• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

G. Instrumen Analisis Data

Ada beberapa alat bantu yang peneliti jadikan instrumen penelitian untuk menunjang seluruh proses pengumpulan dan pengolahan data penelitian. Alat-alat ini dipilih berdasarkan kebutuhan penelitian dan cocok dalam hal pengambilan data sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Di bawah ini adalah beberapa alat bantu penelitian yang dipakai:

1. Slide-slide pembelajaran membaca menggunakan PowerPoint 2010 yang merupakan asesmen informal / tes buatan yang dibuat oleh peneliti sendiri;

2. Lembar asesmen informal; 3. Lembar observasi; dan

4. Lembar analisis kekeliruan membaca.

Di bawah ini akan peneliti deskripsikan beberapa instrumen penelitian yang digunakan:

1. Asesmen informal / tes buatan

Menurut Lerner dalam Mulyono Abdurrahman asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan anak tersebut.40

Asesmen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan asesmen formal dan asesmen informal. Asesmen formal adalah asesmen dengan menggunakan tes baku yang sudah disusun sedemikian rupa oleh para ahli sehingga memiliki standar tertentu, sedangkan asesmen informal adalah penilaian dengan menganalisis hasil pekerjaan anak atau dengan tes buatan penulis .

40

Dalam penelitian ini penulis menggunakan asesmen informal (lihat di bawah ini) karena melalui asesmen informal penulis dapat menyusunnya sesuai kemampuan anak disleksia.

Tes ini diambil untuk mengetahui kemampuan anak disleksia dalam penguasaan huruf, suku kata, diftong, kata, kalimat, dan wacana. Tes ini terdiri dari tujuh langkah yaitu:

a. Mengenal huruf; b. Membedakan huruf;

c. Membaca suku kata yang kemudian dirangkai menjadi kata; d. Membaca vokal rangkap

e. Membaca kata yang terdapat vokal rangkap; f. Membaca gabungan diftong dengan vokal; g. Membaca kata-kata yang terdapat diftong; h. Membaca kalimat; dan

i. Membaca wacana.

Tes ini dilakukan dengan menampilkan slide-slide PowerPoint2010

yang kemudian peneliti memberikan perintah pada anak disleksia tersebut untuk membaca nyaring.

a. Tes Mengenal Huruf

Tabel 3.1 Format Tes Mengenal Huruf Secara Urut

Slide. Huruf B / S Slide. Huruf B / S Slide. Huruf B / S

1. A 10. J 19. S 2. B 11. K 20. T 3. C 12. L 21. U 4. D 13. M 22. V 5. E 14. N 23. W 6. F 15. O 24. X 7. G 16. P 25. Y 8. H 17. Q 26. Z 9. I 18. R

Tabel 3.2 Format Tes Mengenal Huruf Secara Acak

Slide. Huruf B / S Slide. Huruf B / S Slide. Huruf B / S

1. B 10. M 19. P 2. J 11. R 20. U 3. C 12. H 21. Y 4. D 13. K 22. S 5. F 14. L 23. V 6. G 15. Q 24. X 7. E 16. W 25. T 8. A 17. O 26. Z 9. I 18. N

b. Tes Membedakan Huruf

Tabel 3.3 Format Tes Membedakan Huruf Lingkarilah jawabanmu!

No. Pertanyaan Huruf Kecil B / S No. Pertanyaan Huruf Besar B / S 1. Manakah huruf b? b d 14. Manakah huruf B? B D

2. Manakah huruf e? c e 15. Manakah huruf F? E F 3. Manakah huruf t? t f 16. Manakah huruf N? M N 4. Manakah huruf m? m n 17. Manakah huruf A? A V 5. Manakah huruf h? n h 18. Manakah huruf L? J L 6. Manakah huruf p? b p 19. Manakah huruf R? K P Q R 7. Manakah huruf w? w m 20. Manakah huruf E? E T F 8. Manakah huruf j? i j 21. Manakah huruf D? P Q O D 9. Manakah huruf r? j r 22. Manakah huruf Z? Z Y S K 10. Manakah huruf p? b p d q

