• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN METODE DISCOVERY TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN METODE DISCOVERY TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN METODE DISCOVERY TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR

DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

ALQOSHOSH ‘ALASTIHYA’ HAMID

Aktivitas belajar siswa menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil observasi di SMP Negeri 20 Bandar lampung, diketahui bahwa aktivitas dan penguasaan materi siswa masih cukup rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery terhadap aktivitas dan penguasaan materi siswa.

Desain penelitian ini adalah pretes postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIB dan VIIA yang dipilih secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain yang dianalisis menggunakan uji U pada taraf kepercayaan 5% melalui SPSS 17. Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar

(3)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery dapat meningkatkan penguasaan materi dengan rata-rata nilai pretes (37,64); postes (69,41); dan N-gain (50,64). Aktivitas belajar juga

mengalami peningkatan untuk semua aspek yang diamati pada kelas eskperimen, yaitu aspek bekerjasama dalam kelompok (92,16%); aspek melakukan diskusi (82,35%); dan aspek mempresentasikan hasil diskusi (75,49%). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery. Dengan demikian, pembelajaran

menggunakan bahan ajar leaflet dengan metode discovery dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa.

(4)
(5)
(6)
(7)

xii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .. 1

B. Rumusan Masalah ... .. 6

C. Tujuan Penelitian ... .. 6

D. Manfaat Penelitian ... .. 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... .. 7

F. Kerangka Pikir ... .. 8

G. Hipotes ... .. 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Leaflet ... 12

B. Metode Discovery ... 14

C. Aktivitas Belajar Siswa ... 17

D. Penguasaan Materi Belajar Siswa ... 20

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

C. Desain Penelitian ... 24

D. Prosedur Penelitian... 24

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 33

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 47

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 56

B. Saran ... 56

(8)

xiii LAMPIRAN

1. Silabus Pembelajaran ... 60

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 64

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 76

4. Soal Pretes-Postes Penguasaan Materi siswa ... ... 82

5. Angket Tanggapan Siswa ... 91

6. Data Hasil Penelitian ... 94

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan diatur dalam Undang Nomor 20 tahun 2003, menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003:1).

Saat ini perhatian pemerintah terhadap masalah pendidikan masih terasa rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi. Hasil belajar siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, dan pendidikan yang mahal (Muliani, 2009:1). Dampak dari pendidikan yang buruk itu, pendidikan di negara ini kedepannya makin terpuruk dan belum bisa bersaing dengan negara-negara berkembang lainnya. Dalam pendidikan di sekolah, masalah yang sering dihadapi adalah dari segi proses

(10)

tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa. Guru dituntut mampu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah terutama

mengenai penguasaan materi pembelajaran siswa sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Harapan tidak pernah sirna dan selalu guru dituntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh siswa secara tuntas (Djamarah dan Zain, 2006:1).

Hasil wawancara dengan guru biologi di SMP Negeri 20 Bandar Lampung, dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan. Metode-metode seperti ini diduga kurang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menerima materi secara luas dan kreatif. Metode ceramah menyebabkan siswa hanya diam mendengarkan penjelasan guru, pada metode diskusi tidak efektif karena hanya bersifat informatif saja, penugasan tidak optimal karena siswa hanya mengerjakan soal-soal latihan di buku IPA Terpadu dan

merangkum materi yang tersedia di perpustakaan sekolah.

(11)

dalam proses pembelajaranpun masih rendah, seperti masih banyak diantara siswa yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru, dan rasa antusiasisme siswa terhadap pelajaran juga belum ada, terlihat dari tidak adanya siswa yang bertanya dan tidak ada siswa yang menjawab pertanyaan guru kecuali bila disebutkan namanya.

Kurang efektifnya pembelajaran tersebut diduga berdampak juga terhadap penguasaan beberapa materi pokok Biologi, salah satunya yaitu materi pokok Ekosistem. Dari hasil observasi, diketahui bahwa penguasaan materi oleh siswa kelas VII pada materi pokok ekosistem tahun pelajaran 20011/2012 menunjukan bahwa rata-rata nilai yang diperoleh siswa hanya mencapai 62. Nilai tersebut, belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥ 67 untuk semua Standar Kompetensi yang ada. Siswa yang telah mencapai KKM hanya sekitar 45% dari jumlah siswa kelas VII.

