• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN BELITUNG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, W. 2003. Analisis usaha peternakan sapi potong rakyat berdasarkan biaya produksi dan tingkat pendapatan peternakan menurut skala usaha (Kasus di Kecamatan Were Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat). Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Ayuni, N. 2005. Tata laksana pemeliharaan dan pengembangan ternak sapi potong berdasarkan sumber daya lahan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. 2004. Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan. Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal. Jakarta.

Basuki, P. 1998. Dasar Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Bestari, J., A. R. Siregar, Y. Sani & P. Situmorang. 1998. Produktivitas empat bangsa pedet sapi potong hasil IB di Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat : 1. Perubahan bobot badan sampai 120 hari. Proceedings seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Badan Penyuluh Pertanian. 2010. Program Kerja Balai Penyuluhan Pertanian. Kabupaten Belitung.

Badan Pusat Statistik. 2009. Belitung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Kabupaten Belitung. Tanjungpandan.

David, F. R. 2004. Manajemen Strategis. Terjemahan. PT. Indeks Kelompok Gramedia. PT Gramedia. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2002. Pengembangan Kawasan Agribisnis Berbasis Peternakan. Dirjen Bina Produksi Peternakan. Jakarta.

Dinas Pertanian dan Kehutanan. 2010. Laporan tahunan bidang peternakan. Tanjungpandan : Kabupaten Belitung.

Hafez, E. S. E. 1992. Reproduction in Farm Animal Lea & Feigner. Philadelphia. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapang. PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Ilham, N. 1995. Strategi pengembangan ternak ruminansia di Indonesia. Ditinjau dari potensi sumberdaya pakan dan lahan. Forum Agro Ekonomi. P. 33-34. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Isbandi. 2004. Pembinaan kelompok petani ternak dalam usaha ternak sapi potong. J. lndon. Trop. Anim. Agric. 29 (2): 106-114.

Kiddy, C. A. 1979. Estrus Detection of Dairy Cattle. In: Hawk, H. W., C. A. Kiddy & H. C. Cecil (Eds.).

Mersyah, R. 2005. Desain sistem budi daya sapi potong berkelanjutan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Mosher, A. T. 1983. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV Yasaguna. Jakarta.

Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung. 2010. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah tahun 2005-2025. Tanjungpandan: Pemerintah kabupaten Belitung. Praharani, L. 2007. Pengaruh genetik maternal sifat pertumbuhan sapi bali. Makalah

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Prescot, J. H. D. 1979. Growth and development of beef cattle. In Beef Cattle Production in Developping Coountries. Ed. A. J. S. Smith. Univ of Edinburgh. UK.

Rakhmat, J. 2000. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Roessali, W., B.T. Eddy, & A. Murthado. 2005. Upaya pengembangan usaha sapi potong melalui entinitas agribisnis corporate farming di Kabupaten Grobogan. Jurnal Sosial Ekonomi Peternakan 1(1): 25-30.

Rosida, I. 2006. Analisis potensi sumber daya peternakan kabupaten Tasikmalaya sebagai wilayah pengembangan sapi potong. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan (Kumpulan Pemikiran). Pusat Studi Pengembangan IPB dan USESE Foundation, Bogor.

Siregar, A. R., Komarudian M., M. Zulbadi, D. Budiwiyono, M. Yusran, & D.S. Purwadinata. 1984. Ukuran badan sapi induk PO proyek RCP di daerah Bojonegoro dan Magetan Jawa Timur. Ilmu dan Peternakan, Vol 1 No. 6. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sugeng, Y. B. 2006. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Swastika, D. K. S., N. Ilham, B. Purwantini, & I. Sodikin. 2000. Dampak krisis ekonomi terhadap prospek pengembangan peternakan sapi perah. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Syamsu, A.J., L.A. Sofyan, K. Mudikdjo, & G. Said. 2003. Daya dukung limbah pertanian sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Indonesia. Wartazoa 13(1): 30-37.

