• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PONED DI PUSKESMAS

PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016

A. Daftar Pertanyaan untuk Kepala Puskesmas Patumbak I. Data Umum

a) Sejak kapan Puskesmas Patumbak menjadi PONED? Apakah puskesmas ini ditetapkan menjadi PONED disertai dengan pelatihan dan fasilitas-fasilitas telah dilengkapi sesuai standar PONED?

b) Siapa sajakah Petugas Kesehatan PONED di Puskesmas Patumbak sudah mendapatkan pelatihan PONED? Kapan petugas kesehatan PONED mendapat pelatihan PONED? Apakah ada kriteria khusus dalam memilih petugas kesehatan untuk dilatih pelayanan PONED? Apakah ada pelatihan lanjutan?

c) Apakah ada tim pendukung PONED? Siapa saja yang menjadi tim pendukung PONED? Apakah tim pendukung PONED telah diberi pelatihan? Apakah bentuk pelatihan tersebut?

d) Apakah alat-alat kesehatan untuk pelayanan PONED sudah lengkap dan masih dalam keadaan baik?

e) Bagaimana ketersediaan obat-obatan kesehatan yang mendukung PONED di Puskesmas?

f) Apakah tersedia biaya operasional dalam pelayanan PONED? Darimanakah sumber biaya operasional tersebut?

(2)

2. Proses

a) Bagaimana alur rujukan PONED? Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk penguatan sistem rujukan ke Puskesmas PONED?

b) Bagaimanakah Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak? c) Bagaimanakah penanganan kegawatdaruratan sebelum merujuk?

(3)

B. Daftar Pertanyaan untuk Bidan Koordiantor sudah mendapatkan pelatihan PONED? Kapan petugas kesehatan PONED mendapat pelatihan PONED? Apakah ada kriteria khusus dalam memilih petugas kesehatan untuk dilatih pelayanan PONED? Apakah ada pelatihan lanjutan?

b) Apakah ada tim pendukung PONED? Siapa saja yang menjadi tim pendukung PONED? Apakah tim pendukung PONED telah diberi pelatihan? Apakah bentuk pelatihan tersebut?

c) Apakah alat-alat kesehatan untuk pelayanan PONED sudah lengkap dan masih dalam kedaan baik?

d) Bagaimana ketersediaan obat-obatan kesehatan yang mendukung PONED di Puskesmas?

e) Apakah tersedia biaya operasional dalam pelayanan PONED? Darimanakah sumber biaya operasional tersebut?

f) Apakah ada SOP yang telah disusun tim PONED dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas?

2. Proses

a) Apakah masyarakat, bidan desa ataupun Puskesmas non-PONED sering melakukan rujukan ke Puskesmas PONED? Kasus apa saja yang sering menjadi rujukan?

b) Bagaimanakah system rujukan kasus kegawat daruratan maternal dan neonatal dari bidan desa ke Puskesmas mampu PONED? Apakah ada pembinaan bidan desa dalam hal merujuk kasus ke Puskesmas mampu PONED?

c) Apakah ada kasus yang dirujuk dari Puskesmas mampu PONED ke Rumah Sakit PONEK? Kasus apa saja yang sering menjadi rujukan? Mengapa kasus tersebut harus dirujuk?

(4)

Apakah ada alat komunikasi dalam merujuk pasien ke Rumah Sakit PONEK? Apa bentuk dari alat komunikasi tersebut?

(5)

C. Daftar Pertanyaan untuk Dokter (Tim inti PONED)

a) Sejak kapan Puskesmas Patumbak menjadi PONED?

b) Apakah Petugas Kesehatan PONED di Puskesmas Patumbak sudah mendapatkan pelatihan PONED? Kapan petugas kesehatan PONED mendapat pelatihan PONED? Berapakah jumlah petugas kesehatan yang telah dilatih PONED? Apakah ada kriteria untuk petugas kesehatan menjadi tim PONED? Apakah ada pelatihan lanjutan bagi tim PONED? Siapa yang melatih ?

c) Apakah ada tim pendukung PONED? Siapa saja yang menjadi tim pendukung PONED? Apakah tim pendukung PONED telah dilatih? Apa bentuk pelatihannya?

d) Apakah dalam pelaksanaan PONED, Dokter, Bidan dan Perawat selalu berada di tempat? Apakah di Puskesmas PONED ini ada dokter yang berjaga 24 jam?

e) Bagaimana ketersediaan alat-alat kesehatan yang mendukung PONED di Puskesmas?

f) Bagaimana ketersediaan obat-obatan kesehatan yang mendukung PONED di Puskesmas?

g) Apakah Puskesmas Patumbak memiliki sarana untuk merujuk pasien? Kalau ada sebutkan!

h) Apakah dalam pelaksanaan PONED tersedia alat komunikasi dan informasi? Apakah bentuk dari alat komunikasi dan informasi tersebut?

2. Proses

a) Apakah masyarakat, bidan desa ataupun Puskesmas non-PONED sering melakukan rujukan ke Puskesmas PONED? Kasus apa saja yang sering menjadi rujukan?

b) Apakah ada kasus yang dirujuk dari Puskesmas mampu PONED ke Rumah Sakit PONEK? Kasus apa saja yang sering menjadi rujukan? Mengapa kasus tersebut harus dirujuk?

(6)
(7)

D. Daftar Pertanyaan untuk Perawat (Tim inti PONED) mendapatkan pelatihan PONED? Kapan petugas kesehatan PONED mendapat pelatihan PONED? Berapakah jumlah petugas kesehatan yang telah dilatih PONED? Apakah ada kriteria untuk petugas kesehatan menjadi tim PONED? Apakah ada pelatihan lanjutan bagi tim PONED? Siapa yang melatih ?

b) Apakah ada tim pendukung PONED? Siapa saja yang menjadi tim pendukung PONED? Apakah tim pendukung PONED telah dilatih? Apa bentuk pelatihannya?

c) Apakah tupoksi perawat dalam pelayanan PONED?

d) Apakah dalam pelaksanaan PONED, Dokter, Bidan dan Perawat selalu berada di tempat? Apakah di Puskesmas PONED ini ada dokter yang berjaga 24 jam?

e) Bagaimana ketersediaan alat-alat kesehatan yang mendukung PONED di Puskesmas?

f) Bagaimana ketersediaan obat-obatan kesehatan yang mendukung PONED di Puskesmas?

g) Apakah Puskesmas Patumbak memiliki sarana untuk merujuk pasien? Kalau ada sebutkan!

h) Apakah dalam pelaksanaan PONED tersedia alat komunikasi dan informasi? Apakah bentuk dari alat komunikasi dan informasi tersebut?

2. Proses

a) kasus apa saja yang pernah ditangani Puskesmas PONED?

b) Apakah ada sosialisasi kepada masyarakat, bidan desa dan klinik bersalin di wilayah kerja puskesmas tentang pelayanan PONED dan manfaat PONED di Puskesmas?

(8)

d) Apakah tersedia biaya operasional dalam pelayanan PONED? Darimanakah sumber biaya operasional tersebut?

e) Apakah ada SOP yang telah disusun tim PONED dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas?

(9)

E. Daftar Pertanyaan untuk Bidan Desa I. Data Umum

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan :

4. Masa Kerja :

5. Tanggal Wawancara : II. Data Khusus

1. Apakah bidan desa pernah melakukan rujukan ke Puskesmas PONED? Kasus apa saja yang sering menjadi rujukan?

2. Bagaimanakah system rujukan kasus kegawat daruratan maternal dan neonatal dari bidan desa ke Puskesmas mampu PONED? Apakah ada pembinaan bidan desa dalam hal merujuk kasus ke Puskesmas mampu PONED?

3. Apakah tersedia ambulans yang mendukung pelaksanaan rujukan di puskesmas?

(10)

F. Daftar Pertanyaan untuk Masyarakat I. Data Umum

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan : 4. Tanggal Wawancara : II. Data Khusus

1. Apakah ada sosialisasi mengenai pelayanan PONED yang ada di Puskesmas Patumbak? Bagaimana cara mensosialisasikannya?

2. Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Patumbak?

(11)

LAMPIRAN 2

BATASAN KEWENANGAN PUSKESMAS MAMPU PONED DALAM PELAYANAN PONED

No Kewenangan Kemampuan

MATERNAL

1. Perdarahan pada kehamilan muda

a) Diagnosis abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik.

b) Resusitasi, stabilisasi.

c) Evakuasi sisa mola dengan verbocain. d) Culdocentesis.

a) Diagnosis atonia uteri, perdarahan jalan lahir, sisa plasenta, kelainan pembekuan darah.

a) Diagnosis hipertensi dalam kehamilan. b) Diagnosis preeklamsi-eklamsi.

c) Resusitas. d) Stabilisasi.

e) Pemberian MgSO4 dan penanggulangan intoksikasi MgSO4.

f) Induksi/ akselerasi persalinan.

g) Persalinan berbantu (ekstaksi vakum dan forceps).

h) Pemantauan pasca tindakan.

i) Pemberian MgSO4 hingga 24 jam Post Partum.

j) Rujukan bila di perlukan. 4. Persalinan macet a) Diagnosis persalinan macet.

b) Diagnosis dystonia bahu/ kala II lama. c) Akselerasi persalinan pada inertia uteri

(12)

d) Tindakan ekstraksi vakum/ forceps/ melahirkan distosia bahu.

