• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.74 Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen untuk mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Uraian dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian adalah sebagai berikut:

Tes

Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes objektif, berbentuk essay sebanyak 10 butir soal. Tes dibuat menggunakan

73

Suharsimi Arikunto,Op. Cit, h. 274 74

Framework Taksonomi Bloom Revisi pada ranah memahami (C1) sampai ranah menganalisis (C4), ranah ini dipilih setelah menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam tuntutan kurikulum mata pelajaran biologi di SMA.

Tes diberikan diakhir pembelajaran (postest). Tes diberikan untuk mengetahui penguasaan materi biologi siswa pada materi virus. Sebelum soal tes diberikan kepada siswa soal harus memadai dari segi validitasi, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur yang hendak diukur.75 Mengukur valid atau kesahihan butir soal, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment sehingga akan terlihat banyak koefesien korelasi anatara setiap skor. Rumus korelasi product moment yaitu:

� = XY−( X)( Y)

N X2 −( X2) N Y2−( Y2)

keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

N : Number of cases

XY : Jumlah perkalian X dan Y

X2 : Kuadrat dari X

Y2 : Kuadrat dari Y.76

75

Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h.211 76

Tabel 3.3

Koefisian dan Interprestasi

Koefisien Validitas Interpretasi 0,800 ≤ R ≤ 1,000 Validitas sangat tinggi 0,600 ≤ R ≤ 0,799 Validitas tinggi 0,400 ≤ R ≤ 0,599 Validitas cukup 0,200 ≤ R ≤ 0,399 Validitas rendah

R< 0,199 Viliditas sangat rendah

Sumber: Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 89

Berdasarkan hasil analisis, skor korelasi validitas dapat interprestasikan dengan nilai signifikansi korelasi menggunakan program ANATES, maka dihasilkan signifikansi soal tes pada penguasaan materi virus seperti pada Tabel dibawah ini :

Tabel 3.4

Hasil Analisis Validitas Soal

No. Butir Soal

rhitung rtabel Kriteria

1 0,947 0,339 Valid 2 0,914 0,339 Valid 3 0,213 0,339 Tidak valid 4 0,895 0,339 Valid 5 0,903 0,339 Valid 6 0.944 0,339 Valid 7 0,246 0,339 Tidak valid 8 -0,096 0,339 Tidak valid 9 0,603 0,339 Valid 10 0,193 0,339 Tidak valid 11 -0,565 0,339 Tidak valid 12 0,935 0,339 Valid 13 0,922 0,339 Valid 14 0,870 0,339 Valid 15 0,921 0,339 Valid 16 0,059 0,339 Tidak valid 17 0,334 0,339 Tidak valid 18 0,922 0,339 Valid 19 0,353 0,339 Valid

20 0,335 0,339 Tidak valid

Dari hasil perhitungan uji instrument tes penguasaan materi biologi dengan 20 butir soal uraian dengan nilai α = 0,05 dan rtabel = 0,339 didapat 12 soal yang valid dan 8 soal tidak valid yaitu nomor soal 3, 7, 8,10,11,16, 17 dan 20 maka butir soal dengan nomor tersebut tidak dipakai. Butir soal yang valid yaitu pada nomor soal 1, 2, 4, 5, 6, 9, 12, 13, 14, 15, 18 dan 19 terdapat 12 butir soal yang valid. Peneliti menggunakan 10 butir soal dari 12 soal yang valid. Ada 2 soal yang tidak dipakai yaitu nomor 1 karena jawaban terlalu singkat dan nomor 9 karena indikator sudah terwakili.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.77 Setelah dilakukan uji validitas, butir soal yang valid diuji reliabilitasnya. Rumus alpa digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, rumus ini digunakan untuk angket dan soal bentuk uraian. Reliabilitas tes essay dapat diketahui dengan meggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :

r

11 = k

k−1

1−

σb2

σt2 keterangan:

R11 : reliabilitas instrumen

K : banyaknya butir soal pertanyaan atau banyaknya soal

77

σb2 : jumlah varians butir σt2 : varians total.78

Suatu instrumen dikatakan reliabel, apabila :

1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,7 berarti tes hasil belajar yang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliabel).

