• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI BIOLOGI SISWA KELAS X

SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi

Oleh DENI SUSANA NPM: 1211060014

Jurusan : Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI BIOLOGI SISWA KELAS X

SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi

Oleh DENI SUSANA NPM: 1211060014

Jurusan : Pendidikan Biologi

Pembimbing I : Dr. Mohammad Muhassin, SS., M.Hum Pembimbing II : Akbar Handoko, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

(3)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI BIOLOGI SISWA KELAS X

SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh Deni Susana

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap penguasaan materi biologi siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah quasi eksperiment dimana desain penelitian yang digunakan adalah Postest only control design.

Dalam penelitian sampel yang digunakan kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.3 sebagai kelas kontrol sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak kelas. Instrumen penelitian berupa tes serta teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan dokumentasi.

Berdasarkan analisis data, yang dilakukan dengan menggunakan Uji-t menunjukkan bahwa thitung = 6,913 dan ttabel = 1,996, Karena thitung > ttabel maka H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar leaflet

memberikan pengaruh dalam peningkatan penguasaan materi biologi siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung. Bahan ajar leaflet dalam pembelajaran biologi belum pernah digunakan SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

(4)
(5)
(6)

MOTTO

































"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Q.S Az-Zumar : 9).1

1

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Dewan dan Ibunda Nely Yana yang tiada henti-hentinya mendoakan, menyayangiku dan selalu menyemangatiku untuk tidak putus asa dalam meraih cita-cita serta harapanku, hingga menghantarkan penulis menyelesaikan pendidikan di IAIN Raden Intan Lampung.

2. Adik-adikku tersayang, Nela Rintana dan Devi Yustina yang selalu memberikan motivasi dan dukungan agar selalu bersemangat dalam segala hal.

3. Teman dekatku, M. Satriya Wijaya S.E yang tak pernah lelah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini..

(8)

RIWAYAT HIDUP

Deni Susana dilahirkan di Bandar Lampung, 12 Juli 1994, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Abah Dewan dan Bunda Nely yana. Pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai dari SD Negeri 1 Penengahan diselesaikan pada tahun 2006, selanjutnya di MTs Negeri 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2009, setelah itu melanjutkan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2012 kemudian penulis melanjutkan pendidikan di IAIN Raden Intan Lampung di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Biologi.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan rasa syukur yang dalam, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap penguasaan materi biologi siswa SMA Negeri 16 Bandar Lampung”, disusun untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi dalam Ilmu Tarbiyah pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafaatnya di akhirat kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam peyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak, oleh karena dengan rasa hormat yang paling dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd., selaku dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung.berserta jajarannya.

2. Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd., selaku ketua Prodi Pendidikan Biologi. 3. Dr. Mohammad Muhassin, SS., M.Hum., selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(10)

5. Saidy M.Ag., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan dorongan motivasi selama perkuliahan.

6. Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

7. Dra. Hj. Emi Astuti selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 16 Bandar Lampung, dan Yoharnes, S.Si. selaku guru Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 16 Bandar Lampung, serta staff dan karyawan yang telah memberikan bantuan dan kemudahan bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.

8. Teman-temanku seperjuangan Berti Anina Sulistina, Dian Sari, Yuniyati Rosdiana Siregar, Erma Indriyana, Sinta Damayanti, Dewi Maharani dan Desi Ria Kumala serta teman-teman angkatan 2012 khususnya kelas biologi-B yang telah memotivasi dan memberikan semangat selama perjalanan penulis menjadi mahasiswa IAIN Lampung.

9. Teman-temanku Ayu Wentri Anggraini, Herawati, Noviatul Zahra dan Yunita yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, namun telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

(11)

datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan atas bantuan dari semua pihak penulis ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, April 2017 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Bahan Ajar 1. Pengertian bahan Ajar ... 10

2. Tujuan Bahan Ajar ... 12

(13)

4. Jenis Bahan Ajar ... 13

5. Penyusunan Bahan Ajar ... 14

B. Leaflet 1. Pengertian Leaflet ... 14

2. Struktur Leaflet ... 15

3. Isi Pesan Leaflet ... 16

4. Teknik Penyajian Leaflet ... 17

5. Kelebihan Dan Kekurangan Leaflet ... 18

C. Penguasaan Materi 1. Pengertian Penguasaan Materi ... 19

2. Pengukuran Penguasaan Materi ... 20

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)... 22

E.Kajian Materi Virus 1. Sejarah Penemuan Virus ... 25

2. Pengertian Virus ... 27

3. Ciri-Ciri Virus ... 28

4. Struktur Virus ... 29

5. Klasifikasi Virus ... 30

6. Perkembangbiakkan Virus ... 33

7. Peranan Virus Bagi Kehidupan ... 37

8. Cara Pencegahan Virus ... 39

F. Penelitian Relevan ... 40

G. Kerangka Berfikir ... 42

H. Hipotesis Penelitian ... 44

(14)

B. Metode dan Desain Penelitian ... 45

C. Variabel Penelitian ... 46

D. Prosedur Penelitian... 47

E. Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Sampel ... 49

F. Teknik Pengumpulan Data ... 51

G. Instrumen Penelitian ... 52

H. Tenik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...65

B. Pembahasan ...69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...83

B. Saran ...83

DAFTAR PUSTAKA ...85

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X Semester Ganjil

SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015... 4

Tabel 2.1 Kurikulum Materi Pembelajaran virus ... 25

Tabel 3.1 PosttestOnly Control Design ... 46

Tabel 3.2 Distribusi Kelas ... 50

Tabel 3.3 Koefisien dan Interprestasi validitas ... 54

Tabel 3.4 Hasil Analisis Validitas Soal... 54

Tabel 3.5 Hasil Analisis Reliabilitas Soal ... 56

Tabel 3.6 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes ... 58

Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ... 58

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ... 60

Tabel 3.9 Daya Pembeda Butir Soal Tes Penguasaan Materi biologi... 60

Tabel 4.1 Hasil Posttest Siswa pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 65

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data Posttest Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 66