5. Ketuban pecah sebelum waktunya dan sepsis

a) Diagnosis ketuban pecah sebelum waktunya.

b) Diagnosis sepsis.

c) Induksi/ akselerasi persalinan.

d) Antibiotika profilaksis/terapeutik terhadap chorioamnionitis.

e) Tindakan persalinan berbantu (assited labor) pada kala II lama / exhausted.

f) Pemberian zat vasoaktif.

g) Pemberian antibiotika pada sepsis. h) Pemantauan pasca tindakan. i) Rujukan apabila diperlukan.

6. Infeksi Nifas a) Diagnosis infeksi nifas (metritis, mastitis, pelvio-peritonitis, thrombophlebitis).

b) Penatalaksanaan infeksi nifas sesuai dengan penyebabnya (memberikan uterotonika, antibiotika dan zat vasoaktif).

c) Terapi cairan pada infeksi nifas/ thrombophlebitis.

d) Drainase abses pada abses pelvis. e) Pemantauan pasca tindakan.

b) Resusitasi (ventilasi dan pijat jantung) pada asfiksia.

c) Terapi oksigen.

d) Koreksi asam basa akibat asfiksia. e) Intubasi (apabila diperlukan).

f) Pemantauan pasca tindakan termasuk menentukan resusitasi berhasil atau gagal. 2. Gangguan nafas pada

bayi baru lahir

(13)

b) Penyebab BBLR dan faktor predisposisi. c) Pemeriksaan fisik.

d) Penentuan usia gestasi. e) Komplikasi pada BBLR.

f) Pengaturan pemberian minum/ jumlah cairan yang dibutuhkan bayi.

g) Pemantauan kenaikan BB.

h) Penilaian tanda kecukupan pemberian ASI. 4. Hipotermi pada bayi

baru lahir

a) Diagnosis hipotermi.

b) Menghangatkan bayi dengan incubator. 5. Hipoglikemi dari ibu

dengan diabetes militus

a) Diagnosis hipoglikemi berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah.

b) Pemberian glukosa mengikuti GIR (Glucose Infusion Rate), termasuk pemberian ASI apabila memungkinkan.

6. Ikterus a) Diagnosis icterus berdasarkan kadar bilirubin serum atau metode kremer.

b) Pemeriksaan klinis icterus pada hari pertama, hari kedua, hari ketiga dan seterusnya untuk perkiraan klinis derajat icterus.

a) Diagnosis kejang pada Neonates.

b) Tatalaksana penggunaan fenobarbital atau fenitoin.

c) Pemeriksaan penunjang d) Pemeriksaan terapi suportif

e) Pemantauan hasil penatalaksanaan. 8. Infeksi Neonatus a) Diagnosis infeksi neonatal.

b) Pemberian antibiotik.

(14)

LAMPIRAN 3

PERALATAN MATERNAL PUSKESMAS MAMPU PONED

No Alat Maternal Jumlah Satuan

1. Meja instrumen 2 rak 1 Buah

2. Bak instrumen tertutup kecil 1 Buah

3. Bak instrumen tertutup medium 1 Buah

4. Bak instrumen tertutup besar (Obsgin) 1 Buah

5. Tromol kasa 2 Buah

6. Nierbekken/ Kidney disk diameter sekitar 20-21 cm

2 Buah

7. Nierbekken/ Kidney disk diameter sekitar 23-24 cm

2 Buah

8. Timbangan injak dewasa 1 Buah

9. Pengukuran tinggi badan (microtoise) 1 Buah

10. Standar infus 1 Buah

11. Lampu periksa Halogen 1 Unit

12. Tensimeter/ sphygmomanometer dewasa 1 Buah

13. Stetoskop dupleks dewasa 1 Buah

14. Termometer klinik (elektrik) 1 Buah

15. Tabung oksigen + regulator 1 Unit

16. Masker oksigen + kanula nasal 2 Unit

17. Tempat tidur periksa (examination bed) 2 Unit

18. Rak alat serbaguna 1 Buah

19. Penutup baki rak alat serbaguna 2 Buah

20. Lemari obat 1 Buah

21. Meteran/ metline 1 Buah

22. Pita pengukur lengan atas (LILA) 1 Buah

23. Stetoskop janin Pinard/ Laenec 1 Buah

24. Pocet Fetal Hearth Rate Monitor (Doppler) 1 Unit 25. Tempat tidur untuk persalinan (Partus Bed) 2 Unit

26. Plastik alas tidur 1 Buah

33. Spekulum cocor bebek grave medium 1 Buah

34. Spekulum cocor bebek grave besar 1 Buah

35. Kit resusitasi dewasa 1 Unit

36. Endotracheal tube dewasa 6,0 1 Buah

37. Endotracheal tube dewasa 7,0 1 Buah

(15)

39. Stilet untuk pemasangan ETT no.1 2 Buah

48. Perebus instrumen (Destilasi tingkat tinggi)

62. Bak/baskom plastik tempat plasenta 2 Buah

63. Ekstraktor vakum manula 1 Unit

73. Klem kasa lurus (sponge foster straight) 1 Buah

74. Gunting mayo CVD 1 Buah

75. Aligator ekstraktor AKDR 1 Buah

76. Klem penarik benang AKDR 1 Buah

77. Sonde uterus sims 1 Buah

78. Hemoglobin meter elektronik 1 Kit

79. Tes celup urinalisis glukose dan protein 1 Kit

80. Tes celup hCG (tes kehamilan) 200 Buah

81. Tes golongan darah (ABO, Rhesus) 2 Kit

(16)

83. Benang chromic (jarum tapper 0) 3/0 1 Kotak

84. Spuit disposable (steril) 1 ml 100 Buah

85. Spuit disposable (steril) 3 ml 200 Buah

86. Spuit disposable (steril) 5 ml 200 Buah

87. Spuit disposable (steril) 10 ml 50 Buah

88. Spuit disposable (steril) 20 ml 50 Buah

89. Three-way stopcock (steril) 1 Buah

90. Infus set dewasa 50 Buah

91. Kateter intravena 16 G 50 Buah

92. Kateter intravena 18 G 50 Buah

93. Kateter intravena 20 G 50 Buah

94. Kateter penghisap lendir dewasa 8 1 Buah

95. Kateter penghisap lendir dewasa 10 1 Buah

96. Kateter folley dewasa 16 G 5 Buah

97. Kateter folley dewasa 18 G 5 Buah

98. Kantong urin 10 Buah

99. Sarung tangan steril 7 50 Pasang

100. Sarung tangan steril 7,5 50 Pasang

101. Sarung tangan steril 8 50 Pasang

102. Sarung tangan panjang (manual plasenta) 10 Pasang 103. Sarung tangan rumah tangga (serbaguna) 2 Pasang

104. Plester non woven 1 Buah

105. Sabun cair untuk cuci tangan 1 Buah

106. Providon iodin 10% 1 Buah

107. Alkohol 75% 1 Buah

(17)

LAMPIRAN 4

PERALATAN NEONATAL PUSKESMAS MAMPU PONED

No Alat neonatal Jumlah Satuan

1 Tensimeter/ sphygmomanometer bayi 1 Buah

2 Tensimeter/ sphygmomanometer neonatus 1 Buah

3 Stetoskop dupleks bayi 1 Buah

4 Stetoskop dupleks neonatus 1 Buah

5 Termometer klinik (elektrik) 1 Buah

6 Timbangan neonatus + bayi 1 Buah

7 ARI timer standar (respiratory rate timer) 1 Buah

8 Lampu emergensi 4 Buah

9 Meja reusitasi dengan pemanas (infant radiant warmer) 1 Buah

10 Kit resusitasi neonatus 1 Unit

11

Balon resusitasi neonatus mengembang sendiri,

dengan selang reservoir 1 Set

12 Sungkup resusitasi 1 Set

13 Laringoskop neonatus bilah lurus (3 ukuran) 1 Set

14 T piece resusitator 1 Set

15 Endotracheal tube anak 1 Buah

16 Nasogastric tube neonatus 1 Buah

17 Tabung oksigen + regulator 1 Unit

18 Pompa penghisap lendir elektrik 1 Set

19 Penghisap lendir Delee (neonatus) 2 Unit

20 Handuk pembungkus neonatus 6 Buah

21 Kotak kepala neonatus (head box) 1 Buah

22 Klem arteri Kocher mosquito lurus 1 Buah

23 Klem arteri Kocher mosquito lengkung 1 Buah

24 Klem arteri pean mosquito 1 Buah

25 Pinset sirurgis 1 Buah

26 Pinset jaringan kecil 1 Buah

27 Pinset bengkok kecil 1 Buah

28 Needle holder 2 Buah

29 Gunting jaringan mayo ujung tajam 1 Buah

30 Gunting jaringan mayo ujung tumpul 1 Buah

31 Gunting jaringan iris lengkung 1 Buah

32 Skalpel 1 Buah

33 Bisturi 5 Buah

34 Baskom kecil 1 Buah

(18)

