BAB III METODE PENELITIAN
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Suharsimi Arikunto (2006: 43) mengatakan bahwa metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Berdasarkan instrumen pengamatan yang digunakan, maka peneliti melakukan observasi langsung dengan menggunakan observasi tidak terstruktur, ( Sugiyono, 2007 : 205) yakni observasi yang tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Adapun rambu-rambu pengamatan dalam pelaksanaan observasi dapat dilihat dalam tabel yang berisi kisi-kisi pedoman observasi.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berbicara Usia 4-5 Tahun
Variabel Sub
Variabel Sub-sub Variabel Instrumen
Jumlah butir Kemampuan Berbicara Kemampuan menyampaik an maksud (ide, pikiran, gagasan dan perasaan) dalam bentuk kata/bahasa dengan artikulasi yang jelas. 1.Anak mampu menyampaikan ide/gagasan 2.Anak mampu menyampaikan isi perasaannya 3.Anak dapat menceritakan kembali a) Lembar Observasi 5 butir (1, 2,3, 4, 5) Kemampuan memberi jawaban dan tanggapan dengan pilihan kata dan kalimat yang tepat 1. Anak mampu memberi salam 2. Anak mampu menjawab salam 3. Anak mampu menjawab pertanyaan 4. Anak mampu mengajukan pertanyaan a) Lembar Observasi 7 butir (6, 7, 8, 9, 10, 11, 12) 2. Tes
Menurut Sukardi (2007:138) tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang dites direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Dalam tes telah direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran subjek guna menggambarkan respons yang kemudian diolah oleh peneliti secara sistematis menuju suatu arah kesimpulan yang menggambarkan tingkah laku dari subjek tersebut. Tes merupakan pengumpul informasi adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tes lisan di kelas. Nurgiyantoro (2010: 141) menjelaskan bahwa tes lisan dikelas dimaksudkan sebagai tes yang yang dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Adapun instrumen yang digunakan peneliti adalah tes melakukan metode show and tell. Tugas ini digunakan pada saat pre-tes dan post tes yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan awal dan kemampuan akhir anak setelah diberi perlakuan. Berikut pedoman penilaian Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A di TK ABA Pantisiwi Serut Bantul, yang telah dikonsultasikan kepada dosen ahli yaitu Dr. Slamet Suyanto, M.Ed.
Tabel 3. Penilaian Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A
No. Indikator Skor Deskripsi
1. Anak mampu menyampaikan ide/gagasan tentang alat piknik dengan pengucapan yang jelas
1
Anak mampu menyampaikan
ide/gagasan dengan
pengucapan fonem (huruf) dengan jelas. Contoh : huruf b (bekal, baju), d (duduk), r (permen, tikar), s (tas), m (minuman, makanan), t (topi).
2. Anak menyampaikan
ide/gagasan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan dapat dipahami oranglain
1
Anak mampu menyampaikan ide/gagasan dengan kata yang dapat dipahami oranglain. Seperti “aku ingin jalan-jalan, berenang, bermain.”
3. Anak mampu menyampaikan isi
perasaannya tentang
pengalamannya pada saat piknik dengan pengucapan yang jelas 1
Anak mampu menyampaikan isi perasaan senangnya dengan pengucapan yang jelas. Contoh : huruf s (Aku sangat senang sekali), r (Aku gembira bisa pergi ke KidFun).
4. Anak dapat menceritakan kembali pengalaman piknik dengan jelas
1
Anak dapat menceritakan kembali pengalaman piknik dengan jelas. Contoh : Aku pernah pergi ke KidFun dengan Ibuku dan bu guru. Aku piknik
5. Anak dapat menceritakan kembali isi cerita dengan runtut tentang perjalanan piknik
1
Anak dapat menceritakan kembali isi cerita dengan runtut. Contoh mulai dari anak berangkat menggunakan bis bersama teman dan gurunya dan bermain bersama.
6. Anak mampu memberi salam dengan pilihan kata yang tepat sebelum anak melakukan cerita tentang pengalaman piknik
1
Anak mampu memberi salam dengan pilihan kata yang tepat. Contoh : assalamu’alaikum, selamat pagi, hallo, hai.
7. Anak mampu menjawab salam dengan pilihan kata yang tepat pada saat oranglain memberi salam.
Anak mampu menjawab salam dengan pilihan kata yang tepat. Contoh : terimakasih, wassalamu’alaikum.
