• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI 12

G. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini akan digunakan dua instrumen, yaitu 1. Instrumen Pembelajaran

Dalam penelitian ini, instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar guru berupa LKS dan power point. Penyusunan LKS mengacu pada indikator dan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP.

2. Instrumen Penelitian

a. Kuisioner motivasi belajar siswa

Pada penyusunan kuisioner, merumuskan pertanyaan merupakan aspek yang terpenting karena dapat mempengaruhi nilai yang dihasilkan. Pembuatan pertanyaan yang tepat dapat menghasilkan pandangan (persepsi) yang sama pada masing-masing responden. Menurut Noor (2012:141), pendapat responden kemungkinan bukan gambaran dari sikap responden, tetapi hanya jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Berikut merupakan prinsip penyusunan pertanyaan dalam kuisioner :

1) Pertanyaan harus tepat untuk menangkap variabel yang diteliti 2) Bahasa dan kata-kata dalam kuisioner seharusnya disesuaikan

dengan tingkat pemahaman responden

3) Bentuk dan jenis pertanyaan seharusnya dipilih yang dapat meminimumkan bias responden

49

4) Pengurutan pertanyaan seharusnya mengalirkan tahapan respon secara lembut

5) Data pribadi seharusnya dikumpulkan dengan memerhatikan privasi responden

Pada penelitian ini kuisioner dibuat untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa mengenai metode pembelajaran yang digunakan, terutama untuk mengetahui pengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Penyusunan kuisioner mengacu pada minat, motivasi, perhatian siswa di kelas, konsentrasi, rasa ingin tahu, keaktifan siswa, keterlibatan siswa dalam pembelajaran, ketekunan siswa, sikap pantang menyerah dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, dan semangat siswa dalam pembelajaran

Kuisioner ini terdiri dari 25 pernyataan yaitu 13 pertanyaan positif dan 12 pertanyaan negatif dengan lima pilihan jawaban yaitu Selalu (S), Sering (SR),Jarang (J), Tidak Pernah (TP). Pilihan jawaban Selalu jika siswa pasti melakukan kegiatan yang bersangkutan saat pembelajaran, Sering jika siswa pernah tidak melakukan kegiatan yang bersangkutan saat pembelajaran, Jarang jika siswa beberapa kali melakukan kegiatan yang bersangkutan saat pembelajaran, dan Tidak pernah jika siswa sama sekali belum pernah melakukan kegiatan yang bersangkutan saat pembelajaran.

50

Berikut adalah kisi-kisi kuisioner:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner

No Karakteristik Nomer Item Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 1. Minat 5 6, 7, 10

Minat siswa pada pembelajaran yang menggunakan metode problem posing

sehingga materi lebih mudah dipahami 5 Minat siswa pada pembelajaran yang

menggunakan metode problem posing sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran

6 Minat siswa pada pembelajaran yang

menggunakan metode problem posing dibandingkan dengan metode ceramah

7 Pengaruh metode problem posing

terhadap minat belajar siswa pada pelajaran matematika

10

2. Motivasi 4,13, 24 8

Pengaruh metode problem posing terhadap motivasi siswa dalam mempelajari materi

4 Motivasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing

13 Pengaruh metode problem posing dalam

pembelajaran sehingga siswa dapat memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari

24 Pengaruh metode problem posing

terhadap motivasi siswa dalam mempelajari materi

8

3. Perhatian 1, 16 9

Mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode problem posing dengan baik

1 Memusatkan perhatian pada guru 16 Mengikuti pembelajaran yang

menggunakan metode problem posing dengan baik

9

51

Konsentrasi siswa saat guru memberikan

penjelasan 3

Metode problem posing mempengaruhi

konsentrasi siswa dalam belajar 2

5. Rasa Ingin Tahu 19 15

Penggunaan buku referensi dalam menunjang keingintahuan siswa dalam membuat soal

19 Tingkat keingintahuan siswa ditinjau dari

keaktifan siswa bertanya jika ada materi yang belum dipahami/saat mengerjakan soal

