• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Instrumen Penelitian

Sugiyono berpendapat (2012:102) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Senada dengan pendapat Sugiyono, Suharsimi mengungkapkan (Hasan, 2002:76) „Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah‟.

Instrumen dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk angket, lebih spesifikasinya angket yang dibuat berupa angket tertutup yang memiliki sifat langsung dan angket tersebut terdiri dari 26 item pernyataan. Angket yang menjadi instrumen penelitian tersebut dilampirkan.

Setelah membahas instrumen penelitian selanjutnya peneliti akan menjelaskan mengenai skala pengukuran yang digunakan dalam instrumen penelitian ini.

Skala pengukuran menurut Sugiyono (2012:92) :

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan skala likert, yang dimaksud skala likert menurut Sugiyono (2012:93) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Menurut Hasan (2002:72) “Skala likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang”. Menurut Riduwan (2012:12) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial”.

Dari pendapat para ahli yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa skala likert biasa digunakan untuk mengukur sikap. Dikarenakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengukur sikap ketaatan „ibādah alāt siswa maka peneliti menggunakan skala likert dalam intrumen penelitian.

2. Tujuan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini memiliki tiga tujuan, adapun tujuan dari instrumen ini adalah :

a. Mengetahui ketaatan „ibādah alāt siswa sebelum dilaksanakan pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah .

b. Mengetahui ketaatan „ibādah alāt siswa setelah dilaksanakan pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah .

c. Mengetahui efektivitas pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan „ibādah alāt siswa.

3. Cara Menggunakan Instrumen Penelitian

Cara menggunakan instrumen penelitian ini sederhana, yaitu dengan meminta responden memberi tanda checklist (√) pada kolom instrumen yang tersedia dan pemilihan disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi pada responden. Setiap item mempunyai lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Sering, Sering, Kadang – Kadang, Jarang dan Tidak Pernah.

4. Pemberian Skor pada Instrumen Penelitian

Pemberian skor pada instrumen ini terdapat dua bagian sesuai dengan bentuk item apakah positif atau negatif.

Tabel 3.3 Pemberian Skor Pada Instrumen Bentuk

Item

Pemberian Skor Sering Sekali Sering Kadang –

Kadang Jarang Tidak Pernah + (Positif) 5 4 3 2 1 - (Negatif) 1 2 3 4 5 Sumber : Riduwan (2012:13) G.Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengemban instrumen dilakukan oleh peneliti satu tahap demi satu tahap, tahap pertama yang dilakukan adalah menyusun kisi – kisi intrumen, setelah kisi – kisi intrumen tersusun peneliti lakukan uji validitas dan tahap terakhir dari proses pengembangan instrumen ini adalah uji reliabilitas instrumen. Berikut ini penjelasan dari proses pengembangan instrumen :

Dalam prosedur penyusunan instrumen, peneliti akan memaparkan keterangan – keterangan dari beberapa ahli mengenai prosedur pembuatan instrumen. Arikunto (2006:225) memaparkan, sebelum kuesionare disusun, maka harus didahului oleh prosedur :

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

b. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.

c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

Menurut Riduwan (2012:32), langkah – langkah menyusun instrumen penelitian ialah :

a. Mengidentifikasi variabel – variabel dalam rumusan judul penelitian. b. Menjabarkan variabel tersebut menjadi sub variabel atau dimensi. c. Mencari indikator atau aspek setiap sub variabel.

d. Menderetkan diskriptor dari setiap indikator.

e. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir – butir Instrumen.

f. Melengkapi Instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar.

Pendapat para ahli tersebut diintegrasikan oleh peneliti dan setelah itu peneliti mengaplikasikannya sehingga terbentuklah kisi – kisi instrumen yang terdiri dari 57 pernyataan. Kisi – kisi instrumen dalam penelitian ini dilampirkan.

2. Uji Validitas Instrumen

Arikunto berpendapat (2006:168):

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Menurut Sugiyono (2012:121). “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”. “Validitas atau kesahihan suatu instrumen adalah ukuran seberapa tepat instrumen itu mampu menghasilkan data sesuai dengan ukuran yang sesungguhnya yang ingin diukur” (Zainal, 2009:164).

a. Validitas Isi

“Validitas isi berkaitan dengan pertanyaan mengenai seberapa lengkap butir – butir yang digunakan telah memadai atau dapat mengungkap sebuah konsep” (Zainal, 2009:164).

Zainal mengungkapkan (2009:165-166) “Pengujian validitas isi dapat menggunakan dua pendekatan yakni panel juri dan validitas muka”

1) Panel Juri

Zainal mengungkapkan (2009:165) :

Untuk menguji apakah butir – butir yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep tertentu telah memadai atau mampu menggambarkan maka butir – butir tersebut dimintakan evaluasinya kepada sekelompok juri atau penilai yang dianggap profesional dibidang itu.

