• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERAN K.H ACHMAD NASHIHIN DALAM MENGEMBANGKAN

C. Inovasi Materi Dzikir Padhang Bulan

Materi dzikir padhang bulan saat ini merupakan materi yang telah

beberapa kali mengalami transformasi. Pada mulanya, dzikir yang dibaca

tidaklah sebanyak sekarang, karena dikhawatirkan jama’ah jenuh dan tidak

mengikuti acara ini lagi. Ibarat sebuah rumah, K.H. Achmad Nashihin

membangun sebuah pondasinya terlebih dahulu. Seiring berjalannya waktu,

ia dikit demi sedikit menambahi bacaan dzikir yang harus dibaca oleh

jama’ah. Semua dzikir-dzikir yang yang dibaca saat ini merupakan bacaan dzikir yang ia terima dari guru-gurunya serta telah mendapatkan ijazah dari

mereka.

Inovasi materi dzikir padhang bulan selanjutnya ialah siraman

rohani yang diisi sendiri oleh K.H. Achmad Nashihin. Materi siraman

rohani yang ia sampaikan biasanya berisi tentang nasihat-nasihat agama

agar kita lebih mendekatkan diri kepada Allah serta berbuat baik kepada

sesama. Kalimat yang sering keluar dari lisannya ialah agar kita bisa

bermanfaat terhadap sesama, sebab hidup ini bukan hanya soal ibadah

secara vertikal, namun secara horizontal juga harus dipenuhi. Inovasi dalam

hal ini ialah tema yang disampaikannya dalam memberikan nasihat selalu

berbeda-beda, meskipun kotennya sama. Selain itu, pernah pula agenda

dzikir padhang bulan ini berbarengan waktunya dengan pelaksanaan sema’an al-qur’an jantiko mantab. Dua kelompok keagamaan yang besar ini

60

sama-sama memiliki misi yang sama, yaitu mensyiarkan Islam agar lebih

diaplikasikan dalam setiap tindak tanduk masyarakat.7

Masih belum ada inovasi lain dalam dzikir padhang bulan selain

yang disebutkan di atas. Namun menurutnya, ia tetap berupaya mencari

cara-cara baru atau materi-materi baru agar dzikir padhang bulan bisa

diterima dan diminati oleh setiap elemen masyarakat. Perbedaan zaman

menuntut para muballigh untuk lebih kreatif lagi dalam menyampaikan

dakwahnya agar masyarakat tertarik untuk mengikuti apa yang telah

disampaikannya.

7

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan dari skripsi berjudul “Peran K.H. Achmad Nashihin Dalam

Mengembangkan Majelis Dzikir Padhang Bulan di Keranjingan-Jember (2007-2016)”

dengan 3 poin sebagai berikut:

1. K.H. Achmad Nashihin merupakan anak yang lahir dari pasangan K.H. Achmad

Rofi’i dan Nyai Salima. Ia lahir di Baratan, Antirogo-Jember pada tanggal 12 januari 1963 Masehi atau bertepatan dengan 08 Sya’ban 1382 Hijriyah. Sejak sekitar umur 2 tahun ia telah ditinggalkan oleh Ayahnya yang meninggal di usia

muda. Hal ini yang menyebabkannya tidak hanya tinggal dengan Ibunya. Namun ia

juga sering tinggal dengan kakeknya, yaitu K.H. Ghazali. Nampaknya didikan dari

sang kakek ini juga sangat berpengaruh terhadap kepribadian Achmad Nashihin

kecil hingga menjadikannya sosok yang amat disegani pada masa tuanya.

2. Dzikir padhang bulan didirikan oleh K.H. Achmad Nashihin pada tahun 2007 atas

saran dari Mbakyu Kyai Kholil As’ad Situbondo, yaitu Nyai Isyaiyyah As’ad dan

saran ini didukung oleh K.H.R. Kholil. Majelis dzikir ini diberi nama padhang bulan

karena dilaksanakan pada malam 15 bulan hijriah, yaitu ketika rembulan padhang

atau bersinar terang. Perkembangan majelis dzikir cukup pesat pada awal-awal

berdirinya, namun sedikit mengalami proses fluktuatif dan susah meningkat.