15

6. Keaktifan 14, 25 17, 12

Keaktifan siswa dalam bertanya jika ada

materi yang belum dipahami 14

Pengaruh metode problem posing pada pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan siswa

15 Keaktifan siswa dalam bertanya jika ada

materi yang belum dipahami 17

Usaha siswa dalam mengerjakan tugas 12

7. Ketekunan 11 21

Pengaruh metode problem posing dilihat

dari ketekunan siswa mengerjakan tugas 11

Keruntutan siswa membuat kunci jawaban 21

8. Pantang Menyerah 18, 22 20, 23

Berlatih mengerjakan soal untuk mendukung pemahaman siswa terhadap materi

18 Membuat soal dengan sungguh-sungguh 22 Sikap pantang menyerah dalam membuat

soal 20

Pengaruh metode problem posing

terhadap sikap pantang menyerah 23

b. Tes prestasi belajar siswa

Tes belajar siswa dibuat untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran problem posing. Peneliti membuat tes hasil belajar berupa tes tertulis berbentuk uraian

52

dan mengacu pada indikator pembelajaran. Berikut adalah kisi-kisi soal tes akhir :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Akhir

Kompetensi Dasar Materi Indikator Pencapaian No.Soal 5.3 Menghitung luas

permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas Luas Permukaan Prisma dan Limas 1. Menghitung luas permukaan prisma 2. Menghitung luas permukaan limas 1,3 Volume Prisma dan Limas 1. Menghitung volume prisma 2. Menghitung volume limas 2,4,5

Tes hasil belajar yang akan diberikan kepada siswa terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen dengan tujuan agar tes ini dapat menjadi alat pengukur yang baik. Syarat suatu instrumen merupakan alat ukur yang baik adalah validitas atau kesahihan dan reliabilitas atau kekonsistenan. Peneliti melakukan uji coba instrumen dan menaganalisis sebelum digunakan di kelas VIII A.

1) Validitas Tes

Peneliti menggunakan validitas isi berupa uji pakar dan uji coba tes tertulis. Teknik penilaian pakar dilakukan dengan meminta bantuan kepada salah satu dosen dan dua orang guru mata pelajaran matematika untuk menelaah materi tes hasil belajar siswa (lembar penilaian validitas soal oleh guru dan dosen dapat dilihat

53

pada lampiran B.1). Selain menggunakan teknik penilaian pakar, peneliti juga menggunakan teknik validitas butir soal dari soal yang telah diujicobakan dengan menggunakan rumus korelasi

product moment Pearson (Jihad, 2013:179) dengan

mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Rumus yang digunakan adalah

= � −( )( )

(� 2− 2)(� 2−( )2)

Keterangan :

: Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y

� ∶ Banyaknya peserta tes : Nilai hasil uji coba : Nilai rata-rata harian

Intrepretasi terhadap niali koefisien korelasi digunakan criteria Nurgana berikut ini :

0,80 < ≤ 1,00 : sangat tinggi 0,60 < ≤ 0,80 : tinggi 0,40 < ≤ 0,60 : cukup 0,20 < ≤ 0,40 : rendah

54

Menurut Noor (2012:169) setelah mendapatkan r hitung, maka dapat dicek kevalidan butir soal dengan cara :

a. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. hasilnya dibandingkan dengan dengan tingkat kesalahan 5%

b. Jika < maka butir soal tersebut valid. dapat dilihat dalam tabel

2) Reliabilitas

Pengukuran tingkat kekonsistenan soal dengan menggunakan perhitungan Alpha Cronbach (Jihad, 2013:180). Rumus yang digunakan adalah :

��= 1 1−

2 2

Keterangan :

n : banyaknya butir soal

2 : jumlah varians skor tiap item 2 : varians skor total

Rumus untuk mencari varians adalah :

2=

2( )2

Intrepretasi nilai �� mengacu pada pendapat Guilford, yaitu

��≤ 0,20 reliabilitas : sangat rendah

55

0,40 < �� < 0,70 reliabilitas : sedang 0,70 < �� < 0,90 reliabilitas : tinggi 0,90 < �� < 1,00 reliabilitas : sangat tinggi

Nilai siswa didapat dari penghitungan sebagai berikut :

� = �

� × 100%

c. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain (Noor, 2012:138).