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Tubuh Virus ... 29

Gambar 2.2 Siklus litik ... 33

Gambar 2.3 Siklus Lisogenik ... 34

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir ... 43

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran

1.1 Nama-nama Sampel Penelitian ... 89

1.2 Silabus Pembelajaran ... 90

1.3 RPP Kelas Eksperimen ... 103

1.4 RPP Kelas Kontrol ... 118

Lampiran 2 Instrumen Penelitian 2.1Bahan Ajar Leaflet ... 133

2.2 Kisi-kisi Soal Tes ... 137

2.3 Soal Tes Penguasaan Materi Biologi ... 145

2.4 Pedoman Penilaian Soal Posttest ... 151

2.5 Lembar Diskusi Siswa... 154

Lampiran 3 Hasil Olah Data Penelitian 3.1 Analisis Uji Coba soal ... 158

3.2 Penskoran Nilai Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen………. 159

3.3 Nilai Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 161

3.4 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ... 162

3.5 Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol ... 163

3.6 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 164

3.7 Uji t Independent ... 166

Lampiran 4 Dokumentasi 4.1 Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen ... 173

(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat dijadikan sebagai indikator kemajuan suatu bangsa dan negara dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM sangat penting dalam menghadapi era persaingan global. Salah satu negara yang sedang memperbaiki mutu pendidikan adalah Indonesia.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan Negara.2

Pentingnya pendidikan juga dijelaskan dalam wahyu pertama-Nya surat Al-Alaq ayat 1 sampai dengan 5. Allah SWT juga memberikan prinsip dasar tentang ilmu pengetahuan.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-qur‟an surat Al-alaq 1-5 sebagai berikut:

2

(19)

                                 

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.3

Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk menghadapi era persaingan global namun pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidik atau pengajar, kurangnya sarana dan prasarana belajar, kurang relevannya kurikulum dan rendahnya daya serap siswa dalam memahami materi pembelajaran. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dengan pembaharuan kurikulum dan meningkatkan kualitas pendidik.

Pembaharuan kurikulum pendidikan merupakan salah satu usaha yang dilakukan pemerintah dalam memajukan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia yang diharapkan menghasilkan efek pada pendidikan di Indonesia yang lebih baik. Pembaharuan kurikulum dibutuhkan apabila kurikulum yang berlaku sudah tidak efektif dan tidak relavan dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

3

(20)

Pemerintah meningkatkan kualitas pendidik dengan cara memberikan diklat dan pelatihan guru untuk menambah wawasan atau pengetahuan guru yang akan diterapkan ke siswa dan melalui program sertifikasi guru yang terdapat uji kelayakan yang harus dijalani oleh guru dengan adanya sertifikasi guru bersemangat untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ilmu dan professional dalam dunia pendidikan. Guru sangat berperan penting dalam memajukan pendidikan didasarkan suatu anggapan bahwa, di tangan gurulah mutu pendidikan kita bergantung. Guru dipandang sebagai faktor kunci karena guru yang berinteraksi secara langsung dengan siswanya dalam proses belajar mengajar di sekolah.4

Interaksi antara guru dan siswa yang optimal dapat meningkatkan penguasaan materi siswa. Dalam upaya meningkatkan penguasaan materi siswa diperlukan peran guru yang kreatif yang dapat mengemas pembelajaran biologi dalam bentuk bahan ajar yang disampaikan ke siswa menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa. Oleh karena itu, ide-ide kreatif guru sangat diperlukan dalam pembuatan bahan ajar untuk pencapaian tujuan pembelajaran tetapi pada kenyataannya bahan ajar masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari bahan ajar yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Alasan tersebut bisa teratasi jika setiap pendidik mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam membuat bahan ajar sehingga membuat siswa tidak merasa bosan saat pembelajaran.

4

(21)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMA N 16 Bandar Lampung, guru mata pelajaran biologi mengemukakan bahwa pada mata pelajaran biologi semester ganjil dari tahun ke tahun materi yang sulit dipahami oleh siswa adalah materi virus. Materi virus di anggap sulit karena terdapat nama-nama ilmiah virus serta siswa sulit membedakan antara siklus litik dan lisogenik. Sulitnya siswa dalam memahami materi virus tentunya berdampak pada rendahnya nilai siswa. Rendahnya hasil belajar siswa kelas X semester ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini:

Tabel 1.1

Ulangan Harian Virus Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015

No Nilai Kelas Jumlah Jumlah.

X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 1 95-100 1

83 Siswa yang lulus 30,3%

2 85-94 7 4 1 2 2

3 75-84 13 13 2 1 12 6 8 11

4 < 75 14 17 30 33 21 30 24 22 191 Siswa yang tidak lulus 69,7%

Jumlah 35 34 32 34 34 36 34 35 274 100%

Sumber Data : Buku Leger Nilai Mata Pelajaran Biologi Materi Virus SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/20155

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 1.1, diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Dari 274 siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya 30,3% sekitar 83 siswa sedangkan 69,7 % (191 siswa) tidak mencapai nilai KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran biologi di SMA Negeri 16 Bandar

5

(22)

Lampung adalah 75 sehingga siswa dapat dinyatakan tuntas dalam pembelajaran biologi jika nilai diperoleh ≥ 75. Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa presentase ketuntasan siswa belum sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, pada pembelajaran guru hanya menggunakan buku teks karena guru terkendala dalam menyediakan dan mengembangkan bahan ajar.6 Buku teks cenderung kurang menarik karena bahasanya yang kurang komunikatif, sehingga siswa merasa bosan saat membaca dan cenderung kurang memahami materi yang dibaca. Daryanto berpendapat bahwa rendahnya minat baca siswa karena buku teks pelajaran memiliki jumlah halaman yang tebal dan gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif.7

Penggunaan bahan ajar yang relevan diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Oleh karena itu, sebagai pendidik perlu mengembangkan dan memvariasikan bahan ajar yang menarik dengan harapan dapat meningkatkan minat baca siswa yang terlihat dari kemauan siswa untuk membaca sumber-sumber belajar.

Bahan ajar yang bervariasi merupakan kreatifitas pendidik untuk membantu siswa memahami dan menyerap materi pembelajaran. Bahan ajar sangat berperan penting di dalam proses pembelajaran karena bahan ajar berisi materi pelajaran yang akan disampaikan ke siswa.

6

Hesti, Guru Mata Pelajaran Biologi kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung, Wawancara, 25 februari 2016.