(12)

Penggunaan leaflet sebagai bahan ajar diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Leaflet ini disusun dari berbagai sumber belajar, dengan bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti siswa, serta disisipkan ilustrasi yang mendukung materi pelajaran, sehingga mampu untuk menarik minat baca siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan siswa akan termotivasi untuk belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi karena, siswa telah mempunyai gambaran yang jelas mengenai penjelasan guru, sehingga materi yang akan disampaikan diharapkan dapat dikuasai dengan baik.

Pembelajaran tidak akan berjalan efektif apabila hanya menggunakan bahan ajar yang menarik, maka dari itu akan lebih baik apabila didukung dengan metode pembelajaran yang tepat, kombinasi bahan ajar dan metode dalam pembelajaran dapat mendukung satu sama lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyitno (2000:37) bahwa untuk menunjang kelancaran

pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa.

Salah satu diantaranya adalah metode discovery, menurut Hamalik

(2011:220) langkah-langkah dalam metode discovery yaitu mengidentifikasi dan merumuskan topik, mengajukan suatu pertanyaan dengan fakta,

(13)

jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai preposisi tentang fakta.

Hasil penelitian, oleh Merta (2012:1)Pengaruh Pengunaan Bahan Ajar

Leaflet Dengan Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Sistem Pernpasan (Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012), dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar leaflet berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan konsep oleh siswa pada materi Ekosistem yaitu, pada aspek pemahaman (C2) pada kelas eksperimen I sebesar 96,25 sedangkan kelas eksperimen II sebesar 68,54. Selain itu, pada hasil penelitian Aini (2011:54) Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011), dapat disimpulkan juga bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar leaflet berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Ekosistem, yaitu sebesar 18,44 dari prestasi belajar siswa sebelum pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar leaflet.

(14)

memfokuskan pada materi ekosistem yang dipelajari pada kelas VII semester genap oleh siswa pada materi pokok Ekosistem

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode

discovery terhadap penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok ekosistem?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode

discovery terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem? 3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar leflet dengan

metode discovery?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery

terhadap penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok ekosistem. 2. Pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery

terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode

(15)

D. Manfaat penelitan

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan, pengalaman, dan bekal

berharga bagi peneliti sebagai calon guru biologi yang profesional, terutama dalam pemilihan bahan ajar yang tepat.

2. Bagi guru, dapat memberikan informasi mengenai bahan ajar leaflet

sehingga dapat dijadikan alternatif dalam memilih bahan ajar yang tepat untuk megembangkan kemampuan penguasaan materi oleh siswa.

3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda sehingga diharapkan mampu melatih, mengasah, serta mengembangkan kemampuan siswa dalam aktivitas dan penguasaan materi.

E. Ruang lingkup

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut.

1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012-2013.

2. Penyampaian materi dilakukan dengan mengunakan bahan ajar leaflet.

Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit (Setyono, 2005:19).

3. Penggunaan bahan ajar dikombinasikan dengan metode pembelajaran

(16)

b. Mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta,

c. Memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah b,

d. Mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul,

e. Merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai preposisi tentang fakta.

4. Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa selama

pembelajaran berlangsung yaitu (1) kemampuan mengemukakan pendapat; (2) bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok; (3) mempresentasikan hasil diskusi kelompok; (4) kemampuan bertanya; (5) kemampuan menjawab pertanyaan; dan (6) membuat kesimpulan.

5. Penguasaan materi yang diamati pada penelitian ini diukur berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pretes, postes, dan N-Gain pada materi pokok ekosistem.

6. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A sebagai kelompok kontrol dan kelas VII B sebagai kelompok eksperimen.