36 Jarum ligasi knocker 1 Buah

37 Doyeri probe lengkung 1 Buah

38 Pinset jaringan semken 1 Buah

39 Pinset kasa (anatomis) 1 Buah

40 Pinset jaringan (sirurgis) 1 Buah

41 Gunting iris lengkung 1 Buah

42 Gunting operasi lurus 1 Buah

43 Retraktor finsen tajam 1 Buah

44 Skalpel 1 Buah

45 Bisturi 5 Buah

46 Klem mosquito Halsted lurus 2 Buah

47 Klem mosquito Halsted lengkung 2 Buah

48 Klem linen backhauss 2 Buah

49 Klem pemasang klip hegenbarth 1 Buah

50 Kantong Metode kanguru 10 Buah

51 Inkubator ruangan dengan termostat sederhana 1 Buah

52 Infus set pediatrik 1 Kotak

53 Three-way stopcock (steril) 1 Buah

54 Kanula penghisap lendir neonatus 2 Buah

55 Klem tali pusat 100 Buah

56 Kateter intravena 50 Buah

(19)

LAMPIRAN 5

KEBUTUHAN OBAT PELAYANAN OBSTETRI EMERGENSI DASAR Perdarahan

Ringer laktat (500 ml) NaCL 0,9% (500 ml) Dextran 70,6% (500 ml)

Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml) Metil ergometrin maleat tablet 75 mg (tablet) Oksitosin injeksi 10 IU (1 ml)

Misoprostol (tablet) Transfusi set dewasa Kateter intravena no. 18 G Kateter Folley no. 18

Glukonas kalsikus 10% injeksi (20 ml) Diazepam 5 mg injeksi (2 ml)

(20)

Kateter intravena no. 18 G

Sulfas atropin injeksi (2 ml) Diazepam 5 mg injeksi (2 ml) Pethidin injeksi (2 ml)

Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml) Metil ergometrin maleat tablet 75 mg (tablet) Amoksilin 500 mg (tablet)

Asam mefenamat 500 mg (tablet) Infus set dewasa

Kateter intravena no. 18 G Disposible syringe 3 ml Disposible syringe 5 ml Robekan Jalan Lahir Ringer laktat (500 ml) NaCl 0,9% (500 ml)

Lidokain HCL 2% injeksi (2 ml) Oksitosin injeksi 10 IU (1 ml)

Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml) Amoksilin 500 mg (tablet)

Asam mefenamat 500 mg (tablet)

Chromic catgut no.1, atraumatik (sachet)

Chromic catgut no.2/0 atau 3/0, atraumatik (sachet) Infus set dewasa

(21)

Ringer laktat (500 ml) NaCL 0,9% (500 ml)

Adrenalin 0,1% injeksi (1 ml)

Difenhidramin HCL 10 mg injeksi (1 ml) Dexametason 5 mg injeksi (1 ml)

(22)

LAMPIRAN 6

KEBUTUHAN OBAT PELAYANAN NEONATAL EMERGENSI DASAR

No Nama Obat Bentuk Sediaan

1. Vit. K1/ Pithomenadion inject Ampul 2. Spuit 1 ml (untuk vit. K) Unit 3. Salep mata tetrasiklin 1% Tube

4. Cairan infus RL Botol infus 500 ml

5. Cairan infus NaCL 0,9% Botol infus 500 ml 6. Cairan infus Dextrose 10% Botol infus 500 ml 7. Aquadest untuk pelarut Botol

8. Alkohol 70% Botol

9. Providone Iodine Botol

10. Penicilin procain Vial

11. Ampicilin injeksi Vial

12. Gentamisin injeksi Vial 2 ml isi 20 mg 13. Gentamisin injeksi Vial 2 ml isi 80 mg

14. Fenobarbital injeksi Ampul

15. Diazepam injeksi Ampul 1 ml dan 2 ml

16. Abbocath/ wing needle Unit

(23)
(24)
(25)
(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini

digunakan untuk menganalisis implementasi pelayanan PONED di Puskesmas

Patumbak tahun 2016.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas PONED Patumbak. Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena frekuensi kunjungan dalam pemanfaatan

pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak masih rendah.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan maret sampai april 3.3 Informan Penelitian

Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas dan Tim PONED yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan PONED

yaitu Dokter, Bidan Koordinator dan Tenaga Kesehatan yang telah dilatih

PONED.

Penentuan informan dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive

sampling. Tehnik sampling dengan purposive sampling yaitu bahwa dalam

penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dimana informan ini adalah

orang-orang yang terlibat secara langsung terhadap permasalahan yang sedang

(27)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Ada dua jenis data dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer diperoleh melalui metode teknik wawancara mendalam dengan

informan yang dipandu dengan menggunakan pedoman wawancara dan direkam

dengan menggunakan alat perekam. Pedoman wawancara mendalam terdiri atas

daftar pertanyaan mengenai pelayanan PONED yang dilihat dari kerangka pikir

dari penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan dan

telaah dokumen. Dalam studi kepustakaan, peneliti mempelajari dan

mengumpukan keterangan maupun bahan yang berkaitan dengan masalah yang

dibahas. Sedangkan telaah dokumen dilakukan untuk membandingkan hasil

wawancara dengan data-data seperti data kunjungan K1 dan K4, data persalinan

normal yang ditangani, data persalinan dengan komplikasi, data kunjungan nifas,

data kunjungan neonatus dan dokumen lain yang digunakan terkait dengan

pelaksanaan pelayanan PONED.

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang dapat

dipercaya. Proses pengumpulan data dilakukan melalui : dokumentasi,

pengamatan, dan wawancara (Basrowi, Suwandi, 2008). Adapun metode dalam

(28)

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan fakta-fakta dan data yang tersimpan didalam bahan

yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk

surat-surat, buku, catatan harian, dokumen pemerintah ataupun swasta, laporan,

artefak, foto, data dari flashdisk dan sebagainya (Saryono, 2010). Dokumentasi

yang diambil dalam penelitian ini adalah dokumen laporan bulanan pelayanan

PONED di Puskesmas Patumbak.

b. Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung (Basrowi, 2008). Observasi

pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

pelaksanaan PONED di Puskesmas Patumbak.

c. Wawancara mendalam (in-depth interview).

Wawancara mendalam adalah cara dalam mengumpulkan data melalui

wawancara, menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan terbuka,

dan sebagian besar berbasis pada interaksi antara 1 pewawancara dengan 1

responden (Saryono, 2010). Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini

ditujukan kepada Kepala Puskesmas dan Tim PONED yang bertanggung jawab

dalam pelaksanaan pelayanan PONED yaitu Dokter, Bidan Koordinator dan

(29)

3.5 Uji Validitas Data

Uji validitas data dalam penelitian kulitatif disebut dengan triangulasi. Triangulasi digunakan sebagai tehnik pemeriksaan, keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu (Saryono, 2010). Triangulasi yang di

gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber yaitu melalui wawancara

mendalam dengan Pasien PONED.

3.6 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisi secara manual, yaitu dengan menuliskan

hasil penelitian dalam bentuk tabel hasil wawancara mendalam, kemudian

meringkas dalam bentuk matriks yang disusun sesuai bahsa baku jawaban

informan. Ringkasan ini kemudian di uraikan kembali dalam bentuk narasi dan

melakukan penyimpulan terhadap analisa yang telah didapat secara menyeluruh

(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Patumbak

Puskesmas Patumbak didirikan sejak tahun 1976, yang terletak di jalan

Jalan Pertahanan desa Sigara-gara daerah Patumbak Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang. Sejak tahun 2013 Puskemas Patumbak sudah menjadi

rawat inap dan menyusul menjadi Puskesmas Mampu PONED. Letak Puskesmas

Patumbak sangat strategis yaitu tidak jauh dari pingir jalan dimana bersebelahan

dengan kantor Kecamatan Patumbak dan ada 2 sekolah dasar sehingga sangat

mudah untuk dijangkau masyarakat.

Batas batas wilayahnya adalah:

a. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Deli Tua dan kec. Medan Amplas.

b. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas dan kec. Percut

Sei Tuan.

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan STM Hilir dan Kec.Tanjung

Morawa.

(31)

4.1.2 Wilayah Kerja Patumbak

Kecamatan Patumbak terdiri dari 8 desa dan 52 dusun. Keterangan jumlah

dusun dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 4.1 Jumlah desa dan Dusun di Kecamatan Patumbak 2012

No DESA Jumlah Dusun

1 Marindal I 12

2 Marindal II 7

3 Patumbak I 7

4 Patumbak II 5

5 Sigara-gara 6

6 Patumbak Kampung 7

7 Lantasan lama 4

8 Lantasan baru 4

JUMLAH 52

Pada tahun 2014 penduduk Kecamatan Patumbak berjumlah 93.658 jiwa dengan

rincian 47.527 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan 46.131 jiwa perempuan.

