BAB II PENGATURAN IZIN TATA RUANG DAN BANGUNAN
B. Instansi yang Berwenang Mengeluarkan Izin Tata Ruang
Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang terarah dan terencana di wilayah Kota Medan, diperlukan adanya suatu pembinaan dan perizinan pembangunan yang salah satunya melalui pemberian IMB. IMB diterbitkan oleh Walikota Medan dan yang berhak memperoleh IMB adalah setiap warga/badan di
kota Medan yang melaksanakan pendirian bangunan. Dan perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan pelaksanaan pendirian bangunan meliputi:
1. Mendirikan bangunan baru.
2. Mendirikan bangunan tambahan pada bangunan yang sudah ada.
3. Mengubah sebagian atau seluruh bangunan yang sudah ada.
Dinas yang berwenang mengeluarkan izin tata ruang dan bangunan di Kota Medan adalah Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
C. Pengaturan Izin Tata Ruang dan Mendirikan Bangunan Kota Medan Pengaturan mengenai bangunan gedung di Indonesia telah diatur dalam dasar hukum yang kuat yakni dalam bentuk undang-undang yang memiliki aturan pelaksanaan berupa peraturan pemerintah.Undang-undang yang dimaksud adalah Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, sebagai aturan pelaksanaannya, pemerintahtelah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk hak dan kewajiban pemilik dan pengguna bangunan gedung pada setiap tahap penyelenggaraan bangunan gedung, ketentuan tentang peran masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah, sanksi, ketet tuan peralihan dan ketentuan penutup.
Keseluruhan maksuci dan tujuan pengaturan tersebut dilandasi oleh asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan dan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat yang berprikemanusiaan dan berkeadilan.
Pengaturan pemberian izin sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 dan 3 Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi IMB adalah agar pemerintah daerah dapat mengatur, menata, mengendalikan dan mengawasi kegiatan mendirikan bangunan dalam daerah, yang diberikan dengan tujuan penataan bangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang kota serta ditujukan bagi kepentingan administrasi pengelolaan manajemen pemerintah dalam hal menganalisis dan mengevaluasi pendapatan yang akan diterima oleh Pemerintah Daerah Kota Medan dari sektor retribusi izin mendirikan bangunan.
Persyaratan administratif penyelenggaraan bangunan gedung harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif yang meliputi:
1) Status hak atas tanah, dan/ izin pemanfaatan dan pemegang hak atas tanah;
2) Status kepemilikan bangunan gedung;
3) Izin mendirikan bangunan gedung; dan
4) Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Setiap orang/badan hukum dapat memiliki bangunan gedung atau bagian bangunan gedung,
c. Pemerintah daerah wajib mendata bangunan gedung untuk keperluan tertib pembangunan dan pemanfaatan;
d. Ketentuan mengenai izin mendirikan bangunan gedung, kepemilikan dan pendataan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2) dan (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
Ketentuan mengenai kewajiban setiap orang/badan hukum yang hendak mendirikan bangunan harus memiliki izin mendirikan bangunan adalah berdasarkan Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. Dasar hukum penerbitan IMB di Kota Medan adalah pada Pasal 1 huruf w Peraturan Daerah Kota Medan No. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan yang menyatakan bahwa "izin adalah kegiatan tertentu Pemerintahan Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang atau badan dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan Sumber Daya Alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas zertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan".
BAB III
PELAKSANAAN IZIN TATA RUANG DAN MENDIRIKAN BANGUNAN KOTA MEDAN
A. Gambaran Umum Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Medan 1. Sejarah Singkat Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
Cikal bakal Kota Medan adalah Medan Putri, sebuah kampung kecil yang terletak di dekat pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura, tidak jauh dari Jalan Putri Hijau sekarang. Kampung Medan Putri sendiri dibangun pada tahun 1590 oleh Guru Patimpus, cucu Singa Maraja yang memerintah negeri Berkerah di dataran tinggi Karo dan termasuk dalam wilayah Raja Urung asal Kato, di Deli.
Perkembangan Kota Medan juga tidak terlepas dari keberadaan Kesultanan Deli yang diproklamasikan oleh Tuanku Panglima Perungit, yang memisahkan diri dari kekuasaan Kesultanan Aceh pada tahun 1669. Berdasarkan isi "Politiek Contract" atau perjanjian politiknya dengan Pemerintah Hindia Belanda padatahun 1907, daerah kekuasaan Kesultanan Deli meliputi:
a. Wilayah Deli Asli, yaitu wilayah pesisir pantai mulai dari sekitar kiri dan kanan Sungai Deli, yang didiami suku bangsa Melayu, termasuk Kampung Medan Putri.
b. Wilayah-wilayah Urung (Negheri), yaitu; Wilayah Hamparan Perak, Sunggal, Kampung Baru, Sinembah Patumbak, yang didiami suku Melayu di hilir dan Suku Karo di hulu.44
44 http://balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Christy%20Marintan.pdf diakses tanggal 1 Juni 2016.