7

(23)

Guru dituntut untuk lebih kreatif, inovatif dan profesional dalam mengajar agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Guru perlu memilih metode, model, media pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai agar pengajaran guru lebih menarik dan materi mudah diterima oleh siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba memberikan alternatif bahan ajar dengan menggunakan leaflet. Leaflet sebagai bahan ajar cetak yang berisikan rangkuman materi pelajaran. Materi pelajaran tersebut diambil dari beberapa sumber belajar baik buku maupun jurnal yang dijadikan satu dalam bentuk leaflet. Leaflet

terlihat menarik apabila didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan gambar-gambar serta menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet juga memiliki manfaat untuk dijadikan referensi dan bahan diskusi pada proses pembelajaran.8

Leaflet sebagai bahan ajar diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Leaflet disusun dari berbagai sumber belajar, dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti siswa, serta disisipkan ilustrasi yang mendukung materi pelajaran, sehingga mampu menarik minat baca siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan siswa akan termotivasi untuk belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi karena siswa telah mempunyai gambaran yang

8

(24)

jelas mengenai penjelasan guru, sehingga materi yang akan disampaikan diharapkan dapat dikuasai dengan baik. 9

Dari latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Penguasaan Materi Biologi

Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung“

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian adalah:

1. Rendahnya penguasaan materi siswa pada materi virus.

2. Materi virus termasuk konsep biologi yang sulit dipahami dan memiliki sifat materi yang abstrak.

3. Penggunaan bahan ajar Leaflet pada pembelajaran biologi dalam proses belajar mengajar belum pernah dilakukan di SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

4. Adanya keterbatasan sekolah dan guru dalam menyediakan dan mengembangkan bahan ajar.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan penelitian dibatasi pada:

1. Penguasaan materi biologi siswa yang diukur hanya kognitif siswa kelas X semester ganjil di SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

9

(25)

2. Penelitian diterapkan pada materi virus semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.

3. Penelitian menggunakan bahan ajar leaflet terhadap penguasaan materi biologi siswa kelas X SMA Negeri 16 bandar lampung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut: Adakah pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap penguasaan materi biologi siswa kelas X pada materi pokok Virus di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap penguasaan materi siswa kelas X pada materi pokok Virus di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017. 2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat : a. Bagi Siswa

(26)

b. Bagi Guru

Memberikan alternatif dalam penggunaan bahan ajar pada mata pelajaran biologi.

c. Bagi Sekolah

Sebagai informasi dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar yang akan berpengaruh pada mutu pendidikan sekolah.

F.Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari perbedaan masalah yang dimaksud dan memperhatikan judul dalam penelitian, maka ruang lingkup dari penelitian adalah:

1. Objek Penelitian

Penguasaan materi biologi siswa dalam penggunaan bahan ajar leaflet pada mata pelajaran Biologi khususnya materi Virus

2. Subjek Penelitian

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bagian yang penting dalam proses belajar-mengajar, yang menempati kedudukan yang menentukan keberhasilan belajar-mengajar yang berkaitan dengan ketercapaian tujuan pengajaran. Bahan ajar bukan semata-mata semua uraian yang tertera dalam buku sumber atau sumber cetak lainnya, melainkan memiliki klasifikasi tertentu. Berdasarkan klasifikasi itulah guru memilih bahan yang mana akan disajikan dalam perencanaan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Sebagai kerangka acuan , bahan ajar umumnya diklasifikasikan dalam tiga bidang , yakni pengetahuan (kognitif) , keterampilan (psikomotorik) dan afektif (sikap).10

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar disebut juga

teaching-material.11

10

Oemar hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Bumi aksara, 2002), h. 139

11

(28)

Bahan Ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. Pengelompokkan bahan ajar menurut Faculte de Psychologie et des sciences de l‟Education Universite de Geneve dalam website nya adalah media tulis, audio

visual, elektronik dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagai

medienverbund ( bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau mediamix.12 Bahan pelajaran merupakan bahan yang harus dikuasai oleh siswa untuk dapat mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan. Oleh sebab itu, bahan pelajaran dibuat dapat menarik perhatian siswa untuk membacanya. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (dalam Djamarah dan Zain) bahwa minat siswa akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Maslow berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya.13

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah bahan yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran yang harus dikuasi oleh siswa untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

Bahan ajar paling tidak mencakup antara lain: 1) Petunjuk belajar (petunjuk siswa/ guru)

12

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 174

13

(29)

2) Kompetensi yang akan dicapai 3) Konten atau isi materi pembelajaran 4) Informasi pendukung

5) Latihan-latihan

6) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK) dan evaluasi.14 2. Tujuan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan tujuan:

a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yaitu bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik. b. Membantu peserta didik dalm memperoleh alternatif bahan ajar di

samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh. c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.15 3. Manfaat Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki banyak manfaat dalam pembelajaran yaitu: a. Manfaat bagi guru:

a) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

b) Tidak lagi bergantung kepada buku teks yang yang terkadang sulit untuk diperoleh.

14

Abdul Majid,Loc.Cit. 15

(30)

c) Menambah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.

d) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

e) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.16

b. Manfaat bagi peserta didik :

a) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

b) Kesempatan belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

c) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus di kuasainya.17

4. Jenis bahan ajar

Bahan ajar di kelompokkan menjadi empat yaitu: a.Bahan ajar interaktif seperti compact disk interaktif.

b.Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam dan compact disk audio.

16

Ibid, h. 172 17

(31)

c.Bahan ajar pandang dengar ( audio visual) seperti video compact disk dan film.

d.Bahan ajar cetak. Seperti, handout, buku, modul, lembar kerja siswa, foto/gambar, model/maket, wallchart, brosur dan leaflet.18

5. Penyusunan Bahan Ajar

Dalam menyusun bahan ajar yang perlu diperhatikan adalah judul atau materi yang disajikan harus berdasarkan dari KD atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik. Menurut Steffen-Peter Ballstaedt dalam Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, penyusunan bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1) Susunan tampilan, menyangkut urutan yang mudah, judul yang singkat, rangkuman dan tugas pembaca.

2) Bahasa yang mudah, menyangkut mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, dan kalimat yang tidak terlalu panjang.

