BAB V PEMBAHASAN
5.2 Input
5.2.1 Ketersediaan SDM dalam Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Menurut Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Dalam pelaksanaan pelayanan PONED, puskesmas harus mempunyai kriteria khusus untuk menjadi Puskesmas mampu PONED. Menurut KEMENKES RI (2013), Puskesmas mampu PONED harus mempunyai tim inti yang terdiri atas Dokter, Bidan dan Perawat yang sudah dilatih PONED, bersertifikat dan mempunyai kompetensi PONED, serta tindakan mengatasi kegawatdaruratan medik umumnya dalam rangka mengkondisikan pasien emergensi/komplikasi siap dirujuk dalam kondisi stabil. Tim inti pelaksana Puskesmas mampu PONED minimal terdiri dari 3 orang, yaitu Dokter Umum 1 orang, Bidan minimal D3 1 orang dan Perawat minimal D3 1 orang. Tenaga tim inti pelaksana PONED tersebut harus selalu siap selama 24 jam/ hari dan 7 hari/minggu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan seluruh informan, diperoleh informasi bahwa petugas kesehatan sudah dilatih PONED pada tahun 2013. Petugas kesehatan yang dilatih terdiri dari 3 orang yaitu 1 orang Dokter, 1 orang Bidan dan 1 orang Perawat. Pelatihan diadakan seminggu, yang melatih adalah dokter dari RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam dan pelatihan tersebut atas dasar perintah dari Dinas Kesehatan Deli Serdang.
Penunjukkan perwakilan tenaga kesehatan yang akan dilatih PONED berdasarkan perintah Kepala Puskesmas. Pada pelaksanaannya, setelah mendapatkan pelatihan dokter dan perawat yang telah terlatih PONED tidak bertugas di bagian pelayanan PONED dikarenakan dokter sibuk menangani pasien di bagian poli umum dan perawatnya sibuk di bagian immunisasi. Sehingga pelaksanaan pelayanan PONED hanya ditangani Bidan yang sudah dilatih dan petugas kesehatan pendukung lainnya. Hal ini menjadi hambatan dalam
pelaksanaan pelayanan PONED karena kualitas tenaga kesehatan yang ada tidak sama dengan tim inti yang sudah dilatih PONED.
Menurut KEMENKES RI (2013), apabila tenaga dalam tim inti tersebut pindah tugas, Dinas Kesehatan wajib untuk menggantikan dengan tenaga kesehatan (Dokter, Bidan dan Perawat) terlatih PONED melalui pelatihan atau rekrutmen tenaga kesehatan terlatih.
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan sesuatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli dibidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada (Syafrudin, 2009).
5.2.2 Kesiapsiagaan Petugas Kesehatan PONED dalam Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan hasil wawancara dengan semua informan di Puskesmas Patumbak, petugas kesehatan selalu ada dan siap siaga melayani pelayanan PONED selama 24 jam. Mereka membagi shift kerja dalam melaksanakan pelayanan PONED. Shift kerja dibagi 3, yaitu shift pagi, sihft siang dan shift malam. Terdiri dari 5 orang untuk shift pagi, 5 orang untuk shift siang dan 5 orang untuk shift malam.
Menurut KEMENKES RI (2013), tenaga tim pelaksana PONED harus selalu siap selama 24 jam/hari dan 7 hari/ minggu. Namun kenyataan dilapangan, Dokter untuk shift kerja malam tidak selalu ada. Dokter yang hanya bisa masuk shift kerja malam hanya 1 orang yaitu Dokter tim inti dalam pelaksanaan PONED,
padahal Puskesmas Patumbak mempunyai 5 orang Dokter Umum. Hal ini dikarenakan selain bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan PONED, Dokter inti PONED juga bertanggung jawab pada poli anak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat menyatakan bahwa, salah satu yang membuat masyarakat tidak mau melahirkan di Puskesmas Patumbak adalah petugas kesehatan yang tidak siapsiaga selama 24 jam dalam melayani. Termasuk tidak adanya Dokter yang masuk shift kerja malam. Sedangkan masyarakat mengharapkan pelayanan yang baik, pelayanan yang on time ketika dibutuhkan, berkualitas dan memuaskan.