Beberapa faktor yang mendorong kampung Medan Putri mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pertama, posisinya yang sangat strategis karena terletak di dekat pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai. Karenanya Kampung Medan Putri sejak awal telah berkembang menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan transit yang cukup penting. Kedua, adanya, kebijakan Sultan Deli pada tahun 1863, untuk memberikan tanah di Tanjung Spassi dekat Labuhan seluas 4000 bahu, (1 bahu-0,74 ha) secara erfpacht 20 tahun kepada Mienhuys Van der Flak dan Elliot dari Firma Van Keeuwenen Mainz and Co, untuk dijadikan lahan perkebunan tembakau.
Kualitas yang sangat baik dari tembakau yang dihasilkan kemudian mendorong berkembangnya perkebunan-perkebunan tembakau hingga mencapai 22 perusahaan. Berkembangnya perkebunan tembakau juga, mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai pusat perdagangan dan eksport. Tahun 1879, lbukota Asisten Residen Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan, dan 1 Maret 1887, Ibukota Residen Sumatera Utara dipindahkan pula dari Bengkalis ke Medan.
Istana Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari Labuhan juga dipindahkan dengan selesainya pembangunan Istana Maimun pada tanggal 18 Mei 1891 yang menjadikan Ibukota Deli resmi pindah ke Medan. Dengan demikian Perkembangan Kota Medan menjadi pusat perdagangan juga telah mendorongnya menjadi Pusat Pemerintahan.45
45 Ibid
Pembangunan Kota Medan secara historis tidak terlepas dari perkembangan perkebunan tembakau yang ada. Perkebunan tembakau tersebut ternyata mempekerjakan orang-orang Cina dari Swatow (Tiongkok), Singapura, Malaya Tamil dari Penang, dan orang-orang pribumi yaitu Minangkabau dan Jawa. Kebijakan ketenagakerjaan inilah yang kemudian berdampak beranekaragamnya etnis, yang berdomisili di Kota Medan saat ini. Oleh karenanya, masyarakat Kota Medan saat ini adalah campuran dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia seperti suku Melayu, Batak, Cina, Jawa, Minang, Karo dan sebagainya. Adanya heterogenitas suku yang berdiam di Kota Medan juga menimbulkan banyak corak budaya yang ada sehingga berdampak beragamnya nilai-nilai budaya yang dikenal.
Sangat diyakini, hidupnya nilai-nilai budaya dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Adanya keragaman suku sebagainya tentunya merupakan potensi, kekuatan sekaligus kesempatan bagi Kota Medan untuk menjadi kota yang memiliki wajah sendiri, yang berbeda dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Adanya pluralisme ini juga merupakan benteng untuk tidak unculnya isu-isu primordialisme yang dapat meretakkan sendi-sendi kehidupan sosial. Pada awal pembentukan permukinian di Kota Medan, terdapat kelompok-kelompok hunian berdasarkan kesukuan seperti Kampung Mandailing, Pecinan, Pemukiman Belanda. di Polonia, dan sebagainya. Saat ini, perumahan-perumahan yang terbentuk telah merupakan pembauran berbagai suku, walaupun di beberapa wilayah terdapat etnis dominan, seperti permukiman tionghoa, kayo, minang,
melayu dan sebagainya. Oleh karenanya, pembangunan perumahan harus dalam mempertimbangkan kekayaan budaya sebagai rahmat Tuhan tersebut.
Bidang penataan kota dan bangunan pada awalnya merupakan bagian dari pekerjaan umum. Pengawasan bangunan dan planologi (perencanaan wilayah dan kota) sampai dengan tahun 1950 dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Pada tahun 1950, Dinas Pekerjaan Umum dipisah menjadi 2 (dua) dinas, yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pengawasan Bangunan. Pada tahun 1963, Dinas Pengawasan Bangunan dimekarkan menjadi 2 (dua) dinas; yaitu Dinas Pengawasan Bangun-Bangunan dan Dinas Planologi. Dalam hal ini, Dinas Planologi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya KDH Tingkat II Medan tanggal 22 Juni 1963 terhitung mulai 1 Juli 1963.
