• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instansi yang Berwenang dalam Penggunaan dan

Penyaluran dana bos sebaiknya diberikan secara langsung kepada pihak sekolah tanpa harus melalui pemerintah kabupaten/kota, karena hal itu lebih rumit dengan proses yang panjang sehingga dana sering terlambat diterima sekolah.

23http://brobahanmuda.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-dan-tujuan-bantuan.html, diakses pada tanggal 20 Maret 2017

Tetapi sistem itu ditujukan agar penyaluran dana BOS lebih terkendali dan sesuai dengan prinsip otonomi daerah. Karena dalam Undang-Undang Otonomi Daerah diatur bahwa pemberian dana BOS harus melalui pemerintah kabupaten atau pemerintah kota.24

Tim Manajemen Pusat mengumpulkan data jumlah siswa tiap sekolah melalui Tim Manajemen BOS Provinsi, kemudian menetapkan alokasi dana BOS tiap provinsi.Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah, Tim Manajemen BOS Pusat membuat alokasi dana BOS tiap provinsi yang dituangkan dalam DIPA provinsi.Tim Manajemen BOS Provinsi dan Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota melakukan verifikasi ulang data jumlah siswa tiap sekolah sebagai dasar dalam menetapkan alokasi di tiap sekolah.Tim Manajemen BOS Kemendikbud / Dinas Pendidikan sebagai instansi menjadi pusat dan berwenang dalam penggunaan dana bos dan bertanggungjawab dalam pelaksanaannya. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas pendidikan Kabupaten/Kota.

Penggunaan dana BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah, Dewan Guru, dan Komite Sekolah yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RKAS/RAPBS, di samping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain yang sah. Hasil kesepakatan penggunaan dana BOS (dan dana lainnya tersebut) harus dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara rapat yang dilampirkan tanda tangan seluruh peserta rapat yang hadir.

24Yuliati.Analisis kemampuan keuangan daerah dlam menghadapi otonomi daerah, manajemen keuangan daerah.Yogyakarta : UPP YKPN,2001,Hal.8

Kabupaten/Kota menetapkan sekolah yang bersedia menerima BOS melalui Surat Keputusan (SK).SK penetapan sekolah yang menerima BOS ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dewan Pendidikan. SK yang telah ditandatangani dilampiri daftar nama sekolah dan besar dana bantuan yang diterima (Format BOS-02A dan Format BOS-02B). Sekolah yang bersedia menerima BOS harus menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB). Tim Manajemen BOS Kab/Kota mengirimkan SK alokasi BOS dengan melampirkan daftar sekolah ke Tim Manajemen BOS Provinsi, tembusan ke Bank/Pos penyalur dana dan sekolah penerima BOS.

Pengawasan Fungsional internal dilakukan oleh Inspektorat Jendral Kementrian Pendidikan Nasional dan Inspektorat Propinsi dan Kabupaten/Kota.Pengawasan Eksternal dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Kemudian Komite Sekolah dan sekolah sebagai pelaksana dana BOS.

Monitoring internal dilakukan oeh Tim manajemen BOS pusat, propinsi dan kabupaten/kota. Monitoring eksternal dilakukan oleh Balitbang Kementrian Pendidikan Nasional atau Lembaga Independen yang profesional untuk itu, Misalnya Bank Dunia.

Menurut Juknis Bos Dikdas 2016 Tim Manajemen BOS Pusat yaitu :

1. Penanggung Jawab Umum

a. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemdikbud (Ketua);

b. Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Bappenas (Anggota);

c. Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kemenko Bidang PMK (Anggota);

d. Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kemdagri (Anggota);

e. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kemenkeu (Anggota).

Dan menurut Juknis Bos Dikdas 2016, Tim Manajemen BOS Provinsi adalah Tim Manajemen BOS Provinsi yang diatur dalam Petunjuk Teknis ini adalah Tim Manajemen BOS Provinsi pada jenjang pendidikan dasar. Sedangkan untuk Tim Manajemen BOS Provinsi pada jenjang pendidikan menengah akan diatur dalam Petunjuk Teknis terpisah.

