• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SPIRITUALITAS SANTO VINCENTIUS DE PAUL DAN

C. Inspirasi Spiritualitas St. Vincentius de Paul terhadap

Setelah melihat pembahasan-pembahasan di atas, selanjutnya akan dibahas mengenai inspirasi-inspirasi dari St. Vincentius de Paul yang dapat digunakan siswa SMP dalam meningkatkan kepeduliannya terhadap situasi sosial yang ada terlebih

bagi orang miskin. Inspirasi-inspirasi ini merupakan cara pandang dan pemikiran St. Vincentius de Paul yang ia gunakan sebagai dasar untuk selalu setia dalam kepedulian dan melakukan pelayanannya kepada kaum miskin.

1. Vincentius de Paul melihat Kristus sebagai Sumber Spiritualitas

Melihat riwayat hidup St. Vincentius de Paul serta spiritualitasnya dapat disimpulkan bahwa spiritualitas St. Vincentius de Paul sangat bersifat Kristosentris, artinya bahwa Kristus menjadi pusat pengahayatan iman. Bagi Vincentius de Paul ajaran Yesus Kristus tidak akan pernah mengecewakan, sedangkan ajaran dunia selalu salah. Maka dari itu Vincentius de Paul selalu berpegang pada Kristus, hal ini juga dikatakan Roman (1993: 83) bahwa “kepada Kristus St. Vincentius de Paul membaktikan seluruh hidupnya.” Vincentius de Paul menentukan janji untuk menghormati Yesus Kristus dengan lebih baik dan meneladani-Nya dengan lebih sempurna. Bagi Vincentius de Paul, Kristus bukanlah misteri yang ditemukan dengan kontemplasi melainkan Kristus berwajah sama dengan wajah orang kecil dan miskin yang ditemukan di tengah masyarakat. Teks Injil yang dikutip Vincentius de Paul dalam hal ini yakni:

Roh Tuhan ada padaku, oleh sebab itu telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan bagi orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Luk 4:18-19).

Melalui teks Injil ini, mau diperlihatkan oleh Vincentius de Paul bahwa Kristus adalah pewarta kabar gembira kepada kaum miskin. Ia mengaharapkan para

pengikutnya untuk mencintai Kristus, bersemangat seperti Kristus, agar dengan demikian orang yang dilayani akan mampu melihat wajah Kristus dalam diri orang yang melayani mereka.

Begitu juga yang disampaikan Banawiratma (1991:53) “Bahwa beriman Kristiani berarti mengikuti Yesus Kristus. Yang menentukan hidup beriman manusia bukanlah rumusan dan aturan, melainkan pribadi Yesus Kristus itu.” Yesus dapat dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari dengan peristiwa atau suasana, dimana manusia menerima Yesus sebagai yang menentukan dalam mengatur hidupnya baik secara perorangan maupun secara sosial.

Misi Yesus adalah misi religius (Kerajaan Allah). Namun misi Yesus dijalankan di dunia ini, maka mempunyai implikasi duniawi. Kerajaan Allah diperjuangkan dan diwujudkan di dunia ini dalam konteks religius dan sosial tertentu dengan segala konsekuensinya. Kerajaan Allah semestinya merupakan suatu dunia yang nyata dengan keadilan. Terutama keadilan bagi mereka yang miskin dan lapar. Seringkali mereka yang miskin dan lapar hanya diberi makan oleh mereka yang menikmati sumber-sumber kelimpahan bumi ini. Mereka yang miskin dan lapar tidak diberi kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam menikmati sumber kelimpahan bumi tersebut.

2. Pertemuan Vincentius de Paul dengan kaum miskin sebagai tempat pertemuan dengan Allah

Bagi Vincentius de Paul, Allah sangatlah mudah ditemukan. Ia dapat menemui Allah melalui situasi yang ia alami yakni ketika ia melihat kaum miskin yang

terlantar, bayi-bayi yang dibuang dan anak-anak yatim piatu yang mengembara di Negeri Perancis. Vincentius de Paul selalu menekankan pada para pengikutnya bahwa tempat mencari Allah adalah hidup sehari-hari terutama jika bertemu dengan kaum kecil dan miskin, dalam membagi-bagikan cinta kasih kepada mereka. Dengan bertemu dan melayani kaum miskin menjadi tempat yang mudah untuk dapat bertemu dengan Allah. Allah selalu mempermudah umatnya untuk menemuinya, asalkan dengan tulus hati dan niat yang murni dalam pelayanannya.