11. Manakah huruf m? n w m h 12. Manakah huruf c? e a c 13. Manakah huruf g? s g q c

c. Tes Membaca Suku Kata Menjadi Kata

Tabel 3.4 Format Tes Membaca Suku Kata Menjadi Kata41

Slide. Suku Kata B / S Kata B / S

1 2 1 2 1. a pi Api 2. ba bi Babi 3. cu la Cula 4. du ri Duri 5. e ma Ema 6. fo to Foto 7. gi gi Gigi 8. ha ti Hati 9. i bu Ibu 10. ja la Jala 11. ku da Kuda 12. le le Lele 13. ma ta Mata 14. na si Nasi 15. o li Oli 16. pi pa Pipa 17. qa ri Qari 18. ru sa Rusa 19. sa pi Sapi 20. to pi Topi 21. u bi Ubi 22. va se Vase 23. wa wa Wawa 24. xe ro Xero 25 ya ku Yaku 26. ze ki Zeki 41

d. Tes Membaca Vokal Rangkap

Tabel 3.5 Format Tes Membaca Vokal Rangkap

Slide. Huruf B / S 1. ai 2. au 3. ia 4. ua 5. oi

e. Tes Membaca Kata-Kata yang Terdapat Vokal Rangkap Tabel 3.6 Format Tes Membaca Kata-Kata dengan Vokal Rangkap

Slide. Kata B / S Slide. Kata B / S Slide. Kata B / S

1. dia 4. koin baut

kalau hoi baur

pantai DOI auk

buah koil 7. fauna

2. air BOI HAUR

aih 5. bois gaul

ain roi HAULA

aib KOIT

3. baik ABOI

baid poin

bain 6. AUTO

f. Tes Membaca Gabungan Diftong dengan Vokal

Tabel 3.7 Format Tes Membaca Gabungan Diftong (ng) dengan Vokal

Slide Diftong B / S 1. ng 2. nga ngi ngu nge ngo 3. ang ing ung eng ong

Tabel 3.8 Format Tes Membaca Gabungan Diftong (ny) dengan Vokal

Slide Diftong B / S 1. ny 2. nya nyi nyu nye nyo 3. any iny uny eny ony

g. Tes Membaca Kata-Kata yang Terdapat Diftong

Tabel 3.9 Format Tes Membaca Kata-Kata yang Terdapat Diftong (ng)42

Slide. Kata B / S Slide. Kata B / S

1. bunga 5. kering wangi langsing bengu siang dange ungu congo angkat 2. anggur 6. bunga ingkar kenanga unggah belanga engkau ngaji ongkos kemangi 3. sayang 7. mengubur malang semangat sarung mengeja ompong mengungsi kosong mengetahui 4. kaleng 8. mengolah engkau mengulang kelontong mengepel siang mengiringi kedaung mengocok

42 Septi Peni Wulandani. Abaca-baca Cara mudah dan Menyenangkan Belaja Membaca, (Jakarta: PT Kawan Pustaka, 2012), hlm. 60 – 61.

Tabel 3.10 Format Tes Membaca Kata-Kata yang Terdapat Diftong (ny)43

Slide. Kata B / S Slide. Kata B / S

1. menyala 3. penyu menyatakan sunyi menyeru bunyi menyapu senyap 2. menyobek 4. menyirami menyokong menyilaukan menyela menyuap menyelam menyisir h. Membaca Kalimat i. Membaca Wacana 2. Lembar observasi