1. Penanggung Jawab

a. Sekretaris Daerah Provinsi (Ketua);

b. Kepala SKPD Pendidikan Provinsi (anggota);

c. Kepala Dinas/Badan/Biro Pengelola Keuangan Daerah (anggota).

2. Tim Pelaksana Program BOS Dikdas

a. Ketua Tim/Pelaksana (dari unsur SKPD Pendidikan);

b. Sekretaris I (dari unsur SKPD Pendidikan);

c. Sekretaris II (dari unsur DPKD/BPKD);

d. Bendahara (dari unsur SKPD Pendidikan);

e. Unit Data (Unit Data BOS SD, Unit Data BOS SMP dan Tim Dapodikdasmen Pendidikan Dasar dan Menengah dari unsur SKPD Pendidikan);

f. Unit Monitoring dan Evaluasi serta Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat (unit yang menangani SD dan SMP dari unsur SKPD Pendidikan dan dari unsur DPKD/BPKD);

g. Unit Publikasi/Humas (dari unsur SKPD Pendidikan).

Struktur Tim Manajemen BOS Provinsi diatas dapat disesuaikan di daerah masing-masing, dengan mempertimbangkan beban kerja dalam pengelolaan program BOS. Tim Manajemen BOS Provinsi ditetapkan dengan surat keputusan Gubernur. Sekretariat Tim Manajemen BOS Provinsi berada di Kantor SKPD Pendidikan Provinsi.

Kemudian Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota yang diatur dalam Petunjuk Teknis ini adalah Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota pada jenjang pendidikan dasar. Sedangkan untuk Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota pada jenjang pendidikan menengah akan diatur dalam Petunjuk Teknis terpisah.

BAB III

PENERAPAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015

TENTANG PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DANA OPERASIONAL BANTUAN SEKOLAH

DI KOTA PADANG SIDEMPUAN A. Gambaran Umum Kota Padang Sidempuan 1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

a. Geografis dan Kondisi Fisik

Kota Padang Sidempuan terletak dikoordinat 01°28'19" s/d 01°18'07"Lintang Utara dan 99°18'53" s/d 99°20'35"Bujur Timur. Luas Wilayah Kota Padang Sidempuan adalah 15.930,82 Ha atau 0,20% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kota Padang Sidempuan dialiri oleh beberapa sungai dan anak sungai. Sungai tersebut antara lain Sungai Batang Ayumi, Sungai Batang Angkola, Sungai Batang Bahal, Aek Sipogas dan anak - anak sungai lainnya yang merupakan sebuah potensi bagi pengembangan berbagai komoditi pertanian.25

Keadaan tanah yang subur dikarenakan lapisan permukaan tanah dengan ketebalan yang cukup tinggi merupakan hasil endapan eluvial sungai dan gunung berapi dengan warna tanah hitam kecokelatan dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 300 – 400 mm/tahun.

25https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Padang_Sidempuan, diakses pada tanggal 20 Maret 2017.

Posisi Kota Padang Sidempuan memiliki akses darat yang memadai dan cukup strategis karena berada pada jalur utama yang merupakan penghubung antara berbagai pusat pertumbuhan :

- Lintas Barat : Menuju Ibukota Provinsi, Medan terdapat dua jalur yang melalui Sibolga dan Sipirok.

- Lintas Timur/Selatan : Menuju Ibukota Mandailing Natal, Panyabungan dan ke Provinsi Sumatera Barat berlanjut ke Ibukota Negara, Jakarta.