F. Kerangka Pemikiran

(17)

proses pembelajaran, dapat didukung oleh beberapa faktor antara lain yaitu media, bahan ajar, ataupun metode dan pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Saat ini, peran guru tidak hanya mengacu pada satu-satunya pemberi informasi dalam proses belajar namun, lebih menekankan pada salah satu pemberi fasilitas bagi siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dalam proses pembelajaran. Salah satu yang dapat dilakukan oleh seorang guru, yaitu dengam memvariasikan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa.

Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan yaitu dengan leaflet. Penggunaan

leaflet, diharapkan dapat menarik perhatian siswa untuk membacanya, dan diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Leaflet

ini disusun dari berbagai sumber belajar, didesain secara cermat, dilengkapi dengan ilustrasi serta menggunakan bahasa yang sederhana,singkat, dan mudah dipahami, sehingga diharapkan mampu menarik minat baca, dan memberikan motivasi belajar pada siswa. Selain itu, penggunaan leaflet ini dirasa lebih tepat jika dikombinasikan dengan salah satu metode

pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan yaitu dengan metode discovery. Kombinasi antara keduanya, tercermin pada fase yaitu penyampaian materi pembelajaran yang dilakukan melalui bahan ajar

leaflet.

(18)

dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran

discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam proses

pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bahan ajar leaflet (X), sedangkan variabel terikatnya adalah aktifitas belajar siswa (Y1) dan

penguasaan materi siswa (Y2). Untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan dengan

paradigma pemikirian sebagai berikut.

Keterangan: X = Bahan Ajar Leaflet, Y1 = Aktivitas belajar siswa,

Y2 = Penguasaan materi oleh siswa

Gambar 1. Diagram Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.

X

(19)

G. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H0 = Penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan penguasaan materi siswa pada materi pokok ekosistem.

H1 = Penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan penguasaan materi siswa pada materi pokok ekosistem.

2. Penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Leaflet

Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring siswa untuk menguasai satu atau lebih KD (Murni, 2010:1).

Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan pamflet. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh Hermiko (2010:1): “Pamphlet

(pamplet) adalah semacam booklet (buku kecil) yang tak berjilid. Mungkin hanya terdiri dari satu lembar yang dicetak di kedua permukaannya. Tapi bisa juga dilipat di bagian tengahnya sehingga menjadi empat halaman. Atau bisa juga dilipat tiga sampai empat kali hingga menjadi beberapa halaman. Jika dilipat menjadi empat, pamphlet itu memiliki nama tersendiri yaitu leaflet. Penggunaan pamphlet atau leaflet umumnya dilakukan untuk pemasaran aneka produk dan juga untuk penyebaran informasi politik”.

(21)

penyusunannya leaflet sebagai bahan ajar perlu mempertimbangkan hal-hal antara lain sebagai berikut:

1. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh siswa.

2. Materi memberikan informasi secara jelas dan lengkap tentang hal-hal yang penting sebagai informasi.

3. Padat pengetahuan.

4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan 5. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.

6. Menarik siswa untuk membacanya baik penampilan maupun isi materinya. 7. Dapat diambil dari berbagai museum, obyek wisata, instansi pemerintah,

swasta, atau hasil download dari internet.

Dalam menyusun sebuah Leaflet sebagai bahan ajar, leaflet paling tidak memuat antara lain:

1. Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

2. Kompetensi dasar/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari Kurikulum 2004.

(22)

4. Tugas-tugas dapat berupa tugas membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar dan membuat resumenya. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok dan ditulis dalam kertas lain.

5. Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan. 6. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian (Setyono, 2005:38-39).

B. Metode Discovery

Salah satu metode mengajar yang banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju menurut Suryosubroto (2002: 191) adalah “metode penemuan.”

Hal ini disebabkan karena metode penemuan itu:

1. Suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif.

2. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan anak.

3. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain.

4. Dengan menggunakan strategi penemuan anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya.

(23)

Metode discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi.

Berdasarkan pendapat Gilstrap (dalam Suryosubroto 2002: 197) langkah-langkah pelaksanaan metode discovery adalah sebagai berikut:

1. Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realistis untuk mengajar dengan penemuan.

2. Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai.

3. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan. 4. Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan

penemuan.

5. Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan.

6. Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan.

7. Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan.

8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai sebuah tabung yang diamati dan dicatatnya.

9. Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum.

10. Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri.

11. Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan kalau ternyata diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya.

12. Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.

13. Mengajarkan keterampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan. 14. Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan

strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul. 15. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang

(24)

16. Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar.

17. Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan fakta.

18. Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang

berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri.

19. Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide,

generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan.

20. Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.

Sedangkan langkah-langkah pembelajaran yang berorientasi discovery menurut Hamalik (2006:220) adalah:

1. Mengidentifikasi dan merumuskan topik, 2. Mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta,

3. Memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah 2,

4. Mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul,

5. Merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai preposisi tentang fakta. Jawaban itu mungkin

merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi yang terkumpul.

Hamalik (2011: 187) menyatakan bahwa metode discovery paling baik bila dilaksanakan dalam kelompok belajar yang kecil, namun dapat juga

(25)

dapat dilaksanakan dalam bentuk komunikasi satu arah atau komunikasi dua arah.

1. Sistem satu arah (ceramah reflektif)

Struktur penyajian sistem satu arah dalam bentuk usaha merangsang siswa melakukan proses discovery di depan kelas. Guru mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan masalah tersebut melalui langkah-langkah discovery.

2. Sistem dua arah (Discovery terbimbing)

Sistem dua arah melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan discovery, sedangkan guru membimbing mereka ke arah yang tepat/benar. Gaya pengajaran demikian, oleh Cagne disebut sebagai guide discovery. Dalam sistem ini, guru perlu memiliki

keterampilan memberikan bimbingan, yakni mengdiagnosis kesulitan siswa dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

(26)

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim dilaksanakan selama ini. Akan tetapi perlu adanya aktivitas-aktivitas positif lain yang dilakukan oleh siswa. Diedrich (dalam Sardiman, 2007: 100-101) membuat suatu data yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :

1. ”Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan per-cobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, me-mecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup”.

(27)

partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2003:36).

Dalam suatu proses pembelajaran, penting bagi siswa untuk melakukan berbagai aktivitas yang relevan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:40) menyatakan bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara mental, aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA. Jadi, tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar, kalau anak didik hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar, maka merekalah yang harus melakukannya.

(28)

D. Penguasaaan Materi

Penguasaan materi merupakan aspek dalam ranah kognitif dari tujuan kegiatan belajar mengajar. Ranah kognitif meliputi beberapa tingkatan, dari tingkatan terendah sampai tertinggi yaitu pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajarai

(Oktaviani, 2008:21). Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang dipelajari, tetapi menguasai lebih dari itu yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2010:115).

Sudijono (2008:50) menyatakan bahwa ranah kognitif terdiri dari 6 jenis sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk

mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

2. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain mamahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sisi. Seorang siswa dikatakan

memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

3. Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.

4. Analisis (analyze) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lain.

(29)

6. Penilaian atau evaluasi (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Percival dalam Hamalik (2011 : 146) evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem mengajar/belajar sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan (Sanjaya, 2010 : 244). Sasaran evaluasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kongnitif, afektif dan psikomotor secara seimbang (Suryosubroto, 2002 : 55).

Untuk mengevaluasi suatu kegiatan pembelajaran menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Salah satu instrument atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditunjukkan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu (Thoha, 1994 : 43). Fungsi tes adalah untuk menilai sampai dimana para siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan yang telah kita rumuskan dalam tujuan-tujuan tersebut (Suryosubroto, 2002 : 60).

(30)

adalah tes. Arikunto (2010:53) menyatakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru

(31)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMP Negeri 20 Bandar Lampung

B. Populasi dan Sampel

(32)

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental semu (quasi eksperiment) dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Kelompok eksperimen (kelas VIIB) diberi perlakuan dengan bahan ajar leaflet metode discovery, sementara kelompok kontrol (kelas VIIA) diberi perlakuan dengan metode diskusi. Setelah itu, kedua kelompok diberi tes/soal penyelesaian masalah berupa soal pilihan jamak yang sama di awal dan akhir kegiatan pembelajaran .