2) Apabila r11 lebih kecil dari pada 0,7 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi ( un-reliabel).79

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program ANATES, maka nilai reliabilitas soal tes uji coba pada materi virus dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

Hasil Analisis Reliabilitas Soal

Soal Tes Nilai Reliabilitas Kriteria

Virus 0,96 Tinggi

Setelah melakukan uji validitas, item-item yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Perhitungan indeks reliabilitas tes dilakukan terhadap butir tes yang valid yang terdiri dari 20 butir yang akan digunakan untuk mengambil data. Menurut Anas Sudijono, suatu tes dikatakan baik jika memiliki reliabilitas lebih dari 0,70. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 3.1)

78

Ibid, h.122 79

menunjukan bahwa tes tersebut memiliki indeks reliabilitas sebesar 0,96 sehingga butir-butir soal tersebut dapat menghasilkan data relatif sama walaupun digunakan pada waktu yang berbeda, dengan demikian tes tersebut memiliki kriteria tes yang layak digunakan untuk mengambil data.

c. Uji Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty indeks).

Untuk menguji taraf kesukaran digunakan rumus berikut:

P

=

� �

Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Jumlah peserta didik yang menjawab soal tes dengan benar JS : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes.80

Menurut ketentuan yang sering diikuti, interprestasi tingkat kesukaran butir tes seperti tabel berikut:

Tabel 3.6

Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes Besar P Interprestasi

80

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2012), h. 223

Kurang dari 0,30 0,30 - 0,70 Lebih dari 0,70 Sukar Sedang Mudah

Sumber: Anas sudijono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.372 Anas Sudijono menyatakan butir soal dikategorikan baik jika derajat kesukaran butir cukup (sedang). Maka dari itu, untuk keperluan pengambilan data dalam penelitian ini, digunakan butir-butir soal dengan kriteria cukup (sedang), yaitu dengan membuang butir-butir soal dengan kategori terlalu mudah dan terlalu sukar.81

Hasil analisis dengan menggunakan program ANATES memiliki tingkat kesukaran yang diinterprestasikan pada Tabel 3.7 sesuai criteria Tabel 3.6, yaitu:

Tabel 3.7

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal

No. Butir Soal Tingkat Kesukaran (%) Keterangan

1 55,56 Sedang 2 53,70 Sedang 3 50,00 Sedang 4 51,85 Sedang 5 53,70 Sedang 6 55,56 Sedang 7 24,07 Sukar 8 81,48 Mudah 9 66,67 Sedang 10 75,93 Mudah 11 70,37 Sangat mudah 12 57,41 Sedang 13 57,41 Sedang 14 59,26 Sedang 15 55,56 Sedang 16 53,70 Sedang 17 42,59 Sedang 18 55,56 Sedang 19 57,41 Sedang 20 53,70 Sedang 81

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal, di peroleh 1 soal dengan kriteria sukar, 16 soal dengan kriteria sedang, 2 soal dengan kriteria mudah dan 1 soal sangat mudah.

d. Uji Daya Beda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah.82 Daya pembeda instrumen adalah tingkat kemampuan instrumen untuk membedakan antara peserta didik yakni peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Uji daya pembeda tes dapat diukur dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini:

B A P P D  Keterangan:

D : Indeks daya pembeda

BA : Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas BB : Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah JA : Jumlah peserta tes kelompok atas

JB : Jumlah peserta tes kelompok bawah

JA BA

pA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

B

J BB

pB  : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar83

Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

82

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta cet.6, 2010), h.183 83

Tabel 3.8

Klasifikasi Daya Pembeda

Kreteria Besar P Interprestasi

Daya pembeda

P< 0,20 Jelek

0,20 ≤ DP≤ 0,40 Cukup

0,40≤ DP≤ 0,70 Baik

0,70≤ DP≤ 1,00 Sangat baik Sumber: Anas sudijono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.389

Hasil analisis uji coba tes pada materi virus dengan menggunakan program ANATES, memiliki skor daya pembeda pada Tabel berikut:

Tabel 3.9

Daya Pembeda Butir Soal Tes Penguasaan Materi biologi

No. Butir Soal Daya Pembeda Keterangan

1 81.48 Sangat baik 2 77.78 Sangat baik 3 18.52 Jelek 4 74.07 Sangat baik 5 77.78 Sangat baik 6 88.89 Sangat baik 7 11.11 Jelek 8 -7.41 Jelek 9 51.85 Baik 10 33.33 Baik 11 -51.85 Jelek 12 77.78 Sangat baik 13 77.78 Sangat baik 14 74.07 Sangat baik 15 74.07 Sangat baik 16 -3.70 Jelek 17 25.93 Cukup 18 81.48 Sangat baik 19 33.33 Cukup

20 18.52 Jelek

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda butir soal, diperoleh 10 butir soal dengan kriteria sangat baik, 2 soal dengan kriteria baik, 2 butir soal dengan kriteria cukup dan 6 butir soal dengan kriteria jelek. Perhitungan daya beda dapat dilihat pada (lampiran 3.2).

H.Teknik Analisis Data

Dokumen terkait