- Lintas Timur/Utara : Menuju Langga Payung Kabupaten Labuhan Batu yang terhubung dengan Trans Sumatera Higway jalur Timur/Utara yang dapat menghubungkan semua Ibukota Provinsi di Pulau Sumatera dan ke Pulau Jawa.26

b. Administratif

Secara administratif, Kota Padang Sidempuan memiliki batas wilayah sebagai berikut :

SebelahUtara : Kecamatan Angkola Barat, KabupatenTapanuliSelatan SebelahSelatan: Kecamatan BatangAngkola, KabupatenTapanuliSelatan SebelahTimur : Kecamatan AngkolaTimur, KabupatenTapanuliSelatan SebelahBarat : Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten TapanuliSelatan.

26 ibid.

Kota Padang Sidempuan meliputi 6 kecamatan dan 37 kelurahan, dan 42 Desa. Kecamatan Padang Sidempuan Batunadua merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas yaitu 3.874,02 ha atau sebesar 26,38% dari luas Kota Padang Sidempuan. Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara merupakan kecamatan dengan jumlah kelurahan/desa terbanyak, yaitu sebanyak 2 kelurahan dan 16 desa. Selain Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara, kecamatan dengan jumlah kelurahan terbanyak berikutnya adalah Padang Sidempuan Utara (1.108,76 ha) atau sebesar 7,55 % dari luas Kota Padang Sidempuan, dengan 16 kelurahan.

Lebih lengkapnya tentang luas dan pembagian wilayah administrasi Kota Padang Sidempuan dapat dilihat dalam tabel berikut:27

Sumber : Sekretariat Daerah Kota Padang Sidempuan

Tabel 1 : Pembagian wilayah Administrasi Kota Padang Sidimpuan

27https://www.gosumut.com/berita/Padang Sidempuan/#sthash.mKI8lCCF.dpbs diakses pada tanggal 20 Maret 2017..

No Kecamatan Kelurahan/

Desa 3 Padang Sidempuan Tenggara 16/2 2.768,63 18,85 4 Padang Sidempuan Batunadua 13/2 3.874,02 26,38 5 Padang Sidempuan Hutaimbaru 5/5 2.234,19 15,21 6 Padang Sidempuan AngkolaJulu 8 2.817,91 19,20

1. Demografi

Jumlah penduduk Kota Padang Sidempuan berdasarkan perhitungan tahun 2012 adalah sebesar 198.809 jiwa, yang terdiri dari 96.841 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 101.968 perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 14.684,68 ha, kepadatan penduduk rata-rata Kota Padang Sidempuan adalah sebesar 1.354 jiwa per kilometer persegi.Lebih lengkapnya data jumlah dan kepadatan penduduk Kota Padang Sidempuan tahun 2016, dapat dilihat dalam Tabel 2.

Kecamatan Padang Sidempuan Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar 63.029 jiwa.Kecamatan berikutnya yang memiliki jumlah penduduk besar adalah Kecamatan Padang Sidempuan Utara dengan 61.140 jiwa. Kedua kecamatan tersebut diatas merupakan luas wilayah paling kecil sementara jumlah penduduk lebih besar, hal ini disebabkan karena kedua wilayah dimaksud berada dalampusat kota/wilayah perkotaan. Penduduk Kota Padang Sidempuan sebagian besar tinggal di daerah perkotaan yaitu sebanyak 142.376 jiwa sedangkan yang tinggal di pedesaan sebanyak 57.433 jiwa.

Kepadatan penduduk Kota Padang Sidempuan tahun 2016 adalah 198.809 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Padang Sidempuan Utara yaitu sebesar 4.339 jiwa/km2. Kecamatan lain dengan kepadatan penduduk tinggi adalah kecamatan Padang Sidempuan Selatan (63.029 jiwa). Keberadaan pusat perdagangan Kota Padang Sidempuan yaitu kawasan Padang Sidempuan Utara, Pasar Sangkumpal Bonang, Plaza Anugrah dan City Walk. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk rendah adalah kecamatan Padang Sidempuan Angkola Julu dengan kepadatan 275 jiwa/km2.

