• Tidak ada hasil yang ditemukan

H. Proses Pengembangan Instrumen 1.Uji Validitas 1.Uji Validitas

I. Instrumen Penelitian dan Teknik Analisis Data

40

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015

ANALISIS PROD UK WISATA TERHAD AP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Skala pengukuran (skala likert)

Sugiyono (2014, hlm. 93) skala likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif yang sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya :

Tabel 3.7

Tabel Pengukuran Skala Likert

Skala jawaban tingkat kepentingan

Skor Skala jawaban

tingkat kinerja

Sangat penting 5 Sangat setuju

penting 4 Setuju

Cukup 3 Cukup

Tidak penting 2 Tidak setuju Sangat Tidak penting 1 Sangat tidak setuju

instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.

2. Garis kontinum

Garis Kontinum digunakan untuk menentukan interval dari jawaban sangat penting, penting, cukup, tidak penting, sangat sangat tidak penting atau sangat setuju, setuju, cukup, tidak setuju, sangat tidak setuju dari suatu variabel. Adapun langkah-langkah perhitungan dalam teknik garis kontinum ini, yakni sebagai berikut (Sugiyono, 2013):

a) Mencari nilai indeks maksimum

Nilai indeks maksimum = skor tertinggi x jumlah pernyataan x jumlah responden.

b) Mencari nilai indeks minimum

Nilai indeks minimum = skor terendah x jumlah pernyataan x jumlah responden.

c) Mencari panjang kelas interval

Panjang kelas interval = nilai indeks maks : banyaknya kelas-kelas interval.

Sehingga garis kontinum akan berbentuk seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.2 Garis Kontinum

Jika digambarkan jumlah pernyataan suatu variabel adalah lima pernyataan dengan skor pernyataan terbesar 5 dan skor pernyataan terendah adalah 1 dengan responden sebanyak 100 orang, maka perhitungan garis kontinum adalah sebagai berikut:

Jumlah kriteria pernyataan : 5

tertinggi secara keseluruhan : (5 x 5 x 100) = 2500 Nilai terendah : (5 x 1 x 100) = 300

Sangat tidak penting

Tidak

penting Cukup Penting

Sangat penting

42

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015

ANALISIS PROD UK WISATA TERHAD AP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya dapat diketahui interval untuk mengklasifikasikan penilaian adalah:

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai jenjang interval sebesar 16 dan dibulatkan menjadi 20, maka klasifikasi penilaian yang tertuang dalam garis kontinum adalah:

Sangat tidak penting

Tidak

penting Cukup Penting

Sangat Penting 20% 36% 52% 68% 84% 100%

Dalam penelitian ini memerlukan analisis data sebagai alat untuk mendapatkan jawaban terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis matriks IPA (importance performance analysis) sebagai berikut :

3. Importance Performance Analysis (IPA)

Metode Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali diciptakan oleh Martilla & James. Menurut Pasuraman dalam Rangkuti (2006) Konsep ini berasal dari konsep SERVQUAL, Intinya tingkat kepentingan pelanggan (customer expectation) diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk atau jasa berkualitas tinggi.

Setelah diketahui tingkat kepentingan dan kinerja setiap peubah (atribut) untuk seluruh responden, maka langkah berikutnya adalah memetakan hasil perhitungan yang telah didapat ke dalam Diagram Kartesius. Agar angka dalam diagram bisa disederhanakan yaitu dengan

cara membagi masing-masing total kepentingan dan total kinerja dengan jumlah responden. Dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

= skor rataan setiap peubah i pada tingkat kinerja = skor rataan setiap peubah i pada tingkat kepentingan

= total skor pada setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan dari seluruh responden

= total skor pada setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan dari seluruh responden

= total responden

Langkah selanjutnya setelah mendapatkan angka-angka tersebut adalah dengan memasukannya ke dalam diagram kartesius. Diagram kartesius adalah sebuah Matriks Importance-Performance yang digunakan adalah suatu bangun dibagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X, Y), masing-masing dihitung dengan rumus:

X,= =

Y,= = Dimana :

X,= = nilai rata-rata kinerja dari semua pernyataan Y,= = nilai rata-rata kepentingan dari semua pernyataan

44

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015

ANALISIS PROD UK WISATA TERHAD AP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu k = total atribut (pertanyaan)

Matriks IPA dalam Rangkuti (2006) terdiri dari empat kuadran yang masing-masing menjelaskan keadaan yang berbeda. Keadaan-keadaan tersebut yaitu :

a) Kuadran I (focus improvement).

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap penting oleh pengunjung tapi kinerja atribut pada kenyaataanya belum sesuai dari apa yang diharapkan. Atribut yang termasuk di kuadran ini harus ditingkatkan. b) Kuadran II (maintain performance).

Kuadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh pengunjung dan sudah sesuai sehingga tingkat kepuasannya relative lebih tinggi. Atribut di kuadran ini harus dipertahankan.

c) Kuadran III (medium low priority).

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh pengunjung dan kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Peningkatan atribut yang masuk ke kuadran ini perlu dipertimbangkan walaupun tidak begitu dianggap penting oleh pengunjung

d) Kuadran IV (reduce emphasis).

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh pengunjung sedangkan kinerja pada atribut ini terlalu tinggi sehingga dianggap berlebihan. Harus lebih diperhatikan untuk kuadran ini agar terjaga efisiensinya.

Diagram kartesius dalam IPA ditunjukan pada diagram di bawah ini :

Importance

High

Quadran I Main focus here

Quadran II Maintain performance

Performance Low High Low Quadran III low periorty Quadran IV reduce emphasis

Sumber : diolah peneliti (2015)

94

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015

ANALISIS PROD UK WISATA TERHAD AP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab V

Kesimpulan dan Rekomendasi A. Kesimpulan

Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat diresmikan bersamaan dengan pembangunan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat pada tanggal 23 agustus 1995 oleh Gubernur Jawa Barat Bapak Mayjen R.Nuriana. Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat merupakan museum yang menyajikan tentang sejarah dan budaya perjuangan rakyat di Jawa Barat. Pada penelitian ini peneliti sudah mengadakan pembahasan mengenai tingkat kepuasan wisatawan terhadap produk wisata di Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi terhadap pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

1. Pada tingkat kepentingan (importance) produk wisata menurut pengunjung di Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat berada pada rentang kategori sangat penting. Sedangkan pada tingkat kinerja (performance) produk wisata menurut pengunjung berada pada rentang kategori cukup. Dapat disimpulkan bahwa adanya produk wisata di museum sangatlah penting dan kinerja pada produk wisata tersebut dinilai cukup oleh pengunjung sehingga kinerja pada produk wisata di Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat harus di tingkatkan.

2. Pada tingkat kepuasan menurut pengunjung terhadap produk wisata yang ada di Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat berada yaitu dinilai tidak puas. Dapat disimpulkan bahwa pengunjung merasa pengelola atau manajemen Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat belum memberikan kinerja yang maksimal pada produk wisata yang ada di museum.

3. Pada Matriks IPA (importance performance analysis) yang menunjukan aspek yang menurut pengunjung dinilai masih kurang kinerjanya adalah aspek penyajian isi konten museum, aspek fasilitas

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015

ANALISIS PROD UK WISATA TERHAD AP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN

dalam memberikan informasi sejarah, pelayanan pemandu wisata yang diberikan kepada pengunjung, dan kemudahan akses untuk mencapai lokasi Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat.

B. Rekomendasi

Hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, menunjukan bahwa pihak pengelola Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat harus bekerja keras lagi karena wisatawan merasa ada yang puas dan ada yang tidak puas dengan kinerja pengelola terhadap produk wisata di Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Sehinga dari produk wisata yang dinilai masih tidak memuaskan harus ditingkatkan lagi kinerjanya berikut rekomendasi untuk pihak pengelola Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat berdasarkan matriks IPA (importance performa analysis) :

1. Berdasarkan matriks IPA peneliti memberikan rekomendasi kepada pihak pengelola museum harus mempertimbangkan untuk menambah SDM (sumber daya manusia) yang berkaitan dengan masalah yang ada seperti menambah bidang desain interior untuk menata isi museum menjadi lebih menarik lagi, bidang IT untuk membantu masalah yang terjadi pada benda elektronik di museum, lalu membentuk tim arkeolog untuk mendapatkan benda koleksi yang berkaitan dengan tema museum, bidang training dalam hal ini membuat kerja sama apabila ada siswa atau mahasiswa yang ingin training dan dapat membantu pekerjaan seperti menjadi guide di museum, dan menambah bidang pemasaran hal ini sejalan dengan pentingnya untuk mengenalkan produk wisata di sebuah tempat rekreasi.

2. Pihak pengelola harus mempertimbangkan untuk kerja sama dengan instansi pariwisata baik itu dinas pariwisata, lembaga yang menangani museum, dan travel agent untuk mengenalkan produk wisata di Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat kepada masyarakat dan wisatawan.

96

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015

ANALISIS PROD UK WISATA TERHAD AP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kepada pihak pengelola museum harus ditingkatkan lagi kinerjanya pada penyajian isi konten museum agar dikemas dengan semenarik mungkin sehingga menghasilkan produk wisata yang menarik bagi pengunjung saat berkunjung ke museum.

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015

ANALISIS PROD UK WISATA TERHAD AP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT D I BAND UNG

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen terkait