3) Menguji pemahaman, menyangkut menilai melalui orangnya dan check list

untuk pemahaman.

4) Stimulan, enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, dan menguji stimulan.

5) Kemudahan dibaca, menyangkut keramahan terhadap mata (huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur, serta mudah dibaca.

6) Materi instruksional, menyangkut pemilihan teks, bahan kajian, dan lembar kerja (work sheet).19

B. Leaflet

1. Pengertian Leaflet

18

Abdul Majid, Op.Cit. h. 175 19

(32)

Leaflet merupakan salah satu contoh bahan ajar cetak. Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.20

Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi berupa kalimat maupun gambar atau kombinasi.21 Leaflet merupakan media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan tulisan (biasanya lebih banyak tulisan) pada kedua sisi kertas serta dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa . Biasanya ukuran A4 dilipat tiga.22

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa leaflet merupakan salah satu bahan ajar cetak yang terdapat informasi atau pesan-pesan yang akan disampaikan pada pembaca berupa lembaran yang dilipat dengan ukuran A4 dilipat tiga.

2. Struktur Leaflet

Menyusun sebuah Leaflet sebagai bahan ajar, leaflet paling tidak memuat antara lain:

20

Abdul Majid, Op.Cit. h. 177 21

Soekidjo Notoatmodjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 56

22

(33)

a. Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

b. Kompetensi dasar/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari Kurikulum 2004.

c. Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik, memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata perkalimat dan dalam satu paragraf 3– 7 kalimat.

d. Tugas-tugas dapat berupa tugas membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar dan membuat resumenya. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok dan ditulis dalam kertas lain.

e. Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku dan jurnal hasil penelitian.

3. Isi Pesan Pada Leaflet

Isi pesan atau informasi pada leaflet harus dapat dipahami dengan baik oleh yang membacanya. Menurut Jalaludin Rakhmat ada beberapa sistem penyusunan pesan yaitu :

a. Attention (perhatian), artinya pesan yang disampaikan harus menarik perhatian pembaca.

(34)

c. Satisfaction (pemuasan), artinya pesan yang disampaikan harus dapat mendorong pembaca dengan kelengkapan, kejelasan dan sebagainya.

d. Visualization (visualisasi), artinya pesan yang disampaikan harus dapat memberikan gambaran dalam pikiran pembaca.

e. Action (tindakan), artinya pesan yang disampaikan harus dapat mendorong pembaca untuk bertindak.23 contohnya apabila setelah belajar Biologi dengan menggunakan leaflet, siswa menjadi lebih giat mempelajari kembali materi biologi (mengulang) dan nilai siswa meningkat.

4. Teknik Penyajian Leaflet

Leaflet harus bersifat komunikatif, yaitu menarik perhatian, menarik minat, dan menimbulkan kesan. Komunikatif tidaknya sebuah leaflet ditentukan oleh berbagai faktor, seperti yang dijelaskan oleh Effendy sebagai berikut:

a. Faktor bentuk

leaflet memiliki bentuk seperti persegi panjang yang berarti normal, tepat dan fungsional.

b. Faktor warna

Warna leaflet merupakan faktor penting karena menjadi pemikat perhatian khalayak.

c. Faktor ilustrasi

Sesuatu yang indah, cantik dan lucu adalah hal-hal yang dapat menarik memikat perhatian khalayak. Jadi agar leaflet memiliki daya tarik , dalam membuat leaflet dapat memilih salah satu unsur-unsur tersebut. Gambar dapat bercerita banyak. Peribahasa Cina mengatakan: sebuah gambar sama dengan seribu kata, karena itu pula agar komunikatif leaflet sebaiknya diberi ilustrasi.

23

(35)

d. Faktor bahasa

Kalimat yang singkat tetapi komunikatif itu merupakan pesan yang menimbulkan kesan pada publik. Jadi untuk leaflet kalimatnya harus singkat, tepat dan ampuh.

e. Faktor huruf

Leaflet harus mampu memikat perhatian khalayak yang dapat dibaca dalam sekilas pandang. Huruf-huruf yang berderet mengungkapkan makna kata-kata yang merupakan suatu pesan yang disampaikan kepada pembaca.24

5. Kelebihan Dan Kekurangan Leaflet Kelebihan bahan ajar leaflet adalah :

a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun, pada akhirnya siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu.

b. Di samping dapat mengulangi materi dalam bahan ajar berbentuk cetakan khususnya leaflet, siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.

24

(36)

c. Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak yang dikemas sedemikian rupa dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan.

d. Leaflet tahan lama, mencakup orang banyak, biaya tidak tinggi, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, mempermudah pemahaman dan meningkatkan gairah belajar.25

Kelemahan bahan ajar cetak termasuk leaflet adalah: leaflet mudah hilang dan rusak, tidak dapat menampilkan gerak dalam bahan ajar leaflet, biaya percetakan mahal apabila ingin menampilkan (ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna), proses percetakan bahan ajar sering kali memakan waktu lama, dan apabila cetakan kurang menarik orang enggan menyimpannya.26

C. Penguasaan Materi

1. Pengertian Penguasaan Materi

Pada proses pembelajaran diharapkan bagi siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yaitu berupa menguasai materi pelajaran. Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan materi bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah

25

Raras Kawuriansari, Jurnal Ilmiah Kebidanan Studi Efektivitas Leaflet Terhadap Skor Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea Di Smp Kristen 01 Purwokerto Kabupaten Banyumas, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember, 2010), h. 111

(37)

dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis.27

Materi pembelajaran adalah bahan ajar utama minimal yang harus dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Dengan materi pembelajaran memungkinkan siswa dapat mempelajari suati kompetensi dasar secara runut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.28

Penguasaan materi merupakan hasil belajar kognitif siswa. Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.29

2. Pengukuran Penguasaan Materi

Penguasaan materi dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Evaluasi merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan formal. Adapun fungsi evaluasi sebagai berikut:

a) Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.

27

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta PT. Bina Aksara, 2008 ), h. 115

28

Awaludin, 2008. Materi Ajar.diakses dari http://andhyasastera.blogspot.com pada 02 Mei 2016 , 10.34 WIB.

