua) digit pertama merupakan tanggal kelahiran (untuk perempuan tanggal lahir

ditambah 40)

[][] 2 (dua) digit bulan kelahiran [][] 2 (dua) digit tahun kelahiran

4 (empat) digit terakhir merupakan nomor urut /seri yang dikreasi oleh sistem (created by system)

Misalnya,

 Ahmad Kosasih berjenis kelamin laki-laki, berdomisili di provinsi Kalimantan Selatan (63), Kabupaten Banjar (03), Kecamatan Martapura (05) lahir pada tanggal 21 Januari 1970, maka NIK-nya.

 Yanti berjenis kelamin perempuan berdomisili di provinsi Kalimantan Selatan (63), Kabupaten Banjar (03), Kecamatan Martapura (05) lahir pada tanggal 6 Januari 1965, maka NIK-nya.

63.03.05.460165.0003

F. PETUGAS PENDAFTARAN PENDUDUK

Petugas Registrasi  Petugas yang harus disediakan di Desa yaitu orang yang membantu Kepala Desa untuk mencatat dan mengadministrasikan setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dilaporkan oleh masyarakat kemudian diolah dan disajikan sebagai data desa/kelurahan ,kemudian dilaporkan ke Dinas secara berjenjang

 Petugas registrasi diangkat dan diberhentikan oleh bupati/walikota dan diutamakan dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan

G. BIAYA DAN SANKSI ADMINISTRASI

 BIAYA

 Pasal 79A UU No 24 Tahun 2013 “Pengurusan dan penerbitan dokumen kependudukan tidak dipungut biaya”.

 Yang dimaksud “Pengurusan dan Penerbitan” meliputi penerbitan baru, penggantian akibat rusak atau hilang, pembetulan akibat salah tulis dan/atau akibat perubahan elemen data.

 Gratis hanya berlaku untuk retribusi sedangkan denda/sanksi administratif bagi pemohon yang terlambat melaporkan baik peristiwa kependudukan dan peristiwa penting tetap mengacu pada ketentuan pasal 89 sampai dengan pasal 92 UU No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Implikasi dari hal ini Kabupaten/Kota yang menerapkan pungutan biaya untuk denda/sanksi administratif dalam Peraturan Daerah masih bisa melakukan pungutan terhadap pemohon yang terlambat dalam menyampaikan laporan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya.

 Pasal 95 B, “Setiap pejabat dan petugas pada Desa/Kelurahan,Kecamatan, UPTD Instansi Pelaksana dan Instansi Pelaksana yang memerintah dan/atau memfasilitasi dan/atau melakukan pemungutan biaya kepada penduduk dalam penyusunan dan penerbitan Dokumen Kependudukan sebagamana dimaksud dalam pasal 79 A dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.75.000.000,-(Tujuh puluh lima juta rupiah).

Dokumen terkait