Tabel 3.11 Format Lembar Observasi

No. Observasi Deskripsi

1. Posisi duduk 2. Posisi kepala 3. Konsentrasi 4. Gerakan tangan 5. Kesalahan membaca

6. Posisi mata dengan notebook

7. Intonasi 8. Ekspresi 9. Nada suara 43 Ibid, hlm. 62.

3. Lembar analisis kekeliruan membaca

Tabel 3.12 Daftar Cek Berbagai Kekeliruan Membaca Lisan Anak Disleksia44

No. Jenis Kekeliruan Cek Keterangan

1. Tidak dapat melafalkan semua huruf vokal.

2. Tidak dapat melafalkan beberapa huruf vokal.

3. Tidak dapat melafalkan semua huruf konsonan.

4. Tidak dapat melafalkan beberapa huruf konsonan.

5. Tidak dapat melafalkan huruf diftong (ny, ng).

6. Tidak dapat melafalkan gabungan huruf konsonan-vokal (ba, pa, ...). 7. Tidak dapat melafalkan gabungan

huruf diftong-vokal (nya, ngu, ...). 8. Tidak dapat melafalkan vokal rangkap

(ia, oi, ua, ...).

9. Tidak dapat melafalkan gabungan konsonan-vokal-konsonan (ba-pak, ka-pal, ....).

10. Tidak dapat melafalkan gabungan vokal-konsonan (as-pal, ir-na, ...). 11. Tidak dapat membedakan huruf yang

bentuknya hampir sama (b-d, p-q, m-n, ....).

12. Penghilangan huruf atau kata.

44

No. Jenis Kekeliruan Cek Keterangan 13. Penambahan atau penyisipan huruf

atau kata.

14. Penggantian kata, makna tetap. 15. Penggantian kata, makna berbeda. 16. Pengucapan kata yang salah, makna

sama.

17. Pengucapan kata yang salah, tidak bermakna.

18. Pengucapan kata dengan bantuan guru. 19. Pengulangan.

20. Pembalikan kalimat, subjek, predikat, objek.

21. Tidak memperhatikan tanda baca. 22. Membetulkan kesalahan sendiri. 23. Ragu-ragu dalam membaca. 24. Membaca tersendat-sendat.

25. Tidak dapat mengurutkan susunan bacaan cerita.

59 A. Lembaga Bimbingan Belajar Studia Center

1. Sejarah berdirinya Studia Center

Studia Center adalah sebuah lembaga yang bergerak dibidang pendidikan. Bertempat di daerah Bintaro jalan Dep.Sos (Departemen Sosial) Raya No. IB Bintaro, Jakarta Selatan sebagai kantor pusat. Kini lembaga bimbingan belajar Studia Center juga memiliki dua kantor cabang. Kantor cabang yang pertama bertempat di jalan Ceger Raya No. 2D Pondok Aren, Tangerang. Kantor cabang yang kedua bertempat di jalan Rempoa Raya No. 6C Bintaro, Jakarta Selatan.

Lembaga bimbingan belajar ini berdiri sejak tanggal 26 Desember 2007. Diprakarsai oleh ibu Wulandari, S.P yang sekaligus sebagai pemilik lembaga bimbingan belajar ini dan dibantu oleh ibu Nurbaiti Fatmaningrum sebagai pimpinan dari Studia Center yang pertama.

Sebelum bernama Studia Center, lembaga ini sempat bernama Jari Matika yang kemudian berubah lagi menjadi Math Magic School. Dikarenakan terus berkembangnya lembaga bimbingan belajar ini dan terus menerus bertambahnya jumlah siswa dari tingkat TK, SD, SMP hingga SMA serta terus bertambahnya jumlah tenaga pengajar di lembaga ini, maka pada bulan Maret 2009 lembaga bimbingan belajar ini kembali mengubah namanya menjadi Studia Center. Nama tersebut menjadi pilihan yang diambil karena tempat ini akan menjadi pusat dari pembelajaran.

Setelah lembaga bimbingan belajar ini berganti nama menjadi Studia Center, mata pelajaran atau program kursus juga mengalami perubahan, seperti:

a. Jari Matika menjadi Math Magic School; b. Abaca menjadi Baca Kata;

c. E-Learning for Kids menjadi English for School; dan d. Bimbel Privatku menjadi Bimbel Pintar.

2. Pilihan Program Belajar di Studia Center

Berikut ini merupakan pilihan program yang ditawarkan oleh Studia Center sekarang ini untuk para calon siswa-siswi yang akan mendaftar di

Studia Center.