Layanan yang berkualitas dan memuaskan akan dapat membangun citra layanan yang baik dimata konsumen/ sasaran pelayanannya, baik konsumen internal maupun konsumen eksternal. Layanan di puskesmas dapat dikatakan berkualitas, kalau layanan dapat memberikan kepuasan kepada penggunanya. Artinya apa yang diperoleh dari pelayanan yang diterima sesuai dengan apa yang diharapkan ketika akan mencari layanan yang dibutuhkannya (KEMENKES RI, 2013)
5.2.3 Ketersediaan Tim Pendukung PONED dalam Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Menurut KEMENKES RI (2013), untuk terselenggaranya PONED di puskesmas dengan baik diperlukan tenaga-tenaga kesehatan pendukung. Kepala Puskesmas, dibantu Dinas Kesehatan Kabupaten menyiapkan calon tenaga pendukung PONED. Tenaga pendukung tersebut dapat diambil dari tenaga yang ditugaskan di ruang rawat inap, bila perlu ditambah dengan tenaga yang bertugas
di fasilitas rawat jalan. Tenaga-tenaga kesehatan harus dapat memenuhi kriteria tertentu untuk menjadi calon tenaga pendukung PONED. Kebutuhan tenaga kesehatan sebagai tim pendukung terdiri dari Dokter umum minimal 1-2 orang, Perawat D3 minimal 5 orang, Bidan D3 minimal 5 orang, Analis Laboratorium 1 orang dan Petugas Administrasi minimal 1 orang.
Tim pendukung telah tersedia. Tim pendukung terdiri dari 3 Dokter Umum, 2 Perawat dan 13 Bidan, 1 Analis Laboratorium dan 1 orang Petugas Administrasi. Untuk perawat tidak mencukupi jumlahnya karena kebutuhan Perawat dalam pelaksanaan pelayanan PONED minimalnya adalah 5 orang. Namun semua tugas perawat juga bisa dilaksanakan oleh bidan-bidan yang ada, sehingga kekurangan perawat tidak menjadi masalah dalam penyelenggaraan PONED di Puskesmas Patumbak.
5.2.4 Ketersediaan Peralatan dalam Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Hasil pelaksanaan kegiatan jasa pelayanan kesehatan dapat bermutu perlu direncanakan sebaik-baiknya, diantaranya adalah kelengkapan fasilitas, peralatan kedokteran dan obat-obatan yang cukup dan bermutu sehingga memberikan kepuasan pada tenaga medis dan paramedis pelaksana pelayanan kesehatan (Wijayanto, 2004).
Bardasarkan hasil penelitian dengan informan mengenai ketersediaan Peralatan dalam pelaksanaan pelayanan PONED, diperoleh bahwa peralatan PONED sudah memadai namun masih ada yang belum lengkap dan masih ada beberapa peralatan yang belum tersedia.
Hal ini juga sejalan dengan hasil observasi yang menyatakan bahwa ketersediaan peralatan pelayanan PONED belum lengkap. Peralatan maternal yang belum tersedia adalah : nierbekken, lampu periksa halogen, spekulum sims (kecil, medium, besar), endotracheal tube dewasa (6, 7, 8), nasogastric tube dewasa (5,8), ekstraktor vakum manula, aspirator vakum manula, klem fenster/ klem ovum. Sedangkan Peralatan Neonatal yang belum tersedia adalah : tensimeter/ sphygmomanometer bayi, tensimeter/ sphygmomanometer neonatus, ARI timer standar (respiratory rate timer), meja resusitasi dengan pemanas (infant radiant warmer), laringoskop neonatus bilah lurus (3 ukuran), T piece resusitator, Endotracheal tube anak, kotak kepala neonatus (head box), klem arteri pean mosquito, gunting jaringan iris lengkung, doyeri probe lengkung, pinset jaringan semken, gunting iris lengkung, gunting operasi lurus, retraktor finsen tajam, skalpel, bisturi, klem mosquito halsted lurus dan lengkung, klem, linen backhauss, klem pemasang klip hegenbarth, kantong metode kanguru, infus set pediatrik, three-way stopcock (steril), kanula penghisap lendir neonatus, klem tali pusat, kateter intravena, kateter umbilicius.
Menurut hasil penelitian Surahwardy (2013), menyatakan bahwa yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pelayanan PONED adalah beberapa alat ada yang tidak tersedia.
5.2.5 Ketersediaan Obat dalam Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Bardasarkan hasil penelitian dengan informan mengenai ketersediaan obat dalam pelaksanaan pelayanan PONED, diperoleh bahwa obat PONED masih ada yang belum tersedia.
Berdasarkan hasil observasi juga menyatakan bahwa ketersediaan obat pelayanan PONED belum lengkap. Obat-obatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan PONED belum tersedia adalah : metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml), metil ergometrin maleat tablet 75 mg (tablet), transfusi set dewasa, kateter intravena no. 18 G), hidralazin 5 mg injeksi, labetolol 10 mg injeksi, pethidin injeksi.
Hal ini tidak sejalan dengan KEMENKES RI (2013), puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan PONED harus menyediakan obat dan bahan habis pakai, baik jenis dan jumlahnya harus cukup dengan buffer stock minimal sesuai dengan kebutuhan.