29

(38)

b) Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.

c) Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.

d) Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukanl masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan serta pengembangan karier. e) Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam

menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai.

f) Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah.30

Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut.31 Seorang siswa dikatakan telah menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru jika dia mampu menyelesaikan soal-soal tes yang diberikan dan mencapai target penguasaan materi yang telah ditentukan.

Menurut taksonomi bloom yang telah mengalami revisi pembagian ranah kognitif sebagai berikut :

30

Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2009), h. 243 31

(39)

a) C1(mengingat): mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari ingatan jangka panjang.

b) C2 (memahami): membangun pengertian atau makna dari pesan berupa perintah atau instruksi, termasuk secara lisan, tertulis dan hubungan dengan kejadian yang sebenarnya atau dalam bentuk gambar.

c) C3 (Mengaplikasikan): menerapkan atau menggunakan suatu tata cara yang telah diberikan pada keadaan.

d) C4 (Menganalisis) : memutuskan suatu material ke dalam unsur-unsur pokok dan menentukan bagaimana hubungan atau kaitan dari satu unsur tersebut dengan unsur yang lain dan kedalam tujuan atau struktur umum dari suatu materi.

e) C5 (Evaluasi) : Membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria atau standar.

f) C6 (Membuat): mengambil semua unsur pokok untuk membuat sesuatu yang memiliki fungsi atau mengorganisasikan kembali element yang ada ke dalam struktur atau pola yang baru.32

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD), untuk memudahkan peneliti

32

(40)

dalam proses pembelajaran baik menggunakan bahan ajar leaflet maupun buku teks.

Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman- temannya, model ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan model pembelajaran STAD mengacu pada kelompok belajar siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam satu kelas dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4 – 5 orang. Setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.33

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu : 1. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa.

2. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.

3. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar.

4. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. 5. Guru memberikan tes kepada siswa secara individual.

33

(41)

6. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.34

Setiap penggunaan model dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan diantaranya sebagai berikut:

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3. Siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.35

Selain keunggulan tersebut, pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan- kekurangan yaitu:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

34

Zainurie. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. http://zainurie.files.wordpress.com/ (online). Diakses pada 27 April 2017 pukul 09.00 WIB.

35

(42)

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

E. Kajian Materi yang diteliti

[image:42.612.77.561.404.531.2]

Kajian materi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah pada materi pembelajaran Virus. Pada kurikulum biologi tahun 2006 (KTSP) materi virus sebagai berikut:

Tabel 2.1

Kurikulum Materi Pembelajaran virus

STANDAR KOMPETENSI : Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup

Kompentensi Dasar Indikator Materi Pelajaran

2.1 Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi dan peran virus dalam kehidupan

1. Mengetahui sejarah penemuan virus

2. Menentukan ciri-ciri virus 3. Menjelaskan klasifikasi virus

4. Membedakan perkembangbiakkan

virus

5. Menganalisis peran virus dalam kehidupan dan cara pencegahan virus

1. Sejarah penemuan virus 2. Ciri-ciri virus

3. Klasifikasi virus

4. Perkembangbiakkan virus 5. Peran virus dalam kehidupan

cara pencegahan virus

1. Sejarah Penemuan virus

(43)

daun tembakau yang berpenyakit ke tanaman yang sehat. Mayer berkesimpulan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang sangat kecil hingga tidak bisa dilihat menggunakan mikroskop.36

Tahun 1892 ilmuwan Rusia bernama Dmitri Ivanowski yang menyaring getah dari daun tembakau yang terinfeksi melalui filter yang dirancang untuk menahan bakteri. Setelah filtrasi, getah tetap saja menyebabkan penyakit mosaic. Namun Ivanowski mempertahankan hipotesis bahwa bakteri menyebabkan penyakit mosaic tembakau. Ia berpendapat bahwa bakteri itu cukup kecil sehingga melewati filter atau menghasilkan toksin sehingga bisa melakukan hal tersebut.

Tahun 1898 ilmuwan bernama Martinus W. Beirejerinck melakukan pengamatan yang sama dengan Iwanowski. Ia berpendapat bahwa agen penginfeksi dalam getah yang difilter dapat bereproduksi. Dalam percobaan lanjutan Beijerink menunjukan bahwa tidak seperti bakteri yang digunakan di laboraturium saat itu, agen penyakit mosaic yang misterius tersebut tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien dalam tabung reaksi atau cawan petri dan berukuran jauh lebih kecil dan lebih sederhanadaripada bakteri. Ia pun umumnya disebut sebagai ilmuaawan pertama yang menyuarakan konsep virus. Pada tahun 1935 imuwan Amerika bernama Wendell Stanley mengkristalisasi penginfeksi. Kini dikenal sebagai virus mosaic tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV).37

36

Campbell, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 413 37

(44)

2. Pengertian dan Ciri-Ciri Virus a. Pengertian virus

Virus merupakan parasit obligat intraseluler yang terdiri dari asam nukleat, berukuran sangat renik dan lolos saringan bakteri serta umumnya memperbanyak diri hanya dalam sel hidup inangnya. 38 Virus lebih kecil dan lebih sederhana dari prokariota lainnya. Tanpa struktur dan mekanisme metabolisme yang ditemukan dalam sel, sebagian besar virus tidak lebih dari gen-gen yang dikemas dalam selubung protein.39

Virus merupakan mikroorganisme terkecil. Umumnya tak dapat dilihat dengan mikroskop biasa, kecuali voxvirus. Ukuran virus bervariasi mulai dari voxvius yang kira-kira 300 X 250 X 100nm sampai parvovirus yang kira-kira berdiameter 20 nm. Bentuk virus bermacam-macam, yaitu silindris, kotak, oval, memanjang, dan polihedron.40

Pada awalnya virus, dianggap sebagai zat kimiawi biologis. Bahkan akar bahasa latin untuk kata virus berarti „racun‟ karena virus Mampu meyebabkan

berbagai macam penyakit dan dapat menyebar diantara organisme. Virus tidak dapat berproduksi atau melaksanakan aktivitas metabolisme di luar inang.41

38

Mien A.Rifai, Kamus Biologi, (Jakarta : Balai Pustaka, 2004), h. 498 39

Cambell, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 412 40

Staf pengajar fakultas kedokteran universitas indonesia, Mikrobiologi Kedokteran, ( Jakarta, Binarupa Aksara, 1994), h. 241