Taylor, R. E. 1984. Beef Production and the Beef Industry. MacMillan Publishing Company New York and Collier MacMillan Publisher, London.

Toelihere, M. R. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung. Tulloh, N. M. 1978. Growth, development, body compotition, breeding and

Yusdja, Y. 2005. Ekonomi industri agribisnis sapi perah di Indonesia. Makalah disampaikan pada seminar menuju Indonesia sebagai kolam susu. Bandung Oktober 2005. Departemen Pertanian.

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : ... 2. Umur : ...tahun

3. Alamat Tempat Tinggal : ...

4. Pendidikan Terakhir : .. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak : ... b. Buruh tani : ... c. Nelayan : ... d. Pedagang : ... e. Pegawai : ... f. Lain-lain : ...

6. Jumlah Anggota Keluarga : orang

7. Pendapatan dari Beternak Sapi Potong per Tahun : Rp . 8. Pendapatan Usaha Lain per Tahun : Rp .

9. Sumber Modal Usaha :

...

II. DATA PERTANIAN 1. Lahan yang dimiliki

a. Lahan pertanian : ...ha

b. Lahan peternakan : .ha

c. Jumlah seluruhnya : .ha 2. Produksi pertanian per tahun

a. Padi : .ton, Rp .

b. Jagung : .ton, Rp .

c. Lain-lain : .ton, Rp .

a. Luas kandang : m2 b. Luas lahan untuk penanaman pakan ternak

(rumput, jagung, dan lainnya) : m2 c. Luas lahan untuk penggembalaan dan lainnya: ...m2

III. DATA TERNAK

1. Jenis dan jumlah ternak

a. Sapi : ekor

b. Domba : ekor

c. Kambing : ekor

d. Kerbau : ekor

e. Lain-lain : ekor

2. Jumlah ternak yang dipelihara

a. Jantan : ekor

b. Jantan muda : ekor

c. Jantan pedet : ekor

d. Betina : ekor

e. Betina muda : ekor

f. Betina pedet : ekor

3. Status kepemilikan ternak (sapi potong)

a. Pribadi : ....ekor

b. Kelompok : ekor

c. Gaduhan (bagi hasil) : ekor

Persentase bagi hasil : %peternak, % pemilik 4. Sistem pemeliharaan

a. Intensif : ..

b. Semi intensif : ..

c. Ekstensif : ..

d. Sistem pertanian campuran : ..

5. Penyakit yang menyerang ternak dalam satu tahun belakangan

a. Sapi : ..

c. Kambing : .

d. Kerbau : .

e. Lain-lain : .

6. Jumlah pengeluaran ternak dalam satu tahun

a. Sapi : ekor

b. Domba : ekor

c. Kambing : ekor

d. Kerbau : ekor

e. Lain-lain : ekor

7. Jumlah tenaga kerja yang ada di peternakan

a. Anggota keluarga : orang

b. Buruh : orang

8. Ternak yang paling menguntungkan menurut peternak : ..

Alasan : ..

9. Sumber air yang digunakan untuk kebutuhan ternak : ..

IV. DATA TERNAK SAPI POTONG DAN PRODUKTIVITASNYA

1. Mulai beternak sejak tahun : .

2. Bangsa sapi yang dipelihara : .

3. Body Condition Score(BCS) : 1-5 ada di lampiran

a. Jantan : . b. Jantan muda : . c. Jantan pedet : . d. Betina : . e. Betina muda : . f. Betina pedet : .

4. Asal bibit yang diusahakan selama setahun lalu a. Produksi sendiri

b. Pasar ternak c. Pedagang d. Peternak

5. Jumlah ternak ketika pertama kali dipelihara

a. Jantan : ..ekor, tahun

b. Betina : ..ekor, tahun

6. Pertambahan ternak setahun belakangan : ekor per tahun 7. Umur ternak pertama kali birahi : ..bulan 8. Umur ternak pertama kali dikawinkan : ..bulan 9. Umur betina pertama kali beranak : ..bulan 10. Mampukah betina beranak satu tahun sekali : Ya/Tidak

11.Calving interval : ..bulan

12. Umur ternak saat disapih : ..bulan 13. Kejadian distokia : pernah/tidak

a. Cara mengatasi : ...