Perkembangan itu bisa dilihat dari segi sarana dan prasarana, jumlah jama’ah dan

materi dzikir padhang bulan. Jumlah jama’ah pernah menembus angka seribu lebih

62

3. Peranan yang dilakukan K.H. Achmad Nashihin dalam majelis dzikir padhang

bulan ialah cara-cara yang ia lakukan untuk mengembangkan majelis dzikir

padhang bulan baik dari segi pendirian, perkembangan jama’ah maupun materi

dzikir. Cara-cara yang dilakukan antara lain dengan melakukan berbagai inovasi untuk menarik jama’ah. Inovasi yang dimaksud ialah mengemas materi dzikir padhang bulan dengan semenarik mungkin, serta melakukan berbagi publikasi yang

bagus. Upaya untuk mengembangkan dzikir padhang bulan dilakukan hingga saat

ini agar dzikir padhang bulan bisa diterima oleh setiap elemen masyarakat.

B. Saran

Dalam penulisan skripsi ini, tentu banyak ditemukan kekurangan-kekurangan

di dalamnya, baik kekurangan dari segi informasi, maupun kekurangan dalam hal

penulisan. Penulis sangat mengharapkan masukan serta kritik yang konstruktif demi

perbaikan penelitian selanjutnya. Selain itu, semoga penelitian ini bisa memberi sedikit

informasi untuk penelitian selanjutnya yang serupa dengan penelitian ini. Saran dari

penulis terdiri dari tiga poin, antaralain:

1. Skripsi diharapkan bisa menjadi tambahan ilmu, wawasan, serta refrensi untuk

mahasiswa atau pihak-pihak yang membutuhkan untuk melakukan penelitian

serupa.

2. Meningkatkan kreativitas dalam berdakwah dan publikasi dengan lebih baik lagi

sehingga majelis dzikir padhang bulan bisa diminati oleh setiap kalangan dan lebih

dikenal oleh masyarakat luas.

3. Masyarakat diharapkan bisa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan Dzikir

Padhang Bulan atau kegiatan-kegiatan serupa yang berorientasi pada pendekatan

DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku:

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Al-Darini, Abdul azis. Melancong Ke Surga Tata Cara Menggapai Cinta Ilahi.

Jakarta: Hikmah, 2003.

Al-Ghazali , Imam. Menyingkap Hati Menghampiri Ilahi, Terj. Irwan Kurniawan. Bandung: Pustaka Hidayah, 1999.

_______________. Ringkasan Ihya’ Ulumudin, Terj. Abu Fajar Al-Qalami.

Surabaya: Gitamedia Press, 2003.

Al-Mundziri, Abdul Azhim. Ringkasan Shahih Muslim. Bandung: Mizan, 2002.

Al-Sadlan, Shaleh bin Ghanim. Do’a dan Dzikir Qauli dan fi’li. Terj. Achmad

Suchaimi. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999.

Armstrong, Amatullah. Kunci Memasuki Dunia Tasawuf, Terj. M.S. Nasrullah dan Ahmad Baiquni. Bandung: Mizan, 1996.

Athaillah, ibnu. Intisari Kitab Al-Hikam. T.tp. Gita Media Press, 2005. Bahri, Media zainul. Tasawuf Mendamaikan Dunia. T.tp. Erlangga, 2010.

Beilharz, Peter. Teori-Teori Sosial. Terj. Sigit Jatmiko. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2002.

Berry, David. Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi. Terj. Paulus wirotomo.

Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 1995.

Bukhari, Imam. Shahih Bukhari, vol. XXX,1979. Riyadh: Bait Al-Afkar Ad-

Dauliyah, 1998.