Tabel 4.1 Daftar Program Belajar Studia Center

Bimbingan Belajar Studia Center

Jenjang Kelas

Pilihan Program

Mathmagic (MM) English for School Bimbel Pintar (BP) TK Magic Finger Kindergarten Class Baca Kata (1 kls 1 Siswa) SD MM 1 – MM 6 Elementary 1st– 6th BP I SD – VI SD

SMP Junior 7th– 9th BP VII SMP – IX SMP

SMA BP X SMA – XII SMA

a. Mathmagic

Mathmagic adalah program belajar matematika secara magic atau ajaib. Magic atau ajaib di sini bukan berarti seperti pesulap melakukan trik-triknya, namun kecepatan berhitungnya secepat taktik seseorang

ketika bersulap. Jadi Mathmagic dapat diartikan juga sebagai program belajar matematika secara cepat dan mudah.

Dalam kelas pilihan program Mathmagic ini dapat diisi oleh maksimal lima orang siswa di tiap kelasnya dan semua pembelajaran hanya fokus pada pelajaran operasi hitung matematika saja, seperti penjumlahan, pengurangan, pengkalian, dan pembagian.

b. Magic Finger

Magic Finger adalah program belajar berhitung dengan cepat menggunakan jari yang dikhususkan untuk anak-anak usia dini. Pelajaran difokuskan hanya pelajaran matematika untuk penyelesaian operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.

Dalam kelas pilihan program Magic Finger ini hanya dapat diisi oleh 1 orang siswa di setiap kelasnya sehingga tentor dapat lebih fokus mengajar si anak.

c. English for School

English for School be expert in English School, begitulah slogan untuk pilihan program belajar ini yang mengajak siswa-siswi atau putera-puteri orang tua murid untuk belajar bahasa Inggris dengan kurikulum yang disesuaikan dari sekolah masing-masing siswa.

Metode pengajaran yang diterapkan adalah sebagai berikut:

1) Active learning;

2) Full English in the class; 3) Integrated learning; and

4) Joyfull learning.

Dalam kelas pilihan program English for School ini dapat diisi oleh maksimal lima orang siswa di tiap kelasnya dan semua pembelajaran

hanya fokus pada pelajaran bahasa Inggris yang disesuaikan juga dengan materi sekolah masing-masing siswa.

d. Bimbel Pintar

Bimbel pintar adalah program yang memberikan cara alternatif penyelesaian belajar melalui bimbingan dan konsultasi belajar yang membantu para siswa untuk siap menghadapi tugas sehari-hari, PR (Pekerjaan Rumah), ulangan harian, serta ujian akhir semester.

Dalam kelas pilihan program Bimbel Pintar ini dapat diisi oleh maksimal lima orang siswa di setiap kelasnya dan pelajaran yang difokuskan untuk jenjang SD adalah pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan IPS. Pelajaran untuk jenjang SMP adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, dan Biologi. Sementara pelajaran untuk jenjan SMA jurusan IPA adalah pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, dan Biologi.

e. Baca Kata

Baca kata adalah program belajar membaca dan menulis. Baca kata juga mengajarkan anak untuk lebih gemar membaca. Program ini lebih dikhususkan untuk anak-anak usia dini dari umur 0 – 5 tahun yang ingin belajar atau memperlancar kegiatan membaca dan menulisnya.

Dalam kelas pilihan program Baca Kataini hanya dapat diisi oleh 1 orang siswa di setiap kelasnya sehingga tentor dapat lebih fokus mengajar si anak. Pelajaran yang difokuskan adalah membaca dari hal yang paling sederhana, seperti mengenal huruf-huruf, membaca suku kata, membaca kata, kemudian membaca kalimat-kalimat. Dalam kegiatan membaca ini

anak juga diselingi dengan kegiatan menulis serta pembelajaran yang menyenangkan.

