• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ingin Menguasai Pasar , Tujuan ingin menguasai pasar tidak diumumkan secara jelas kepada pihak luar dan biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut

E. Jenis-jenis Lembaga Perbankan

5. Ingin Menguasai Pasar , Tujuan ingin menguasai pasar tidak diumumkan secara jelas kepada pihak luar dan biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut

bergabung. Dengan adanya penggabungan dari beberapa bank, maka jumlah cabang dan jumlah nasabah yang dimiliki bertambah. Tujuan ini juga dilakukan untuk meng-hilangkan atau melawan pesaing yang ada.

Keinginan untuk mengadakan penggabungan bank, baik penggabungan secara merger, konsolidasi atau akuisisi dapat dilakukan atas : 1). Inisiatif bank yang bersangkutan atau; 2). Permintaan Bank Indonesia atau ; 3). Inisiatif badan khusus Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Dalam melakukan penggabungan, maka pihak perbankan hendaknya memenuhi beberapa peraturan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Izin untuk melakukan Merger, Konsolidasi atau Akuisisi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1). Memenuhi rasio kecukupan modal yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2). Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris tidak termasuk daftar orang yang tercela dibidang perbankan.

3). Dalam hal akuisisi, maka bank wajib memenuhi ketentuan mengenai pengertian modal oleh bank yang diatur oleh Bank Indonesia.

1.13. Pembinaan dan Pengawasan Bank

Kegiatan perbankan yang dilakukan sehari-hari, baik oleh bank umum maupun bank perkreditan rakyat tidak terlepas dari berbagai kesalahan. Kesalahan ini dapat dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, agar dunia perbankan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan bank terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perbankan. Pelaksanaan

pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia.

Dalam hal pembinaan dan pengawasan bank tersebut, Bank Indonesia menetapkan kesehatan bank meliputi aspek kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Apabila menurut penilaian Bank Indonesia menilai suatu bank mengalami kesulitan atau membahayakan kelangsungan hidupnya, maka Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar :

1. Pemegang saham menambah modal

2. Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank

3. Bank menghapuskan buku kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang macet dan memperhitungka kerugian bank dengan modalnya

4. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain

5. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban

6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain

7. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan/atau kewajiban kepada bank atau pihak lain.

Kemudian apabila tindakan di atas tidak mampu untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi bank dan menurut penilaian Bank Indonesia dapat membahayakan sistem

perbankan, maka pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan

memerintahkan direksi bank untuk meneyelengfarakan Rapat Umum Pemegang Saham guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi.

1.14. Kerahasiaan Bank dan Sangsi Administratif a. Pengertian

Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya (Pasal 1 angka 28 UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan)

Yang dimaksud Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian Bank dengan nasabah yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan dan atau bentuk lainnya

b. Pengecualian Rahasia Bank

1. Untuk Kepentingan Perpajakan

Untuk kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada Bank agar memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaan keuangan Nasabah Penyimpan tertentu kepada pejabat pajak

2. Untuk Kepentingan Penyelesaian Piutang Bank

Untuk penyelesaian piutang Bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang Negara dan Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara, Pimpinan Bank Indonesia memberikan izin kepada pejabat Badan Urusan Piutang Negara dan Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara untuk memperoleh keterangan dari Bank mengenai simpanan Nasabah Debitur

3. Untuk kepentingan Peradilan Pidana

Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, Pimpinan bank Indonesia dapat memberikan izin kepada polisi, jaksa, atau hakim untuk memperoleh keterangan dari Bank mengenai simpanan tersangka atau terdakwa pada Bank

4. Untuk kepentingan peradilan Perdata

Dalam perkara perdata antara Bank dengan nasabahnya, direksi Bank bersangkutan dapat menginformasikan kepada pengadilan tentang keadaan keuangan nasabah yang

bersangkutan dan memnerikan keterangan lainnya yang relevan dengan perkara tersebut.

5. Untuk keperluan Tukar-Menukar Informasi antar Bank

Dalam rangka tukar-menukar informasi antar Bank, direksi Bank dapat memberitahkan keadaan keuangan nasabahnya kepada Bank lain

6. Pemberian keterangan atas persetujuan nasabah

a. Atas permintaan, persetujuan, atau kuasa dari Nasabah Penyimpan yang dibuat secara tertulis, Bank wajib memberikan keterangan mengenai simpanan nasabah b. Dalam hal nasabah penyimpan telah meninggal dunia, ahli waris yang sah dari

nasabah penyimpan yang bersangkutan yang berhak memperoleh keterangan mengenai simpanan nasabah penyimpan tersebut

c. Sanksi Pelanggaran Kerahasian Bank

a. Sanksi Pidana

Di dalam pembukaan rahasia bank untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, tanpa membawa perintah atau izin tertulis dari pimpinan bank indonesia, dengan sengaja memaksa bank atau pihak terafiliasi untuk memberikan keterangan, diancam dengan pidana sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling lama 4 tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp.10.000.000.000 dan paling banyak Rp.2.000.000.000.

1) Anggota dewan komisaris, direksi, pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya yang dengan sengaja membuka rahasia bank di mana tidak melalui prosedur, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling lama 4 tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 4.000.000.000 dan paling banyak Rp. 8.000.000.000.

2) Anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank yang dengan sengaja tidak memberikan keterangan atau membuka rahasia bank di mana telah ditempuh prosedur, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling lama 7 tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 4.000.000.000 dan paling banyak Rp. 15.000.000.000

b. Sanksi Administratif

Bank Indonesia dapat menetapkan atau menambah sanksi administratif sbb : 1) Denda Uang

2). Teguran tertulis

3) Penurunan tingkat kesehatan bank

4) Larangan turut serta dalam kegiatan kliring

5) Pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik untuk kantor cabang tertentu maupun untuk bank secara keseluruhan

6) Pemberhentian pengurus bank dan selanjutnya menunjuk dan mengangkat pengganti sementara sampai rapat umum pemegang saham

7) Pencantuman anggota pengurus, pegawai bank, pemegang saham dalam daftar orang tercela dibidang perbankan

Dokumen terkait