• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan untuk mengumpulkan data.Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dan digunakan sesuai tujuan penelitian dan jenis data yang ingin didapatkan serta keadaan subjek penelitian.Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan empat macam instrumen yang terdiri daristudi literatur, tes keterampilan berpikir kreatif, observasi, dan angket (kuesioner).

1. Studi Literatur

Studi literatur dimaksudkan untuk mendapatkan sejumlah data berupa teori dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Teori ini akan digunakan sebagai pedoman untuk memperkuat informasi atau sebagai landasan pemikiran dalam penulisan penelitian ini.

2. TesKeterampilan Berpikir Kreatif

Menurut Hasan (2009:16) “Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan

atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif atau subjective test yaitu tes essay yang berupa butir soal atau tugas yang jawabannya diisi oleh peserta tes dengan gagasan-gagasan deskriptif dan argumentatif (Munthe, 2013: 106).

Bentuk ini dipilih peneliti karena dalam tes essay sangat cocok untuk mengukur hasil belajar yang kompleks seperti halnya dengan keterampilan berpikir kreatif, baik dari domain maupun dari segi tingkat kesulitan, khususnya domain kognitif dan afektif. Dalam penelitian ini data yang diambil merupakan data kuantitatif.Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur keterampilan

41

berpikir kreatif. Pemberian tes dilakukan sebelum dan setelah peserta didik diberikan perlakuan model pembelajaran problem based learningpada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberikan perlakuan berbeda.

Untuk mengetahui kelayakan perangkat tes pengambilan data dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal.Secara rinci penjelasan uji prasyarat instrument diuraikan sebagai berikut.

a. Validitas Butir Soal

Validitas berkenaan dengan tingkat kesahihan suatu instrument sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment Pearson (Furqon, 2009:103):

  

 



 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY Keterangan: rxy= koefisien korelasi X= skor tiap butir soal

Y= skor total yang benar dari tiap subyek N= jumlah sampel

Untuk menginterpretasi koefisien korelasi yang telah diperoleh digunakan tabel nilai r product moment, dengan taraf signifikansi 5%, artinya kebenaran atau dalam hal ini validitasnya mencapai 95%.Jika rxy hitung rxy, maka soal tersebut tidak valid dan jika rxy hitung rxy tabelmaka soal tersebut valid.Setelah dilakukan uji coba instrumen didapatkan hasil validitas tes. Distribusi hasil uji coba instrumen tes ditunjukkan oleh Tabel 3.3

42

Tabel 3.3

Distribusi Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal

No. Validitas Nomor Soal Jumlah

1 Sangat signifikan 1, 7, 13, 14, 16 5

2 Signifikan 2, 3, 6, 11 4

3 Tidak signifikan 4, 5, 8, 9, 10, 12, 15 7

Jumlah 16

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa lima soal dikategorikan sangat signifikan, empat soal dikatogorikan signifikan, dan tujuh soal dikategorikan tidak signifikan (hasil perhitungan terlampir).

b. Reliabilitas Tes

Mendapatkan skala pengukuran instrumen yang baik, harus dilakukan pengujian reliabilitas. Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diujikan pada subjek yang sama. Ketetapan ini pada dasarnya dapat diketahui dengan melihat kesejajaran hasil.MenurutSugiyono (2010:186) untuk menentukan reliabilitas tes uraian menggunakan rumus KR. 20 (Kuder Richardson) sebagai berikut.

            

2 2 11 1 S pq S n n r Keterangan: r11= reliabilitas instrument n = jumlah item dalam instrumen

p= proporsi subyek yang menjawab item yang benar q= proporsi subyek yang menjawab item yang salah

(q=1-p)

pq = jumlah hasil perkalian antara pvdan q S= standar deviasi dari tes

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.4

43

Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes

Nilai r Interpretasi 0 ˂ r ˂ 0.2 Sangat rendah 0.2 ≤ r ˂ 0.4 Rendah 0.4 ≤ r ˂ 0.6 Cukup 0.6 ≤ r ˂ 0.8 Tinggi 0.8 ≤ r ≤ 1 Sangat tinggi

Sumber: Ruseffendi (dalam Yosada, 2009: 81)

Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh r 0.85yang berada pada kategori sangat tinggi.Sehingga dapat dikatakan bahwa perangkat instrumen tes keterampilan berpikir kreatif yang diuji coba memiliki reliabilitas yang sangat baik.

c. Tingkat Kesukaran Soal

Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal.Uji ini penting agar suatu perangkat soal tidak didominasi oleh soal yang mudah atau sukar saja.Tingkat kesukaran untuk setiap item menunjukkan apakah butir soal tergolong sukar, sedang, atau mudah.Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal berbentuk uraian digunakan rumus sebagai berikut.

% 100     B A B A I I S S TK Keterangan:

SA= jumlah skor kelompok atas SB= jumlah skor kelompok bawah IA= jumlah skor ideal kelompok atas IB= jumlah skor ideal kelompk bawah

Klasifikasi untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran digunakan klasifikasi sebagai berikut.

Tabel 3.5

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Interpretasi

44 0,00 < TK 0,30 Sukar 0,30 < TK 0,70 Sedang 0,70 < TK 1,00 Mudah TK = 1,00 Terlalu mudah Sumber: Yosada, 2009: 84

Berdasarkan analisis taraf kesukaran untuk tiap butir soal, diperoleh rekapitulasi taraf kesukaran yang ditunjukkan pada Tabel 3.6

Tabel 3.6

Rekapitulasi Taraf Kesukaran

Kategori taraf kesukaran Nomor soal Jumlah soal

Sedang 1, 2, 3, 6, 8, 11, 13, 14, 15 9

Sukar 4, 5, 7, 10, 12, 16 6

Sangat Sukar 9 1

Jumlah 16

Berdasarkan hasil perhitungan pada 16 soal uraian menunjukkan bahwa sembilan soal dikategorikan sedang, enam soal dikategorikan sukar dan satu soal dikategorikan sangat sukar (hasil perhitungan terlampir).

d. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan soal tersebut untuk dapat membedakan antara kemampuan peserta didik pada kelompok atas (peserta didik berkemampuan tinggi) dengan kemampuan peserta didik pada kelompok bawah (peserta didik berkemampuan rendah).Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik bila memang peserta didik yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan peserta didik yang kurang tidak dapat mengerjakan dengan baik.Perhitungan daya pembeda setiap butir soal menggunakan rumus berikut.