41

(45)

Virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Kitab suci Al-Qur‟an telah membentuk satu konsep mikrobiologi didalamnya. Firman Allah S.W.T dalam Al-Qur‟an surat Al-Nahl ayat 8 sebagai berikut:





































Artinya:”Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya”.42

Pada ayat diatas kalimat “Dan Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui” menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan keberadaan

bentuk-bentuk kehidupan yang belum diketahui manusia. Manusia masih mengkaji ayat Al-Qur‟an tentang keberadaan adanya kehidupan itu, setelah alat mikroskop ditemukan, manusia mulai dapat melihat dengan mata penglihatannya tentang makhluk hidup yang terkecil. Makhluk terkecil yang dimaksud adalah mikroorganisme.

b. Ciri-ciri virus

a) Tidak berbentuk sel, karena tidak mempunyai protoplasma, dinding sel, sitoplasma, dan nukleus.

b) Dapat digolongkan sebagai benda mati, karena dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma.

c) Dapat digolongkan benda hidup, karena memiliki kemampuan metabolisme, reproduksi, dan memiliki asam nukleat.

42

(46)

d) Hanya dapat berkembang biak di dalam sel atau jaringan yang hidup. e) Organisme subrenik hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. f) Virus berasal dari bahasa latin venom yang berarti cairan yang beracun

dan Bersifat parasit.43

[image:46.612.263.409.277.459.2]

3. Struktur Virus dan Klasifikasi Virus a. Struktur Tubuh Virus

Gambar 2.1 Struktur Tubuh Virus

Sumber: www.biologi.budisma.blogspot.com

Tubuh virus terdiri dari:

a) Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid yang merupakan selubung protein, Kapsid tersusun atas banyak sub unit protein yang disebut kapsomer.44

b) Ekor virus terdiri dari protein.tabung bersumbat yang dilengkapi benang / serabut. Ekor virus berfungsi sebagai alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya.45

43

Suwarno, Panduan Pembelajaran Biologi, (Jakarta, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 21

44

(47)

b. Klasifikasi Virus

Virus dibedakan berdasarkan :

a. Jenis asam nukleat, RNA atau DNA b. Simetri kapsid

c. Ada – tidaknya selubung

d. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosahedral atau diameter nukleokapsid untuk virus helikoidal

a) Berdasarkan asam nukleatnya virus dibedakan menjadi:

1. Virus DNA, contohnya: Poxvirus, Hepesviruses, Adenoviruses,

Papovaviruses dan Parvoviruses.

2. Virus RNA, contohnya: Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses,

Rhabdoviruses, Picornaviruses, Togaviruses, Reoviruses dan

Retroviruses.46

b) Berdasarkan Bentuk Dasarnya, Virus dibedakan menjadi:

1. Virus bentuk Ikosahedral. Bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi, dengan sumbu rotasi ganda, contohnya virus polio dan Adenovirus.

2. Virus bentuk Heliks. Menyerupai batang panjang, nukleokapsid merupakan suatu struktur yang tidak kaku dalam selaput pembungkus lipoprotein yang berumbai dan berbentuk heliks,

45

Dwidjosepturo, Dasar-DasarMikrobiologi, (Jakarta :Djambatan, 2005), h.159 46

(48)

memiliki satu sumbu rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus dengan kapsomer, misalnya virus influenza, TMV.

3. Virus bentuk Kompleks. Struktur yang amat kompleks dan pada umumnya lebih lengkap dibanding dengan virus lainnya. Contoh virus pox (virus cacar) yang mempunyai selubung yang menyelubungi asam nukelat.

c) Berdasarkan ada-tidaknya selubung yang melapisi nukleokapsid, virus dibedakan menjadi:

1. Virus berselubung. Mempunyai selubung yang tersusun atas lipoprotein atau glikoprotein, contoh: Poxvirus, Herpesviruses,

Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses, Rhabdoviruses, Togaviruses

dan Retroviruses.

2. Virus telanjang. Nukleokapsid tidak diselubungi oleh lapisan yang lain. Contoh: Adenoviruses, Papovaviruses, Parvoviruses,

Picornaviruses, Reoviruses.47

d) Berdasarkan jumlah kapsomernya, virus dibedakan menjadi: 1. Virus dengan 252 kapsomer, contoh Adenovirus.

2. Virus dengan 162 kapsomer, contoh Herpesvirus. 3. Virus dengan 72 kapsomer, contoh Papovavirus. 4. Virus dengan 60 kapsomer, contoh Picornavirus. 5. Virus dengan 32 kapsomer, contoh Parvovirus.48

47

(49)

e) Berdasarkan sel inangnya, virus dibedakan menjadi: 1. Virus bakteri (Bakteriofage)

Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.49

Virus Bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D'Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilinan DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala dan ekor. Bagian ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel inangnya.50 2. Virus Tumbuhan

Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus

(BYV).

3. Virus Hewan

Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis dan virus Influenza.51

48

Ibid, h. 137 49

Suwarno, Op. Cit., h. 22 50

Ibid, h.23 51

(50)
[image:50.612.226.450.161.342.2]

4. Perkembangbiakkan virus a. Siklus Litik

Gambar 2.2 Siklus litik

Sumber : www.q4sains.wordpress.com

Dikatakan siklus litik karena pada fase akhir dari siklus ini terjadi peristiwa lisisnya dinding sel bakteri akibat terbentuknya banyak virus baru di dalam sel bakteri.

Reproduksi virus dengan daur litik akan dijelaskan dalam beberapa fase sebagai berikut:

1. Adsorpsi (pelekatan), dengan menggunakan serat-serat ekor untuk berikatan dengan situs-situs reseptor spesifik pada permukaan luar sel. 2. Penetrasi, masuknya DNA fag dan degradasi DNA inang. Seludang ekor

berkontraksi, menyuntikkan DNA fag ke dalam sel dan meninggalkan kapsid kosong di luar. DNA sel kemudian dihidrolisis.

(51)

4. Perakitan, tiga perangkat protein yang terpisah merakit diri menjadi kepala, ekor, dan serat ekor virus. Genom fag dikemas di dalam kapsid saat kepala terbentuk.