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan: I = Kelompok eksperimen (kelas VIIB); II = Kelompok kontrol (kelas VIIA); X= Perlakuan di kelas eksperimen dengan bahan ajar leaflet metode discovery; C = Perlakuan di kelas kontrol dengan metode diskusi; O1 = Pretes; O2 = Postes

Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen (dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

(33)

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan menjadi subjek penelitian.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). e. Membuat bahan ajar leaflet sebagai materi.

f. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes, lembar observasi aktivitas siswa, dan angket tanggapan siswa.

g. Melakukan uji ahli pada soal pretes/postes.

h. Membentuk kelompok diskusi bersifat heterogen pada kelas

eksperimen dan kontrol berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan bahan ajar leaflet

disertai metode discovery untuk kelas eksperimen dan penggunaan metode diskusiuntuk kelas kontrol.

(34)

a. Kelas Eksperimen (Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Leaflet dengan Metode Discovery)

1) Pendahuluan

a) Guru memberikan pretes pada pertemuan I mengenai satuan-satuan dalam ekosistem dan komponen penyusun ekosistem, aliran energi dalam ekosistem, dan pola interaksi antarorganisme. b) Guru menyajikan tujuan pembelajaran.

c) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan :

Pertemuan I : ”sebelumnya kalian telah mempelajari materi

mengenai sel sampai organisme, disebut apakah organisme atau mahluk hidup tunggal yang mendiami suatu wilayah tertentu?”

Pertemuan II : ”disebut apakah rantai makanan yang saling

berhubungan?”

d) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara :

Pertemuan I : Guru memberikan pernyataan kepada siswa ”Pernahkah kalian pergi ke sawah yang luas? Disana kalian

(35)

Pertemuan II : Guru mengajukan pernyataan ”Pernahkah kalian melihat tanaman pisang dengan daun yang berlubang-lubang atau tidak utuh lagi? Tahukah kalian daun itu berlubang karena

dimakan oleh ulat, suatu ketika ulat tersebut dimakan oleh burung lalu burung dimakan musang, dan kemudian musang tersebut mati lalu bangkainya diuraikan oleh bakteri dan jamur, di sana kita bisa lihat hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain.

2) Kegiatan inti

a. Eksplorasi

1. Membagi siswa ke dalam kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa.

2. Membagikan Leaflet berisi materi yang akan dipelajari dan meminta siswa untuk membacanya.

b. Elaborasi

1. Memberikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa memberikan hipotesis terhadap masalah yang diajukan

2. Meminta siswa mulai mengerjakan LKS yang telah dibagikan secara kelompok yang dilakukan dengan mengamati

3. Membimbing siswa serta mengamati siswa

(36)

5. Menginstruksikan perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

6. Memberikan pujian bagi siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran.

c. Konfirmasi

1. Mengevaluasi masalah-masalah dalam LKS yang belum terpecahkan

2. Membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. 3) Penutup

a) Melakukan evaluasi, setelah semua siswa memahami materi yang telah di berikan maka guru akan memberikan post tes pada akhir pembelajaran pertemuan II dang memberikan soal yang sama dengan soal pretes

b) Guru memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.

b. Kelas Kontrol (Pembelajaran Tanpa Menggunakan Bahan Ajar Leaflet dengan Metode Diskusi Kelompok)

1) Pendahuluan

a) Guru memberikan pretes pada pertemuan I mengenai satuan-satuan dalam ekosistem dan komponen penyusun ekosistem, aliran energi dalam ekosistem, dan pola interaksi antarorganisme. b) Guru menyajikan tujuan pembelajaran.

(37)

Pertemuan I : ”sebelumnya kalian telah mempelajari materi mengenai sel sampai organisme, disebut apakah organisme atau mahluk hidup tunggal yang mendiami suatu wilayah tertentu?”