14. Kematian pedet : pernah/tidak

a. Penyebab : ..

b. Cara mengatasi : ...

15. Pencatatan usaha dan produksi yang dilakukan : ...

16. Kendala dalam pemeliharaan : ...

V. PAKAN TERNAK

1. Sumber pakan hijauan :

2. Jumlah rumput atau hijauan yang ditanam dan diberikan

a. HMT unggul jenis : .jumlah kg

Hijauan terdiri atas :

b. Rumput alam atau lapang : .jumlah kg Rumput alam terdiri atas :

3. Frekuensi pemberian hijauan a. Tersedia terus-menerus b. Dua kali sehari

4. Jumlah pemberian pakan

a. Berdasarkan persentase bobot badan : ..

b. Kira-kira saja : ..

5. Kualitas pakan yang diberikan a. Rumput alam saja

b. Rumput unggul + rumput alam + dedaunan 6. Cara pemberian hijauan

a. Diberikan langsung tanpa dipotong-potong b. Dipotong-potong terlebih dahulu

7. Konsentrat yang diberikan

a. Dedak padi : .kg/hari, Rp ./kg

b. Ampas tahu : .kg/hari, Rp ./kg

c. Lain-lain : .kg/hari, Rp ./kg

8. Frekuensi pemberian konsentrat a. Dua kali sehari

b. Satu kali sehari c. Tidak teratur

9. Cara pemberian konsentrat a. Kering

b. Dicampur dengan air minum 10. Cara pemberian air minum

a. Tersedia terus-menerus b. Dua kali sehari

c. Tidak teratur

11. Apakah ada cara pemberian formulasi pakan selain yang di atas? Ya/Tidak

Jika Ya apa saja : ..

VI. TATA LAKSANA

1. Apa tujuan anda beternak? a. Tabungan

b. Produksi ternak c. Bibit

d. Penggemukan

e. Penghasil pupuk dan tenaga kerja pertanian f. Warisan

g. Lain-lain : ...

2. Bagaimana cara mendapatkan bakalan atau bibit? a. Membeli dari pasar hewan

b. Membeli dari peternak lain

c. Meminta peternak atau peternak lain untu investasi

d. Lain-lain : ...

3. Kapan sapi anda dimandikan a. Tiap hari

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4. Tata letak kandang

a. Tersendiri

b. Jadi satu dengan rumah

5. Ukuran kandang : ..m x m

6. Jumlah ternak dalam kandang : .ekor 7. Berapa kali anda membersihkan kandang?

a. Dua kali sehari b. Satu kali sehari c. Tidak tentu

8. Aspek apa saja yang anda catat untuk melihat tingkat produktivitas? a. Manajemen perkawinan (sifat reproduksi)

b. Performans anak yang dilahirkan c. Sifat produksi

d. Pertambahan bobot badan e. Tidak ada yang dicatat 9. Penyakit apa yang sering terjadi?

a. Mencret (diare) b. Kembung

11. Pemanfaatan limbah kotoran ternak : .. 12. Untuk ternak yang dilepaskan

a. Dimana dilepaskan : ..

b. Jarak dari kandang : ..

13. Pengeluaran ternak satu tahun terakhir

a. Dijual : .ekor

VII. FASILITAS PENDUKUNG

1. Jarak mantra kesehatan ke lokasi peternakan : km 2. Akses jalan menuju tempat pemasaran hasil peternakan : km 3. Adakah informasi mengenai tata cara beternak? Ya/Tidak

Jika Ya dari mana : ...

4. Adakah koperasi peternakan di wilayah tersebut? Ya/Tidak

Jika Ya dimana, jarak peternakan ke koperasi : ... 5. Bentuk bantuan yang pernah didapat dari pemerintah atau instansi lain?

...

