• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN

MUHAMMAD ICHWAN. Perencanaan Bumi Perkemahan Ranca Upas berdasarkan Pendekatan Daya Dukung Ekologi. Di bawah bimbingan QODARIAN PRAMUKANTO dan TATAT S. ABDULLAH.

Salah satu bentuk rekreasi alam yang cukup digemari saat ini adalah berkemah. Berkemah dapat dilakukan dengan mudah, murah dan sehat serta dapat menjadi sarana pendidikan dan mampu memberikan rasa cinta alam lingkungan sekaligus memuji kebesaran Tuhan YME. Bumi perkemahan adalah suatu bidang lahan di alam terbuka yang diatasnya dapat didirikan tenda-tenda sebagai tempat berteduh untuk dapat melakukan berbagai aktivitas dan keperluan berkemah.

Bumi Perkemahan Ranca Upas (BPRU) yang terletak di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat memiliki potensi untuk berkembang. Hal ini didukung oleh kesejukan udara dan panorama hutan pegunungan yang indah. Namun untuk menciptakan suatu areal perkemahan yang nyaman tidak cukup hanya dengan kesejukan udara dan panorama yang indah, pengelola harus memperhatikan daya dukung dari areal tersebut.

Pendugaan daya dukung ekologi rekreasi ditentukan dengan perhitungan laju erosi tahunan (A) berdasarkan persamaan USLE dan laju erosi yang masih dapat ditoleransikan atau nilai T. Persamaan laju erosi tahunan (A), yaitu:

A R K LS C P

  Perhitungan nilai erosi yang dapat ditoleransikan (T) didapat dengan menggunakan 

persamaan sebagai berikut: 

 

Dari hasil analisis untuk satuan lahan berkemah (Cg) diperoleh nilai T dan A yang sama yaitu 1,612 ton/ha/thn, sedangkan untuk satuan lahan Fr nilai T dan A juga sama, yaitu 0.24 ton/ha/thn. Akibat dari aktivitas berkemah, di atas lahan terjadi pemadatan tanah (compaction) yang terlihat dari berkurangnya tebal epipedon sebesar 10 cm. Hasil ini didapatkan dari perbandingan tanah yang belum dipakai untuk kegiatan berkemah dengan tanah yang sudah digunakan untuk berkemah selama 28 tahun.

Aktivitas rekreasi aktual pada satuan lahan Cg dilakukan oleh rata-rata 302 orang per minggu, sehingga tingkat pemanfaatan maksimum untuk aktivitas berkemah menjadi (4.9/1.61) x 302 orang/minggu = 919 orang/minggu (Tabel 4). Aktivitas rekreasi aktual pada satuan lahan hutan (Fr) dilakukan oleh rata-rata 16 orang per minggu, sehingga tingkat pemanfaatan maksimum untuk aktivitas berkemah menjadi (4.9/0.24) x 16 orang/minggu = 327 orang/minggu (Tabel 4). T maksimum diperoleh dari tabel 12.

Berdasarkan hasil analisis daya dukung ekologi pada tapak, maka alokasi ruang BPRU dapat dikembangkan menjadi 3 ruang, yaitu ruang intensif, semi intensif dan ekstensif. Berdasarkan ketiga alokasi ruang tersebut, maka dikembangkan program ruang dan aktivitas ke dalam rencana lanskap BPRU. Rencana lanskap yang

disusun antara lain, pemanfaatan ruang (Rekreasi aktif, rekreasi pasif, dan konservasi), jenis aktivitas (berkemah, piknik, bermain, berkuda, photo hunting dan hiking) dan fasilitas (blok perkemahan, lapangan, warung, kios sewa, areal parkir, musholla, toilet dll).