2) Validitas muka

Zainal mengungkapkan (2009:166) “Dalam hal ini, pengujian validitas hanya dilakukan dengan membaca atau memeriksa penampilan dan bahasa yang dipergunakan dalam kuesioner, oleh karena itu banyak peneliti yang kurang percaya terhadap validitas muka”.

Validitas isi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan panel juri, pendekatan panel juri ini dilaksanakan dengan cara kisi – kisi instrumen yang telah terbentuk sebelum peneliti pergunakan dilapangan terlebih dahulu peneliti mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing juga kepada dosen ahli, adapun dosen yang dimintai evaluasinya oleh peneliti ialah :

a) Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. b) Dr. H. Fahrudin, M.Ag.

Berdasarkan justifikasi dari dosen tersebut didapatkan hasil 35 buah item intrumen yang selanjutnya oleh peneliti lakukan validitas kriteria. Instrumen hasil validitas isi ini dilampirkan.

b. Validitas Kriteria

Zainal mengungkapkan (2009:166) “Pengujian terhadap validitas kriteria dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kesamaan persepsi seseorang dengan kriteria tertentu, sehingga akan memudahkan peneliti untuk membedakan pendapat antar individu”.

Zainal mengungkapkan (2009:166) “ Pengujian validitas kriteria terdapat dua pendekatan, yakni” :

1) Validitas Konkuren

Disebut juga validitas serentak. Suatu butir dikatakan valid, apabila butir tersebut mampu memberikan nilai yang berbeda untuk individu yang memang dinyatakan berbeda berdasarkan kriteria tertentu. Alat analisis korelasional dapat digunakan untuk menguji validitas konkruen (Zainal, 2009:166).

2) Validitas Prediktif

Suatu butir dinyatakan mempunyai validitas prediktif yang tinggi apabila butir tersebut mampu memberikan nilai berbeda untuk individu yang berbeda berdasarkan kriteria yang diprediksikan untuk masa mendatang. Validitas prediktif dapat diuji dengan alat analisis korelasional (Zainal, 2009:166).

Zainal mengungkapkan (2009:167) :

Validitas kriteria merupakan jenis validitas yang sering digunakan oleh peneliti. Pengujian validitas kriteria dilakukan dengan cara membandingkan atau mengkorelasikan antara skor hasil pengukuran Instrumen dengan kriteria atau standar tertentu yang dipercaya dapat digunakan untuk menilai suatu variabel.

Untuk mengganti suatu kriteria yang pada umunya sulit ditemukan itu, maka dapat diupayakan dengan menggunakan dasar logika matematika, yakni dengan menggunakan skor total dari butir – butir dalam Instrumen yang akan diujikan validitasnya. Dengan demikian pengujian validitas kriteria dari suatu instrumen dilakukan dengan cara menghitung harga koefisien korelasi sederhana (Pearson Correlation) antara skor masing – masing butir dengan skor total dari butir – butir tersebut sebagai kriterianya.

Rumus Person Corelation yang dimaksud adalah :

Gambar 3.2 Rumus Pearson Correlation

Sumber : Zainal (2009:168) Jika :

� = Skor butir ke i, maka i = 1,2,3,... M = Rata – rata skor pada setiap butir. Y = Skor total dari dari seluruh butir. M Y = Rata – rata skor total.

Maka :

=

− M

Y = Y – MY

Validitas kriteria dalam penelitian ini diujikan kepada 40 siswa kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung, siswa yang diminta untuk uji validitas ini di luar sampel penelitian. Uji validitas kriteria dalam instrumen ini dihitung melalui bantuan software SPSS versi 20.

Cara penggunaan sofware SPSS versi 20 untuk uji validitas kriteria adalah:

R

=

Σ

correlations. Klik option dan tandai pilihan kotak mean and standart deviations, klik continue sehingga kembali ke kotak dialog awal. Dan terakhir klik ok (Riduwan dan Sunarto, 2012:275-277).

Setelah mengetahui bagaimana cara untuk melakukan uji validitas kriteria selanjutnya peneliti akan membahas bagaimanakah cara untuk menghitung hasil dari uji validitas kriteria ini.

Zainal mengungkapkan (2009:167) :

Untuk menilai apakah suatu butir atau indikator tersebut valid ataukah tidak, dilakukan dengan menggunakan uji t (t statistik) terhadap koefisien korelasi tersebut, yang rumus hitungnnya telah dituliskan diatas. Selanjutnya berdasarkan distribusi probabilitas “t” dengan derajat kebebasan (df = degree of freedom) = n-2, cari atau temukan harga taraf signifikasi pada harga t statistik tersebut. Berdasarkan pedoman aturan umum yang biasa digunakan, disimpulkan bahwa butir yang diuji dinyatakan valid apabila taraf signifikansi yang dihasilkan dari uji “t” tersebut ≤ 0,05. Ini artinya bahwa skor pada setiap butir mempunyai korelasi atau kesamaan yang tinggi dan signifikan terhadap skor total dari butir – butir tersebut sebagai kriteria atau standarnya.

Selain pendapat Zainal di atas terdapat cara lain untuk menghitung hasil dari validitas kriteria ini yaitu dengan cara merumuskan hipotesis terlebih dahulu:

0 = Tidak ada hubungan antara pernyataan 1 sampai 35 dengan variabel total.

� = Ada hubungan antara pernyataan 1 sampai 35 dengan variabel total. Kriteria Pengujian :

Sig >� (0,05) maka �0 diterima. Sig <� (0,05) maka �0 ditolak.

Adapun hasil dari validitas kriteria ini adalah : Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kriteria No

Item

Sig � Intervetasi Keterangan

1 0,021 0,05 Valid Digunakan

2 0,003 0,05 Valid Digunakan

3 0,120 0,05 Invalid Tidak Digunakan 4 0,066 0,05 Invalid Tidak Digunakan

5 0,007 0,05 Valid Digunakan

6 0,021 0,05 Valid Digunakan

7 0,009 0,05 Valid Digunakan

8 0,003 0,05 Valid Digunakan

9 0,106 0,05 Invalid Tidak Digunakan 10 0,131 0,05 Invalid Tidak Digunakan

11 0,000 0,05 Valid Digunakan

12 0,000 0,05 Valid Digunakan

13 0,010 0,05 Valid Digunakan

14 0,016 0,05 Valid Digunakan

15 0,249 0,05 Invalid Tidak Digunakan

16 0,007 0,05 Valid Digunakan

17 0,006 0,05 Valid Digunakan

18 0,007 0,05 Valid Digunakan

19 0,021 0,05 Valid Digunakan

20 0,076 0,05 Invalid Tidak Digunakan

21 0,012 0,05 Valid Digunakan 22 0,001 0,05 Valid Digunakan 23 0,011 0,05 Valid Digunakan 24 0,002 0,05 Valid Digunakan 25 0,000 0,05 Valid Digunakan 26 0,004 0,05 Valid Digunakan 27 0,015 0,05 Valid Digunakan 28 0,019 0,05 Valid Digunakan

31 0,251 0,05 Invalid Tidak Digunakan 32 0,060 0,05 Invalid Tidak Digunakan

33 0,048 0,05 Valid Digunakan

34 0,002 0,05 Valid Digunakan

35 0,003 0,05 Valid Digunakan

Dari uji validitas kriteria ini dihasilkan, dari 35 item instrumen yang di ujikan terdapat 9 instrumen yang tidak valid, yaitu item no 2, 3, 9, 10, 15, 20, 29, 31 dan 32. Sedangkan item instrumen yang valid terdapat 26 item instrumen, yaitu no 1, 2, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 33, 34 dan 35.

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Arikunto berpendapat (2006:178) :

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu baik. Reliabelitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Menurut Sugiyono (2012:130) :

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test retest (Stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisi konsistensi butir – butir yang ada pada intrumen dengan teknik – teknik tertentu.

Penelitian ini menggunakan uji reliabelitas internal dengan teknik uji menggunakan rumus Alpha Cronbach. Menurut Arikunto (2006:196) “Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.

Adapun rumus Alpha Cronbach menurut Arikunto (2006:196) :

11

=

�−1

1 −

2

Gambar 3.3 Rumus Alpha Cronbach Dimana :

11 = Reliabilitas instrumen.

� = Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal.

2 = Jumlah varians butir.

12 = Varians total.

Dalam uji reliabilitas terdapat kriteria tinggi rendahnya koefisien reliabilitas instrumen. Adapun klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (Diwyacitta, 2011:72) :

Tabel 3.5 Koefisien Reliabilitas Instrumen Menurut Gulidford

Nilai Klasifikasi

< 0,20 Derajat reliabilitas hampir tidak ada 0,21 – 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,41 – 0,70 Derajat reliabilitas sedang 0,71 – 0,90 Derajat reliabilitas tinggi 0,91 – 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Sumber : Diwyacitta (2011:72). Uji reliabelitas dalam penelitian ini diujikan kepada 40 siswa kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung, siswa yang dimintai untuk uji reliabelitas di luar sampel penelitian. Dalam prosesnya uji reliabilitas ini menggunakan bantuan software SPSS versi 20.

Cara penggunaan software SPSS versi 20 untuk uji reliabilitas adalah: Analyze, pilih sclate, pilih reliability analysis. Setelah itu akan muncul kontak dialog reliability analysis. Destinasikan item – item dengan cara mengklik setiap variabel dan pindah variabel tersebut ke kotak item. Pada mode pilih alpha. Kemudian klik ok (Riduwan dan Sunarto, 2012:350-351).

Adapun Hasil dari pengujian reliabilitas adalah : Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas

Dari uji validitas ini dihasilkan, bahwa instrumen yang diujikan memiliki nilai reliabilitas 0,723 berarti instrumen ini memiliki reliabilitas tinggi.

Dokumen terkait