• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian

E. Instrumen Penelitian

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan dua macam instrumen, yaitu instrumen tes berupa soal tes untuk mengukur kemampuan berpikir logis matematis, dan instrumen non tes berupa angket yang digunakan untuk mengetahui kemandirian belajar siswa.

Selain kedua instrumen diatas, penulis juga memberikan angket untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran model koopertif tipe TAI dengan

Wiwin Iriani, 2014

Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Pendekatan Openended

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan open ended. Angket ini hanya diberikan pada siswa kelas eksperimen. Berikut penjelasan dari masing-masing instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Soal Tes Kemampuan Berpikir Logis Matematis

Tes kemampuan berpikir logis matematis disusun dalam bentuk uraian sebanyak 6 buah soal. Untuk soal no 3, 4, dan 6 masing masing terdiri dari 2 bagian yaitu bagian a dan b. Dengan demikian, seluruh soal ada 9 buah butir soal. Alasan dipilihnya soal berbentuk uraian agar terlihat jelas proses berpikir siswa yang bisa dilihat dari alasan serta pola jawaban yang mereka berikan. Selain itu, karena berpikir logis matematis merupakan salah satu kemampuan matematika tingkat tinggi maka jenis tes yang paling sesuai adalah tes berbentuk uraian (Fraenkel dan Wallen dalam Suryadi, 2005:77).

Tes ini dibuat untuk mengukur kemampuan berpikir logis matematis siswa kelas IX dengan materi bangun ruang sisi lengkung.Adapuntahapan penyusunan soal tes kemampuan berpikir logis matematis sebagai berikut:

a) Menyusun kisi-kisi soal.

b) Menyusun soal dengan alternatif jawaban dari masing-masing soal disertai dengan rubrik pedoman pemberian skor atas jawaban siswa.

c) Menguji validitas muka dan isi pada ahli.

d) Mengujicobakan soal pada siswa yang telah mempelajari materi yang sama. e) Menganalisis hasil uji coba soal, untuk menilai layak tidaknya soal dijadikan

instrumen penelitian.

Hal penting dalam proses memperoleh data pada penelitian ini adalah penilaian hasil tes siswa. Karena tes berbentuk uraian, maka diperlukan pedoman penskoran atau rubrik penskoran. Pedoman penskoran ini diperlukan, agar penilaian bisa diberikan secara adil untuk semua siswa. Pada penelitian ini, pedoman penskoran atau rubik penskoran yang digunakan diadaptasi dari North

Wiwin Iriani, 2014

Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Pendekatan Openended

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Carolina Departement Public Instruction (Prabawa dalam Rahmatudin, 2013: 33) yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Logis Matematis

No Respon Siswa Terhadap Soal Skor

1. Tidak ada jawaban 0

2. Menjawab tidak sesuai dengan pertanyaa atau tidak ada yang

benar. 1

3. Hanya sebagaian aspek dari pertanyaan dijawab dengan benar. 2 4. Hampir semua aspek dari pertanyaan dijawab dengan benar 3 5. Semua aspek pertanyaan dijawab dengan lengap, jelas dan benar 4

Skor Maksimum 4

Kisi-kisi soal lengkap dengan kunci jawaban dan pedoman penskoran yang lebih rinci untuk masing-masing butir soal, dapat dilihat pada lampiran 1 halaman204.

2. Angket Kemandirian Belajar Siswa

Pada penelitian ini, untuk mengukur kemandirian belajar siswa penulis menggunakan angket. Angket yang dibuat menggunakan skala Likert 4. Disebut skala Likert 4karena terdiri dari empat pilihan jawaban (Sevilla at al., 2006: 189).Angket ini terdiri dari 30 pernyataan, dengan empat pilihan jawaban yaitu Sering Sekali (SS), Sering (S), Jarang (J) dan Tidak Pernah (TP). Komposisi pernyataan, terdiri dari 17 pernyataan positif dan 13 buah pernyataan negatif. Skor untuk pernyataan positif SS = 4, S = 3, J = 2 dan TP = 1. Sementara itu skor untuk pernyataan negatif SS = 1, S = 2, J = 3 dan TP = 4.

Angket ini diberikan pada kedua kelas.Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

Wiwin Iriani, 2014

Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Pendekatan Openended

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Merumuskan aspek yang akan diukur.

b) Menyatakan definisi operasional dalam bentuk indikator.

c) Menyusun butir-butir pernyataan atau kegiatan positif atau negatif berdasarkan indikator tersebut dengan merujuk pedoman penyusunan pernyataan.

d) Menyusun.kembali butir-butir pernyataandalam bentuk skala.

e) Etimasi validitasi isi skala melalui kesesuaian butir-butir skala dengan kisi-kisi. f) Mengujicobakan skala kepada subyek yang relevan, untuk mengukur

keterbacaan dari pernyataan.

g) Menganalisa hasil uji coba, untuk menentukan butir pernyataan yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian.

Uraian lebih rinci tentang kisi-kisi lengkap dengan pedoman pemberian skor mengenai angket kemandirian belajar siswa, bisa dilihat pada lampiran 1 halaman 220.

Selain kedua instrumen yang telah dijelaskan di atas, penulis juga memberikan angket lain. Angket ini dibuat untuk menggali sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan pendekatan open ended. Angket yang dibuat,berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Ada dua jenis pertanyaan dalam angket ini. Jenis yang pertama, berupa pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban ya atau tidak, sedangkan jenis pertanyaan kedua berupapertanyaan terbuka berbentuk uraian. Disebut pertanyaan tertutup karena siswa memilih respon(jawaban) yang sudah disediakan, dan disebut terbuka karena siswa menjawab sesuai dengan yang mereka inginkan (McMillan dan Schumacher, 2001: 361). Sesuai dengan tujuannya, angket ini hanya diberikan pada siswa kelas eksperimen. Bentuk angket untuk mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan pendekatan open ended, bisa dilihat pada lampiran 1 halaman 226.

3. Observasi

Observasi ditujukan kepada kelas yangsiswanya belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan pendekatan open ended. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa dan guru selama

Wiwin Iriani, 2014

Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Pendekatan Openended

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran berlangsung. Menurut Ruseffendi(2010:133), pada hal-hal tertentu observasi lebih baik dari cara lapor diri (skala sikap) karena observasi melihat aktivitas dalam keadaan wajar.

Instrumen observasi yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi, yangharus diisi oleh pengamat atau observer. Observasi dilakukan sebanyak 4 kali dari 8 kali pertemuan. Cara ini menurut Ruseffendi (2010:125), disebut cara penjegalan. Hal ini dilakukan karena penulis tidak mau terlalu mengganggu aktivitas pengamat yang juga sebagai guru. Hasil observasi yang diperoleh, akan melengkapi data hasil angket dan wawancara siswa yang berkaitan dengan kemandirian belajar dan sikap siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan pendekatan open ended. Format mengenai lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 228.

4. Wawancara

Wawancara ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bila dengan cara angket atau observasi belum terungkap dengan jelas atau ada hal penting lain yang ingin diketahui (Ruseffendi, 2010: 123). Ada dua tujuan dari wawancara yang dilakukan pada penelitian ini. Pertama, untuk mengetahui sinkron tidaknya jawaban siswa dengan jawaban angket yang mereka diberikan. Kedua, untuk menggali lebih dalam pendapat siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan pendekatan open ended.Wawancara dilakukan hanya pada siswa kelas eksprimen. Daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang digunakan pada penelitian ini, dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 229.

Dokumen terkait