Pertemuan II : ”disebut apakah rantai makanan yang saling

berhubungan?”

d) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara :

Pertemuan I : Guru memberikan pernyataan kepada siswa ”Pernahkah kalian pergi ke sawah yang luas? Disana kalian

melihat berbagai macam mahluk hidup seperti kambing, sapi, kerbau juga hewan lain berada di sawah yang luas tersebut untuk mencari makan. Kita bisa lihat keanekaragaman yang membentuk ekosistem. Materi pelajaran kali ini tentang komponen penyusun ekosistem.

Pertemuan II : Guru mengajukan pernyataan ”Pernahkah kalian melihat tanaman pisang dengan daun yang berlubang-lubang atau tidak utuh lagi? Tahukah kalian daun itu berlubang karena

(38)

2) Kegiatan inti

d. Eksplorasi

1. Membagi siswa ke dalam kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa.

2. Membuka materi yang akan dipelajari dan meminta siswa untuk membacanya.

3. Menjelaskan secara garis besar tentang saling hubungan antar komponen biotik.

e. Elaborasi

1. Memberikan LKS kepada setiap kelompok dan membimbing siswa dalam berdiskusi dengan cara berkeliling ke setiap kelompok.

2. Menginstruksikan perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. f. Konfirmasi

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.

(39)

3) Penutup

a) Melakukan evaluasi, setelah semua siswa memahami materi yang telah di berikan maka guru akan memberikan post test pada akhir pembelajaran pertemuan II berupa soal pilihan jamak yang sama dengan soal pretes

b) Guru memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan penguasaan materi pada materi pokok ekosistem yang diperoleh dari nilai pretes, postes, dan N-Gain.

b. Data Kualitatif

(40)

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Pretes dan Postes

Data penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan ketiga setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal pilihan jamak

Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

S = R x 100

N

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

(41)

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery dalam pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.

F. Teknik Analisis Data

1. Data Kuantitatif

Nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji Mann-Whitney U data:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

 Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal

 Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

(42)

b. Uji Mann-Whitney U 1. Hipotesis

H0 : Rata-rata nilai pada kedua sampel tidak berbeda

H1 : Rata-rata nilai pada kedua sampel berbeda

2. Kriteria Uji :

Ho ditolak jika sig < 0,05 Dalam hal lainnya Ho diterima

2. Data Kualitatif

a. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh melalui observasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

100

x n

Xi

X

Keterangan: : Rata-rata skor aktivitas siswa, : Jumlah skor yang diperoleh, n: Jumlah skor maksimum

(Widiyaningrum, 2010:44).

(43)

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29).

Keterangan: ̅ = Persentase aktivitas siswa; ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh; n = Jumlah skor maksimum (Sudjana,

2002:69).

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:

A.Bekerja sama dengan teman :

1) Tidak bekerja sama dengan teman (diam saja) 2) Bekerja sama tetapi hanya satu atau dua teman. 3) Bekerja sama baik dengan semua anggota kelompok B.Melakukan kegiatan diskusi :

1) Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2) Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3) Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok :

1) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara

yang kurang sistematis tetapi dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

3) Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan sistematis dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

No Nama Aspek yang diamati Xi ̅

A B C

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

2 3 dst..

(44)

Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99

0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang

Sumber : dimodifikasi dari Hidayati (2011:17).

b. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan bahan ajar leaflet dengan Metode Discovery

(45)

1. Skor angket

Tabel 3. Skor per soal angket.

Keterangan: S = setuju, TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29).

2. Tabel 4. Penskoran angket tanggapan siswa pada

pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar leaflet dan metode discovery

No.

Skor angket per item soal Skor total

1 2 3 4 dst

0 1 0 1 0 1 0 1 0 1

1

2

dst

Sumber : dimodifikasi dari Rahayu (2010: 30). No. Soal Skor per soal angket

1 0

1.(+) S TS

2.(+) S TS

3. (-) TS S

4.(+) S TS

5.(-) TS S

6.(-) TS S

7.(+) S TS

8.(-) TS S

9.(-) TS S

(46)

3. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus jawaban; Smaks = Skor maksimum yang diharapkan

(Sudjana, 2002:69).

4. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery

(47)

5. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan bahan ajar leaflet dengan metode

discovery.

