• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN LITERATUR

2.1.4 Inkuiri

2.1.4.1Pengertian Inkuiri

Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencapai dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006: 196). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dilihat bahwa inkuiri membuat siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan melibatkan siswa sebagai pemeran utama, mereka akan lebih aktif dan senang dalam menjalani proses pembelajaran, hal ini sesuai dengan hakekat belajar yang diungkapkan oleh Gora dan Sunarto (2010). Inkuiri mendorong siswa untuk menangkap makna atau isi suatu pelajaran yang diberikan oleh gurunya dengan ia berproses sendiri dalam pembelajaran dan menemukan makna. Metode ini juga memberikan kebebasan kepada anak dalam membahas suatu permasalahan yang terjadi atau berhubungan dengan pelajaran yang dipelajari.

Inkuiri merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat

menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku (Hanafiah & Suhana, 2009: 77). Dari pendapat ahli tersebut dapat dikatakan bahwa metode inkuiri dapat membuat siswa lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran karena mencari maupun menyelidiki suatu pengetahuan sendiri yang pada akhirnya akan menemukan sendiri. Dengan melibatkan siswa sebagai pemeran utama, maka siswa akan lebih aktif dan tertarik dalam menjalani proses pembelajaran dan bukan hanya duduk diam dan mendengarkan ceramah dari guru, khususnya pelajaran IPA. Inkuiri menempatkan siswa sebagai individu yang telah mempunyai pengetahuan awal yang nantinya akan mereka bangun sendiri selama berproses.

Hasil belajar bukan hanya tergantung pada lingkungan belajar tapi juga pengalaman belajar, yaitu berbasis kontruktivis (Driver and Bell, 1986). Hal inilah yang diharapkan dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA, yang diharapkan pula nantinya akan berpengaruh lebih baik pada prestasi siswa. Melalui metode ini, siswa akan menjadi pemeran utama dalam pembelajaran sedangkan guru menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Pengalaman belajar selama proses inkuiri akan membantu siswa untuk menemukan makna dalam pembelajaran. Pada prosesnya nanti diharapkan akan berpengaruh pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan akan berdampak pada hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri merupakan proses dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran untuk melakukan penemuan yang bermakna melalui pengalaman-pengalaman belajar mereka dan dengan melalui interaksi bersama orang-orang dan lingkungan belajar mereka. Sehingga pada akhirnya siswa akan lebih memaknai pembelajaran yang berproses melalui perkembangan mentalnya sendiri. 2.1.4.2Jenis-jenis inkuiri

Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 77), inkuiri dibagi menjadi 3 yaitu: (1) inkuiri terpimpin, yaitu pelaksanaan inkuiri atas petunjuk guru yang dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan, selanjutnya siswa akan melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya, (2) inkuiri bebas, yaitu peserta didik melakukan penelitian secara bebas sebagaimana seorang ilmuan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri. (3) inkuiri bebas yang dimodifikasi, yaitu masalah diajukan guru didasarkan pada teori yang sudah dipahami peserta didik, tujuannya untuk melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenaran.

2.1.4.3Inkuiri Terbimbing

Inkuiri terpimpin atau inkuiri terbimbing merupakan proses inkuiri yang dilakukan atas petunjuk dari guru. Inkuiri terbimbing dimulai dari

pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Siswa melakukan percobaan untuk mrmbuktikan pendapat yang dikemukakannya (Hanafiah & Suhana, 2009: 77). Sedangkan menurut Australian Academy of Sciene (2010: 16) “The most common

inquiry lesson is the guided inquiry lesson. In these lesson the teacher provides the question and/ or the method by which the question in answered.” Sama halnya dengan inkuiri, seperti yang di ungkapkan pada dua pendapat diatas bahwa inkuiri terbimbing melibatkan guru dalam melakukan proses inkuirinya, bahkan sebagian besar pembelajaran inkuiri adalah inkuiri terbimbing.

Langkah-langkah pada inkuiri terbimbing juga sama yaitu orientasi, perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis, dan kesimpulan. Pada inkuiri bebas guru hanya memberikan orientasi dan menyediakan lingkungan serta sumber belajar, perumusan masalah hingga kesimpulan siswa melakukannya sendiri tanpa bimbingan atau petunjuk guru. Sedangkan pada inkuiri terbimbing guru membimbing siswa dari orientasi dan membuat pertanyaan pancingan untuk siswa membuat rumusan masalah serta membuat hipotesis. Untuk pengumpulan data dan pengujian hipotesis guru menyediakan lingkungan belajar dan sumber sedangkan siswa melakukan pengumpulan data, pengujian hipotesis serta membuat kesimpulan sendiri, namun masih

dalam bimbingan guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan petunjuk berupa lembar kerja pada pengumpulan data.

2.1.4.4 Langkah-langkah pelaksanaan metode Inkuiri

Menurut Sanjaya (2006: 199) ada beberapa langkah dalam melaksanakan metode inkuiri yaitu:

2.1.4.4.1 Orientasi

Orientasi merupakan langkah untuk menciptakan suasana dan iklim pembelajaran aktif yang dapat menarik keingintahuan siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Dalam tahap ini, guru menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan siswa dan menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini antara lain menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa; menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan; dan menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar dalam rangka memberikan motivasi dalam belajar.

2.1.4.4.2 Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah mengajar siswa untuk menghadapi persoalan yang mengandung teka-teki. Siswa didorong untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari teka-teki tersebut. Beberapa hal yang harus dikaji dalam merumuskan masalah

adalah sebagai berikut: (1) masalah hendaknya dirumuskan soleh siswa, (2) masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka- teki yang jawabanya pasti, (3) konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui oleh siswa. Artinya sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melaui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.

2.1.4.4.3 Mengajukan hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Potensi berfikir dimulai dari kemampuan individu untuk menebak (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Salah satu cara yang dilakuan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipoteis) pada anak adalah dengan mengjaukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara dari masalah yang dikaji.

2.1.4.2.5 Mengumpulkan data

Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pengumpulan data membutuhkan ketekunan dan kemampuan dalam berfikir. Dalam tahap ini guru berperan dalam mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan. 2.1.4.2.6 Menguji hipotesis

Menguji hipotesis merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Pada tahap ini kebenaran jawaban akan diuji melalui data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan. 2.1.4.2.7 Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan merupakan puncak dari proses belajar. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat, guru harus mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan.

Dalam metode inkuiri terbimbing guru membimbing siswa untuk merumuskan pertanyaan tentang fenomena alam yang ada. Siswa melakukan penemuan melalui percobaan maupun pengamatan dengan urutan pelaksanaan metode inkuiri sesuai petunjuk guru. Pengumpulan data, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan dilakukan sendiri oleh siswa.

2.1.4.4 Keunggulan dan kelemahan metode inkuiri

Hanafiah dan Suhana (2009: 79) memaparkan beberapa keunggulan dan kelamahan dari metode inkuiri, sebagai berikut:

2.1.4.4.1 Keunggulan

Keunggulan metode inkuiri antara lain dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif. Inkuiri mendorong peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya. Metode ini juga dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belaar lebih giat lagi.

Memberikan peluang untuk berkembang dan mau sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Dengan adanya proses interaksi maka akan memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas. 2.1.4.4.2 Kelemahan

Dalam metode inkuiri siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka metode ini akan mengecewakan. Ada kritik, bahwa proses metode inkuiri terlalu mementingkan proses pengertian saa, kurang memerhatikan perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.

2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Dokumen terkait