Pada tahun 1978 dibentuk Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II Medan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Medan No. 10 tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata, Kerja Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II Medan. Penyempurnaan terhadap organisasi Dinas Tata Kota dilakukan pada tahun 1987 yang diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Medan No. 1 tahun 1987 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II Medan. Adapun Susunan organisasi dan tata, kerja Dinas Bangun-bangunan Kotamadya Dati II Medan diatur dalam Perda No. 13 Tahun 1987.46
Pada tahun 2001, berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2001 tentang
46 Ibid
Pembentukan Organisasi dan Tata, Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan; dibentuk Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan yang merupakan penggabungan kembali fungsi pengawasan bangun-bangunan dan penataan ruang kota dalam satu dinas; sebagaimana sebelum tahun 1963.
Penggabungan Dinas Tata kota dengan sebagian Dinas Bangun-Bangunan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan perizinan dan penataan ruang serta penataan bangunan oleh Pemerintah Kota Medan. Pada tahun 2009 awal dibentuklah Dinas Tata, Ruang dan Tata, Bangunan sebagai pengganti Dinas Tata, Kota dan Tata, Bangunan akibat penyesuaian terhadap kebijakan PP 41 yang mengatur Struktur Organisasi dan Tata, Laksana Pemerintahan Daerah.
Dinas Tata Ruang. dan Tata, Bangunan Kota Medan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang tata, ruang dan tata, bangunan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
2. Struktur Organisasi
Dalam organisasi terdapat hubungan yang erat di antara fungsi yang satu dengan fungsi yang lain sehingga ada keterkaitan antara kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Semakin banyak kegiatan yang di lakukan dalam suatu organisasi, maka semakin kompleks hubungan-hubungan yang ada. Untuk itu perlu di buat bagan yang menggambarkan hubungan tersebut termasuk fungsi masing-masing kegiatannya. Bagan itu di namakan bagan organisasi atau struktur organisasi.
Yang menjadi dasar dalam organisasi ini adalah pembagian kekuasaan (Autority) dan tanggung jawab (Responbility)
Sumber : Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Medan, 2015
4. Bidang-bidang kerja / Job Description
Berikut ini akan di uraikan dengan secara singkat tugas dari masing-masing bidang yang ada pada TRTB Tingkat II Kotamadya Medan :
a. Dinas
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang tata ruang dan tata bangunan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas menyelenggarakan fungsi :
1) perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan tata bangunan;
2) penyeienggaraan urusan pernerintahan dan pelayanan umum di bidang tata ruang dan tata bangunan;
3) pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan tata bangunan;
dan
4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya
b. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Dibidang kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program;
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan;
2) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program dinas;
3) Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan dinas;
4) Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan;
5) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas dinas;
6) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
7) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan;
8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
(1) Sub Bagian Umum rnempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :
a) penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum;
b) penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;
c) pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas;
d) pengelolaan administrasi kepegawaian;
e) penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian;
(3) penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas;
(4) penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian;
(5) penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Dinas;
(6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya
d. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
(1) Sub Baglan Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan;
(2) Dalam melaksanakan tugas, pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi :
a) penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program;
b) pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program Dinas;
c) penyiapan bahan penyusunan rencana dan program dinas;
d) penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian;
e) penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan dinas;
f) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya
e. Bidang Pengukuran dan pemetaan
Bidang Pengukuran dan Pemetaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
(1) Bidang Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengukuran dan pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a) penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengukuran dan Pemetaan;
b) penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem;
c) pengumpulan dan pengolahan data yang berhubungan dengan bidang tugas pengukuran dan pemetaan.
d) Penyelenggaraan kegiatan pengukuran pemetaan dan fotogrametri rencana kota;
e) penyelenggaraan kegiatan di bidang pengukuran tanah dan ketinggian bangunan untuk rencana pengembangan data tata ruang kota.
f) penyelenggaraan pemeliharaan/perawatan dan pembaruan peta dasar, foto udara, dan dokumentasi lapangan, serta penerapan GIS dalam pemetaan;
g) pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pengukuran dan pemetaan;
h) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya
f. Seksi Pengukuran
Seksi Pengukuran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang pengukuran dan pemetaan.
(1) Seksi Pengukuran tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengukuran dan Pemetaan lingkup pengukuran;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengukuran menyelenggarakan fungsi :
a) penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengukuran;
b) penyusunan bahan petunjuk teknis pengukuran;
c) pelaksanaan pengukuran untuk bahan penetapan rencana kota dan untuk menerapkan ketinggian(feil)
d) pelaksanaan pengukuran tanah untuk menentukan letak tanah sesuai, permohonan untuk mendapatkan Keterangan Rencana Peruntukan (KRP) dan IMB
e) penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
f) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya
g. Seksi Pemetaan
Seksi Pemetaan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengukuran dan Pemetaan.