5. Lisis (Pelepasan), fag mengarahkan produksi sejenis enzim yang merusak dinding sel bakteri, memungkinkan cairan masuk. Sel menggembung dan akhirnya pecah , melepaskan 100 sampai 200 partikel fag.52

b. Siklus Lisogenik

[image:51.612.164.491.372.584.2]

Siklus lisogenik adalah suatu proses yang di dalamnya asam nukleat virus tidak mengambil fungsi proses sintetik

Gambar 2.3 Siklus Lisogenik http://www.generasibiologi.com

Siklus lisogenik, terjadi proses penyatuan DNA virus dengan DNA bakteri, penyatuan DNA tersebut disebut dengan istilah lisogeni. Dalam siklus lisogenik, bakteri tidak mengalami peristiwa litik karena virus tidak langsung

52

(52)

memproduksi tubuh-tubuh virus baru. Virus memasukkan DNA ke dalam sel bakteri, DNA tersebut kemudian akan menyatu dengan DNA bakteri. Apabila bakteri membelah diri, maka DNA virus akan membelah pula sehingga mengalami penggandaan.53

Proses reproduksi virus melalui siklus lisogenik adalah sebagai berikut. 1. Tahap Adsorpsi dan Tahap Injeksi

Tahap adsorpsi dan tahap injeksi pada siklus lisogenik sama seperti tahap adsorpsi dan tahap injeksi siklus litik.

2. Tahap Penggabungan

Tahap ini adalah tahap ketika DNA virus masuk ke dalam tubuh bakteri dan terjadinya penggabungan antara DNA bakteri dan DNA virus. Proses ini terjadi ketika DNA yang berbentuk kalung tak berujung pangkal terputus dan DNA virus menyisip di antara DNA bakteri yang terputus tadi. Kemudian, terbentuklah rangkaian DNA yang utuh yang telah terinfeksi atau tersisipi DNA virus.54

3. Tahap Pembelahan

DNA virus telah tersambung dengan DNA bakteri. DNA virus tidak dapat bergerak atau disebut sebagai profag. Karena bergabung dengan DNA bakteri, ketika DNA bakteri melakukan replikasi selnya secara langsung, profag juga melakukan replikasi. Demikian juga ketika sel bakteri

53

Subandi dan Ir, Mikrobiologi, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 132 54

(53)

mengalami pembelahan, secara langsung dua anak sel bakteri yang mengandung profag tersebut juga ikut mengalami pembelahan. Dengan kata lain, jumlah profag sama dengan jumlah sel bakteri inangnya.55

4. Tahap Sintesis

Pada kondisi lingkungan tertentu, profag menjadi aktif. Profag dapat saja memisahkan diri dengan DNA bakteri dan merusak DNA bakteri. Kemudian menggantikan peran DNA bakteri dengan DNA virus untuk sistesis protein yang berfungsi sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan replikasi DNA.

5. Tahap Perakitan

Pada tahap ini, terjadi perakitan kapsid-kapsid virus yang utuh sebagai selubung virus. Setelah kapsid virus utuh, diisi dengan DNA hasil replikasi, terjadilah virus-virus baru.

6. Tahap Litik

Tahap ini sama dengan tahap litik pada siklus litik saat dinding bakteri akan pecah dan virus baru berhamburan keluar. Virus baru ini selanjutnya akan menyerang bakteri yang lain. Begitu seterusnya, virus akan mengalami siklus litik atau lisogenik.56

55

Ibid, h.134 56

(54)

5. Peran Virus Dalam Kehidupan Dan Pencegahan Virus a. Peranan Virus

Virus dalam kehidupan ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan :

1. Virus yang menguntungkan, contohnya untuk membuat antitoksin, untuk melemahkan bakteri dan pembuatan vaksin.

2. Virus yang merugikan yaitu :

a. Virus yang menyebabkan penyakit pada Hewan. a) Orthomyxovirus, yang menyebabkan influenza. b) Hepatitis A, B menyebakan penyakit Hepatitis. c) Poliomielities, menyebabkan penyakit polio. d) Rotavirus, menyebabkan penyakit Diare.57 e) Paramyxovirus, menyebabkan penyakit campak. f) Adenovirus, menyebabkan penyakit pernafasan g) Rhabdovirus, menyebabkan penyakit Rabies. 58 h) Arenavirus, menyebabkan penyakit meningitis. i) Hervesvirus, menyebabkan penyakit herves.59

j) HIV (Human Imunodeficiency Virus), menyebabkan AIDS (AcquiredImunodeficiency Syndrome).

57

Staf pengajar fakultas kedokteran universitas indonesia, Op. Cit., h. 270 58

Cambell, Op. Cit., h. 418 59

(55)

Virus HIV (Human Imunodeficiency Virus) dapat di tularkan melalui jarum suntik, transfusi darah dan seks bebas. Dalam hal ini pencegahan virus HIV di jelaskan dalam al-Qur‟an surat Al- Israa‟ ayat 32 sebagai berikut:



















Artinya:“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”

Dalam surat Al Israa‟ ayat 32 menjelaskan bahwa mendekati

zina adalah perbuatan keji karena zina merupakan dosa besar. Zina dapat memberikan dampak buruk baik dalam segi moral maupun kesehatan. Secara moral orang yang berzina akan terkucilkan. Selain itu, orang yang berzina dan sering bergonta-ganti pasangan kemungkinan besar akan terserang virus HIV ((Human Imunodeficiency Virus). Sesungguhnya Allah dengan jelas melarang dalam perbuatan maksiat agar terhindar dari dampak melakukan zina.

b. Virus yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan.

a) Virus mozaik penyebab mozaik (bercak kuning) pada tembakau. b) CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) penyebab penyakit

(56)

c) Virus tungro, penyebab penyakit pada tanaman padi. Vektornya adalah wereng hijau dan wereng cokelat.60

b. Pencegahan Virus

Pencegahan terhadap virus dengan cara menghindari sumber penyakit yaitu:

1. Cara pencegahan alami yang dilakukan oleh zat antibodi.

2. Menghindari kontak langsung dengan orang sakit dan peralatan yang digunakannya.

3. Cara pencegahan buatan dengan pemberian vaksin

Pencegahan terhadap virus dengan cara pemberian vaksin. Vaksin merupakan zat yang mengandung mikroorganisme pathogen yang sudah dilemahkan.