Chitick, Wiliam C. Tasawuf Di Mata Kaum Sufi, Terj. Zaimul Am. Bandung:

Mizan, 2002.

Fuadai, A. 131 Pintu Cahaya Dari Timur. Jakarta: PT. Gramedia, 2014.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press, 1969.

Hawwa, Said. Tarbiyatur Ruhiyah. Terj. Khairul Rafie M dan Ibnu Thaha Ali.

Bandung: Mizan, 1997.

Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. Sosiologi jilid I. Jakarta: Erlangga, 1984. ______________________________. Sosiologi jilid II. Jakarta: Erlangga, 1984.

Kartodirjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016.

Khuzaimah, Ibnu. Shahih Ibnu Khuzaimah Jilid 3. Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.

Muhammad, Abi Ishaq. Al-Ta’aruf li Madzabi Ahl Al-Tashawuf. Terj. Rahmani

Astuti. Bandung: Mizan, 1993.

Nawawi, Imam. Al-Adzkar. t.t: Dar Al-Fikr, t.th.

Notosusanto, Nugroho. Norma-norma Dasar Penelitian dan Penulisan Sejarah.

Jakarta: Pertahanan dan Keamanan Pers, 1992.

Renier, G.J. Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Jakarta: Pustaka Pelajar, 1997. Shadily, Hasan. Sosiologi Untuk Masyarakat. Jakarta: PT. Pembangunan, 1980. Zulaikha, Lilik. Metodologi Sejarah I. Surabaya: Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel

Surabaya, 2011.

Dokumen:

Akta Pendirian Perseoan Terbatas P.T. Al-Ghazalie Citra Utama, 22 Maret 2013, no. 28.

Akta Pendirian Yayasan Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazalie, 28 Agustus 2015, no. 25.

Rofi’ie, Ibnu. Istighosah Libnu Rafi’i. Jember: Pondok Pesantren Darul Hikmah. Rofi’ie, Ibnu. Kumpulan Doa-doa. Jember: Pondok Pesantren Darul Hikmah,

2006.

S.K KEMENAG JATIM NOMOR: 413 TAHUN 2014.

S.K MENKUMHAM Nomor: AHU-0012148.AH.01.04.Tahun 2015 S.K MENKUMHAM Nomor: AHU-29632.AH.01.01.Tahun 2013.

Wawancara:

Achmad Nashihin. Wawancara, Pembina Dzikir Padhang Bulan, 03 Maret 2017. Doifi Amil Azis. Wawancara, Ketua Pondok Pesantren Darul Hikmah, 02 Maret

2017.

Isma’il. Wawancara, Bag. Administrasi PT. Al-Ghazalie, 02 Maret 2017.

M. Shofyan Zidni Mubarok. Wawancara, Putera Kedua K.H. Achmad Nashihin, 03 Maret 2017.

Syamsul Hadi. Wawancara, Santri Pertama K.H. Achmad Nashihin, 04 Maret 2017.

Internet:

Nashihin, Achmad. Sejarah Berdirnya PT. Al-Ghazalie Citra Utama”, dalam

http://alghazaalie.blogspot.co.id/2016/08/sejarah-berderi-pt-al-ghazaalie-

DAFTAR INFORMAN

NO. Nama Usia Keterangan

01. K.H. Achmad Nashihin 54 Pendiri dan Pemimpin Dzikir Padhang Bulan

02. Gus M. Sofyan Zidni Mubarok 27 Putera K.H. Achmad Nashihin sekaligus

Ketua YPP Darul Hikmah Al-Ghazalie

03. Ust. Syamsul Hadi 55 Santri Pertama K.H. Achmad Nashihin

04. Ust. Isma’il 29 Bagian Administrasi PT. Al-Ghazalie Citra

Utama

05. Ust. Dhoifi Amil Azis 25 Ketua Pondok Pesantren Darul Hikmah

Dokumen terkait