• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Prosedur Pelayanan Rawat Jalan

3.4 Instalasi Central Steril Supply Department ( CSSD )

Central Sterilization Supply Department (CSSD) adalah suatu unit di rumah sakit yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan proses mulai dari pencucian/dekontaminasi, pengepakan dan sterilisasi peralatan bedah atau peralatan lain yang dibutuhkan rumah sakit dalam merawat/ melakukan tindakan kepada pasien. Instalasi CSSD dipimpin oleh seorang apoteker sebagai kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada direktur RSUD Dr. Pirngadi medan.

Tujuan dibentuknya CSSD di rumah sakit adalah:

a. Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah steril. b. Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit.

c. Menjalankan kualitas sterilisasi. Fungsi CSSD di rumah sakit adalah:

1. Menyediakan peralatan dan bahan steril untuk tindakan medis dan penunjang medis. 2. Tempat dilakukan proses desinfeksi, sterilisasi alat dan bahan habis pakai steril. 3. Mendistribusikan alat dan bahan habis pakai steril

4. Mendokumentasikan semua kegiatan harian (jumlah instrumen atau jumlah bahan habis pakai yang disterilkan).

Berdasarkan nota tugas kepala RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan No. 217/009/1/2005, CSSD terpisah dari Instalasi Farmasi dan menjadi Instalasi CSSD yang dipinpin oleh Kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada kepala RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan.

Sistem pelayanan yang dilakukan dibagi atas 2 kelompok yaitu: 1. Sistem titipan

Menerima alat kesehatanyang belum steril dari ruangan untuk disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkan kembali dalam keadaan steril kepada ruangan yang bersangkutan. Ruangan yang dilayani adalah pihak poliklinik atau ruangan perawatan yang membutuhkan. 2. Sistem distribusi

Memproses penyediaan dan kebutuhan alat atau perlengkapan bedah. Kamar bedah yang dilayani adalah COT, KBE, kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit. Jenis-jenis pelayanan yang dilakukan oleh CSSD adalah:

a. Dokumentasi, setting, packing, sterilisasi instrument.

b. Distribusi kasa steril, kapas steril keseluruh ruangan dan poliklinik. c. Sterilisasi linen, sarung tangan dan desinfeksi ruangan operasi. d. Pendidikan, penelitian dan pelatihan CSSD.

Alur proses kerja yang dilakukan di CSSD dalah sebagai berikut: a. Collect (Pengumpulan)

b. Clean (Pencucian) c. Dry (Pengeringan) d. Sort (Pemilihan) e. Pack (Pengemasan) f. Sterilize (Sterilisasi) g. Store (Distribusi)

Jenis barang yang disterilkan yaitu: a. Metal, alat-alat bedah.

b. Linen/katun, pakaian, masker, tutup kepala. c. Rubber, sarung tangan.

Proses penyiapan alat yang dilakukan:

a. Alat kotor disortir dan dicetak kelengkapanya kemudian dicuci dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat.

b. Diendam dengan larutan poly aid selama 5 menit. c. Dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih.

d. Direndam di ultrasonic dengan larutan aniosyme DD1 selama 30 menit. e. Dibilas di ultrasonic dengn air panas, dikeringkan di ultrasonik.

f. Alat dikeluarkan dan disusun (setting) sesuai tindakan operasi standar. g. Diberi tanda (indikator paper), sterilkan selama 15 menit, 1350C. h. Dipacking dan dialurkan kebagian yang membutuhkan.