Peneliti melakukan wawancara sebagai alat untuk membuktikan pernyataan yang diberikan siswa sebelumnya yaitu pada kuisioner yang telah diberikan. Pada tahap ini, peneliti akan menggali informasi lebih mendalam kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa yang lebih mendalam mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Karakteristik pertanyaan yang akan diberikan sama seperti yang ada dalam kuisioner karena pada dasarnya penelitiingin menggali lebih banyak informasi berdasarkan data yang ada pada kuisioner yang telah diisi oleh siswa.

56

d. Observasi dan Dokumentasi

Pada kegiatan observasi, peneliti dituntut untuk melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Instrumen yang dapat digunakan adalah lembar pengamatan dan panduan pengamatan. Beberapa informasi yang dapat diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, pelaku kegiatan, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan (Noor, 2012:140). Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti tentang keadaan tempat, perilaku subjek penelitian,dan sebagainya.

Observasi dilakukan oleh rekan peneliti dan peneliti sebagai observer karena pembelajaran akan dilaksanakan oleh guru mata pelajaran matematika di sekolah tersebut. Observer akan mengamati kegiatan pembelajaran dan mencatat hal-hal yang diperlukan. Observer mencatat segala hal yang diperlukan bagi kepentingan penelitian, hal-hal yang perlu diamati dan dicatat oleh observer adalah 1) Keadaan kelas saat guru membuka kegiatan pembelajaran

2) Keadaan kelas saat pembelajaran sedang berlangsung, terdiri dari siswa dan guru yang sedang melaksanakan kegiatan inti pembelajaran

3) Keadaan siswa ketika berdiskusi dengan teman sebangku (sekelompok) saat melakukan pembuatan soal, menukar soal dan

57

mengerjakannya, dan mengoreksi jawaban berdasarkan kunci jawaban yang telah dibuat

4) Keadaan siswa ketika siswa menarik kesimpulan setelah pembelajaran berlangsung.

Dokumentasi dapat digunakan untuk memperoleh data. Data yang diperoleh berupa foto saat pembelajaran berlangsung. Dokumentasi diperlukan untuk memperkuat data observasi yang telah dicatat oleh observer. Diharapkan dengan data dokumentasi, dapat melengkapi data penelitian yang diperlukan terutama pada data observasi yang kurang lengkap.

H. Metode Analisis Data

1. Analisis prestasi belajar siswa

Pada bagian analisis belajar siswa, peneliti membandingkan banyaknya siswa yang tuntas dengan tidak tuntas dari tes akhir.

2. Analisis kuisioner motivasi belajar siswa

Instrumen kuisioner yang dibuat oleh peneliti akan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan kelayakan dan kesesuaian kuisioner dengan tujuan penelitian. Analisis data kuisioner motivasi belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan pedoman penskoran sebagai berikut :

58

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kuisioner

Jawaban Skor pernyataan positif Skor pernyataan negatif Selalu 4 1 Sering 3 2 Jarang 2 3 Tidak Pernah 1 4

Seluruh skor yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam tabel hasil kuisioner kemudian dihitung jumlah skor untuk masing-masing siswa, kemudian dihitung presentase belajar siswa dengan rumus :

�� � �= ℎ

ℎ × 100%

3. Analisis wawancara motivasi belajar siswa

Hasil wawancara akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi dari siswa tentang tanggapan mereka mengenai pengguanaan metode pembelajaran problem posing pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar prisma dan limas.

4. Analisis observasi dan dokumentasi

Observasi dan dokumentasi dilakukan oleh peneliti dan 2 orang lain sebagai observer. Setiap observer mengamati 8-9 siswa pada setiap pembelajaran. Observer mendeskripsikan hal-hal yang mereka amati saatpembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada panduan

59

observasi. Dokumentasi dilakukan dengan mengambil gambar/foto siswa saat melakukan pembelajaran.