Laju pertumbuhan penduduk kota Padang Sidempuan tahun 2016 adalah 1,03%. Pertumbuhan penduduk Kota Padang Sidempuan dapat disebabkan karena beberapa hal. Disamping masih bergabungnya Pemerintahan Kabupten Tapanuli Selatan dan Kota Padang Sidempuan juga disebabkan karena urban penduduk yang tinggi dari Kabupaten lain di sekitar Kota Padang Sidempuan dapat menjadi penyebab utama

Dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, dengan asumsi angka pertumbuhan penduduk masih berada pada angka 1,03 %. Jumlah penduduk kota Padang Sidempuan akan menurun menjadi 209.047 dengan kepadatan 1.368 jiwa/km2.Perhitungan proyeksi jumlah pertumbuhan penduduk dilakukan dengan menggunakan metode geometrik (bunga berganda). Asumsi yang digunakan dalam penentuan metode tersebut adalah laju pertumbuhan penduduk sama untuk setiap tahunnya.

2. Keuangan dan Perekonomian Daerah a. Realisasi APBD

Sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dalam perencanaan APBD terdapat target pendapatan daerah yang merupakan capaian yang harus diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran, diketahui realisasi penerimaan atas pendapatan daerah. Berdasarkan data tahun 2015, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang Sidempuan dalam realisasinya mampu menyumbangkan sebesar 6,22% dari total realisasi pendapatan daerah. Sementara porsi terbesar berasal dari Dana Perimbangan sebesar 88,83% dari total pendapatan daerah,

sedangkan sisanya merupakan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 4,95%.

Proporsi Dana Perimbangan cenderung meningkat dari tahun 2010-2013.

Pada tahun 2010, proporsi Dana Perimbangan mencapai 87,07% dan pada tahun 2013naik menjadi 88,83%. Kenaikan proporsi dana perimbangan ini menunjukkan kekurang mandirian daerah. Kenaikan proporsi dana perimbangan yang relatif besar tidak diikuti peningkatan proporsi PAD yang sebanding. Selama tahun 2010-2013, pergeseran proporsi PAD hanya berkisar 1,76%. Proporsi PAD pada tahun 2010 adalah sebesar 12,93%dan pada tahun 2013 menjadi 24,30%.

Pergeseran proporsi pendapatan yang signifikan bersumber dari Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Pada tahun 2010, proporsinya hanya sebesar 2,98% dan pada tahun 2013 mencapai 4,95%. Pergeseran yang besar ini disebabkan karena adanya peningkatan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus terkait dengan dana transfer daerah untuk tunjangan profesi guru PNSD dan tambahan penghasilan untuk guru PNSD.

Pendapatan Daerah Kota Padang Sidempuan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selama tahun 2014-2016, rata-rata pertumbuhannya mencapai 60% per tahun. Pertumbuhan yang tertinggi adalah Lain-lain Pendapatan Yang Sah, yang rata- rata pertumbuhannya mencapai 70,43% per tahun. Tingginya pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Pendapatan Hibah. Sementara itu, pertumbuhan PAD dan Dana Perimbangan masing-masing sebesar 60% per tahun dan 42,31% per tahun.

Republik Indonesia Nomor 54/PMK.07/2012 tentang Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah dalam rangka Perencanaan Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2013, maka dapat diketahui bahwa Kota Padang Sidempuan mempunyai Indeks Kapasitas Fiskal sebesar 0,73 dengan kategori Tingkat Penyediaan DDUB (Dana Daerah untuk Urusan Bersama) cukup.Sedangkan pada tahun 2014, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.07/2013, maka Kota Padang Sidempuan mempunyai Indeks Kapasitas Fiskal sebesar 0,7536yang tergolong dalam Kategori CUKUP.