3. Vincentius de Paul melihat misteri kehadiran Kristus dalam diri kaum miskin Cinta kasih St. Vincentius de Paul terhadap sesama bersumber dari Yesus Kristus sendiri, hal ini dikemukakan oleh Thone (1985: 55-56) “Di dunia, orang miskin adalah gambaran yang banyak menyerupai gambaran Allah yang (merendahkan diri) dengan mengambil rupa manusia.” Selain itu St. Vincentius de Paul juga selalu mengingatkan kepada para Puteri Kasih dalam St. Vincentius de Paul Tokoh Pembela Kaum Miskin, Thone (1985: 57-58) senada demikian:

Kepada para Puteri Kasih, jika aku menyebut kamu “abdi-abdi para fakir miskin” adalah sama saja jika aku menyebut kamu “hamba-hamba Kristus”. Sungguh merupakan suatu kehormatan mengunjungi Yesus Kristus, memberi pakaian kepada Yesus Kristus. Tuhan hadir dalam para miskin dan juga sebaliknya para miskin berada dalam Yesus Kristus. Pandanglah Yesus Kristus hanya pada mereka; Ia akan menarik anda pada-Nya dan memberikan rasa bahagia, sebab mereka adalah Tuhan dan Guru kita.

Dari hal tersebut, mau diperlihatkan bahwa dalam melakukan karya pelayanan bagi kaum miskin, pengikut St. Vincentius de Paul harus mampu melihat kehadiran Allah dalam diri yang dilayaninya tersebut. Dengan demikian ia akan mampu memberikan cinta yang sungguh dirasakan dan hasilnya pun maksimal. Kemampuan

melihat Allah dalam diri kaum miskin tersebut, pelayanan bagi kaum miskin menjadi suatu kehormatan tersendiri bagi pelayan karena dapat mengunjungi bahkan melayani Allah. Hal itu dalam prosesnya akan membawa pada pelayanan yang sungguh-sungguh karena kaum miskin adalah tuan, majikan sekaligus saudara bagi kita.

4. Injil sebagai sumber inspirasi hidup Vincentius de Paul

Vincentius de Paul menemukan bagaimana Kristus hidup dalam dunia dari pengalaman dan pembacaan Injil. Dengan kata lain menemukan Yesus dalam pengalamannya sehari-hari dan dalam iman. Vincentius de Paul membaca Injil, dalam terang peristiwa-peristiwa itulah dan karena itu Vincentius de Paul menemukan bahwa panggilan Kristus ialah pewartaan kabar gembira bagi orang miskin. Roman (1993: 85) mengatakan:

Saya berpendapat bahwa inti spiritualitas Vincentius yaitu suatu cara tertentu untuk membaca Injil, sehingga hidup kristiani nampak sebagai usaha untuk meneladani Yesus Kristus dalam tugas panggilan MesianisNya, yaitu pewartaan kabar gembira kepada orang-orang miskin.

Kehidupan Vincentius de Paul diselaraskan dengan Injil, dimana dengan Injil ia dapat meneladani Yesus Kristus yang hidup untuk orang yang membutuhkan. Yesus dikirim ke dunia untuk menyelamatkan manusia, sebagaian besar karya Nya untuk mereka yang miskin dan tersingkir, begitu juga dengan Vincentius de Paul yang hidup dipanggil untuk orang miskin dan membutuhkan.

Injil memang benar-benar terasa menjadi kabar gembira. Karya-karya Vincentius de Paul bagi orang yang miskin dan membututuhkan ini tidak lain tidak bukan berbekal dan terinspirasi oleh Injil. Vincentius de Paul menjadi perantara untuk menyampaikan kabar gembira tersebut kepada orang miskin dan membutuhkan melalui pembacaan dan permenungan Injil.

5. Kesatuan doa dan perbuatan Vincentius de Paul

Visi hidup Kristiani sebagai usaha untuk meneladani Kristus, pewarta kabar gembira kepada orang miskin dengan sendirinya menuntun Vincentius de Paul pada suatu spiritualitas yang terarah pada tindakan. Tindakan juga dipandang Vincentius de Paul sebagai usaha untuk mengejar kesempurnaan (Roman, 1993: 88).

Namun tidak kalah penting, doa merupakan dasar dari tindakan tersebut. Doa menjadi syarat mutlak untuk tindakan, bahkan menjadi dasarnya. Doa merupakan sarana untuk dapat mengenal Tuhan dan diri kita sendiri. Doa dapat diumpamakan sebagai makanan jiwa ataupun udara bagi hidup kita serta matahari yang memungkinkan untuk hidup. Ungkapan Vincentius de Paul yang terkenal dalam

buku yang ditulis Roman (1993: 90) mengatakan “ Berilah padaku seorang pendoa

dan dia akan mampu melakukan segalanya.”

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa St. Vincentius de Paul sangat mengedepankan tindakan dan juga doa. Segala tindakan yang ia perbuat berawal dari doa dengan kata lain tindakan merupakan ungkapan sikap religius.

Dokumen terkait