(32)

4.1.3 Sumber Daya Manusia Puskesmas Patumbak

Puskesmas Patumbak dipimpin oleh seorang dokter. Berdasarkan data yang

diperoleh di Kecamatan Patumbak maka diperoleh data tenaga kesehatan 63 orang

dan Tenaga Umum 6 orang, dengan rincian sebagai berikut:

1. Dokter umum 5 orang

2. Dokter gigi 4 orang

3. Perawat 9 orang

4. Perawat gigi 2 orang

5. Bidan 33 orang

6. Tenaga ahli kesehatan masyarakat 3 orang

7. Tenaga ahli sanitasi 0 orang

8. Tenaga teknisi medis/Lab 1 orang

9. Umum 6 orang

4.1.4 Peralatan dan obat Puskesmas mampu PONED Tabel 4.2 Peralatan Maternal Puskesmas mampu PONED

No Alat Maternal Keterangan

1. Meja instrumen 2 rak

2. Bak instrumen tertutup kecil 3. Bak instrumen tertutup medium 4. Bak instrumen tertutup besar (Obsgin) 5. Tromol kasa

6. Nierbekken/ Kidney disk diameter sekitar 20-21 cm X 7. Nierbekken/ Kidney disk diameter sekitar 23-24 cm

8. Timbangan injak dewasa

9. Pengukuran tinggi badan (microtoise) 10. Standar infus

11. Lampu periksa Halogen X

12. Tensimeter/ sphygmomanometer dewasa 13. Stetoskop dupleks dewasa

(33)

15. Tabung oksigen + regulator 16. Masker oksigen + kanula nasal

17. Tempat tidur periksa (examination bed) 18. Rak alat serbaguna

19. Penutup baki rak alat serbaguna 20. Lemari obat

21. Meteran/ metline

22. Pita pengukur lengan atas (LILA) 23. Stetoskop janin Pinard/ Laenec

24. Pocet Fetal Hearth Rate Monitor (Doppler) 25. Tempat tidur untuk persalinan (Partus Bed) 26. Plastik alas tidur

27. Klem kasa

28. Tempat klem kasa (korentang)

29. Spekulum sims kecil X

30. Spekulum sims medium X

31. Spekulum sims besar X

32. Spekulum cocor bebek grave kecil 33. Spekulum cocor bebek grave medium 34. Spekulum cocor bebek grave besar 35. Kit resusitasi dewasa

36. Endotracheal tube dewasa 6,0 X

37. Endotracheal tube dewasa 7,0 X

38. Endotracheal tube dewasa 8,0 X

39. Stilet untuk pemasangan ETT no.1 X

40. Nasogastric tube dewasa 5 X

41. Nasogastric tube dewasa 8 X

42. Kacamata/ goggle 43. Masker

44. Apron 45. Sepatu boot

46. Tong/ ember dengan kran 47. Sikat alat

48. Perebus instrumen (Destilasi tingkat tinggi) 49. Sterilisator kering

(34)

59. Nelaton kateter

60. Jarum jahit tajam (cutting) G9 61. Jarum jahit tajam (cutting) G11 62. Bak/baskom plastik tempat plasenta

63. Ekstraktor vakum manula X

64. Aspirator vakum manula X

65. Waskom

66. Klem kelly/ klem kocher lurus

67. Klem fenster/ klem ovum X

73. Klem kasa lurus (sponge foster straight) 74. Gunting mayo CVD

75. Aligator ekstraktor AKDR 76. Klem penarik benang AKDR 77. Sonde uterus sims

78. Hemoglobin meter elektronik

79. Tes celup urinalisis glukose dan protein 80. Tes celup hCG (tes kehamilan)

81. Tes golongan darah (ABO, Rhesus) 82. Benang chromic (jarum tapper 0) 2/0 83. Benang chromic (jarum tapper 0) 3/0 84. Spuit disposable (steril) 1 ml

85. Spuit disposable (steril) 3 ml 86. Spuit disposable (steril) 5 ml 87. Spuit disposable (steril) 10 ml 88. Spuit disposable (steril) 20 ml 89. Three-way stopcock (steril) 90. Infus set dewasa

91. Kateter intravena 16 G 92. Kateter intravena 18 G 93. Kateter intravena 20 G

94. Kateter penghisap lendir dewasa 8 95. Kateter penghisap lendir dewasa 10 96. Kateter folley dewasa 16 G

97. Kateter folley dewasa 18 G 98. Kantong urin

(35)

102. Sarung tangan panjang (manual plasenta) 103. Sarung tangan rumah tangga (serbaguna) 104. Plester non woven

105. Sabun cair untuk cuci tangan 106. Providon iodin 10%

107. Alkohol 75%

108. Cuvette hemoglobin meter elektronik

Tabel 4.3 Peralatan Neonatal Puskesmas mampu PONED

No Alat Neonatal Keterangan

1 Tensimeter/ sphygmomanometer bayi X

2 Tensimeter/ sphygmomanometer neonatus X

3 Stetoskop dupleks bayi 4 Stetoskop dupleks neonatus 5 Termometer klinik (elektrik) 6 Timbangan neonatus + bayi

7 ARI timer standar (respiratory rate timer) X 8 Lampu emergensi

9 Meja reusitasi dengan pemanas (infant radiant warmer) X 10 Kit resusitasi neonatus

11

Balon resusitasi neonatus mengembang sendiri, dengan selang reservoir

12 Sungkup resusitasi

13 Laringoskop neonatus bilah lurus (3 ukuran) X

14 T piece resusitator X

15 Endotracheal tube anak X

16 Nasogastric tube neonatus 17 Tabung oksigen + regulator 18 Pompa penghisap lendir elektrik 19 Penghisap lendir Delee (neonatus) 20 Handuk pembungkus neonatus

21 Kotak kepala neonatus (head box) X

22 Klem arteri Kocher mosquito lurus 23 Klem arteri Kocher mosquito lengkung

24 Klem arteri pean mosquito X

25 Pinset sirurgis 26 Pinset jaringan kecil 27 Pinset bengkok kecil 28 Needle holder

(36)

30 Gunting jaringan mayo ujung tumpul

31 Gunting jaringan iris lengkung X

32 Skalpel 33 Bisturi 34 Baskom kecil

35 Needle holder matheiu 36 Jarum ligasi knocker

37 Doyeri probe lengkung X

38 Pinset jaringan semken X

39 Pinset kasa (anatomis) 40 Pinset jaringan (sirurgis)

41 Gunting iris lengkung X

42 Gunting operasi lurus X

43 Retraktor finsen tajam X

44 Skalpel X

45 Bisturi X

46 Klem mosquito Halsted lurus X

47 Klem mosquito Halsted lengkung X

48 Klem linen backhauss X

49 Klem pemasang klip hegenbarth X

50 Kantong Metode kanguru X

51 Inkubator ruangan dengan termostat sederhana X

52 Infus set pediatrik X

53 Three-way stopcock (steril) X

54 Kanula penghisap lendir neonatus X

55 Klem tali pusat X

56 Kateter intravena X

(37)

Tabel 4.4 Kebutuhan Obat Pelayanan PONED

Perdarahan Keterangan

Ringer laktat (500 ml) NaCL 0,9% (500 ml) Dextran 70,6% (500 ml)

Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml) Metil ergometrin maleat tablet 75 mg (tablet) Oksitosin injeksi 10 IU (1 ml)

Misoprostol (tablet) Transfusi set dewasa Kateter intravena no. 18 G Kateter Folley no. 18

Glukonas kalsikus 10% injeksi (20 ml) Diazepam 5 mg injeksi (2 ml)

Nifedipin 10 mg (tablet) Hidralazin 5 mg injeksi Labetolol 10 mg injeksi Metildopa 250 mg (tablet) Transfusi set dewasa Kateter intravena no. 18 G Kateter Folley no. 18 Oksitosin injeksi 10 IU (1 ml) Aquadest pro injeksi (25 ml) Parasetamol 500 mg (tablet) Infus set dewasa

(38)

Kantong urine dewasa

Sulfas atropin injeksi (2 ml) Diazepam 5 mg injeksi (2 ml) Pethidin injeksi (2 ml)

Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml) Metil ergometrin maleat tablet 75 mg (tablet) Amoksilin 500 mg (tablet)

Asam mefenamat 500 mg (tablet) Infus set dewasa

Kateter intravena no. 18 G Disposible syringe 3 ml Disposible syringe 5 ml

X

Robekan Jalan Lahir Ringer laktat (500 ml) NaCl 0,9% (500 ml)

Lidokain HCL 2% injeksi (2 ml) Oksitosin injeksi 10 IU (1 ml)

Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml) Amoksilin 500 mg (tablet)

Asam mefenamat 500 mg (tablet)

Chromic catgut no.1, atraumatik (sachet)

Chromic catgut no.2/0 atau 3/0, atraumatik (sachet) Infus set dewasa

Kateter intravena no. 18 G Kateter folley no. 18

Adrenalin 0,1% injeksi (1 ml)

Difenhidramin HCL 10 mg injeksi (1 ml) Dexametason 5 mg injeksi (1 ml)

(39)

4.2 Karakteristik Informan

Dari tabel di bawah dapat terlihat bahwa jumlah informan penelitian ini

adalah 6 orang, yeng terdiri dari Kepala Puskesmas berumur 45 tahun dengan

pendidikan Dokter, Bidan Koordinator/ Bidan Inti PONED berumur 47 tahun

dengan pendidikan S2, Dokter inti PONED berumur 43 tahun dengan pendidikan

Dokter, Perawat inti PONED berumur 44 tahun dengan pendidikan S1, Bidan

desa berumur 30 tahun dengan pendidikan DIII Kebidanan, Pasien yang pernah

memeriksakan kehamilan di puskesmas berumur 28 tahun dengan pendidikan D1,

Pasien yang tidak pernah memeriksakan kehamilan di puskesmas berumur 29

tahun dengan pendidikan S1.

Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini, dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.5 Karakteristik Informan

Informan Jabatan Umur Pendidikan

Informan 1 Kepala Puskesmas 45 Tahun Dokter

Informan 2 Bidan Informan 6 Pasien (pernah

(40)

4.3 Ketersediaan SDM

Hasil penelitian mengenai ketersediaan SDM dalam pelaksanaan

pelayanan PONED, diperoleh informasi bahwa tim inti yang melaksanakan

pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak sudah mendapatkan pelatihan pada

tahun 2013. Pelatihan untuk tim inti PONED dilakukan pada tahun 2013 yang

terdiri dari 1 dokter, 1 bidan dan 1 perawat. Tim inti PONED langsung ditunjuk

oleh kepala puskesmas dan sampai saat ini belum ada pelatihan lanjutan.

Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Jumlah Petugas yang Terlatih PONED

Informan Pernyataan

Informan 1 Katanya sih ada dilatih tahun 2013. Ada 3 orang. Bu repelita, dr. Poppy, bu wiwin. Saya juga ini baru pindah, masih jalan 10 bulan lah saya disini.

Informan 2 Petugas PONED sudah dapat pelatihan PONED. Saya bidannya, bu wiwin perawatnya, dr. Popi dokternya. Mendapatkan pelatihan PONED tahun 2013, pelatihannya selama seminggu kalau ga salah ya… ada materi dan prakteknya juga. Tidak ada kriteria khusus dalam memilih petugas kesehatan untuk dilatih. Pelatihan lanjutan kayaknya ada tapi saya ga tau ya entah jadi atau ga nya.

Informan 3 Petugas kesehatan PONED sudah dapat pelatihan tahun 2013 ini, saya rasa seminggu pelatihannya. Kami ga ada kriteria ditunjuk sama kapus aja, tapi saya ga tau kalau kapus punya kriteria makanya nunjuk saya. Kalau saya ga ada pelatihan lanjutan sih. Yang melatih kami kemaren dokter dari RS Lubuk Pakam. Kemarin ada 3 orang kami. Itulah bu repelita, bu wiwin dan saya.

(41)

4.4 Kesiapsiagaan Petugas Kesehatan PONED

Hasil penelitian mengenai kesiapsiagaan Petugas kesehatan PONED,

diperoleh informasi bahwa petugas kesehatan PONED telah siapsiaga selama 24

jam/hari dalam melayani PONED. Petugas dibagi menjadi 3 shift kerja, yaitu shift

kerja pagi, sihft kerja siang dan shift kerja malam. Namun saat pasien shift malam

tidak ada dokter

Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Kesiapsiagaan Petugas Kesehatan PONED

Informan Pernyataan

Informan 1 Ada karena puskesmas kita kan sudah rawat inap.. jadi adalah dokter yang jaga 24 jam.. ada 5 orang dokter umum kita, belum ada dokter obgyn nya, dulu sih katanya ada tapi sudah pindah tugas.

Informan 2 Ada. kitakan sudah rawat inap dan sudah PONED. ya siapsiagalah 24 jam. Tapi kalau dari laporan itu jarang ada yang datang tengah malam untuk bersalin, kebanyakan masyarakat langsung ke klinik bersalin. Ya mereka ke klinik bersalin terkadang karena sudah dari anak pertama sudah nyaman sama bidan itu. Kalau ada pasien datang tengah malam untuk bersalin tapi dokter ga ada, yaaa kita telpon aja, lagian dokter sinaga itu kan bagian PONED juga tapi tim pendukung sih, dia tinggal ini dekat puskesmas ini… jalan kaki pun bisa ke kliniknya..Di sini ga ada dokter obgyn nya.

Informan 3 Ada donk dokter ataupun petugas kesehatan yang lainlah yang jaga 24 jam, kan udah rawat inap. Tapi kalau soal persalinan gitu saya kurang tau, saya kan tugasnya di poli anak jadi ga tau menau di ruang bersalin. Saya juga dapat shift kok. Tapi kalau shift malam biasanya yang bidan selalu ada kok. Kalau dokter obgyn di sini ga ada, tapi kami sekali sebulan memanggil dokter obgyn dari rumah sakit PONEK.

(42)

coba Tanya bu repelita lah karna ibu itu bikor nya jadi dia lebih tahu. Saya sudah di bagian imunisasi jadi udah ga tau lagi gimana di bagian PONED nya. Lagian kan banyak juga nya bidan di sini. Lebih banyak bidan di puskesmas ini.

Informan 6 Iya tapi pegawainya yang kita inginkan ga selalu 24 jam di puskesmas, jadi lebih baik langsung aja ke kliniknya. Kalau sudah tengah malam kan ga maulah bidan kliniknya kepuskesmas walaupun dia pegawai puskesmas, kan bidan nya lagi ga tugasnya untuk jaga malam.

4.5 Ketersediaan Tim Pendukung PONED

Menurut KEMENKES RI (2013), untuk terselenggaranya PONED di

puskesmas dengan baik diperlukan tenaga-tenaga kesehatan pendukung. Kepala

Puskesmas, dibantu Dinas Kesehatan Kabupaten menyiapkan calon tenaga

pendukung PONED. Tenaga pendukung tersebut dapat diambil dari tenaga yang

ditugaskan di ruang rawat inap, bila perlu ditambah dengan tenaga yang bertugas

di fasilitas rawat jalan. Tenaga-tenaga kesehatan harus dapat memenuhi kriteria

tertentu untuk menjadi calon tenaga pendukung PONED. Kebutuhan tenaga

kesehatan sebagai tim pendukung terdiri dari Dokter umum minimal 1-2 orang,

Perawat D3 minimal 5 orang, Bidan D3 minimal 5 orang, Analis Laboratorium 1

orang dan Petugas Administrasi minimal 1 orang.

Tim pendukung telah tersedia. Tim pendukung terdiri dari 3 Dokter

Umum, 2 Perawat dan 13 Bidan, 2 Analis Laboratorium dan 1 orang Petugas

Administrasi. Untuk perawat tidak mencukupi jumlahnya karena kebutuhan

Perawat dalam pelaksanaan pelayanan PONED minimalnya adalah 5 orang.

(43)

sehingga kekurangan perawat tidak menjadi masalah dalam penyelenggaraan

PONED di Puskesmas Patumbak.

Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Tim Pendukung PONED

Informan Pernyataan

Informan 1 Ada.. di sini sudah ada rawat inap jadi tugasnya menerima pasien. 3 bidan atau 1 perawat nanti kalau di butuhkan dokternya bisa di telpon.

Informan 2 Ada... tapi yang paling banyak petugas kesehatannya bertugas dirawat inap. Nanti ada tim merah, tim kuning, tim hijau. Ada tim-timnya gitu ya, jadi siapa yang di situ. Nah ini ya siapa yang tim merah, kuning, hijau ini yang bertugas itu. Disini perawat sangat sikit. Jadi, peran perawat dipegang bidan juga. Bidan yang dijadikan perawat.

Iya seharusnya, tapi ga ada, stafnya paling perawat ada sedikit. Ya paling banyaklah paling-paling 1 orang, itu yang merawat bidan semua, perawat yang lain diletakkan ditempat yang lain. Bidannya banyak, satu hari tu dinasnya 12 orang. Pagi 3 sampai 4 gitu, siang 4, malam 4. Rata-rata semuanya bidan. Dokternya iya... Saya sendiri yang bisa jaga malam. Ada, namanya rawat inap ya..

4.6 Ketersediaan Peralatan

Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap informan diperoleh

bahwa masih ada beberapa alat yang belum tersedia dalam menunjang

pelaksanaan pelayanan PONED. Hal ini juga sejalan dengan hasil observasi yang

menyatakan bahwa ketersediaan peralatan pelayanan PONED belum lengkap.

Peralatan maternal yang belum tersedia adalah : nierbekken, lampu periksa

(44)

8), nasogastric tube dewasa (5,8), ekstraktor vakum manula, aspirator vakum

manula, klem fenster/ klem ovum. Sedangkan Peralatan Neonatal yang belum

tersedia adalah : tensimeter/ sphygmomanometer bayi, tensimeter/

sphygmomanometer neonatus, ARI timer standar (respiratory rate timer), meja

resusitasi dengan pemanas (infant radiant warmer), laringoskop neonatus bilah

lurus (3 ukuran), T piece resusitator, Endotracheal tube anak, kotak kepala

neonatus (head box), klem arteri pean mosquito, gunting jaringan iris lengkung,

doyeri probe lengkung, pinset jaringan semken, gunting iris lengkung, gunting

operasi lurus, retraktor finsen tajam, skalpel, bisturi, klem mosquito halsted lurus

dan lengkung, klem, linen backhauss, klem pemasang klip hegenbarth, kantong

metode kanguru, infus set pediatrik, three-way stopcock (steril), kanula penghisap

lendir neonatus, klem tali pusat, kateter intravena, kateter umbilicius.

Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Peralatan PONED

Informan Pernyataan

Informan 1

Informan 2

Kayaknya belum lengkaplah, soalnya saya juga baru jalan 10 bulan di sini. Coba tanya bu repelita apa aja yang belum lengkap. Kalau ada yang hilang atau rusak dibuat catatan nya untuk laporan ke dinas kesehatan agar diproses.

Alat-alat kesehatan untuk pelayanan PONED masih belum lengkap. Inilah bisa dilihat langsung dek.