Peta Kapaitas fiskal yang diputuskan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor 129/PMK.02/2012Kota Padang Sidempuan mempunyai Indeks Kapasitas Fiskal 0,7536dengan Kategori CUKUP dan Peta Kapasitas Fiskal berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.07/2013 mempunyai Indeks Kapasitas Fiskal0,7536dengan Kategori CUKUP.

b. Tata RuangWilayah

Kota Padang Sidempuan merupakan kawasan perkotaan dengan potensi pendidikan, dan pelayanan jasa serta perdagangan, telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Regional Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara.

Sistem pusat-pusat pelayanan untuk Kota Padang Sidempuan direncanakan membentuk pusat kota, subpusat kota, dan pusat pelayanan lingkungan. Pusat Kota berlokasi di kawasan Kecamatan Padang Sidempuan Utara dan Padang Sidempuan Selatan, subpusat kota tersebar di seluruh kecamatan dimana masing-masing kecamatan memiliki satu subpusat, sedangkan pusat pelayanan lingkungan

tersebar di seluruh kelurahan/desa dan sekitar kawasan permukiman.

Secara umum pola ruang Kota Padang Sidempuan terdiri dari tiga kawasan antara lain kawasan Agrowisata, kawasan budidaya dan kawasan strategis.

Sektor transportasi merupakan sektor terbesar di Kota Padang Sidempuan yang memberikan kontribusi terhadap pencemaran udara. Terjadinya kemacetan lalu lintas, menyebabkan turunnya efisiensi penggunaan bahan bakar yang mengakibatkan peningkatan kadar CO (Carbon monoksida) di udara ambient atau udara bebas. Besarnya kontribusi emisi sektor ini tidak saja ditentukan oleh volume lalu lintas dan jumlah kendaraan, tetapi juga oleh pola lalu lintas dan sirkulasinya di dalam kota, khususnya di daerah-daerah pusat kota dan perdagangan.

c. Sosial dan Budaya 1. Pendidikan

a. Jumlah Fasilitas pendidikan,Guru dan Murid

Salah satu indikator meningkatnya kualitas pendidikan di suatu wilayah adalah meningkatnya sarana pendidikan seperti sekolahan dan meningkatnya jumlah tenaga pendidik. Di Kota Padang Sidempuan, jumlah tenaga pendidik untuk jenjang pendidikan TK/RA pada tahun 2015 untuk pendidikan SD/MI pada tahun2015 sebanyak 1.826orang pada tahun 2016 menurun menjadi1.493orang.

Untuk pendidikan SMP/MTs pada tahun 2015 sebanyak 1.251 orang pada tahun 2016 menurun menjadi 1.230orang. Untuk tenaga pendidik SMA/SMK pada tahun 2015 sebanyak1.497 orang dan pada tahun 2016 menjadi 1.220 orang.

Penurunan jumlah tenaga pendidik disebabkan karena berakhirnya masa tugas.

Rasio jumlah guru dan murid di Kota Padang Sidempuan tahun 2016 tergolong cukup bagus. Perbandingan guru dan murid pada tingkat SD pada tahun 2016 adalah 15,40. Rasio tersebut mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2015 menjadi 17,67. Pada tingkat SMP/MTS perbandingan guru dan murid mengalami peningkatan, yaitu 12,50 tahun 2016 meningkat menjadi 11,69 tahun 2013. Sedangkan pada tingkat SMU/SMK perbandingan murid dan guru yaitu 8,26 pada tahun 2015 dan pada tahun 2016 menjadi 6,88. Data jumlah tenaga guru, jumlah sekolah, murid, dan rasio guru murid dapat diperhatikan dalam Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Data Fasilitas Pelayanan Pendidikan di Kota Padang Sidempuan Tahun 2014- 2016

Banyaknya murid/siswa (anak)

a. SD/MI 28.137 27.969 26.384 b. SMP/MTs 15.643 14.383 14.382 c. SMA/SMK/MA 18.110 18.254 17.712

4.

