BAB III METODE PENELITIAN
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi, tes tertulis, dan quisioner.
47
1. Lembar Observasi
Tabel III.2
Lembar Observasi Aktivitas Tanya Jawab
No Nama Siswa Indikator Bertanya kepada teman tentang materi pelajaran Bertanya kepada guru tentang materi pelajaran Menjawab pertanyaan teman tentang materi pelajaran Menjawab pertanyaan guru tentang materi pelajaran Menanggapi jawaban siswa lain Jumlah/ frekuensi Persentase
Lembar observasi digunakan sebagai lembar penilaian aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan. Persentase aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus menurut Ali, 1992: 104, sebagai berikut:
x100% maksimum Skor perolehan Skor Persentase
Pada analisis data skala sikap, digunakan perhitungan kategori tingkatan: persentase tertinggi adalah (4/4 x 100%) = 100% dan terendah adalah (¼ x 100 %) = 25% sehingga rentangan skor persentasenya adalah 100% - 25% = 75%. Banyaknya kategori 3, jadi interval kelas persentasenya 75% : 3 = 25% (panjang kelas). Interval tersebut dapat dilihat pada kriteria Penilaian Deskriptif Persentase di bawah ini:
48
1) Persentase aktivitas 25% ≤ 50%: aktivitas siswa dalam pembelajaran “Rendah”. Artinya selama pembelajaran berlangsung siswa tidak pernah bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru atau dari kelompok lain.
2) Persentase aktivitas 50% ≤ 75%: aktivitas siswa dalam pembelajaran “Sedang”. Artinya selama pembelajaran berlangsung siswa hanya sesekali bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain.
3) Persentase aktivitas 75% ≤ 100% : aktivitas siswa dalam pembelajaran “Tinggi”. Artinya selama pembelajaran berlangsung siswa sering bertanya kepada guru dan mampu menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain. Selain aktivitas siswa, aktivitas guru juga diamati dengan instrumen berikut ini.
Tabel III.3
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Elemen yang dinilai Pratindakan Siklus I Siklus II
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1.
Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif dengan tipe snowball throwing
2.
Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit dan membantu siswa dalam pembelajaran snowball throwing 3.
Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas. 4.
Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
49
No Elemen yang dinilai Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
5. Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan diskusi kelompok. 6.
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
7.
Guru memberdayakan pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan berfikir.
8.
Guru mendorong siswa untuk mendiskripsikan masalah, mengkaji teori, konsep, prinsip, dan
mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan jawaban. 9.
Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan.
10.
Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui latihan soal dan tes formatif
11. Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam turnamen.
12.
Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik.
13.
Guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Persentase 2. Tes Tertulis
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Untuk menyusun soal tes formatif digunakan kisi- kisi soal sebagai berikut.
50
Tabel III.4
Kisi-kisi Soal Tes Formatif
Variabel Indikator Jumlah
Butir soal Nomor Butir Soal Hasil belajar siswa 1.Pengertian pasar 8 1,2,6,11,12,16,17,18 2.Fungsi pasar 8 3,4,5,7,14,21,22,25 3.Peran pasar dalam
kegiatan ekonomi
9 8,9,10,13,15,19,20, 23,24
Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tes (lampiran 6 halaman 104) diujicobakan terlebih dahulu, untuk mendapatkan perangkat tes yang valid, dan mempunyai taraf kesukaran, serta daya pembeda soal yang baik.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 59). Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari setiap variabel yang diteliti atau tidaknya soal yang akan digunakan dalam model pembelajaran snowball throwing.
Untuk mengukur validitas ini dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir soal dengan skor total. Skor butir soal dianggap sebagai X dan skor total dipandang sebagai Y. Sebuah item butir soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada butir soal memiliki kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas instrumen digunakan rumus korelasi.
51
Dalam penelitian ini pengukuran validitas diukur dengan menggunakan bentuk metode statistik. Data yang terkumpul diuji dengan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson (Arikunto, 2006: 72)
Keterangan:
X : skor item yang akan dihitung validitasnya Y : skor total dari tiap tes
N : banyaknya peserta tes.
Kriteria validitas butir soal: jika r hitung > r tabel (0,325), N= 28 orang dengan = 5% maka item dinyatakan valid dan jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak valid.