8. Anak mampu menjawab
pertanyaan tentang kegiatan yang dilakukannya pada saat piknik dengan tepat sesuai topik 1
Anak mampu menjawab
pertanyaan dengan tepat sesuai dengan topik yang dibicarakan. Contoh : Aku berenang di kolam renang yang besar, naik kereta mini, dan mobil- mobilan.
9. Anak mampu menjawab
pertanyaan tentang dengan siapa anak piknik dengan pilihan kata
yang tepat 1
Anak mampu menjawab
pertanyaan dengan pilihan kata yang tepat.
Contoh : Aku pergi dengan teman-teman, bu guru dan ibuku.
10. Anak mampu menjawab pertanyaan tentang kendaraan yang digunakannya pada saat pergi piknik dengan struktur kalimat yang benar
1
Anak mampu menjawab
pertanyaan dengan struktur kalimat yang benar. Contoh : Aku pergi piknik naik bis. 11. Anak mampu mengajukan
pertanyaan dengan pilihan kata yang tepat ketika anak diminta bertanya jika anak ingin membeli makanan pada saat piknik
1
Anak mampu mengajukan pertanyaan dengan pilihan kata yang tepat.
Contoh : ”Bu bolehkah aku membeli makanan itu?”
12. Anak mampu mengajukan pertanyaan dengan struktur kalimat yang benar ketika anak diminta bertanya jika anak ingin bermain dengan salah satu wahana permainan.
1
Anak mampu mengajukan pertanyaan dengan struktur kalimat yang benar.
Contoh : Bu, bolehkah aku naik kereta itu?
a. Uji Validitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 219) validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2007: 173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas konstrak (construct validity) sebagai pengukur tingkat validitasnya. Menurut Sugiyono (2007: 177), mengemukakan bahwa untuk menguji validitas konstrak, dapat menggunakan pendapat dari ahli. Dalam penelitian ini, peneliti menunjuk seorang dosen ahli yaitu Dr. Slamet Suyanto, M.Ed., untuk diujikan berdasar pengalaman empiris di lapangan dan uji coba instrumen.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Muhammad Idrus (2009: 167) berpendapat bahwa reliabilitas dalam pendekatan kuantitatif, dilakukan dengan cara mencari harga reliabilitas instrument, yaitu instrumen terlebih dahulu diujicobakan dan data hasil uji coba dihitung secara statistik dengan menggunakan beberapa formula statistik. Perlu dipahami bahwa yang dimaksud dengan reliabilitas instrumen adalah tingkat keajekan instrumen saat digunakan kapan dan oleh siapa saja sehingga akan cenderung menghasilkan data yang hampir sama dengan sebelumnya.
Reliabilitas merupakan ketepatan atau consistency atau dapat dipercaya. Artinya instrumen yang akan digunakan dalam penelitian tersebut akan memberikan hasil yang sama meskipun diulang-ulang dan dilakukan oleh siapa
coba. Hasil percobaan dilihat apakah menunjukkan adanya ketepatan atau keseragaman. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien Cronbach Alpha dengan taraf signifikansi 5% dengan rumus sebagai berikut:
� = [� − 1] [1 −� ∑ � ]
Keterangan:
� : Reliabilitas instrumen
� : Jumlah butir pertanyaan
∑ : Jumlah varian butir
� : Jumlah varian total (Suharsimi Arikunto, 2006: 196)
Proses perhitungan realibilitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 for windows. Uji coba reliabilitas instrumen dilakukan pada 10 anak kelompok A di TK Jebugan Baru Trirenggo, Bantul . Butir soal dinyatakan reliabel jika koefisien alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%, dan dinyatakan tidak reliabel apabila koefisien alpha lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan hasil dari koefisien reliabilitas dengan berpedoman pada penggolongan dari Suharsimi Arikunto dengan menggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh, atau nilai r. Penafsiran koefisien realibilitas ini bepedoman pada penggolongan Suharsimi Arikunto (2006: 276), yaitu:
Tabel 4. Interpretasi nilai r :
Besarnya Nilai r Interpretasi Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0, 00 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tak berkorelasi) Sumber: Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit
Setelah dilakukan pengolahan data maka didapatkan nilai reliabilitas. Nilai reliabilitas sebesar 0,857 yang masuk dalam interpretasi tinggi, sehingga dengan nilai r tersebut maka instrument tersebut dapat digunakan dalam penelitian.