3. Waktu Belajar di Studia Center

Waktu belajar Studia Center dimulai dari pukul 08.00 – 18.00 WIB. Sementara untuk lama waktu belajar dikelasnya adalah sembilan puluh menit. Adapun perincian untuk pemilihan jam belajar tiap kelasnya adalah sebagai berikut: a. 08.00 – 09.30 b. 09.30 – 11.00 c. 13.00 – 14.30 d. 15.00 – 16.30 e. 16.30 – 18.00

Pertemuan di kelas dilakukan sebanyak dua kali seminggu. Pemilihan hari dapat disesuaikan antara siswa dengan pihak administrasi Studia Center. Apabila pada hari tersebut siswa tersebut tidak dapat hadir dikarenakan oleh sesuatu hal, pertemuan dapat diganti dihari yang lain atas izin pihak Studia Center sebelumnya.

4. Visi dan Misi Studia Center

a. Visi Studia Center

Menjadikan Studia Center sebagai bimbingan belajar yang nyaman dan bersahabat bagi siswa-siswi TK, SD, SMP, dan SMA dalam rangka memahami ilmu pengetahuan dan meningkatkan prestasi belajarnya. b. Misi Studia Center

1) Membangun kebersamaan di antara staf pengajar, orang tua, dan siswa.

2) Mengnyinergikan materi di tempat kursus dengan materi di sekolah.

3) Mendayagunakan semua potensi yang ada untuk mengembangkan intelegensi siswa.

4) Menjadi rumah belajar yang nyaman, bersahabat, profesional, dan berwawasan.

B. Deskripsi Penerapan Multimedia Berbasis Komputer 1. Pertemuan Pertama (Membaca Alfabet)

Pertemuan pertama pembelajaran membaca nyaring bermula tanggal 24 Juni 2013. Pembelajaran membaca nyaring alfabet pada anak disleksia ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap Awal

Tahap awal pembelajaran membaca nyaring dimulai dengan peneliti menyiapkan perangkat multimedia seperti notebook, speaker, dan slide materi pembelajaran. Kegiatan tersebut diselingi dengan berdialog ringan dengan anak tersebut, seperti menanyakan kabar, menanyakan PR, atau hal lainnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar si anak tidak jenuh selama peneliti menyiapkan alat-alat media pembelajaran.

Kegiatan selanjutnya peneliti memerintahkan si anak untuk duduk dalam keadaan siap dan tenang untuk segera berdoa sebelum

dimulainya pembelajaran. Dalam hal ini peneliti yang memimpin kegiatan berdoa sebelum pelajaran lalu si anak mengikuti.

Setelah si anak berdoa, kegiatan selanjutnya adalah memerintahkan anak untuk mengeluarkan perlengkapan pembelajarannya, seperti buku tulis, pensil, penghapus, serta buku panduan. Jika anak sudah dalam keadaan siap menerima pembelajaran barulah, masuk ke tahap berikutnya yaitu kegiatan inti pembelajaran. b. Tahap Inti

Berlanjut ke tahap inti pembelajaran yaitu pembelajaran membaca alfabet. Peneliti menayangkan slide-slide yang berisikan alfabet dari A sampai Z. Slide-slide tersebut telah peneliti rancang semenarik mungkin dengan memanfaatkan banyak animasi bergerak,

backsound, transitions, serta aplikasi-aplikasi yang lain yang mendukung terciptanya multimedia berbasis komputer yang dalam penelitian ini berupa multimedia presentasi.

Slide-slide ( lampiran 1) tersebut dibuat seperti itu dengan tujuan agar pembelajaran membaca nyaring si anak yang mengalami disleksia ini dapat lebih interaktif, menyenangkan, dan diharapkan si anak tidak takut dan salah lagi dalam membacanya.

Pada pembelajaran kali ini yaitu membaca alfabet, peneliti tidak terlalu banyak menjelaskan, melainkan hanya mencoba mengingatkan kembali huruf-huruf dari A sampai Z dengan tayangan-tayangan slide yang telah dibuat.

Setelah pembelajaran mengenal alfabet selesai diharapkan anak tersebut dapat mengenal semua huruf-huruf tanpa salah ataupun terbalik. Oleh karena itu, tahap terkahir pertemuan hari ini peneliti melakukan dua tes kepada anak tersebut yaitu tes mengenal hurif secara urut dan tes mengenal huruf secara acak.