Informan 3 Saya rasa sudah lengkap makanya ditunjuk sebagai Puskesmas Mampu PONED. Kalau ga lengkap ga mungkin ditunjuk jadi puskesmas PONED. Kalaupun ada alat yang rusak atau hilang kami lapor ke bagian perlengkapan setelah itu kami ga taulah gimana selanjutnya.

(45)

Informan 5

ibu itu sekarang di ruangan bersalin kalau saya emang dari awal di bagian imunisasi aja.. kemaren ikut dilatih sebagai perwakilan aja biar ada perawatnya

Kayaknya dilihat sudah lengkaplah

4.7 Ketersediaan Obat

Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap informan diperoleh

bahwa masih ada beberapa obat yang belum tersedia dalam menunjang

pelaksanaan pelayanan PONED. Hal ini juga sejalan dengan hasil observasi yang

menyatakan bahwa ketersediaan obat pelayanan PONED belum lengkap.

Obat-obatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan PONED belum tersedia

adalah : metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml), metil ergometrin maleat

tablet 75 mg (tablet), transfusi set dewasa, kateter intravena no. 18 G,), hidralazin

5 mg injeksi, labetolol 10 mg injeksi, pethidin injeksi.

Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Obat PONED

Informan Pernyataan

Informan 1

Informan 2

Obat disini untuk pelayanan PONED kemaren sudah lengkap, tapi ini sudah ga lengkap lagi.

Obat-obatannya pun juga masih ada belum lengkap seperti transfusi set dewasa aja belum ada, makanya kadang walaupun kita berhak untuk menangani kasusnya tapi menurut kita perlu dirujuk ya kita rujuk aja, takut nanti pas alat yang kita butuhkan ga ada yaa gimana lah.. pasien sekarang pun minta juga di rujuk.

Informan 3 Kalau obat-obatnya pun saya rasa sudah lengkaplah.. kan samanya itu obat dan alat di lengkapi makanya bisa ditunjuk jadi puskesmas PONED

(46)

Informan 5

Informan 7

untuk pelayanan PONED.

Obatnya pun kayaknya sudah lengkaplah.

Kalau menurut kakak obatnya samanya dengan klinik, tapi kakak lebih baguslah ke klinik walaupun gratis di puskesmas. Karena puskesmas ini pelayanannya kurang, pegawainya pun cerewet pas kakak bawa si nenek di situ rawat inap, mau minta tolong matikan infus tapi kok malah merepet pegawainya, makanya gimanalah kakak mau melahirkan di situ…untuk meriksakan kehamilan pun kakak ga maulah… udah pengalamam dek.

4.8 Ketersediaan Alat Komunikasi untuk Merujuk Kasus Pelayanan PONED

Setiap Rumah Sakit PONEK juga diwajibkan untuk membangun jejaring

pelayanan emergensi dan komunikasi telefon selular ke setiap puskesmas binaan

dan bidan di desa yang ada di masing-masing wilayah kerja puskesmas

(KEMENKES RI, 2013).

Hasil penelitian mengenai ketersediaan alat komunikasi untuk merujuk

kasus pelayanan PONED, diperoleh informasi bahwa alat komunikasi untuk

merujuk kasus pelayanan PONED sudah tidak tersedia lagi tetapi dulu ada di

berikan oleh Pemerintah. Cara untuk merujuk pasien adalah dengan melakukan

sms sesuai dengan program sijari EMAS ataupun dengan menelpon rumah sakit

(47)

Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Alat Komunikasi untuk Merujuk Kasus Pelayanan PONED

Informan Pernyataan

Informan 1

Informan 2

Dulu ada kata mereka disediakan handphone tapi sekarang sudah ga ada lagi, dulu dari program EMAS juga. Dibuat mereka untuk sms pun nanya sms bundo. Kalau sekarang sementara pakai handphone pribadi dululah, tapi nanti mau diusulkan kembali.

Sekarang pakai handphone pribadi dulu lah. Inikan kapusnya masih baru jadi nanti mau di usulkan lagi ke dinas.. ya kita tunggu aja gimana nanti. Dulu ada berupa handphone tapi entah kemana pula itu, ga ada jejaknya.

Informan 3 Alat komunikasi dan informasi itu ga ada disediakan tapi kami pakai handphone pribadi saja. Setau saya sih dulu ada tapi entah kemana itu, dulu handphone di kasi.

Informan 4

Informan 5

Kurang tau sih saya ada atau ga nya disediakan, coba Tanya bikoor lah.

Kalau mau merujuk dihubungi dulu lah pihak rumah sakit, pakai handphone pribadilah.

4.9 Ketersediaan Sarana Transportasi Rujukan

Diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan di fasilitas perawatan,

sebagai penunjang untuk kelancaran penyelenggaraan PONED di Puskesmas.

Salah satunya yaitu sarana transportasi.

Hasil penelitian mengenai ketersediaan sarana transportasi kasus

pelayanan PONED, diperoleh informasi bahwa sarana transportasi untuk merujuk

kasus pelayanan PONED telah tersedia. ambulance yang dapat dipakai kapan saja

selama 24 jam. Adanya petugas untuk bertanggung jawab apabila supir tidak ada

(48)

di bawa pulang oleh petugas. Ambulance bisa digunakan pada saat pegawai turun

ke lapangan ataupun pada saat merujuk.

Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Sarana Transportasi Rujukan

Informan Pernyataan

Informan 2

Informan 3

Ada lah ambulance namanya juga sudah rawat inap pasti sudah ada ambulance.. untuk turun ke lapangan dan merujuk juga. Selalu di puskesmas lah ga boleh di bawa petugas pulang.

Ada ambulance desa dan siap 24 jam, supir ada lah, kalau ga ada supirnya gimnalah itu, supirnya juga harus ada selalu kalau tiba tiba dibutuhkan.

Informan 4 Ada. Sebelum ada rawat inap ini ya... Tapi harus adalah disini jangan dibawa kerumah petugas.

Informan 5 Ada.

Informan 6

Informan 7

Ada.

Kakak lihat ada didepan puskemas itu, ambulance ya itu.

4. 10 Ketersediaan Biaya Operasional Pelayanan PONED

Hasil penelitian mengenai ketersediaan biaya operasional pelayanan

PONED, diperoleh informasi bahwa biaya operasional pelayanan PONED telah

tersedia. Untuk keperluan PONED dalam hal ketersediaan peralatan dan

keperluan lainnya berasal dari APBD. Apabila ada kerusakan pada alat atau belum

(49)

Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Biaya Operasional Pelayanan PONED

Informan Pernyataan

Informan 2 Biaya operasionalnya ya..namanya kami PNS dari pemerintah..ya..itu yang sudah yang menjadi biaya operasional. Dari pemerintahlah kita digaji setiap bulan yang kami dapatkan. Misalnya berapa orang pasiennya nah dari situ insentifnya...umpanya. Sekarangkan sudah ada BPJS. Yang pastikan kami sudah digaji. Kalau keperluan lainnya dari APBDlah.

Informan 3 Kalau alat yang rusak kita buat laporan aja terus di laporkan ke bagian perlengkapan. Kayak nya dana nya dari APBD..

Informan 4 Aaa...kalau itu saya tidak tahu.

4. 11 Menerima Rujukan Dari Fasilitas Rujukan Dibawahnya.

Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang

melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap kasus penyakit

atau masalah kesehatan baik secara vertical dalam arti dari unit yang

berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu ( KEMENKES RI, 2013).

Hasil penelitian mengenai rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya itu

terdapat bidan desa atau puskesmas non PONED. Puskesmas menangani kasus

yang datang namun apabila kasus tidak dapat diatasi maka di rujuk ke Rumah

Sakit PONEK. Rujukan dari bawah juga dari lokasi yang dekat dari puskesmas.

Bidan desa atau puskesmas non PONED juga ada yang melakukan rujukan

(50)

Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan Dalam Menerima Rujukan dari Fasilitas Rujukan Dibawahnya.

Informan Pernyataan

Informan 2 Bidan desa atau puskesmas non PONED ada melakukan rujukan tetapi tidak sering. Kasus yang dirujuk seperti partus macet atau plasenta lengket. Dalam rujukan bidan desa ke puskesmas patumbak PONED terlebih dahulu dilihat apakah bisa ditangani di puskesmas kalau tidak bisa ditangani maka puskesmas membuat rujukan ke RS PONEK. Tapi jarang sih datang yang merujuk kesini tengah malam, biasanya bidan desa langsung ke rumah sakit.

Informan 3 Ada yang datang merujuk dari bidan desa, nanti kita cek apa masalahnya… setelah itu kita lihatlah dan kita tangani kalau memang ga bisa kita tangani maka itu di rujuk ke PONED. jarang kali lah kita merujuk… karena kita kan sudah PONED jadi ga ada kita rujuk rujuk itu…lagian bidan desa sekarang pun sudah sigap, bisa kita lihat kalau lebih dekatnya puskesmas dari tempatnya dan kasus pasiennya kira kira masih bisa ditangani di puskesmas maka bidannya bawa ke puskesmas tapi kalau jauh bidan desanya malah lebih dekat ke rumah sakit maka bidannya langsung rujuk ke rumah sakit.