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Penyusunan proposal

Penyususnan proposal dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian. Proposal penelitian berisi Bab I, Bab II, dan Bab III.

2. Persiapan Penelitian

a. Observasi keadaan sekolah

Peneliti melaksanakan observasi bersamaan dengan penyusunan proposal. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui keadaan di sekolah dan peneliti dapat mendapatkan data secara lengkap dan tepat sehingga penelitian dapat berjalan sesuai dengan rencana.

b. Izin

Peneliti meminta izin melaksanakan penelitian kepada pihak sekolah disertai dengan surat permohonan penelitian dari secretariat JPMIPA.

60

c. Pembuatan instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun

berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan menggunakan metode pembelajaran problem posing

2) LKS

3) Pedoman observasi 4) Soal tes akhir 5) Kuisioner

6) Pedoman wawancara d. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilaksanakan untuk memperoleh data mengenai efektivitas penggunaan metode pembelajaran problem posing ditinjau dari motivasi dan hasil belajar siswa. Motivasi belajar siswa dapat ditinjau dari data hasil kuisioner dan diperkuat dengan hasil wawancara, sedangkan data hasil belajar ditinjau dari tes akhir dari pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar prisma dan limas.

61

e. Analisis data

Analisis data dilaksanakan setelah peneliti melaksanakan penelitian dan mendapatkan data hasil kuisioner, hasil wawancara, serta hasil tes akhir.

f. Penarikan kesimpulan

Peneliti membuat penarikan kesimpulan setelah melakukan analisis dari data yang sudah didapatkan pada saat penelitian. Kesimpulan diambil berdasarkan analisis data mengenai motivasi belajar dan hasil tes tertulis yang menunjukkan apakah penggunaan metode pembelajaran problem posing dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa di SMP Kanisius Kalasan.

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian peneliti terlebih dahulu membuat instrumen penelitian diantaranya RPP, LKS, kuisioner, lembar observasi dan tes hasil belajar. RPP dan LKS dibuat berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan guru yang kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Kuisioner, lembar observasi, dan tes hasil belajar dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Sebelum dipakai, tes hasil belajar diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas butir soal dan uji validitas pakar yang dilakukan oleh dosen dan guru mata pelajaran. Uji coba instrumen dilakukan pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2015 pada pukul 08.20-09.55 di kelas VIII B terhadap 24 siswa. Penilaian terhadap hasil tes siswa berdasarkan kriteria penilaian yang sudah dibuat oleh peneliti. Keseluruhan nilai tes siswa digunakan untuk menghitung validitas butir soal dengan menggunakan Product Moment dari Pearson, sedangkan reliabilitas soal menggunakan rumus Alpha. Berikut merupakan hasil uji coba instrumen tes hasil belajar siswa

a. Validitas Instrumen

Valisitas instrumen tes akhir menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Uji coba tes dilaksanakan terhadap 24 siswa. Soal tes hasil belajar terdiri dari 5 soal uraian dan setelah dilakukan uji coba

didapat 3 soal dengan validitas tinggi dan 2 soal mempunyai validitas sangat tinggi. Hasil dari analisis validitas (analisis lengkap terdapat pada lampiran B.2) dapat dilihat pada :

Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas Tes Hasil Belajar

SOAL VALIDITAS STATUS

VALIDITAS Keterangan

1 0.767 tinggi Valid

2 0.696 tinggi Valid

3 0.835 sangat tinggi Valid

4 0.702 tinggi Valid

5 0.891 sangat tinggi Valid

Status validitas yang didapat adalah tinggi dan sangat tinggi karena soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah diberikan dan sesuai dengan materi yang diajarkan serta hasil dari jawaban siswa yang bervariasi, ada siswa yang dapat menjawab soal dan ada siswa yang tidak dapat menjawab soal. Maka dapat dikatakan bahwa soal yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan siswa, dengan kata lain soal sudah sesuai dengan rata-rata kemampuan seluruh siswa.