Rasio murid : guru (negeri &

swasta)

b. SD/MI 15,40 13,61 17,67

c. SMP/MTs 12,50 11,30 11,69 d. SMA/SMK/MA 12,09 10,56 14,51 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Padang Sidempuan, 2016 b.Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA

dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Berikut disajikan data APM Kota Padang Sidempuan.

Tabel 3 : Angka Partispasi Murni Kota Padang Sidimpuan No Jenjang Pendidikan 2015 2016

1 SD/MI 91 10% 99 17%

2. SMP/MTS 66,63% 83,02%

3. SMA/SMK/MA 72,64% 68,15%

Sumber : TNP2K, 2016

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa APM Kota Padang Sidempuan untuk jenjang pendidikan SD pada tahun 2015 sebesar 91,10% dan pada tahun 2016 mengalamipeningkatan 8,07% menjadi 99,17%. Demikian pula dengan jenjang pendidikan SMP dimana pada tahun 2015 sebesar 66,63% dan tahun 2016 meningkat menjadi 83,02%. Sedangkan untuk pendidikan SMA, mengalami penurunan yaitu pada tahun 2015 sebesar 72,64% dan pada tahun 2016 menjadi 68,15%.

c. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan nasional dan daerah.Kualitas sumber daya manusia memililiki pernan yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi daerah. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan

penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya.

Kota Padang Sidempuan adalah kota pendidikan. Kota ini memiliki banyak pilihan untuk menempuh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga

pendidikan tinggi. Begitu banyaknya pilihan pendidikan di Kota Padang Sidempuan menjadikan kota ini sebagai kota tujuan untuk menempuh pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan.

Meningkatnya kualitas pendidikan suatu kota/kabupaten akan berdampak positif terhadap meningkatnya pembangunan di kota/kabupaten tersebut. Kota Padang Sidempuan sudah lama dikenal sebagai kota pelajar dan kota pendidikan. Hal tersebut dikarenakan budaya belajar yang tinggi dan juga didukung tersedianya fasilitas pendidikan yang cukup bagi masyarakat, seperti guru dan sekolah.Berdasarkan data yang dirilis oleh pada tahun 2015-2016, sebagian besar masyarakat Padang Sidempuan merupakan lulusan SMA/SMK, yang lebih baik dari rata-rata tingkat pendidikan nasional, yaitu lulusan SMP/MTS.

Tingkat pendidikan masyarakat Kota Padang Sidempuan beragam.Berikut disajikan tabel tingkat pendidikan masyarakat Kota Padang Sidempuan tahun 2015 hingga 2016.

Tabel 4 : Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Padang Sidempuan Tahun 2015-2016

No Jenis Pendidikan 2015 (%) 2016 (%) 1 Belum tamat SD 1,55 0,97 2 SD/sederajat 22,11 21,58 3 SLTP/sederajat 21,51 22,71 4 SLTA/sederajat 13,55 23,51 5 Diploma I/II 17,35 0,71 6 Akademi/DIII 1,41 1,76 7 Perguruan tinggi 2,74 6,14 Sumber: BPS kota Padang Sidempuan 2015-2016

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa persentase masyarakat yang

memiliki tingkat pendidikan hingga perguruan tinggi termasuk rendah yaitu 6,14%. Dan persentase terbesar yaitu37,59% masyarakat Kota Padang Sidempuan memiliki tingkat pendidikan hingga SLTA. Meskipun demikian pemerintah kota akan terus meningkatkan tingkat pendidikan masyarakatnya hingga menempuh pendidikan tinggi.

d. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Pendidikan

Dilhat dari pendidikan masyarakat Kota Padang Sidempuan sudah cukup baik.Hal ini terlihat dari angka melek huruf yang men dekati 100 % dan rata-rata lama sekolah sudah di atas wajib belajar 9 tahun. Selain itu dilihat dari Angka Partisipasi Kasar menunjukkan bahwa seluruh penduduk usia sekolah sudah menikmati pendidikan dari tingkat SD dan yang sederajat sampai dengan SMA dan yang sederajat.