Memang waktu pas hamil 6 bulan periksa kehamilan di puskesmas, ada juga sih di tawarin pegawainya tapi gimana ya kurang yakin aja, pelayanannya kurang disana.. lebih baik datang ke klinik nya aja. Iya sih klinik nya juga pegawai puskesmas tapi kalau kita ke puskesmas tapi pas pegawai yang kita mau ga jaga gimana, pastikan kita ditolong sama pegawai lain. Di telepon mereka pun nanti pegawai yang kita mau itu ga mungkin maul ah, udah tau lah gimana itu dek.

(51)

inap juga… ga nyaman ngapain disana melahirkannya.

4. 12 Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal

Hasil penelitian mengenai kasus yang pernah ditangani dalam pelaksanaan

pelayanan PONED, diperoleh bahwa kasus yang sering terjadi adalah persalinan

macet atau hipertensi. Selain itu kasus persalinan macet, kasus asfiksia juga

pernah ditangani pada kasus emergency neonatus. Kasus ditangani terlebih

dahulu, jika tidak sanggup maka puskesmas segera merujuk ke rumah sakit.

Tetapi sebelum di rujuk ke Rumah Sakit PONEK maka Puskesmas melakukan

penanganan pertama sampai kondisi pasien mampu di bawa ke Rumah Sakit.

Puskesmas juga menghubungi pihak Rumah Sakit lewat telefon bahwasanya akan

membawa pasien dan memberitahu kasus yang ditangani tidak dapat diatasi di

puskesmas.

Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal.

Informan Pernyataan

Informan 2 Kasus persalinan macet ataupun kalau pada neonatus ada kasus asfiksia kita tanganin dulu. Kita buat jalan pernafasan lebih baik, jika kalau sudah memerah kulitnya, baru kita rujuk biar dirawat di rumah sakit. Sebelum rujuk kita tangani pasien sampai pasien sanggup di bawa ke rumah sakit PONEK, ya kita infuse dulu pasiennya biar ada tenaganya,, lalu kita hubungi lah pihak rumah sakit kalau kita mau bawa pasien dengan kasus apaaa gitu.. biar pihak rumah sakit siap siap dengan alat alat yang sesuai dengan kasusnya. Yaaaa kita telpon bisa atau sms pun bisa untuk menghubungi rumah sakit.

(52)

bagian persalinan kurang tau. Jadi kalau dari bayi apa ya...BBLR pun jarang. Saya pun gak tau apa ada kasus lain. Nanti saya bilang gak ada di laporan ada.

Informan 4 Saya tidak tau apa aja karena saya lebih sering di bagian program imunisasi.

Informan 5 Kasus yang sering terjadi ditemukan persalinan macet atau hipertensi. Kalau masih bisa ditanganin puskesmas gak dibawa ke rumah sakit. Tapi kalau gak bisa ditanganin di puskesmas maka kita bawa ke rumah sakit.

4. 13 Pelaksanaan Rujukan Pelayanan PONED

Kebutuhan merujuk pasien tidak hanya dalam kondisi kegawatdaruratan

saja, akan tetapi juga pada kasus yang tidak dapat ditangani di fasilitas pelayanan

rawat inap karena tim interprofesi tidak mampu melakukan atau peralatan yang

diperlukan tidak tersedia ( KEMENKES RI, 2013).

Hasil penelitian mengenai pelaksanaan rujukan pelayanan PONED,

diperoleh bahwa rujukan di mulai dari bidan desa. Ketika bidan desa tidak mampu

menangani kasus emergency maternal dan neonatal, bidan desa merujuk ke

puskesmas dan jika puskesmas tidak mampu menanganinya maka akan di rujuk

ke rumah sakit. Selain terjadinya kasus persalinan macet dan hipertensi, rujukan

juga sering dilaksanakan atas permintaan pasien sendiri. Dari kasus yang ada

puskesmas berwenang dalam menangani kasus, namun puskesmas khawatir

dengan keadaan pasien apabila tiba-tiba semakin darurat karena alat yang belum

lengkap dan tidak adanya dokter obgyn. Semenjak adanya kartu Jaminan

Kesehatan Nasional, pasien lebih sering meminta rujukan tanpa ada pemeriksaan

(53)

PONEK Karena keadaan pasien emergensi dan bidan desa merujuk diatas jam 2

karena surat rujukan bisa menyusul keesokan harinya.

Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan Mengenai Pelaksanaan Rujukan Pelayanan PONED

Informan Pernyataan

Informan 2 Kasus yang dirujuk seperti partus macet atau plasenta lengket. Dalam rujukan bidan desa ke puskesmas patumbak PONED terlebih dahulu dilihat apakah bisa ditangani di puskesmas kalau tidak bisa ditangani maka puskesmas membuat rujukan ke RS PONEK. Kasus yang dirujuk di puskesmas PONED ke rumah sakit yang sering terjadi kasus pre eklamsi, perdarahan. Disini karena ga ada dokter obgynnya makanya kalau kira kira sudah darurat dengan kasus kasus itu langsung kita rujuk walaupun memang ada wewenang di PONED, taulah alatmya juga belum lengkap. Rumah sakit juga sudah lebih lengkap dari sini makanya kita bawa aja ke rumah sakit.

Informan 3 Saya kan di poli anak jadi bagian persalinan kurang tau. Coba nanti Tanya ke bu repelita, Cuma bu repelita yang bagian bersalin diantara kami yang dapat pelatihan itu.

Informan 4 Masih bisa ditangani di puskesmas, disini gak ada rujuk-rujukan. Kalau mau minta laporan laporan gitu lebih lengkap sama bu repelita aja ya.

(54)

menyusul besok, tapi kalau dibawah jam 2 sore kalau masih bisa di urus dulu ke puskesmas. Memang pasien sekarang pun kalau lama merasakan sakit minta minta ke rumah sakit aja, kalau kita tahan nanti pihak kita yang salah karena sudah menahannya karena itu keinginan pasien.

(55)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang

Puskesmas Patumbak ditingkatkan kualitasnya menjadi Puskesmas mampu

PONED pada tahun 2013. Sebelumnya bangunan Puskesmas diperbaiki dan

diperluas sehingga menjadi puskesmas rawat inap. Setelah ditunjuk menjadi

Puskesmas mampu PONED, Kepala Puskesmas Patumbak mengutus petugas

kesehatan untuk dilatih PONED. Petugas kesehatan yang dilatih PONED terdiri

dari 3 orang yaitu 1 Dokter, 1 Bidan dan 1 Perawat.

Sasaran dari pelaksanaan pelayanan PONED adalah ibu hamil, ibu

melahirkan, ibu nifas dan neonatus. Adapun jumlah kunjungan pasien dalam

pelaksanaan pelayanan PONED pada tahun 2014, kunjungan ibu hamil dalam

memanfaatkan pelayanan PONED adalah dari 2195 ibu hamil, kunjungan K1

mencapai 2073 (94,4%), kunjungan K4 mencapai 1892 (86,1%), ibu bersalin yang

ditolong tenaga kesehatan sebanyak 1990 (94,9), kunjungan nifas 1 sebanyak

1990 (94,9%), kunjungan nifas 2 sebanyak 1990 (94,9%), kunjungan nifas 3

sebanyak 1932 (92,2%) dari 2095 sasaran ibu nifas.

Pada tahun 2015 terjadi peningkatan kunjungan, kunjungan ibu hamil

dalam memanfaatkan pelayanan PONED adalah dari 2217 ibu hamil, kunjungan

K1 mencapai 2122 (95,7%), kunjungan K4 mencapai 2082 (95,3%), ibu bersalin

(56)

sebanyak 2025 (95,2%), kunjungan nifas 2 sebanyak 2025 (95,2%), kunjungan

nifas 3 sebanyak 2072 (97,4%), dari 2126 sasaran ibu nifas.

Berdasarkan hasil penelitian implementasi pelayanan PONED di

Puskesmas Patumbak belum terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan masih

banyak masyarakat yang tidak mau memeriksakan kehamilan dan melahirkan di

puskesmas. Karena masih ada petugas kesehatan yang diinginkan masyarakat

tidak selalu berada ditempat. Selain itu masih banyak nya kasus rujukan yang

dilakukan puskesmas. Kasus emergensi maternal dan neonatal 80% dapat

ditangani dan di tingkat pelayanan dasar yang berkualitas dan sesuai standar, 20%

perlu mendapatkan pelayanan rujukan yang berkualitas. Namun jumlah rujukan

pada tahun 2014 adalah sebesar 164 kasus dan meningkat ditahun 2015 ada

sebanyak 182 kasus. Rujukan tersebut terjadi dikarenakan kasus yang memang

tidak sanggup ditangani oleh puskesmas ataupun kasus atas permintaan pasien

sendiri untuk dirujuk.

5.2 Input

5.2.1 Ketersediaan SDM dalam Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang

Menurut Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, tenaga

kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan

serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan

(57)

Dalam pelaksanaan pelayanan PONED, puskesmas harus mempunyai

kriteria khusus untuk menjadi Puskesmas mampu PONED. Menurut KEMENKES

RI (2013), Puskesmas mampu PONED harus mempunyai tim inti yang terdiri atas

Dokter, Bidan dan Perawat yang sudah dilatih PONED, bersertifikat dan

mempunyai kompetensi PONED, serta tindakan mengatasi kegawatdaruratan

medik umumnya dalam rangka mengkondisikan pasien emergensi/komplikasi siap

dirujuk dalam kondisi stabil. Tim inti pelaksana Puskesmas mampu PONED

minimal terdiri dari 3 orang, yaitu Dokter Umum 1 orang, Bidan minimal D3 1

orang dan Perawat minimal D3 1 orang. Tenaga tim inti pelaksana PONED

tersebut harus selalu siap selama 24 jam/ hari dan 7 hari/minggu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan seluruh informan, diperoleh

informasi bahwa petugas kesehatan sudah dilatih PONED pada tahun 2013.