Selama proses sterilisasi dilakukan uji kualitas yaitu dengan menggunakan: a. 3M Bowie-Dick Test Pack 1233

b. 3M Bowie-Dick Test Sheet 1227 c. 3M Attes BI Steam 1262

Alur proses kerja yang dilakukan CSSD adalah sebagai berikut:

1. Alur pelayanan dari instalasi CSSD ke ruang COT (Central Operation Theatre) ditunjukkan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Alur pelayanan dari Instalasi CSSD ke Rungan COT COT Masuk Jadwal Operasi Instalasi CSSD -Instrumen/Tindakan -Kasa Steril -Kebutuhan Operasi (linen, baju, topi, masker) Kamar Bedah Sentral Tindakan Operasi Selesai Pakai Kembali ke CSSD

2. Alur pelayanan dari Instalasi CSSD ke Ruangan Kamar Bedah Emergensi (KBE) ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Alur pelayanan dari Instalasi CSSD ke KBE

3. Alur pelayanan dari Instalasi CSSD Ke Poliklinik dan Ruangan ditunjukkan pada Gambar 3.6

Gambar 3.6 Alur pelayanan dari Instalasi CSSD ke Poliklinik dan Ruangan Instalasi CSSD

KBE

(Kamar Bedah Emergensi)

-Baju Operasi Steril -Kassa Steril -Masker, Topi Steril -Alat Steril Selesai Pakai Dikirim Kembali Petugas KBE Petugas CSSD Instalasi CSSD Titipan -Poliklinik -Ruangan Linen Loundri/Cuci CSSD Set Distribusi Alat dan Bahan Steril

Autoclave Pencucian Mesin (aniosyme) Pencucian Manual (air mengalir) Set Instrument Pengeringan Pengepakan Set Pencucian Dekontaminasi Dibalik Taburi Talkum Gloves User

BAB IV PEMBAHASAN

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah kota Medan. Setelah beberapa kali mengalami perubahan, RSUD Dr. Pirngadi Medan akhirnya menjadi Rumah Sakit Umum Pendidikan Kelas B.

RSUD Dr. Pirngadi Medan dipimpin oleh seorang direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 wakil direktur yaitu; wakil direktur bidang administrasi umum, wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan dan wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan.

RSUD Dr. Pirngadi Medan telah memiliki Formularium Rumah Sakit (FRS) yang digunakan sebagai standar penulisan resep oleh dokter. Formularium Rumah Sakit disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dibawah Komite Medis. Keanggotaan PFT terdiri dari dokter dari Staf Medis Fungsional (SMF) dan Apoteker dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Formularium ini direvisi setiap 3 tahun sekali dengan mempertimbangkan perkembangan pola penyakit di masyarakat serta kemajuan di bidang obat-obatan dan kedokteran.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) RSUD Dr. Pirngadi Medan telah menjadi instansi yang menerapkan sistem swakelola. IFRS memiliki 4 (empat) sub instalasi yaitu: kesekretariatan, farmasi klinis, distribusi dan perlengkapan. Setiap bagian mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain.

Dalam mengelola perbekalan farmasi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit menggunakan sistem dana bergulir (Revolving Fund System), artinya pemerintah memberikan modal awal sebagai pinjaman, selanjutnya instalasi farmasi akan mengelola dana tersebut untuk pengembangan Instalasi Farmasi. Pengelolaan perbekalan farmasi yang tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti penggunaan plester, antiseptik, kapas, dan alat/bahan habis pakai dibuat dalam sistem unit cost. Sistem ini diberlakukan pada pasien rawat inap,

rawat jalan, tindakan medis, operasi dan lain-lain. Besarnya biaya unit cost yang ditentukan untuk tiap-tiap tindakan berbeda, sesuai dengan surat keputusan dari Direktur.

Hasil perolehan dan pengeluaran dari unit cost setiap bulan akan dimasukkan ke dalam neraca Rugi/Laba bulanan. Selanjutnya dari neraca Rugi/Laba bulanan akan dibuat neraca tahunan sehingga dapat diketahui besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh. Apabila dari hasil penghitungan Rugi/ Laba tersebut diketahui instalasi farmasi telah mendapat keuntungan, maka sistem operasional yang sedang dijalankan dalam periode ini akan dipertahankan untuk periode selanjutnya. Tetapi jika mengalami kerugian maka akan dilakukan evaluasi dan revisi pada bagian yang mengalami kerugian. Revisi biaya unit cost perbekalan farmasi dilakukan untuk mengantisipasi kerugian, misalnya karena kenaikan harga perbekalan farmasi atau adanya pemakaian perbekalan farmasi yang berlebihan.