Selain oleh siswa, uji validitas juga dilakukan oleh pakar, yaitu 2 orang guru mata pelajaran matematika dan satu dosen pendidikan matematika. Dari uji pakar didapat bahwa soal sudah sesuai dengan kisi-kisi yang diberikan, soal bervariasi, dan bahasa yang digunakan sudah jelas. Hasil validasi pakar dapat dilihat pada lampiran B.1

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen diukur dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil dari pengukuran (analisis lengkap dapat dilihat pada lampiran B.2) adalah reliabilitas 0,822 dengan status tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa soal yang telah diberikan kepada siswa sudah konsisten sehingga soal layak dan dipercaya untuk dijadikan sebagai instrument penelitian, dengan kata lain soal ini dapat digunakan untuk penelitian dan mendapatkan hasil yang konsisten.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Selama Pembelajaran

Penelitian dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan di kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan. Pertemuan Pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 pada pukul 07.00-08.20 dan diikuti sebanyak 24 siswa. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2015 pada pukul 07.00-08.20 dan diikuti sebanyak 25 siswa. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 Mei 2015 pada pukul 09.55-11.15 dan diikuti sebanyak 25 siswa. Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 pada pukul 07.00-08.20 dan diikuti sebanyak 25 siswa.

Selama proses pembelajaran guru tetap berperan sebagai pengajar yang membimbing siswa dalam pembelajaran sedangkan peneliti berperan sebagai observer bersama dengan 2 teman lain yang

membantu sebagai observer. Berikut merupakan rincian proses pembelajaran :

1) Pertemuan Pertama

Setiap tahapan pada proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan RPP yang telah disepakati oleh peneliti dan guru mata pelajaran. Materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama ini adalah Luas Permukaan Prisma dan Limas.

Pelajaran dimulai pada pukul 07.00 dan dibuka dengan doa. Saat guru masuk kedalam kelas semua siswa sudah berada di dalam kelas dan menempati tempat duduknya masing-masing. Guru memulai pembelajaran dengan menyapa siswa dan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kali ini. Pada tahap kegiatan inti guru memulai dengan membentuk kelompok siswa yang terdiri dari 2 siswa untuk setiap kelompoknya. Anggota kelompok ditemtukan oleh guru. Ada 13 kelompok yang dibentuk, 12 kelompok masing-masing terdiri dari 2 siswa dan 1 kelompok terdiri dari satu siswa. Guru menjelaskan tahap- tahap pembelajaran dan kerja kelompok yang akan dilakukan oleh siswa. Sebelumnya guru telah membagikan lembar kerja siswa yang terdiri dari lembar pembuatan soal, dan lembar kunci jawaban. Secara mandiri siswa mengerjakan tugas yang telah diminta oleh guru. Pada pertemuan pertama ini siswa diminta untuk membuat soal mengenai luas permukaan prisma dan limas, 2 soal luas permukaan

prisma dan 2 soal luas permukaan limas. Selain itu siswa juga diminta untuk membuat kunci jawaban atas soal yang telah dibuat tersebut. Siswa diperkenankan melihat buku untuk dijadikan referensi pembuatan soal. Sembari siswa bekerja kelompok, guru tetap berkeliling mengawasi siswa dan membimbing siswa serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Hasil kerja kelompok dapat dilihat pada lampiran C.1

Tahap selanjutnya adalah penutup, siswa diminta untuk mengumpulkan hasil kerja kelompoknya. Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya dengan tertib satu persatu. Sebelum menutup pembelajaran, guru meminta siswa untuk mempelajari lahi materi luas permukaan prisma dan limas karena pada pertemuan selanjutnya siswa akan diminta untuk mengerjakan soal mengenai luas permukaan prisma dan limas.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal tanggal 21 Mei 2015 pada pukul 07.00-08.20 dan diikuti sebanyak 25 siswa. Pertemuan kali ini siswa diminta untuk mengerjakan soal mengenai luas permukaan prisma dan limas secara individu. Soal yang dibuat oleh siswa pada pertemuan sebelumnya telah digandakan agar masing-masing siswa mendapatkan soal.