B A B B A A P P J B J B DP    Keterangan: DP = daya pembeda

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

45

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun kriteria untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut. Tabel 3.7

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

DP 0,00 Sangat rendah 0,00 < DP 0,20 Rendah 0,20 < DP 0,40 Cukup/sedang 0,40 < DP 0,70 Baik 0,70 < DP 1,00 Sangat baik Sumber: Arikunto, 2008

Setelah dilakukan uji coba instrumen didapatkan hasil distribusi daya pembeda soal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.8

Tabel 3.8

Rekapitulasi Daya Pembeda

Kategori Nomor Soal Jumlah Soal

Sangat buruk 4 1 Sangat rendah 8 1 Rendah 2 1 Sedang 3, 5, 6, 9, 12 5 Baik 10, 14 2 Sangat baik 1, 7, 11, 13, 15, 16 6 Jumlah 16

Hasil perhitungan pada Tabel 3.8 menunjukkan bahwa satu soal dikategorikan sangat buruk, satu soal dikatogorikan sangat rendah, satu soal dikatogorikan rendah, lima soal dikatogorikan sedang, dua soal dikatogorikan baik dan enam soal dikategorikan kriteria sangat baik (hasil perhitungan terlampir).

Berdasarkan hasil analisis pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal, maka ada beberapa soal yang baik dan kurang baik. Untuk soal yang kurang baik akan dilakuan perbaikan atau revisi

46

tergantung kepada analisis yang telah dilakukan terkait kriteria soal yang bersangkutan. Berikut ini adalah rekapitulasi analisis uji coba instrumen tes uraian yang bisa digunakan, direvisi ataupun dibuang yang disajikan pada Tabel 3.9

Tabel 3.9

Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrument Tes Uraian

No Soal

Validitas Reliabilitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Ket Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket

1 0.62 Valid 0.85 Sangat tinggi 0.34 Sedang 0.85 Sangat baik Dipakai

2 0.45 Valid 0.53 Sedang 0.19 Rendah Dipakai

3 0.52 Valid 0.52 Sedang 0.26 Sedang Dipakai

4 -0.35 T.Valid 0.11 Sukar -0.37 Sangat

buruk Dibuang 5 0.29 T. valid 0.19 Sukar 0.30 Sedang Dibuang

6 0.43 Valid 0.41 sedang 0.37 Sedang Dipakai

7 0.61 Valid 0.23 Sukar 0.96 Sangat

baik Dipakai

8 0.18 T. valid 0.31 Sedang 0.00 Sangat

rendah Dibuang

9 0.11 T. valid 0.00 Sangat

sukar 0.22 Sedang Dibuang 10 0.39 T. valid 0.18 Sukar 0.52 Baik Direvisi

11 0.53 Valid 0.54 Sedang 0.78 Sangat

baik Dipakai 12 0.14 T. valid 0.16 Sukar 0.33 Sedang Dibuang

13 0.61 Valid 0.42 Sedang 1.00 Sangat

baik Dipakai

14 0.59 Valid 0.36 Sedang 0.44 Baik Dipakai

15 0.32 T. valid 0.66 Sedang 0.70 Sangat

baik Dibuang

16 0.58 Valid 0.18 Sukar 0.89 Sangat

baik Dipakai Sumber: Hasil pengolahan data, 2014

3. Observasi

MenurutRiduwan (2011:76) “Observasi yaitu melakukan pengamatan

secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang

dilakukan.”Selanjutnya Sudjana (2005:199) mengemukakan bahwa “Observasi

47

tidak disertai dengan komunikasi lisan.”Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan semua data tentang sikap peserta didik dan guru dalam pembelajaran, interaksi antara peserta didik dan guru, serta interaksi antar peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran PBL untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif.

Observasi dilakukan selama lima pertemuan. Pada setiap pertemuannya, observasi dilakukan sejak awal pembelajaran sampai dengan guru menutup pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi terdiri dari dua bagian yaitu lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran geografi denganmodel pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL) dan lembar observasi aktifitas keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran geografi dengan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL).

4. Angket

Angket ditujukan untuk memperoleh tanggapan dan respon peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran PBLdalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan diukur dengan skala Likert.Skala ini termasuk kategori non-tes.

Menurut Sugiyono (2010:134) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial.” Bentuk skala Likert yang digunakan dalaminstrumen penelitian ini adalah dalam bentuk checklist.Jawaban responden dibagi menjadi empat kategori, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.10

Skor Jawaban Setiap Item Instrumen Respon Atau Tanggapan Peserta Didik

Kategori Skor Selalu 4 Sering 3 Kadang-kadang 2 Tidak pernah 1 Sumber: Sugiyono, 2010

48

Jumlah keseluruhan butir pertanyaan adalah 20, sehingga skor maksimal ideal setiap peserta didik adalah 20 ×4 = 80 dan skor minimal ideal adalah 20 × 1 = 20. Skor maksimal untuk setiap pernyataan adalah 27 × 4 = 108 dan skor minimal adalah 27× 1 = 27.

Dokumen terkait