Kegiatan administrasi di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Medan telah dilaksanakan dengan baik, yaitu pengelolaan pembukuan dan pelaksanaan fungsi kontrol obat-obatan melalui sistem cross-check (pemeriksaan silang) pada setiap sub instalasi farmasi dengan membuat laporan rangkap tiga. Satu lembar sebagai arsip di administrasi, arsip di bagian penerimaan dan pembelian.

Pelayanan rawat inap untuk peserta Askes, Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelayanan ODDD (One Day Dose Dispensing). Tetapi pada pasien umum rawat inap, sistem pelayanan ODDD belum dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena pasien harus setiap hari membayar perbekalan farmasi yang dipakainya karena belum adanya sistem pembayaran biaya pasien rawat inap di rumah sakit secara sentral.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit seharusnya merupakan satu-satunya unit di rumah sakit yang menyediakan dan mendistribusikan perbekalan farmasi serta menyajikan informasi obat pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang dikenal dengan sistem satu pintu. Tapi

kenyataannya di RSUD Dr. Pirngadi Medan belum sepenuhnya melaksanakan sistem pelayanan farmasi satu pintu, hal ini dikarenakan adanya apotek lain yaitu apotek Husada Farma di luar Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang khusus melayani distribusi obat bagi Pasien Askes Rawat Jalan. Apotek Kimia Farma yang selama ini juga melayani perbekalan farmasi di RSUD Dr. Pirngadi Medan, berada di bawah koordinasi Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Pada pelayanan resep Askes dan Jamkesmas, Medan Sehat, atau Pempropsu ada kalanya dokter menuliskan resep diluar DPHO dan Formularium Jamkesmas. Bila hal ini tak terhindarkan maka pasien Askes harus membayar harga obat tersebut setelah pasien diberi informasi terlebih dahulu bahwa obat yang diresepkan diluar DPHO. Sedangkan untuk pasien Jamkesmas jika obat diresepkan di luar Formularium Jamkesmas, harus dilaporkan terlebih dahulu ke bagian pelayanan medis. Bila disetujui maka obat akan diberikan dan biayanya dapat ditagih ke bagian keuangan rumah sakit. Untuk pasien Askes dan Jamkesmas yang mendapat obat-obat khusus harus disertai protokol terapi, misalnya penggunaan albumin, ventolin, fenitoin.

Pelaksanaan farmasi klinis di RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah dilaksanakan meliputi pemberian informasi dan konseling obat, pengkajian kerasionalan pemberian obat, penanganan obat sitotoksik, pengkajian penggunaan obat dan analisa efektivitas biaya. Namun pelaksanaan farmasi klinis lainnya seperti monitoring efek samping obat (MESO), pencampuran obat suntik secara aseptis, penentuan kadar obat dalam darah, penyiapan total parenteral nutrisi (TPN), masih belum dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan.

Pada tahun 2005 CSSD terpisah dari Instalasi Farmasi menjadi Instalasi CSSD. Instalasi CSSD telah melakukan upaya sterilisasi alat-alat untuk operasi yang disesuaikan dengan tindakan operasi yang dilakukan. Alat-alat kesehatan habis pakai dan bahan-bahan

keperluan sterilisasi dipesan dengan menggunakan surat pesanan yang disetujui oleh RSUD Dr. Pirngadi Medan kepada PBF. Sedangkan untuk alat-alat inventaris disediakan oleh pihak rumah sakit. Penggantian alat-alat yang rusak dan alat baru akan terus dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan.

BAB V

Dokumen terkait