Tes tersebut berlangsung dengan cara si anak membaca nyaring huruf-huruf yang ditayangkan dalam tes mengenal huruf secara urut ataupun secara acak. Sementara tes tersebut berlangsung, peneliti melakukan kegiatan perekaman untuk mendokumentasikannya.

Setelah semua pembelajaran hari tersebut selesai, peneliti memerintahkan si anak untuk kembali dapat duduk dengan tenang dan dalam posisi mengangkat kedua tangannya untuk berdoa bahwa pelajaran hari tersebut telah selesai dan semoga perjalanan pulang anak tersebut selamat sampai di rumah. Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh peneliti.

2. Pertemuan Kedua (Membedakan Huruf)

Pertemuan pertama pembelajaran membaca nyaring berlangsung tanggal 27 Juni 2013. Pembelajaran membaca nyaring materi membedakan huruf pada anak disleksia ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap Awal

Tahap awal pembelajaran hari ini dimulai dengan peneliti menyiapkan perangkat multimedia seperti notebook, speaker, dan slide

ringan dengan anak tersebut, seperti menanyakan kabar, menanyakan PR, atau hal lainnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar si anak tidak jenuh selama peneliti menyiapkan alat-alat media pembelajaran.

Kegiatan selanjutnya peneliti memerintahkan si anak untuk duduk dalam keadaan siap dan tenang untuk segera berdoa sebelum dimulainya pembelajaran. Dalam hal ini peneliti yang memimpin kegiatan berdoa sebelum pelajaran lalu si anak mengikuti.

Setelah si anak berdoa, kegiatan selanjutnya adalah memerintahkan anak untuk mengeluarkan perlengkapan pembelajarannya, seperti buku tulis, pensil, penghapus, serta buku panduan. Jika anak sudah dalam keadaan siap menerima pembelajaran barulah, masuk ke tahap berikutnya yaitu kegiatan inti pembelajaran.

Sebelum kegiatan tersebut, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai pembelajaran yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya. Misalnya, dengan menayangkan beberapa slide-slide yang berisikan huruf-huruf, kemudian peneliti meminta si anak menyebutkan huruf tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan si anak mengenai pelajaran yang dahulu apakah masih ingat atau sudah lupa.

b. Tahap Inti

Berlanjut ke tahap inti pembelajaran yaitu pembelajaran membaca untuk membedakan huruf. Pembelajaran untuk membedakan huruf ini maksudnya adalah pembelajaran yang bertujuan agar anak yang mengalami disleksia (kesulitan membaca) tersebut dapat

membedakan huruf dengan benar, tidak lagi mengalami ketertukaran atau kesalahan lagi dalam kegiatan membacanya.

Pada tahap ini kegiatan dimulai dengan penayangan slide yang tiap slide-nya terdapat beberapa huruf yang serupa misalnya huruf p, b, d, dan q, kemudian peneliti menjelaskan beberapa perbedaan dari keempat huruf tersebut. Begitu pula terhadap slide berikutnya.

Slide tersebut telah peneliti rancang semenarik mungkin dengan memanfaatkan banyak animasi bergerak, backsound,

transitions, serta aplikasi-aplikasi yang lain yang mendukung terciptanya multimedia berbasis komputer yang dalam penelitian ini berupa multimedia presentasi.

Slide ( lampiran 2) tersebut dibuat seperti itu dengan tujuan agar pembelajaran membaca nyaring si anak khusunya pada materi ini yaitu tentang membedakan huruf, ini dapat berjalan lebih interaktif dan menyenangkan.

c. Tahap Akhir

Setelah pembelajaran membedakan huruf selesai diharapkan anak tersebut dapat mengenal semua huruf-huruf tanpa salah ataupun terbalik lagi. Oleh karena itu, tahap terkahir pertemuan hari ini peneliti melakukan tes kepada anak tersebut yaitu tes membedakan huruf.