Petugas kesehatan yang dilatih terdiri dari 3 orang yaitu 1 orang Dokter, 1 orang

Bidan dan 1 orang Perawat. Pelatihan diadakan seminggu, yang melatih adalah

dokter dari RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam dan pelatihan tersebut atas dasar

perintah dari Dinas Kesehatan Deli Serdang.

Penunjukkan perwakilan tenaga kesehatan yang akan dilatih PONED

berdasarkan perintah Kepala Puskesmas. Pada pelaksanaannya, setelah

mendapatkan pelatihan dokter dan perawat yang telah terlatih PONED tidak

bertugas di bagian pelayanan PONED dikarenakan dokter sibuk menangani pasien

di bagian poli umum dan perawatnya sibuk di bagian immunisasi. Sehingga

pelaksanaan pelayanan PONED hanya ditangani Bidan yang sudah dilatih dan

(58)

pelaksanaan pelayanan PONED karena kualitas tenaga kesehatan yang ada tidak

sama dengan tim inti yang sudah dilatih PONED.

Menurut KEMENKES RI (2013), apabila tenaga dalam tim inti tersebut

pindah tugas, Dinas Kesehatan wajib untuk menggantikan dengan tenaga

kesehatan (Dokter, Bidan dan Perawat) terlatih PONED melalui pelatihan atau

rekrutmen tenaga kesehatan terlatih.

Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus

menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu

diperlukan sesuatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai

dan ahli dibidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada

(Syafrudin, 2009).

5.2.2 Kesiapsiagaan Petugas Kesehatan PONED dalam Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan hasil wawancara dengan semua informan di Puskesmas

Patumbak, petugas kesehatan selalu ada dan siap siaga melayani pelayanan

PONED selama 24 jam. Mereka membagi shift kerja dalam melaksanakan

pelayanan PONED. Shift kerja dibagi 3, yaitu shift pagi, sihft siang dan shift

malam. Terdiri dari 5 orang untuk shift pagi, 5 orang untuk shift siang dan 5 orang

untuk shift malam.

Menurut KEMENKES RI (2013), tenaga tim pelaksana PONED harus

selalu siap selama 24 jam/hari dan 7 hari/ minggu. Namun kenyataan dilapangan,

Dokter untuk shift kerja malam tidak selalu ada. Dokter yang hanya bisa masuk

(59)

padahal Puskesmas Patumbak mempunyai 5 orang Dokter Umum. Hal ini

dikarenakan selain bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan PONED,

Dokter inti PONED juga bertanggung jawab pada poli anak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat menyatakan bahwa,

salah satu yang membuat masyarakat tidak mau melahirkan di Puskesmas

Patumbak adalah petugas kesehatan yang tidak siapsiaga selama 24 jam dalam

melayani. Termasuk tidak adanya Dokter yang masuk shift kerja malam.

Sedangkan masyarakat mengharapkan pelayanan yang baik, pelayanan yang on

time ketika dibutuhkan, berkualitas dan memuaskan.

Layanan yang berkualitas dan memuaskan akan dapat membangun citra

layanan yang baik dimata konsumen/ sasaran pelayanannya, baik konsumen

internal maupun konsumen eksternal. Layanan di puskesmas dapat dikatakan

berkualitas, kalau layanan dapat memberikan kepuasan kepada penggunanya.

Artinya apa yang diperoleh dari pelayanan yang diterima sesuai dengan apa yang

diharapkan ketika akan mencari layanan yang dibutuhkannya (KEMENKES RI,

2013)

5.2.3 Ketersediaan Tim Pendukung PONED dalam Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang

Menurut KEMENKES RI (2013), untuk terselenggaranya PONED di

puskesmas dengan baik diperlukan tenaga-tenaga kesehatan pendukung. Kepala

Puskesmas, dibantu Dinas Kesehatan Kabupaten menyiapkan calon tenaga

pendukung PONED. Tenaga pendukung tersebut dapat diambil dari tenaga yang

(60)

di fasilitas rawat jalan. Tenaga-tenaga kesehatan harus dapat memenuhi kriteria

tertentu untuk menjadi calon tenaga pendukung PONED. Kebutuhan tenaga

kesehatan sebagai tim pendukung terdiri dari Dokter umum minimal 1-2 orang,

Perawat D3 minimal 5 orang, Bidan D3 minimal 5 orang, Analis Laboratorium 1

orang dan Petugas Administrasi minimal 1 orang.

Tim pendukung telah tersedia. Tim pendukung terdiri dari 3 Dokter

Umum, 2 Perawat dan 13 Bidan, 1 Analis Laboratorium dan 1 orang Petugas

Administrasi. Untuk perawat tidak mencukupi jumlahnya karena kebutuhan

Perawat dalam pelaksanaan pelayanan PONED minimalnya adalah 5 orang.

Namun semua tugas perawat juga bisa dilaksanakan oleh bidan-bidan yang ada,

sehingga kekurangan perawat tidak menjadi masalah dalam penyelenggaraan

PONED di Puskesmas Patumbak.

5.2.4 Ketersediaan Peralatan dalam Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang

Hasil pelaksanaan kegiatan jasa pelayanan kesehatan dapat bermutu perlu

direncanakan sebaik-baiknya, diantaranya adalah kelengkapan fasilitas, peralatan

kedokteran dan obat-obatan yang cukup dan bermutu sehingga memberikan

kepuasan pada tenaga medis dan paramedis pelaksana pelayanan kesehatan

(Wijayanto, 2004).

Bardasarkan hasil penelitian dengan informan mengenai ketersediaan

Peralatan dalam pelaksanaan pelayanan PONED, diperoleh bahwa peralatan

PONED sudah memadai namun masih ada yang belum lengkap dan masih ada

(61)

Hal ini juga sejalan dengan hasil observasi yang menyatakan bahwa

ketersediaan peralatan pelayanan PONED belum lengkap. Peralatan maternal

yang belum tersedia adalah : nierbekken, lampu periksa halogen, spekulum sims

(kecil, medium, besar), endotracheal tube dewasa (6, 7, 8), nasogastric tube

dewasa (5,8), ekstraktor vakum manula, aspirator vakum manula, klem fenster/

klem ovum. Sedangkan Peralatan Neonatal yang belum tersedia adalah :

tensimeter/ sphygmomanometer bayi, tensimeter/ sphygmomanometer neonatus,

ARI timer standar (respiratory rate timer), meja resusitasi dengan pemanas (infant

radiant warmer), laringoskop neonatus bilah lurus (3 ukuran), T piece resusitator,

Endotracheal tube anak, kotak kepala neonatus (head box), klem arteri pean

mosquito, gunting jaringan iris lengkung, doyeri probe lengkung, pinset jaringan

semken, gunting iris lengkung, gunting operasi lurus, retraktor finsen tajam,

skalpel, bisturi, klem mosquito halsted lurus dan lengkung, klem, linen backhauss,

klem pemasang klip hegenbarth, kantong metode kanguru, infus set pediatrik,

three-way stopcock (steril), kanula penghisap lendir neonatus, klem tali pusat,

kateter intravena, kateter umbilicius.

Menurut hasil penelitian Surahwardy (2013), menyatakan bahwa yang

menjadi hambatan dalam pelaksanaan pelayanan PONED adalah beberapa alat

ada yang tidak tersedia.

5.2.5 Ketersediaan Obat dalam Implementasi Pelayanan PONED di Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang

Bardasarkan hasil penelitian dengan informan mengenai ketersediaan obat

dalam pelaksanaan pelayanan PONED, diperoleh bahwa obat PONED masih ada

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah desa dan Dusun di Kecamatan Patumbak 2012
Tabel 4.2 Peralatan Maternal Puskesmas mampu PONED
Tabel 4.3 Peralatan Neonatal Puskesmas mampu PONED
Tabel 4.4 Kebutuhan Obat Pelayanan PONED
+6

Referensi

Dokumen terkait

Informan dalam penelitian ini terdiri dari 17 orang, yang terdiri dari 1 informan kepala puskesmas, 1 informan tokoh masyarakat (kepala desa), 1 informan bidan koordinator

Informan dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang yaitu Kepala Bidang Kesehatan keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, kepala puskesmas, bidan Penanggung jawab

Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif melalui wawancara mendalam terhadap 8 informan yang terdiri dari : Pegawai bidang

Informan dalam penelitian ini adalah kepala bidang kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, kepala puskesmas, bidan koordinator, petugas terlatih PONED

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap 7 informan yang terdiri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas

Hasil wawancara mendalam dengan informan 3, informan 6 dan informan 7 menunjukkan bahwa ibu hamil yang pernah melakukan pemeriksaan kehamilan ke puskesmas menilai baik fasilitas

Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif melalui wawancara mendalam terhadap 8 informan yang terdiri dari : Pegawai bidang

Adapun judul skiripsi ini adalah “Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Pasien Di Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang” dan dalam