(1) Seksi Pemetaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengukuran dan Pemetatan lingkup pemetaan;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Seksi Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a) penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemetaan;
b) penyusunan bahan petunjuk lingkup pemetaan;
c) pembuatan peta-peta ikhtisar dan memetakan hasil pengukuran yang telah dibuat oleh Seksi Pengukuran;
d) penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas e) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
h. Seksi Pengembangan
Data dan Sistem Seksi Pengembangan Data dan Sistem dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengukuran dan Pemetaan (1) Seksi Pengembangan Data dan Sistem mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang pengukuran dan Pemetaan lingkup pengembangan data dan sistem; (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengembangan Data dan Sistem menyelenggarakan fungsi :
a) penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Data dan sistem;
b) penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan data dan sistem;
c) pelaksanaan pemetaan fotografis dan memetakan hasil evaluasi yang telah terwujud di lapangan;
d) pelaksanaan pemeliharaan / perawatan dan pembaharuan peta dasar dan foto udara yang dikembangkan dengan Pola GIS;
e) pelaksanaan pengumpulan / penghimpunan data dan informasi untuk penyusunan dan evaluasi, rencana tata ruang kota serta kebijaksanaan teknis penataan ruang kota dan bangunan;
f) penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
g) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya
i. Bidang Tata Ruang
Bidang Tata Ruang dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dinas (1) Bidang Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup penelitiaan rencana tata ruang dan tata letak, evaluasi dan pengembangan rencana tata ruang; (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Tata Ruang menyelenggarakan fungsi :
a) penyusunan rencana, prograrn, dan kegiatan Bidang Pengukuran dan Pemetaan;
b) penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem;
c) pelaksanaan pengendalian rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan bangunan melalui mekanisme advis plan;
d) pelaksanaan penelitian terhadap lokasi permohonan Keterangan Rencana Peruntukan (KRP) dan IMB agar sesuai dengan rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan bangunan;
e) perencanaan dan penelitian kelayakan site plan (tata letak) pada permohonan IMB agar sesuai dengan rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan bangunan;
f) perencanaan kebutuhan fasilitas sosial dan umum pada suatu kawasan atau lingkungan;
g) Penyusunan advis Plan;
h) penyusunan perencanaan penelitian/survey dalam rangka perumusan, penyusunan, evaluasi/revisi dan pengembangan rencana tata ruang kota, kawasan strategis, dan kebijaksanaan teknis penataan ruang kota dan bangunan yang telah ditetapkan;
i) penyusunan,dan penyebarluasan ketentuan-ketentuan norna, standar, pedoman dan manual bagi pelaksanaan penataan ruang di daerah dengan mempedomani ketentuan yang berlaku;
j) pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang tata ruang;
k) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya
j. Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang
Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Tata Ruang.
(1) Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Tata Ruang lingkup penelitian rencana tata ruang;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang menyelenggarakan fungsi :
a) penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang;
b) penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penelitian rencana tata ruang;
c) pelaksanaan penelitian / survey terhadap lokasi permohonan Keterangan Rencana Peruntukan (KRP) dan IMB yang meliputi peruntukan tanah,
rencana jalan, garis sempadan bangunan, ketinggian bangunan, koefisien dasar bangunan (KDB) dan kebutuhan fasilitas parkir, serta ketentuan-ketentuan dalam rencana tata ruang kota dan ketentuan-ketentuan lainnya;
d) penyusunan plot setiap advis plan yang telah diproses pada peta kerja rencana tata ruang kota;
e) pemberian saran terhadap permohonan perijinan yang memerlukan kajian kelayakan;
f) penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
g) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya
k. Seksi Rencana Tata Letak
Seksi Rencana Tata Letak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Tata Ruang.
(1) Seksi Rencana Tata Letak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Tata Ruang lingkup rencana tata letak;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Rencana Tata Letak menyelenggarakan fungsi
a) penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Rencana Tata Letak;
b) penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup rencana tata letak;
c) perencanaan dan penggambaran site plan (tata letak) permohonan IMB maupun advis plan (Keterangan Rencana Peruntukan / KRP sesuai dengan hasil penelitian Seksi Penelitian Rencana Ruang ataupun hasil evaluasi Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang;
d) penghitungan retribusi terkait ijin pemanfaatan ruang dan merencanakan fasilitas sosial dan umum pada suatu kawasan atau lingkungan;
e) penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
f) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya
l. Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang
Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Tata Ruang.
(1) Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Tata Ruang lingkup evaluasi dan pengembangan rencana tata ruang;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang menyelenggarakan fungsi :
a) penyiapan rencana program, dan kegiatan Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang;
a) penyiapan rencana program, dan kegiatan Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang;