• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIFAT PENEMPELAN ASAL DAGING SAPI PADA PERMUKAAN USUS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

RINGKASAN

ADITYA PRASETYA. D14052342. 2011. Sifat Penempelan

Asal Daging Sapi pada Permukaan Usus Secara Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Irma Isnafia Arief. S.Pt., M.Si. Pembimbing Anggota : drh. Adi Winarto Ph.D.

Bakteri asam laktat (BAL) merupakan jenis bakteri yang hidup pada lingkungan yang mengandung karbohidrat sebagai sumber gula. Isolasi BAL dapat dilakukan dari beberapa produk hewani satu diantaranya adalah daging segar. Penelitian ini ditujukan untuk mengkarakterisasikan lima jenis BAL yang sudah diisolasi dari daging sapi segar yang meliputi: pengamatan morfologi bakteri asam laktat asal daging sapi dan mengetahui sifat penempelannya pada permukaan usus. Pemurnian kultur bakteri diperiksa melalui morfologinya yang diamati secara mikroskopik dengan bantuan metode pewarnaan Gram.

Penelitian dimulai dengan melakukan konfirmasi sifat BAL terhadap 5 kultur yang sudah diisolasi. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan menguji kemampuan tumbuh pada kondisi lingkungan yang mengandung MRSB suhu 37°C, mengelompokkan BAL reaksi dalam pewarnaan Gram serta melihat kemampuan melekatnya pada permukaan epitel usus. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan acak lengkap pola Faktorial 6 x 2 dengan 3 kali ulangan. Sebanyak 5 jenis isolat BAL berbeda sebagai faktor pertama yaitu BAL 1A5, 1A32, 2B2, 2B4,

2C12 dan kontrol digunakan dalam evaluasi pada model usus halus tikus.

Usus halus tikus yang digunakan berukuran (1x1 cm2). Faktor kedua adalah

perlakuan inkubasi suspensi bakteri setelah usus dicuci dengan PBS, dan perlakuan inkubasi langsung dalam suspensi bakteri tanpa pencucian PBS, pengulangan dilakukan 3 kali yang dikelompokkan. Uji daya tumbuh pada suhu 37 °C dilakukan secara kuantitatif.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 5 kultur bakteri tersebut merupakan kelompok bakteri asam laktat yang mempunyai sifat Gram positif dan memiliki suhu optimal pertumbuhan 37 ºC. Perlakuan kontrol, pencucian PBS serta tanpa pencucian PBS dengan media tumbuh MRSA menunjukan peningkatan pertumbuhan BAL. Jenis BAL tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertumbuhan masing=masing BAL. Tingkat ketahanan penempelan 3 isolat BAL pada sel epitel usus halus berturut=turut adalah isolat 1A5, 2C12, dan 1A32. Kemampuan menempel BAL pada epitel vili=vili usus halus terlihat dari hasil pewarnaan Hematoxylin. Daya menempel pada perlakuan tanpa pencucian PBS memberikan hasil yang tidak nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa isolat 1A32, 1A5, 2B2, 2B4, dan 2C12 mampu menempel pada permukaan usus.

ABSTRACT

Adhesiveness of Beef Isolated Lactic Acid Bacteria on Intestinal Surface

Prasetya, A., I. I. Arief, and A. Winarto

The gut micro flora is various in number and composition, and its condition strongly effect the health of the host. Probiotic is live microorganism that to believed having potential to control pathogenic bacteria in digestive system. Lactic acid bacteria (LAB) is the one of the most popular bacteria to be used as probiotic. This experimental aims were to investigate the adhesive ability of LAB to the intestinal epithelium, to identify bacterial gram expression and to evaluate the influence of mucus component to the adhesion ability. The finding may provide more various LAB species which highly potential as a probiotic starter. The data were analyzed by ANOVA using the GLM procedure of MINITAB. There were 5 LAB strains and

control evaluated using rat ileum as a model. The ileum sample (1x1 cm2)

were prepared for 2 treatment: group one will be incubated in bacterial suspension

after ( PBS ) flushing and the other group are directly

incubated without flushing at 37oC for 30 minute. Bacterial adhesion will be

evaluated with micro=technique using gram staining. All of LAB showed a normal growth after 24 hours incubated at 37 °C in MRS with agar. The different strains of LAB had no significant on bacterial population of 1A5, 2B2, 2B4, 2C12 and 1A32

isolates. Treatment directly incubated without flushing at 37oC for 30 minute no

significantly increase the growth final population of LAB (P>0,05), especially isolate 1A5, 2C12 and 1A32. Result hematoxylin=eosin expression to indicate LAB population was significant adhesive ability given the highly on treatment directly incubated without flushing than treatment will be incubated in bacterial suspension after PBS flushing. As a conclusion bacteria adhesive ability the influence by cell surface protein mucous on aggregation and adhesiveness membrane cell of LAB to intestinal epithelial.

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bakteri yang terdapat pada sistem pencernaan manusia jumlahnya berbeda= beda. Seiring dengan pertambahan usia, populasi dari berbagai bakteri mengalami adaptasi sehingga komposisi dari berbagai genus bakteri tersebut mempunyai keseimbangan dan menempati daerah kolonisasi masing=masing. Namun demikian, mempertahankan keseimbangan adalah hal yang tidak mudah disebabkan perubahan gaya hidup seperti pola makan dan konsumsi obat (antibiotik), dapat mengakibatkan perubahan keseimbangan komposisi bakteri dan mengarah pada dominasi bakteri

berbahaya seperti spesies ! " # dan $ Dominasi

bakteri berbahaya dapat berakibat pada gejala klinis yang tidak sehat seperti kanker dan berbagai penyakit pencernaan lain.

Memacu dominasi bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan dengan demikian menjadi sangat penting. Salah satunya dengan cara mengkonsumsi bahan pangan yang membawa bakteri probiotik. Probiotik memiliki peranan positif

terhadap kesehatan diantaranya adalah : menurunkan kasus ,

menurunkan kadar serum kolesterol, menstimulasi sistem imunitas tubuh, mengendalikan infeksi patogen, berperan sebagai antibiotik serta mampu menekan terjadinya tumor dan kanker sistem pencernaan.

merupakan jenis bakteri yang memiliki potensi sebagai probiotik karena bakteri ini mampu bertahan hidup dalam saluran pencernaan terutama pada usus halus dan mampu membentuk kolonisasi pada saluran pencernaan terutama kolon. Jika bakteri probiotik dapat menempel pada usus, terutama pada bagian mukosa usus maka bakteri tersebut dapat meningkatkan sistem imun, berkompetisi dengan patogen, serta mencegah penempelan dan pembentukan koloni oleh patogen. Keberadaan bakteri probiotik dalam saluran pencernaan juga harus didukung oleh zat=zat nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri probiotik. Bakteri asam laktat yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan mampu mendukung dalam saluran pencernaan dengan memberikan zat nutrisi berupa peptida bagi perkembangan bakteri tersebut.

Bakteri probiotik diharapkan mampu bertahan dalam saluran pencernaan sehingga memberikan efek kesehatan bagi tubuh melalui keseimbangan mikroflora

1 usus. Produk probiotik sangat penting mengandung sejumlah mikroba yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan dapat bertahan hidup pada saluran pencernaan. Mempertahankan viabilitas probiotik bukan merupakan hal yang mudah mengingat banyak sekali hambatan seperti : (1) pH lambung yang sangat rendah, (2) keberadaan asam=asam empedu, (3) kompetisi dengan bakteri lain, (4) kondisi anaerob obligat, (5) keberadaan beberapa senyawa toksik. Optimalisasi pertumbuhan dan daya tahan bakteri probiotik dalam saluran pencernaan dapat dicapai dengan pemberian zat nutrisi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan bakteri probiotik.

Pengujian efek bakteri asam laktat dalam pakan secara pada

mikroflora saluran pencernaan dilakukan terhadap % & atau tikus putih.

Hewan percobaan ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya memiliki jumlah anak yang banyak pada setiap kelahiran serta sifat produksi dan reproduksinya hampir menyerupai mamalia besar. Terdapat dua sifat tikus putih yang membedakan dengan hewan percobaan lain yaitu tikus putih tidak dapat muntah karena struktur anatominya yang tidak lazim di tempat esophagus bermuara ke dalam lambung dan juga tidak memiliki kantong empedu. Kondisi yang demikian sangat menguntungkan karena dapat dipastikan semua pakan yang diberikan akan dikonsumsi. Selain itu tikus putih percobaan secara fisiologi dapat dikatakan memiliki kesamaan fungsi organ dengan manusia sehingga sangat berguna dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi manusia.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengamati morfologi bakteri asam laktat asal daging sapi; 2) mengetahui kemampuan menempel dari bakteri dari isolat 1A5, 2B2, 2C12, 1A32 dan 2B4 pada sel epitel usus.

1 TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri Asam Laktat

Bakteri asam laktat (BAL) adalah bakteri yang memproduksi asam laktat, termasuk golongan bakteri Gram positif, tidak membentuk spora, sel berbentuk batang atau bulat, baik tunggal, berpasangan atau berantai, kadang=kadang bentuk

tetrad, tidak memiliki sitokrom, dan bersifat anaerobik tetapi toleran terhadap O2

(Fardiaz, 1992). BAL diklasifikasikan berdasarkan morfologi, cara fermentasi glukosa, suhu pertumbuhan yang berbeda, bentuk produksi asam laktat yang dihasilkan, kemampuannya untuk tumbuh pada konsentrasi garam yang tinggi serta ketahanannya terhadap asam dan alkali yang berbeda=beda. Menurut Ray (1996) salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan BAL ialah faktor lingkungan (suhu dan aerasi). Walaupun bakteri asam laktat dapat hidup dengan dan tanpa oksigen, sumber energi terbesarnya untuk tumbuh adalah fermentasi gula. Bakteri ini mempunyai kapasitas respirasi yang sangat terbatas dan oleh karena itu tidak dapat memperoleh ATP dari proses respirasi (Salminen dan Wright 2004).

Bakteri asam laktat terdiri atas beberapa genus. Kelompok genus

(dalam bentuk ! ), " , dan sering

digunakan dalam proses fermentasi bahan pangan hasil ternak, sayur=sayuran, buah= buahan, daging dan produk sereal (Davidson dan Hoover, 1993). Selain itu BAL dapat digunakan sebagai probiotik untuk meningkatkan mikroflora dalam saluran pencernaan (Ouwehand, 1998).

Bakteri asam laktat memproduksi berbagai komponen bermassa molekul rendah termasuk asam, alkohol, karbon dioksida, diasetil, hidrogen peroksida dan metabolit lainnya. Banyak metabolit mempunyai spektrum aktivitas yang luas melawan spesies lain dan produksi tersebut dipengaruhi secara luas oleh matriks

makanan itu sendiri (Helander $, 1997). Efektivitas BAL dalam menghambat

bakteri pembusuk dipengaruhi oleh kepadatan dan strain BAL serta komposisi media. Selain itu, produk substansi penghambat dari BAL dipengaruhi oleh media pertumbuhan, pH dan suhu lingkungan (Shortt, 1999)

Menurut Rahman . (1992), bakteri asam laktat dapat dibedakan menjadi

dua kelompok berdasarkan zat yang dihasilkan yaitu heterofermentatif dan

homofermentatif. Bakteri yang bersifat homofermentatif contohnya ! "

1

dan beberapa spesies . Bakteri heterofermentatif misalnya

dan beberapa spesies . Bakteri heterofermentatif

melakukan fermentasi campuran yaitu selain menghasilkan asam laktat, juga

menghasilkan etanol, asam asetat dan CO2, sedangkan bakteri yang bersifat

homofermentatif hanya menghasilkan asam laktat saja. Bakteri asam laktat memproduksi sistem antimikroba seperti bakteriosin, sehingga BAL digunakan sebagai pengawet makanan yang alami untuk meningkatkan keamanan pangan. Antimikroba ini dapat dimanfaatkan dengan cara penambahan langsung BAL sebagai starter atau melalui metabolit antimikroba seperti asam organik atau bakteriosin yang berasal dari BAL (Earnshaw, 1999).

. merupakan genus terbesar dari kelompok Bakteri Asam

Laktat (BAL) (Axxelson, 1993). Genus bersifat gram positif dan tidak

membentuk spora, bersifat anaerob fakultatif, tumbuh optimum pada kisaran suhu

30=400C tapi dapat tumbuh pada 5=350C. tumbuh optimum pada pH

5.5=5.8, namun secara umum dapat tumbuh pada pH kurang dari 5.

banyak terdapat pada produk makanan fermentasi seperti sosis fermentasi, serta

produk fermentasi sayuran seperti pikel dan sauerkaut (Buckle .,1987)

merupakan bakteri yang tergolong dalam famili

. Bakteri ini berbentuk batang yang panjang, anaerobik fakultatif, dan katalase negatif. Jenis ini dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu homofermentatif dan heterofermentatif. Bakteri heterofermentatif memecah gula terutama menjadi asam laktat dan produk=produk lain seperti alkohol, asetat dan karbondioksida. Spesies yang tergolong heterofermentatif tumbuh baik pada suhu 37

0

C atau lebih (Fardiaz, 1992).

1

Gambar 1. .

Sumber: www.usprobiotics.org (2010)

Sifat Fungsional Produk Bakteri Asam Laktat (BAL).

Produk BAL menurut Nakazawa dan Hasono, (1992) memiliki fungsi antara lain: 1.) meningkatkan pertumbuhan dan daya cerna, dibuktikan dengan tikus yang diberi yoghurt menunjukkan bobot lebih besar dibandingkan dengan tikus yang diberi susu. Semakin banyak BAL yang dikonsumsi makin besar pertambahan bobot

badannya; 2.) memberi pengaruh pada gastrointestinal, bakteri patogen seperti #$ "

' dan ! jumlahnya berkurang dan multiplikasinya rendah; 3.)

meningkatkan gerakan usus, !$ dapat meningkatkan gerakan usus

sehingga konstipasi; 4.) BAL sebagai anti kanker, percobaan dengan mencit yang diberi sel tumor dimana grup pertama diberikan yoghurt dan sirup sedangkan grup kedua tidak diberikan yoghurt, terdapat perbedaan multiplikasi sel kanker karena

pemberian yoghurt; 5.) mencegah ; dan 6.) menurunkan

kolesterol darah. Gilliland . (1985) menambahkan bahwa penurunan kolesterol

diduga karena kemampuan BAL dalam mengasimilasi kolesterol dan

mendekonjugasi garam empedu.

Bakteri Asam Laktat (BAL) Sebagai Probiotik

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keseimbangan populasi mikroba di dalam usus. Probiotik dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi produk olahan susu fermentasi yang

mengandung bakteri dari kelompok dan( (Fuller, 1989).

Beberapa BAL mempunyai sifat sebagai probiotik, dikonsumsi melalui produk fermentasi dan dapat mencapai usus dalam keadaan hidup serta membantu dalam menjaga keseimbangan mikroflora usus sehingga bersifat menguntungkan bagi kesehatan manusia.

1 Fuller (1989) menyatakan prasyarat yang harus dimiliki probiotik yang baik antara lain (1) merupakan flora normal usus yang non patogenik, dapat mempertahankan aktivitasnya pada kondisi lingkungan yang tinggi keasamannya yaitu di lambung dan pada konsentrasi garam yang tinggi di usus halus, (2) dapat tumbuh dan melakukan metabolisme dengan sangat cepat dan terdapat dalam jumlah yang tinggi, (3) mengkolonisasi bagian tertentu saluran pencernaan dengan kemampuan untuk menempel pada epitelium sangat diperlukan, (4) mempunyai sifat antimikroba yang spesifik terhadap bakteri yang membahayakan, (5) mudah untuk diproduksi, bertahan hidup pada skala besar dan dapat mempertahankan viabilitas selama penyimpanan. Salah satu kegunaan probiotik adalah dapat menurunkan jumlah bakteri patogen dan bakteri membahayakan. Mekanisme penurunan jumlah patogen oleh bakteri probiotik seperti dikemukakan oleh Fuller (1989) yaitu dengan cara (1) memproduksi komponen anti bakteri, (2) berkompetisi untuk memperoleh zat nutrisi, dan (3) berkompetisi untuk memperoleh daerah kolonisasi.

Probiotik

Fuller (1992) mengemukakan, bahwa probiotik adalah mikroorganisme hidup yang ketika dikonsumsi oleh ternak atau manusia akan memberikan efek yang menguntungkan bagi kesehatan inangnya dengan cara meningkatkan sifat=sifat dari mikroflora dalam saluran pencernaan. Spesies mikroba yang umum digunakan

sebagai probiotik adalah " ( " # "

! , dan (Gibson, 2000).

Karakteristik probiotik yang diinginkan dari satu strain spesifik mencakup:

(a) mempunyai kapasitas untuk bertahan hidup (survive)" untuk melakukan

kolonisasi (colonize), serta melakukan metabolisme (metabolize) dalam saluran cerna, (b) mampu mempertahankan suatu keseimbangan mikroflora usus yang sehat melalui kompetisi dan inhibisi kuman=kuman patogen, (c) dapat menstimulasi bangkitnya pertahanan imun, (d) bersifat non=patogenik dan non=toksik, serta (e) harus mempunyai karakteristik teknologik yang baik, yaitu mampu bertahan hidup secara optimal dan stabil selama penyimpanan dan penggunaan (storage and use) dalam bentuk preparat makanan yang didinginkan dan dikeringkan, agar dapat disediakan secara massal dalam industri (Lisai, 2005). Tannock (1999)

1 menyimpulkan beberapa manfaat yang diperoleh dari mengkonsumsi probiotik yaitu: (1) meningkatkan sistem kekebalan tubuh, (2) mengurangi gejala diare, (3) menurunkan kadar kolesterol dalam darah, (4) mempunyai aktivitas anti karsinogenik, (5) mengikis sel tumor, dan (6) mengatur tekanan darah.

Prinsip kerja probiotik yaitu 1) mikroorganisme non=endogenus mendesak mikroorganisme patogen endogenous keluar dari ekosistem saluran pencernaan dan menggantikan lokasi mikroorganisme patogen (translokasi) di dalam saluran pencernaan, 2) menyediakan enzim yang mampu mencerna serat kasar, protein, lemak, dan mendetoksifikasi zat racun atau metabolit, dan 3) menghasilkan asam, selain itu beberapa mikroba probiotik dapat menghasilkan bahan antimikroba (bakteriosin). Probiotik dapat diberikan melalui pakan, air minum, dan kapsul. Pemberian melalui pakan merupakan cara yang terbaik untuk memperoleh jumlah dan proporsi yang tepat (Gibson dan Roberford, 1995).

Hasil riset membuktikan, bahwa bakteri probiotik bertahan hidup dalam saluran pencernaan setelah dikonsumsi. Bakteri ini tahan lizozim, asam lambung, dan asam empedu sehingga mampu mencapai usus dalam keadaan hidup. Bakteri probiotik mampu melekat pada sel=sel epithelial dan memproduksi zat metabolit yang berperan dalam menjaga dan mempertahankan mikroflora usus. Kondisi seimbang mikroflora usus memberikan aktivitas menguntungkan dan menghasilkan

efek positif bagi kesehatan (Yukuchi ., 1992).

Bakteri dapat berkolonisasi pada saluran pencernaan memerlukan pelekatan glikokonjugat yang ada pada membran mikrovili. Glikokonjugat merupakan terminal gula pada sisi rantai oligosakarida yang terletak pada membran mikrovili. Glikokonjugat ini dapat berupa glikoprotein atau glikolipid. Spesifik bakteri melekat pada spesifik gula. Bakteri probiotik dapat melakukan pelekatan pada permukaan usus untuk meningkatkan pertahanan saluran pencernaan inang. Probiotik dapat melindungi inang dari kolonisasi bakteri yang bersifat patogen dengan mekanisme yang berbeda=beda, misalnya probiotik juga mempunyai preferensi pada sebuah reseptor karbohidrat. Jika preferensi untuk menempel pada gula spesifik, misalnya

( & dan #$ memiliki preferensi yang sama pada manosa,

maka probiotik dapat melakukan kompetisi dan menghambat kolonisasi #$ .

penempelan probiotik dapat melakukan kompetisi dan menghambat kolonisasi

1

#$ $ Penempelan probiotik tersebut dapat merangsang aktifnya sel=sel epithelial

dan fungsi limfosit sehingga dapat meningkatkan kapasitas perlindungan pada sistem pertahanan mukosa (Walker, 2008).

Terdapat banyak pula kendala dalam penggunaan probiotik, termasuk kemampuan survival, kolonisasi, dan kompetisi nutrien untuk masuk ke dalam suatu lingkungan ekosistem yang sudah mengandung beberapa ratus jenis spesies bakteri lainnya. Lisai, (2005) menambahkan, jika bahan yang mengandung probiotik tidak lagi dimakan, maka bakteri yang ditambahkan itu dengan cepat akan mengalami wash=out (tidak lagi melekat dan dikeluarkan dari saluran pencernaan). Pendekatan lain yang dapat mengatasi keterbatasan pemakaian probiotik adalah dengan

penggunaan prebiotik (Lisai, 2005), yaitu suatu unsur makanan yang & ,

yang mempunyai pengaruh menguntungkan bagi inangnya, yang secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas metabolik dari satu atau sejumlah terbatas bakteri dalam kolon sehingga memperbaiki kesehatan induk semangnya (Gibson,

2000). Prebiotik yang dapat digunakan misalnya & oligosakarida dan

pati resisten (Gibson, 2000).

Ketahanan Bakteri Asam Laktat di Saluran Pencernaan

Roberfroid (2000), menyatakan bahwa probiotik adalah sel mikroba hidup yang dikonsumsi oleh manusia, merupakan mikroflora yang dapat hidup di saluran pencernaan dan mempunyai efek yang menguntungkan bagi kesehatan manusia. Setelah dapat melewati lambung dan usus halus, bakteri yang termasuk dalam probiotik dapat bertahan hidup di usus halus. Adanya kapasitas fermentasi pada kolon memungkinkan bakteri probiotik berkembang biak, dan hasilnya, sering ditemukan sejumlah probiotik yang terikut dalam feses. Oleh karenanya salah satu syarat bakteri termasuk probiotik adalah mampu bertahan pada kondisi sesuai saluran pencernaan yang meliputi keasaman yang tinggi dan adanya sekresi garam empedu.

Menurut Hoier (1992), beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk menentukan strain mikroba probiotik, yaitu: (1) mampu melakukan aktivitas dalam memfermentasikan susu dalam waktu yang relatif cepat, (2) mampu menggandakan diri, (3) tahan terhadap suasana asam sehingga mampu hidup dan bertahan dalam saluran pencernaan, (4) menghasilkan produk akhir yang dapat diterima konsumen,

1 dan (5) mempunyai stabilitas yang tinggi selama proses fermentasi, penyimpanan, dan distribusi.

Marteau . (1997) melakukan penelitian pada bakteri asam untuk

mengetahui ketahanan hidup serta kondisi saluran pencernaan melalui model dinamis

$ Bakteri asam laktat yang dipakai adalah strain tunggal

" & " ( !

$ Model saluran pencernaan yang dirancang terdiri dari dua kondisi

yang berbeda yaitu simulasi sekresi fisiologis empedu dan sekresi empedu yang rendah. Model tersebut digunakan untuk melihat gerakan peristaltik, perubahan pH, perubahan konsentrasi enzim, dan garam empedu di saluran pencernaan.

Selain sifat ketahanannya terhadap pH rendah dan garam empedu, sifat ketahanan bakteri asam laktat sebagai probiotik di saluran pencernaan juga ditentukan dengan uji penempelan. Berbagai model penempelan secara

dilakukan antara lain penempelan ke epitel usus babi oleh Kos . (2003), Mirsha

dan Prasad (2005) yang melakukan uji penempelan secara

ke sel usus tikus.

Lin . (2006) juga melakukan penelitian pada beberapa produk komersil

yoghurt, produk granul dan bubuk yang beredar di pasaran untuk menguji sifat=sifat probiotik yang telah diklaim mengandung bakteri asam laktat yang probiotik. Sifat= sifat probiotik yang diuji adalah sifat ketahanan hidup pada kondisi pH rendah dan garam empedu serta uji penempelan pada sel epitel usus. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada produk komersial yang mengandung BAL terdapat penurunan jumlah populasi bakteri yang mampu bertahan hidup pada pH 2,0.

Populasi BAL pada produk cair sekitar 105 cfu/ml pada pH 2,0 : yang lebih tinggi

dibandingkan dengan produk bubuk yaitu 104 cfu/ml. strain BAL yang mampu

bertahan hidup pada pH 2,0 juga mampu bertahan hidup pada kondisi garam empedu 0,3%.

Zoumpopoulou $ (2008) juga melakukan penelitian untuk menguji

ketahanan bakteri asam laktat pada kondisi yang disimulasikan seperti kondisi pada saluran pencernaan manusia. Ketahanan hidup strain probiotik pada larutan PBS

(Phosphat Buffer Saline) pH 2,5 ditentukan setelah inkubasi pada suhu 37oC selama

0,5: 1: 2 dan 4 jam seperti masa transit makanan di lambung. Toleransi dalam garam

1 empedu ditentukan dengan ketahanan hidup probiotik pada larutan PBS pH 8 yang mengandung 1% dan 2% (w/v) setelah diinkubasi selama 1, 2 dan 4 jam seperti masa transit makanan dalam usus halus.

Usus Halus

Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan yang berfungsi mencerna dan menyerap zat=zat makanan seperti asam amino, lipid dan monosakarida (Banks, 1993). Fungsi utama usus halus adalah mengabsorpsi mikronutrien, mineral dan vitamin. Beda lokasi usus halus, berbeda pula jenis mikronutrien yang diabsorpsi (Andra, 2007).

Gambar 2. Struktur Anatomi Usus Halus

Sumber: Bank, 1993

Usus halus, secara histologi terdiri dari lapisan mukosa ( "

" dan ), submukosa, muskularis (

), dan serosa ( ) (Bank, 1993). Rofiq (2003) menyebutkan,

nutrisi bahan pakan diserap melalui permukaan vili usus halus. Morfologi permukaan vili usus halus sangat berperan dalam menyerap bahan pakan, sehingga morfologi usus halus mempunyai struktur yang optimal dalam menyerap nutrisi. Struktur tersebut diamati sebagai performans vili usus halus dipengaruhi oleh beberapa faktor

1

yaitu jenis bahan pakan, zat kimia pakan, aditif, serta gangguan pertumbuhan

vili usus halus.

Mikroflora Normal Usus

Hewan dan manusia bersifat bebas dari mikrorganisme ketika berada di dalam rahim, namun setelah lahir berbagai tipe bakteri dapat menyerbu tubuh melalui jalur kelahiran. Mikroorganisme tersebut tinggal di saluran pencernaan sampai hewan tersebut mati. Bagian dari saluran pencernaan yang paling banyak dihuni oleh bakteri adalah saluran usus. Bakteri yang menempati saluran usus

Dokumen terkait