Tes tersebut berlangsung dengan cara si anak membaca nyaring huruf-huruf yang ditanyakan pada setiap slide, kemudian selama proses tersebut berlangsung peneliti melakukan kegiatan perekaman untuk mendokumentasikannya.

Setelah semua pembelajaran hari tersebut selesai, peneliti memerintahkan si anak untuk kembali dapat duduk dengan tenang dan dalam posisi mengangkat kedua tangannya untuk berdoa bahwa pelajaran hari tersebut telah selesai dan semoga perjalanan pulang anak tersebut selamat sampai di rumah. Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh peneliti.

3. Pertemuan Ketiga (Membaca Suku Kata)

Pertemuan ketiga pembelajaran membaca nyaring berlangsung tanggal 15 Juli 2013. Pembelajaran membaca nyaring materi membaca suku kata pada anak disleksia ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap Awal

Tahap awal pembelajaran hari ini dimulai dengan peneliti menyiapkan perangkat multimedia seperti notebook, speaker, dan slide

materi pembelajaran. Kegiatan tersebut diselingi dengan berdialog ringan dengan anak tersebut, seperti menanyakan kabar, menanyakan PR, atau hal lainnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar si anak tidak jenuh selama peneliti menyiapkan alat-alat media pembelajaran.

Kegiatan selanjutnya peneliti memerintahkan si anak untuk duduk dalam keadaan siap dan tenang untuk segera berdoa sebelum dimulainya pembelajaran. Dalam hal ini peneliti yang memimpin kegiatan berdoa sebelum pelajaran lalu si anak mengikuti.

Setelah si anak berdoa, kegiatan selanjutnya adalah memerintahkan anak untuk mengeluarkan perlengkapan pembelajarannya, seperti buku tulis, pensil, penghapus, serta buku

panduan. Jika anak sudah dalam keadaan siap menerima pembelajaran barulah, masuk ke tahap berikutnya yaitu kegiatan inti pembelajaran.

Setekah kegiatan tersebut, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai pembelajaran yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya. Misalnya, dengan menayangkan ulang beberapa slide yang berisikan huruf-huruf yang bentuknya hampir serupa, kemudian peneliti bertanya kepada si anak yang mana yang merupakan huruf b. Kemudian si anak menjawabnya.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan si anak mengenai pelajaran yang dahulu apakah masih ingat atau sudah lupa serta untuk mengasah ketajaman membaca si anak ketika melihat huruf-huruf agar tidak tertukar lagi.

b. Tahap Inti

Berlanjut ke tahap inti pembelajaran yaitu pembelajaran membaca suku kata. Pembelajaran membaca suku kata diajarkan oleh peneliti dengan mengunakan slide. Dalam slide tersebut terdapat beberapa huruf yang kemudian akan dirangkai menjadi suku kata kemudian dirangkai menjadi kata. Pengajaran yang dilakukan oleh peneliti juga seperti itu. Dimulai dengan pengenalan huruf, kemudian suku kata, dan terakhir dirangkai menjadi satu kesatuan kata.

Slide tersebut telah peneliti rancang semenarik mungkin dengan memanfaatkan banyak animasi bergerak, backsound,

terciptanya multimedia berbasis komputer yang dalam penelitian ini berupa multimedia presentasi.

Slide-slide ( lampiran 3) tersebut dibuat seperti itu dengan tujuan agar pembelajaran membaca nyaring si anak khusunya pada materi ini yaitu tentang membedakan huruf, ini dapat berjalan lebih interaktif dan menyenangkan.

c. Tahap Akhir

Setelah pembelajaran membaca suku kata selesai, diharapkan anak tersebut dapat mengenal semua huruf-huruf tanpa salah ataupun terbalik lagi. Oleh karena itu, tahap terkahir pertemuan hari ini peneliti melakukan tes kepada anak tersebut yaitu tes membaca suku kata menjadi kata.

Tes tersebut berlangsung dengan cara si anak membaca nyaring huruf-huruf yang ditanyakan pada setiap slidenya, kemudian selama proses tersebut berlangsung peneliti melakukan kegiatan perekaman untuk mendokumentasikannya.

Dokumen terkait