VIII. PEMASARAN PRODUKSI ATAU HASIL USAHA PETERNAKAN 1. Pemanfaatan hasil produksi dalam satu tahun ini

a. Dijual/dipasarkan : ..ekor b. Dikonsumsi sendiri : ..ekor c. Dibibitkan/dibesarkan : ..ekor

d. Lain-lain : ..ekor

2. Pemasaran ternak/produk

a. Kapan ternak dijual : pilih salah satu 1. Pada saat harga menguntungkan

2. Tergantung kebutuhan 3. Asal saja

b. Kepada siapa dijual/siapa pembelinya 1. Konsumen rumah tangga

2. Restoran/rumah makan/warung 3. Pedagang/pasar

5. Perusahaan

6. Lain-lain : .

*) Alasan utama memilih konsumen tersebut : .. .

c. Apakah harganya rugi/untung : ..

d. Bagaimana penentuan harga : ..

e. Bagaimana cara pembayarannya 1. Secara kontan

2. Dicicil

3. Dibayar di muka 4. Dibayar kemudian 5. Tidak tentu

3. Dalam memasarkan produksi, apakah mengikuti informasi pasar? a. Selalu mengikuti perkembangan pasar

b. Kalau perlu saja mengikuti perkembangan pasar c. Tidak pernah mengikuti perkembangan pasar

*) Alasannya :

Responden

Lampiran 2. Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Belitung

Lampiran 3. Pembobotan Matriks Evaluasi Faktor Internal-Eksternal Lampiran 3a. Pembobotan Matriks Evaluasi Faktor Internal

Faktor Penentu A B C D E F G H I Total

Lahan yang luas sehingga berpotensi untuk pengembangan sapi potong.

A 3 2 2 3 2 2 3 3 0,1389

Jumlah kepala keluarga

peternak yang tinggi B 1 1 2 1 2 3 1 2 0,0902

Usia peternak masih dalam

usia produktif. C 2 3 2 3 2 3 3 3 0,1458

Terbentuknya kelompok tani

ternak. D 2 2 2 3 1 3 1 3 0,1180

Tingkat pendidikan peternak

rendah. E 1 3 1 1 2 2 3 3 0,1111

Akses petani ternak terhadap sumber permodalan masih lemah.

F 2 2 2 3 2 3 3 3 0,1389

Fasilitas pendukung dan pelayanan peternakan masih sangat terbatas.

G 2 1 1 1 2 1 2 3 0,0902

Populasi sapi potong masih

rendah. H 1 3 1 3 1 1 2 3 0,1042

Usaha peternakan rakyat masih ada yang berlokasi di kawasan pemukiman.

I 1 2 1 1 1 1 1 1 0,0625

Lampiran 3b. Pembobotan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

Faktor Penentu A B C D E Total

Kebijakan pemerintah tentang pengem-

bangan peternakan. A

3 2 3 1 0,225

Tingkat permintaan daging meningkat. B 1 2 1 1 0,125 Prospek pasar dan harga produk ternak

relatif meningkat. C

2 2 1 1 0,150

Pemotongan ternak betina produktif. D 1 3 3 2 0,225

Wabah penyakit menular. E 3 3 3 2 0,275

Lampiran 4. Kondisi dan Bangsa Sapi yang Dikembangkan di Kabupaten Belitung (a) Sapi Madura (b) Sapi PO (c) Sapi Bali

(a) Sapi Madura

(b) Sapi PO

Lampiran 5. Foto-foto Hasil Penelitian di Kabupaten Belitung (a) Salah Satu Kelembagaan Peternak di Kabupaten Belitung (b) Kandang Kolektif Bantuan Pemerintah (c) Fasilitas Pendukung berupa Kandang Jepit (d) Fasilitas Pendukung berupa RPH Sapi (e) Fasilitas Pendukung berupa RPH Babi

(a) Salah Satu Kelembagaan Peternak di Kabupaten Belitung

(c) Fasilitas Pendukung berupa Kandang Jepit

Dokumen terkait