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 3

2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Konsep Daya Dukung Ekologi ... 4

2.2 Bumi Perkemahan ... 6

2.3 Perencanaan Lanskap Bumi Perkemahan ... 7

3 METODOLOGI ... 10

3.1 Lokasi dan Waktu Studi ... 10

3.2 Batasan Studi... 10

3.3 Metode Perencanaan Lanskap ... 11

3.4 Bentuk Hasil Studi ... 15

4 DATA DAN ANALISIS ... 16

4.1 Aspek Sumberdaya ... 16

4.1.1 Luas dan Batas Tapak ... 16

4.1.2 Topografi dan Kemiringan ... 17

4.1.3 Iklim dan Kenyamanan ... 19

4.1.4 Hidrologi ... 20

4.1.5 Geologi dan Tanah ... 21

4.1.6 Penutupan Lahan ... 22

4.1.7 Satwa ... 26

4.2 Aspek Pengelolaan dan Pengunjung ... 27

4.2.1 Struktur Organisasi ... 27

4.3 Penentuan Daya Dukung Ekologi berdasarkan Persamaan USLE 33

5 SINTESIS ... 36

5.1 Program Aktivitas dan Fasilitas Rekreasi ... 36

5.1.1 Rekreasi Aktif ... 38

5.1.2 Rekreasi Pasif ... 38

6 KONSEP PERENCANAAN ... 39

6.1 Konsep Dasar Perencanaan ... 39

6.2 Pengembangan Konsep ... 39

6.2.1 Konsep Tata Ruang ... 39

6.2.2 Konsep Sirkulasi ... 41 6.2.3 Konsep Vegetasi ... 42 6.2.4 Konsep Fasilitas ... 43 7 PERENCANAAN LANSKAP ... 44 7.1 Rencana Ruang ... 44 7.2 Rencana Sirkulasi ... 44 7.3 Rencana Vegetasi ... 44 7.3.1 Ruang Konservasi ... 44

7.3.2 Ruang Non Konservasi ... 47

7.4 Rencana Fasilitas ... 47 7.4.1 Fasilitas Rekreasi ... 47 7.4.1.1 Areal Perkemahan ... 47 7.4.1.2 Areal Piknik ... 48 7.4.1.3 Taman Bermain ... 50 7.4.1.4 Menara Pengamat ... 51 7.4.1.5 Shelter ... 52 7.4.2 Fasilitas Pelayanan ... 52

7.4.2.1 Gerbang Masuk dan Loket Karcis ... 52

7.4.2.2 Pusat Informasi ... 53

7.4.2.3 Areal Parkir ... 53

7.4.2.5 Musholla ... 55

8 KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 60

DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Jenis, Bentuk, Cara Pengambilan, Sumber, dan Kegunaan Data .... 11

