• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen Data Penelitian

Dalam dokumen (Tesis) Oleh SAPTA RISKI FEBRIANA (Halaman 67-73)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data penelitian adalah sebagai berikut:

1. Lembar Validasi Desain Didaktis

Instrumen ini digunakan untuk mengukur produk yang di nilai/validasi kelayakan oleh para ahli terhadap desain didaktis persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang telah dirancang sehingga menjadi pedoman dalam merevisi desain.

Lembar tersebut terdiri dari lembar validasi desain didaktis dan tes kemampuan komunikasi matematis oleh dua ahli pendidikan. Instrumen validasi ahli digunakan pada tahap uji coba tahap awal.

2. Lembar Observasi Disposisi Komunikasi Matematis Siswa

Instrumen observasi digunakan sebagai instrumen pengembangan penelitian.

Lembar observasi dapat menunjukkan segala proses pembelajaran matematika pada kemampuan dan disposisi komunikasi matematis. Lembar observasi digunakan untuk melihat kecenderungan sikap (disposisi) komunikasi matematis siswa pada saat diberikan desain didaktis pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Lembar pengamatan diisi oleh observer saat mengamati secara langsung selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan memberikan tanda check list (√) pada 6 aspek disposisi. Penjabaran aspek tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.1 Aspek Disposisi Komunikasi Matematis

No Indikator Disposisi Kegiatan yang Nampak

1 Rasa ingin tahu Siswa melakukan aktivitas penyelidikan dalam proses pembelajaran yang membuatnya penasaran

2 Fleksibilitas

(keterbukaan pikiran)

Melalui diskusi siswa bersedia menerima hal-hal baru, menerima perbedaan pendapat, mampu menghasilkan alternatif penjelasan dan mencari sesuatu lebih dari yang diberikan

3 Ragu-ragu Keragu-raguan yang muncul dalam diri siswa yang dapat menghasilkan ketekunan siswa untuk mengikuti penalaran lain dan memeriksa dengan hati-hati mengenai informasi yang didapat lebih lanjut

4 Pemikiran strategis Siswa penuh perencanaan, antisipasi, metodis, dan bertindak lebih hati-hati dalam pengerjaan tugas yang diberikan

5 Metakognisi Siswa dapat memantau, mengatur, mengevaluasi, dan mengarahkan pemikiran mereka sendiri dan mampu menyatakan dengan verbal dan non verbal.

6 Mencari kebenaran dan pemahaman

Siswa aktif dalam melakukan looking back dan mampu melaksanakan penalaran berdasarkan bukti untuk mampu mengungkap, menimbang bukti, pertimbangan keakuratan data, mencari hubungan-hubungan antara potongan bukti untuk membangun sebuah teori.

3. Lembar Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Instrumen dalam tes ini merupakan soal untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika siswa berbentuk uraian. Tes ini dibuat dengan menyesuaikan kurikulum dan silabus yang berlaku pada sekolah yang diteliti. Perangkat tes terdiri dari empat soal uraian yang akan diberikan secara individual dengan skor maksimum 38. Sebelum tes diberikan, instrumen ini diujicobakan terlebih dahulu pada kelompok diluar sampel penelitian. Untuk mengetahui apakah butir soal telah memenuhi kualifikasi soal yang layak digunakan untuk tes, maka harus memenuhi kriteria yang baik, diantaranya: validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran, dan daya pembeda tes yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Menurut Anderson (dalam Arikunto, 2012: 80), Validitas adalah kemampuan sebuah instrumen untuk mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang dilakukan dengan dua cara yaitu validitas isi dan validitas empiris. Validitas isi yaitu validitas yang ditinjau dari isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi yang telah diajarkan.

Validitas isi dari tes kemampuan komunikasi matematis ini dapat diketahui dengan cara membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes kemampuan komunikasi matematis dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pengecekan terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan

bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar check list (√). Validitas isi diperoleh melalui uji validitas oleh ahli berdasarkan kisi-kisi yang diberikan dan dinyatakan bahwa butir soal layak digunakan, sehingga instrumen tes dinyatakan memenuhi kriteria validitas isi. Selanjutnya Validasi empiris yang dilakukan pada siswa kelas VIII F. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas empiris ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (Arikunto, 2006: 170), yaitu:

rxy = Koefesien korelasi antara variabel x dan y

xy = Jumlah perkalian x dan y x = Skor siswa setiap butir soal y = Skor total

N = Banyak subyek/siswa

Untuk mengetahui tingkat validitas, berikut kriteria besarnya koefisien validitas.

Tabel 3.2 Interprestasi Koefisien Validitas

Reliabilitas menurut Arikunto (2006:178) mengandung pengertian bahwa: “Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik”. Tes dikatakan reliabel jika soal tersebut memberikan hasil yang relatif sama (konsisten) walaupun soal tersebut diberikan

pada subjek, waktu dan tempat yang berbeda. Bentuk soal tes yang digunakan adalah soal tes tipe uraian. Menurut Arikunto (2010: 109) untuk mencari koefisien reliabilitas (

r

11) soal tipe uraian menggunakan rumus Alpha yang dirumuskan:

r11=

 

r11 : Reliabilitas yang dicari.

n : Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal.

b2 : Jumlah variasi tiap butir soal.

2

t : Jumlah variasi total.

Dimana:

I : Varians yang dicari.

)2

(

x : Jumlah data yang dikuadratkan.

x2 : Jumlah kuadrat data.

N : Jumlah Banyak data.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas, berikut ini interpretasi mengenai besarnya koefisien reliabilitas. sebagai berikut:

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butirsoal. Suatu tes dikatakan baik jika butir soal-soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Sudijono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan:

TK : Nilai tingkat kesukaran suatu butir soal

Jt : Jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diolah

It : Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interprestasi

0,00 ≤ TK ≤ 0,15 Sangat Sukar

0,16 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar

0,31 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang

0,71 ≤ TK ≤ 0,85 Mudah

0,86 ≤ TK ≤ 1,00 Sangat Mudah

(Sudijono, 2008: 372) d. Uji Daya Pembeda

Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya beda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat diskriminasi atau angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi

sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Sudijono (2008: 120) mengungkapkan menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus:

=

Keterangan:

DP : Indeks daya pembeda suatu butir soal tertentu

JA : Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : Jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah).

Penafsiran interpretasi nilai daya pembeda butir soal digunakan kriteria menurut Sudijono (2008) yang tertera dalam tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Daya Pembeda

Nilai Interprestasi

Negatif ≤ DP ≤ 0,10 Sangat Buruk

0,10 ≤ DP ≤ 0,19 Buruk

0,20 ≤ DP ≤ 0,29 Cukup

0,30 ≤ DP ≤ 0,49 Baik

jDP ≥ 0,50 Sangat Baik

Sudijono (2008: 121)

Dalam dokumen (Tesis) Oleh SAPTA RISKI FEBRIANA (Halaman 67-73)

Dokumen terkait