Tabel5 : Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Pendidikan Kota Padang Sidempuan Tahun 2013-2016

No Indikator Pendidikan 2013 2014 2015 2016 1 Angka melek huruf 99,67 98,60 99,18 98,75

Jumlah penduduk usia

diatas 15 yang bisa 137.784 123.798 124.774 Jumlah penduduk usia

142.693 127.627 128.633 2 Angka rata-rata lama 10,19 10,21 10,36

3 Angka partisipasi kasar 98 98 98 98

Angka partisipasi kasar

118,50 118,50 118,50 118,50

Angka partisipasi kasar

99,17 99,17 99,17 99,17 Angka partisipasi kasar

(APK)

99,81 99,81 99,81 99,81

B. Prosedur Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah di Kota Padang Sidempuan

`Salah satu tujuan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah mewujudkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat di Indonesia. Agar hal tersebut dapat terlaksana dengan baik Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah melalui prosedur sebagai berikut:

a) Pendataan

Tahapan pendataan Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen) merupakan langkah awal dalam proses pengalokasian dan penyaluran dana BOS. Tahapan pendataan Dapodikdasmen adalah sebagai berikut.

1. Satuan pendidikan menggandakan (fotocopy) formulir data pokok pendidikan (01A, 01B, 01C, 01D, dan BOS-01E) sesuai dengank kebutuhan;

2. Satuan pendidikan melakukan sosialisasi ke seluruh peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan tentang cara pengisian formulir pendataan;

3. Satuan pendidikan membagi formulir kepada individu yang bersangkutan untuk diisi secara manual dan mengumpulkan formulir yang telahdiisi;

4. Satuan pendidikan memverifikasi kelengkapan dan kebenaran/

kewajaran data profil satuan pendidikan, rombongan belajar, individu peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana;

5. Satuan pendidikan memasukkan/meng-update data ke dalam aplikasi Dapodikdasmen secara offline yang telah disiapkan oleh Kemdikbud, kemudian mengirim ke server Kemdikbud secaraonline;

6. Satuan pendidikan harus mem-backup secara lokal data yang telah di-entri;

7. Formulir yang telah diisi secara manual oleh peserta didik/pendidik/

tenaga kependidikan/satuan pendidikan harus disimpan di satuan pendidikan masing-masing untuk keperluan monitoring dan audit;

b) Melakukan update data secara reguler ketika ada perubahan data, minimal satu kali dalam satu semester;

1. Satuan pendidikan dapat berkonsultasi dengan dinas pendidikan setempat mengenai penggunaan aplikasi pendataan dan memastikan data yang di-input sudah masuk kedalam server Kemdikbud;

2. Satuan pendidikan memastikan data yang masuk dalam Dapodikdasmen sudah sesuai dengan kondisi riil di satuan pendidikan;

3. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap proses pendataan bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan untuk melakukan pendataan secara mandiri.

4. Penetapan Alokasi BOS untuk Penganggaran DalamAPBD

Penetapan alokasi BOS di tiap provinsi untuk keperluan anggaran adalah sebagai berikut :

1. Sebagai langkah awal, pada setiap awal tahun pelajaran baru, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota bersama Tim Manajemen BOS Provinsi dan Tim Manajemen BOS Pusat melakukan rekonsiliasi progres update data jumlah peserta didik tiap satuan pendidikan yang ada pada Dapodikdasmen sebagai persiapan pengambilan data untuk penetapan alokasi BOS tahun anggaran mendatang;

2. Sebagai tindak lanjutnya, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota melakukan kontrol terhadap data jumlah peserta didik tiap satuan pendidikan yang ada di Dapodikdasmen berdasarkan data yang ada.

Apabila terdapat perbedaan dengan data riil disatuan pendidikan, maka Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota harus meminta kepada satuan

Apabila terdapat perbedaan dengan data riil disatuan pendidikan, maka Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota harus meminta kepada satuan

Dokumen terkait