2. Data Tanah ... 22

3. Nilai Permeabilitas dan Penurunan Epipedon Areal Perkemahan .. 22

4. Indeks erosi tanah (RKLS), nilai C, nilai T dan nilai A... 33

5. Nilai T aktual, T maksimum, jumlah pengunjung aktual dan jumlah pengunjung maksimum BPRU ... 35

6. Alokasi Ruang, Pemanfaatan, Jenis Aktivitas dan Fasilitas yang Direncanakan ... 37

7. Rata-rata curah, rata-rata hari hujan, rata-rata curah hujan harian maksimum dan indeks erosi hujan (EI30) ... 62

8. Hasil analisis sampel tanah dan nilai erodibilitas tanah ... 64

9. Faktor panjang dan kemiringan lereng... 66

10. Penutup lahan, nilai C aktual, aktivitas pengguna dan jumlah pengunjung aktual ... 66

11. Tingkat erosi yang diperbolehkan ... 67

12. Nilai T aktual, T maksimum, jumlah pengunjung aktual dan jumlah pengunjung maksimum yang dapat ditampung BPRU ... 68

13. Kriteria nilai T ... 68

14. Tabel 14. Compaction, Volume, BD dan Konversi Kehilangan Tanah ... 69

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pikir Perencanaan ... 3

2. Model hubungan aktivitas rekreasi dan erosi tanah ... 6

3. Peta Orientasi Lokasi Studi ... 10

4. Tahapan Perencanaan Lanskap ... 14

5. Peta Kemiringan Lahan ... 18

6. Grafik Curah Hujan Kawasan BPRU  ...  19 

7. Peta Penutupan Lahan ... 23

8. Peta Fasilitas Awal BPRU ... 24

9. Pintu gerbang ... 25

10. Kantor Informasi ... 25

11. Areal parkir I ... 25

12. Areal parkir II... 25

13. Blok perkemahan ... 25

14. MCK ... 25

15. Pemandian air panas... 25

16. Penangkaran Rusa ... 25

18. Grafik Jumlah Pengunjung berdasarkan Jenis Kelamin ... 28

19. Grafik Usia Pengunjung ... 29

20. Grafik Profesi Pengunjung ... 29

21. Grafik Daerah Asal Pengunjung ... 30

22. Grafik Aktivitas Pengunjung ... 30

23. Grafik Bentuk Kunjungan ... 31

24. Grafik Lama Kunjungan ... 31

25. Grafik Jumlah Kunjungan ... 32

26. Grafik Jenis Kendaraan Pengunjung ... 32

27. Peta Daya Dukung Ekologi ... 35

28. Konsep Ruang ... 40

29. Konsep Sirkulasi ... 42

30. Rencana Sirkulasi ... 45

31. Rencana Lanskap ... 46

32. Unit perkemahan untuk kelompok kecil ... 48

33. Unit perkemahan untuk kelompok besar ... 49

34. Meja dan Bangku Piknik ... 49

35. Tungku pembakaran pada tempat piknik ... 50

36. Tempat sampah ... 50

37. Contoh permainan anak-anak... 51

38. Contoh permainan anak-anak dengan gaya latihan tentara ... 51

39. Shelter ... 52

40. Lay-out areal Parkir ... 54

41. Toilet ... 54

42. Nomograf erodibilitas tanah ... 63

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Penentuan daya dukung ekologi berdasarkan pendugaan erosi

tahunan dengan persamaan USLE ... 61 2. Perhitungan Compaction ... 62

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

 

Salah satu sumberdaya alam Indonesia yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai kawasan rekreasi alam adalah sumberdaya alam pegunungan. Pegunungan mampu menyediakan fasilitas-fasilitas untuk kebutuhan rekreasi alam dan panorama yang indah untuk dinikmati. Pegunungan juga merupakan tempat yang unik dan khas karena mempunyai ketinggian elevasi yang memberikan kenyamanan fisik berupa temperatur udara yang sejuk.

Pegunungan selain mempunyai potensi estetik untuk pengembangan kawasan rekreasi juga mempunyai fungsi ekologis yang harus dipertahankan. Pentingnya fungsi ekologis ini dapat dilihat dari fungsinya sebagai pengendali keseimbangan daerah yang ada di bawahnya, oleh karena itu dalam setiap perencanaan daerah pegunungan perlu suatu penentuan kapasitas daya dukung daerah pegunungan terhadap berbagai bentuk penggunaannya dan juga terhadap kegiatan rekreasi.

Sumber daya baik flora, fauna dan tipe ekosistem yang khas dan fasilitas rekreasi merupakan daya tarik utama suatu tempat rekreasi. Sumber daya yang jadi masalah dan dijadikan penelitian kami antara lain tanah dan vegetasi. Bentuk kerusakan sumber daya biofisik yang terlihat akibat tekanan pengunjung misalnya kerusakan vegetasi dan pemadatan tanah.

Pengetahuan mengenai daya dukung penting agar pengelolaan obyek rekreasi dapat berkelanjutan. Pada dasarnya nilai daya dukung suatu obyek rekreasi ditentukan oleh tiga faktor yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu jumlah dan perilaku pengunjung, keadaan sumber daya serta manajemen pengelola (Knudson, 1983).

Salah satu bentuk rekreasi alam yang cukup digemari saat ini adalah berkemah. Berkemah dapat dilakukan dengan mudah, murah dan sehat serta dapat menjadi sarana pendidikan dan mampu memberikan rasa cinta kepada lingkungan sekaligus memuji kebesaran Tuhan YME (Sulaeman, 1983). Kegiatan berkemah dapat juga merupakan rangkaian aktivitas yang meliputi kegiatan pemeliharaan

Dokumen terkait