Tabel III.5
Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Uji Coba
Butir Soal r.hitung r tabel Kriteria
1 0,396 0,325 Valid 2 0,097 0,325 Tidak Valid 3 0,147 0,325 Tidak Valid 4 0,398 0,325 Valid 5 0,385 0,325 Valid 6 0,455 0,325 Valid 7 0,472 0,325 Valid 8 0,386 0,325 Valid 9 0,441 0,325 Valid 10 0,247 0,325 Tidak Valid 11 0,396 0,325 Valid 12 0,325 0,325 Valid 13 0,528 0,325 Valid 14 0,534 0,325 Valid 15 0,630 0,325 Valid
52
Butir Soal r.hitung r tabel Kriteria
16 0,487 0,325 Valid 17 0,600 0,325 Valid 18 0,337 0,325 Valid 19 0,196 0,325 Tidak Valid 20 0,460 0,325 Valid 21 -0,009 0,325 Tidak Valid 22 0,175 0,325 Tidak Valid 23 0,288 0,325 Tidak Valid 24 0,229 0,325 Tidak Valid 25 0,111 0,325 Tidak Valid
Hasil perhitungan validitas pada instrumen uji coba diperoleh 16 butir soal dengan kriteria valid dan 9 butir soal yang tidak valid. b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu alat ukur dalam mengukur apa yang diukur. Artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama (Sudjana, 2006: 120). Untuk mengetahui reliabilitas soal pokok bahasan “Pasar” peneliti menggunakan rumus Cronbach Alpha:
2 2 1 1 t b k k
r dimana vt = Variabel total
dengan N N X X t 2 2 2 r11 = reliabilitas instrumen k =banyaknya butir pertanyaan ∑ X2
53
(∑X)2
=kuadrat dari jumlah skor N =jumlah peserta tes
2
b = total varians butir 2
t = total varians
Untuk mengetahui instrumen reliabel atau tidak digunakan kriteria realibilitas sebagai berikut:
0 - 0,19 = Sangat Rendah 0,20 - 0,39 = Rendah
0,40 - 0,59 = Cukup 0,60 - 0,79 = Tinggi
0,80 - 1,00 = Sangat Tinggi
Berdasarkan kriteria Normally dalam Ghozali (2005), instrumen dikatakan reliabel, jika r11 > 0,60. Berdasarkan uji coba reliabilitas butir soal uji coba dengan = 5% diperoleh koefisien r11 > 0,60 yang berarti instrumen tersebut reliabel dengan kategori tinggi.
c. Daya pembeda soal
Daya beda dicari dengan mengambil skor 50% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 50% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB). Rumus yang digunakan untuk pilihan ganda menurut Arikunto, 2006: 213 sebagai berikut.
B A B B A A P P J B J B D
54
Dengan
D = daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan daya pembeda soal, digunakan klasifikasi menurut Arikunto (2006: 218), sebagai berikut:
0 - 0,20 (jelek) 0,21 - 0,40 (cukup) 0,41 - 0,70 (baik) 0,71 - 1,00 (baik sekali)
Dari hasil perhitungan daya beda soal pada tes uji coba didapat hasil sebagai berikut:
1) Soal yang tergolong baik adalah nomor: 6, 13, 14 dan 15.
2) Soal yang tergolong cukup adalah nomor: 7, 8, 16, 17, 18, 19, 20, 23, dan 25.
3) Soal yang tergolong jelek adalah nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 21, 22, dan 24.
55
d. Tingkat kesukaran soal
Rumus yang digunakan yaitu: JS B P Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran menurut Arikunto (2006: 208) sebagai berikut.
0,00 - 0,30 soal sukar 0,31 - 0,70 soal sedang 0,71 - 1,00 soal mudah
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran pada instrumen uji coba untuk butir soal dengan kriteria soal mudah adalah butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 16, 17, 21, 22, 24, 25, soal dengan kategori kriteria sedang adalah soal nomor 5, 6, 7, 12, 13, 14, 15, 18, 20, 21, 23 dan soal dengan kriteria sukar adalah soal nomor 19.
e. Hasil analisis uji coba tes
Setelah memperhatikan segenap aspek analisis item, baik validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda, dari 25 butir soal yang diujicobakan, soal yang digunakan tes formatif sejumlah 16 soal yaitu nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20.
56
3. Kuisioner
Tabel III.6
Kuisioner Sikap Siswa Terhadap Metode Snowboll Throwing
No Pernyataan Frekuensi Jml
SS S TS STS
1
Pembelajaran IPS Ekonomi dengan metode snowboll throwing ini menyenangkan
4 3 2 1
2
Pembelajaran IPS Ekonomi dengan metode snowboll throwing ini mudah dipahami
4 3 2 1
3
Ingin mendalami pembelajaran IPS Ekonomi lebih giat setelah
penerapan metode snowboll throwing
ini
4 3 2 1
4
Pembelajaran IPS Ekonomi menggunakan model snowboll throwing perlu dilanjutkan
4 3 2 1
Jumlah Persentase