Contoh:

1. OPV (Oral Polio Vaccine) : vaksin polio 2. Vaksin hepatitis B

3. Vaksin influenza 4. Vaksin cacar (Herpes) 5. Vaksin rabies

6. Vaksin mump : mencegah penyakit gondongan.

60

(57)

F. Penelitian Relevan

Penelitian-penelitian relevan yang terkait dengan pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap penguasaan materi biologi siswa adalah:

1. Penelitian menurut Endah Tri Septiani pada Jurnal tahun 2013 berjudul “Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar Siswa.” hasil

penelitian menyatakan Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan bahan ajar leaflet sehingga pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar leaflet berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa siswa pada materi pokok sistem gerak manusia.61

2. Penelitian menurut Khumaidah pada tahun 2010 berjudul “Efektivitas Penggunaan Metode Diskusi Dengan Media Ajar Jenis Leaflet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem Pencernan Pada Manusia Pada Siswa Kelas XI SMA Sultan Fatah Wedung Demak” menyimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi dengan bahan ajar jenis

leaflet efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi materi pokok sistem pencernaan pada manusia pada siswa kelas XI SMA Sultan Fatah Wedung Demak.62

61

Endah Tri Septiani, Jurnal Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Lampung: Universitas Negeri Lampung , 2013)

62

(58)

3. Penelitian menurut Cinde Futriyah tahun 2013 berjudul” Penggunaan Bahan Ajar LeafletTerhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Materi Oleh Siswa “

menyimpulkan bahwa ada pengaruh peningkatan penggunaan bahan ajar

leaflet dengan metode diskusi kelompok terhadap aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa. Selain itu, sebagian siswa memberikan ketertarikan yang tinggi terhadap penggunaan bahan ajar leaflet dalam pembelajaran.63

4. Penelitian menurut Desi Ameliawati tahun 2013 berjudul ”Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada

Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan” menyimpulkan bahwa Penggunaan

bahan ajar leaflet berpengaruh signifikan terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa pada materi pokok sistem pencernaan manusia.64 5. Penelitian menurut Aini tahun 2011 berjudul ” Penggunaan Bahan Ajar

Leaflet Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem” menyimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar leaflet juga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Ekosistem, yaitu sebesar 18,44 dari prestasi belajar siswa sebelum pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar leaflet.65

63

Cinde Futriyah, Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Materi Oleh Siswa, (Lampung: Universitas Lampung, 2013), h.14

64

Desi Ameliawati, Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan, (Lampung: Universitas Lampung, 2013), h.17

65

(59)

Perbedaan bahan ajar leaflet ini dengan bahan ajar leaflet lainnya yaitu terdapat evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

G. Kerangka Berfikir

Masalah utama yang sering dihadapi pendidikan di sekolah adalah lemahnya penguasaan materi oleh siswa, termasuk pada mata pelajaran biologi. Keberhasilan dalam proses pembelajaran didukung oleh beberapa faktor yaitu: ketersediaan bahan ajar, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Guru bukanlah sebagai satu-satunya sumber ilmu bagi siswa melainkan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Peran guru sebagai fasilitator sangat diperlukan yaitu dengan upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong siswa untuk senang dan bersemangat saat belajar.

(60)

pembelajaran. Dengan demikian penggunaan bahan ajar leaflet dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari.

Penguasaan materi biologi di dalam penelitian ini sebagai variabel terikat (variabel Y) sedangkan variabel bebas ( variabel X) adalah penggunaan bahan ajar leaflet.

Berikut kerangka pikir dari penelitian ini yang disajikan dalam bentuk skema:

Kerangka Berfikir

Diantaranya

Menyebabkan

[image:60.612.114.524.333.660.2]

Diharapkan dapat

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir Pembelajaran Biologi dalam kelas

Masalah

Penguasaan Materi Biologi Siswa Rendah Kurangnya Kreatifitas Guru

Dalam Mengembangkan Bahan Ajar

Solusi

Penggunaan Bahan ajarLeaflet

(61)

H. Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapatnya pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap penguasaan materi biologi siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

2. Hipotesis Stastik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: Ho : (�0≠ �a)

Ha :(�0 = �a) Keterangan:

Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap penguasaan materi biologi siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

(62)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 16 Bandar Lampung kelas X pada bulan November – Desember semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode merupakan cara-cara yang digunakan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu penelitian. Menurut Sugiyono, metode peneltian pendidikan dapat diartikan seabagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dalam bidang pendidikan.66

Penelitian menggunakan rancangan eksperimental semu (quasy experimental design). Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design. Quasy Experiment design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.67 Sedangkan desainnya menggunakan posttest only control design. Kelas eksperimen (kelas X.1) diberi perlakuan dengan metode diskusi dan bahan ajar leaflet, sementara kelas

66

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Alpabeta: Bandung,2010), h. 6

67

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 2.1 Kurikulum Materi Pembelajaran virus
Gambar 2.1 Struktur Tubuh Virus
Gambar 2.2 Siklus litik
+7

Referensi

Dokumen terkait

2. Hasil belajar dari pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar leaflet ini ditujukkan untuk mencapai KI dan KD. Bentuk fisik bahan ajar dalam penelitian ini berupa

Berdasarkan uraian di atas, penggunaan bahan ajar leaflet dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dilakukan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan

Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 16 Surabaya

Berdasarkan teori yang ada fungsi bahan ajar bagi siswa yaitu (1) siswa dapat belajar tanpa harus ada guru maupun temannya yang lain, (2) siswa dapat belajar

Dan juga saat ini telah banyak bahan ajar berbasis android yang dikembangkan, salah satunya adalah bahan ajar yang akan digunakan oleh penulis yaitu yang dikembangkan oleh

Untuk membuat siswa antusias terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru, maka guru harus kreatif dalam mengembangkan bahan ajar.. Guru harus kreatif karena ia

Perlakuannya berupa penggunaan bahan ajar fisika kontekstual pada kelas eksperimen dan penggunaan bahan ajar yang biasa digunakan oleh guru pada kelas kontrol,

Efektifitas Penggunaan Produk Multimedia Interaktif Hasil uji lapangan menunjukkan bahwa multimedia interaktif efektif digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran Agama