Hari ini pembelajaran dimulai dengan doa dan salam oleh guru kemudian guru memeriksa kehadiran siswa. Guru melanjutkan tahap

pembukaan ini dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kali ini.

Dilanjutkan pada tahap inti, guru mulai membagikan soal yangtelah dibuat oleh siswa pada pertemuan sebelumnya. Soal dibagikan secara acak oleh guru. Saat mengerjakan soal, siswa diperbolehkan untuk membuka buku. Saat pengerjaan berlangsung, siswa juga dapat mengkoreksi soal yang telah dibuat oleh temannya. Dalam kegiatan ini guru tetap mengawasi siswa agar siswa tidak terlalu ramai di kelas. Siswa saling berdiskusi satu sama lain antara siswa pembuat soal dan siswa yang mengerjakan soal.

Tahap selanjutnya siswa diminta untuk mengembalikan hasil pekerjaan dan soal kepada siswa pembuat soal kemudian guru segera membagikan kunci jawaban kepada masing-masing kelompok. Siswa mengkoreksi jawaban dengan kunci yang telah dibuat secara cepat karena waktu yang tersisa tidak banyak. Hasil pekerjaan siswa dapat dilihat pada lampiran C.1

Tahap penutup diawali dengan guru meminta siswa mengumpulkan kerja kelompoknya. Guru akan mengkoreksi kembali jawaban siswa karena mereka belum selesai mengkoreksinya. Pada tahap akhir guru meminta siswa untuk mempelajari materi volume prisma dan limas agar pada pertemuan selanjutnya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lancar.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 Mei 2015 pada pukul 09.55-11.15 dan diikuti sebanyak 25 siswa. Pada pertemuan kali ini masih menggunakan metode pembelajaran yang sama. Pertemuan kali ini siswa diminta untuk membuat soal mengenai volume prisma dan limas.

Pada tahap awal, guru memberikan salam kepada siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Memasuki tahap inti, guru mulai dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2 siswa untuk masing- masing kelompok. Pada pertemuan kali ini kelompok yang dibentuk berbeda dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Pembuatan kelompok melalui pertimbangan dari guru dan melihat hasil kerja kelompok pada pertemuan sebelumnya. Diharapkan dengan kelompok yang berbeda ini siswa dapat menjadi lebih aktif, yang tadinya kurang aktif bisa menjadi lebih aktif. Setelah kelompok terbentuk kemudian guru membagikan lembar kerja kelompok siswa kemudian menjelaskan sistematika kerja kelompok.

Siswa diminta untuk membuat dua soal mengenai volume prisma dan dua soal mengenai volume limas serta membuat kunci jawabannya. Siswa saling berdiskusi dengan teman sekelompoknya dan masih dengan pengawasan dan pendampingan guru. Hasil kerja kelompok siswa dapat dilihat pada lampiran C.2

Pada kegiatan akhir guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompoknya. Siswa mengumpulkan dengan tertib. Setelah semuapekerjaan siswa terkumpul kemudian guru menyampaikan beberapahal mengenai pertemuan selanjutnya yaitu siswa diminta untuk mempelajari materi volume prisma dan limas. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

4) Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 pada pukul 07.00-08.20 dan diikuti sebanyak 25 siswa. Pertemuan kali ini siswa diminta untuk mengerjakan soal yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Masih seperti pertemuan kedua, siswa mengerjakan soal secara mandiri.

Guru mengawali pembelajaran dengan doa dan salam dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran siswa. Selanjutnya guru menyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kali ini. Memasuki tahap inti, guru mulai membagikan soal kepada siswa.guru memastikan semua siswa mendapatkan soal dan tidak mendapatkan soal yang dibuatnya sendiri. Siswa mulai mengerjakan soal dengan pendampingan guru. Jika soal yang dikerjakannya ada masalah, maka siswa dapat menanyakannya kepada kelompok pembuat soal sehingga siswa juga dapat saling berdiskusi mengenai

Dokumen terkait