Tabel 6 Tafsiran persentase jawaban

Sumber : dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245).

Persentase Kriteria

75,1%-100% 50,1%-75% 25,1%-50% 0,0%-25%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak

(48)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem. 2. Penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery berpengaruh

dalam meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok ekosistem.

3. Sebanyak 84 % siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode discovery.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Pembelajaran menggunakan bahan ajar leaflet dengan metode discovery

dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif bahan ajar dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan

penguasaan materi siswa pada materi ekosistem.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Q. 2011. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Anonim. 2009. Panduan Praktis SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S.B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rhieneka Cipta.

Depdiknas. 2003. Pendidikan Menurut Undang-Undang. Jakarta. Diakses dari http://www.depdiknas.co.id pada Minggu, 25 November 2012 11.44 a.m. Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Hermiko, A.K. 2010. Apa beda Pamflet dan Leaflet?. Jakarta. Diakses dari http://www.KharismaBintang.net pada Minggu 02 Desember 2012 14.00 p.m.

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta . Jakarta. Muliani. 2009. Masalah Pendidikan di Indonesia.Bangka Belitung. Diakses dari

http://www.uub.ac.id pada Minggu, 25 November 2012 10.32 a.m. Murni. 2010. Panduan Penulisan Bahan Ajar. Jakarta. Diakses dari

(50)

Merta, R.T. 2012. Penggunaaan Bahan Ajar Leaflet Dengan Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Oktaviani, S. 2008. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada Aktivitas dan Penguasaan Materi. UNILA. Permatasari,N.2011. Pengaruh Penggunaan Media Maket Dengan Metode

Discovery Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Pratisto. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Prawiradilaga, D.S. 2009. Prinsip Disain Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Purwanto, M.N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi) Universitas Lampung. Lampung. Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya.

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sanjaya, W. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. PT Grafindo Persada. Jakarta.

Setyono, B. 2005. Penyusunan bahan ajar pdf. Jakarta. Diakses dari

http://www.smasewon.com pada Minggu 02 Desember 2012 01.30 p.m. Slameto. 2003. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.

(51)

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.

Suyitno, A. 2000. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.

Semarang. Pendidikan Matematika FMIPA UNNES.

Thoha, M.C. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Oktaviani, S. 2008. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada Aktivitas dan Penguasaan Materi. UNILA. Widiyaningrum, N. 2010. Pengaruh Media Lingkungan Sekitar Sekolah Melalui

(52)

Nama Sekolah : SMP N 20 Bandar Lampung Mata Pelajaran : IPA (Biologi)

Kelas/Semester : VII/genap Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.

Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antarkomponen ekosistem. Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi ajar leaflet dengan metode discovery untuk dapat menjelaskan komponen penyusun ekosistem dan menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.

Diskusi menggunakan bahan ajar leaflet dengan metode discovery untuk dapat menguraikan saling hubungan antar komponen biotik dan membuat contoh diagram dan jaring-jaring makanan

Jenis penilaian:

(53)

discovery untuk dapat membedakan pola interaksi antarorganisme dalam ekosistem.

Bahrom, S.Pd. Alqoshosh ‘Alastihya’ Hamid

NIP. 19610108 198301 1 001 NPM. 0913024025

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Dra. Hj. Listadora, M.Pd. NIP. 19590809 198012 2 001

(54)

Nama Sekolah : SMP N 20 Bandar Lampung Mata Pelajaran : IPA (Biologi)

Kelas/Semester : VII/genap Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.

Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antarkomponen ekosistem.

Materi Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

5. Saling hubungan

antarkomponen makhluk hidup dalam ekosistem.

Diskusi untuk dapat menguraikan saling hubungan antar komponen biotik dan membuat contoh diagram rantai dan

jaring-diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

(55)

antarorganisme dalam ekosistem.

Bandar Lampung, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

Bahrom, S.Pd. Alqoshosh ‘Alastihya’ Hamid

NIP. 19610108 198301 1 001 NPM. 0913024025

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Dra. Hj. Listadora, M.Pd. NIP. 19590809 198012 2 001

(56)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 20 B. Lampung Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi) Kelas/Semester : VIIa/Genap

Materi Pembelajaran : Ekosistem Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Pertemuan ke- : 1 dan 2

Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan

antarkomponen ekosistem.

A. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif

a. menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem

b. Menjelaskan komponen-komponen penyusun ekosistem.

c. Menguraikan saling hubungan antarkomponen ekosistem

d. Membuat contoh diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

e. membedakan pola interaksi antarorganisme 2. Afektif

a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca.

b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/gagasan, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya, pendengar yang baik, komunikatif.

B. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif

Setelah membaca leaflet dan diskusi dengan metode discovery siswa mampu: a. Membedakan satuan makhluk hidup dalam Ekosistem.

b. Menjelaskan pengertian individu, populasi, komunitas dan ekosistem. c. Menentukan macam-macam ekosistem

(57)

f. Menyebutkan pola interaksi antarorganisme.

g. Menjelaskan peranan organisme di dalam ekosistem. h. Menjelaskan bentuk-bentuk simbiosis

i. Menjelaskan pengertian rantai makanan dan jaring-jaring makanan j. Membuat diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan 2. Afektif

Setelah melakukan pembelajaran dengan metode discovery siswa mampu: a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: jujur, kerja keras, rasa ingin

tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca.

b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/gagasan, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya, pendengar yang baik, komunikatif.

C. Materi Pembelajaran

1. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem 2. Komponen-komponen penyusun ekosistem 3. Saling hubungan antarkomponen biotik 4. Pola Interaksi antarorganisme

D.Strategi Pembelajaran  Metode : Discovery

E. Langkah-Langkah Pembelajaran :

Pertemuan pertama

N

o Skenario Pembelajaran

Aktivitas Siswa yang

diamati Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan

a. Guru memberikan tes awal (Pretest)

tentang materi komponen-komponen penyusun ekosistem dan satuan mahluk hidup dalam ekosistem.

b. Guru menyajikan tujuan pembelajaran.

c. Guru menggali pengetahuan awal siswa

dengan pertanyaan ”sebelumnya kalian

telah mempelajari materi mengenai sel sampai organisme, disebut apakah organisme atau mahluk hidup tunggal

yang mendiami suatu wilayah tertentu?”

d. Guru memberikan motivasi kepada siswa

dengan cara Guru memberikan

pernyataan kepada siswa ”Pernahkah

kalian pergi ke sawah yang luas? Disana kalian melihat berbagai macam mahluk hidup seperti kambing, sapi, kerbau juga hewan lain berada di sawah yang luas

 Mengerjakan soal tes

(58)

tersebut untuk mencari makan. Kita bisa lihat keanekaragaman yang membentuk ekosistem. Materi pelajaran kali ini tentang komponen penyusun ekosistem.

2 Kegiatan Inti :

a.Eksplorasi

Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 siswa.

Membagikan Leaflet berisi materi yang akan dipelajari dan meminta siswa untuk membacanya

b. Elaborasi

Memberikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa

memberikan hipotesis terhadap masalah yang diajukan.

Guru meminta siswa mulai mengerjakan LKS yang telah dibagikan, secara kelompok yang dilakukan dengan mengamati

Guru membimbing siswa serta mengamati aktivitas siwa

Guru meminta siswa mendiskusikan materi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam LKS

Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompoknya

Guru memuji siswa yang antusias dan berperan aktif dalam proses pembelajaran

c. Konfirmasi :

Guru membahas (mengevaluasi) masalah-masalah yang ada di dalam LKS yang belum dapat dipecahkan oleh siswa.

G uru membimbing siswamembuat

kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari “komponen-komponen penyusun ekosistem dan satuan mahluk

 Mengkondisikan dirinya

ke dalam kelompok yang sudah ditentukan

 Membaca Leaflet

 Menerima LKS dan

membaca pertanyaan tentang fakta paada LKS lalu memberikan yang relefan dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul, dan merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya

 Menanyakan hal-hal yang

masih belum dimengerti

 Mengisi LKS

berdasarkan materi pada leaflet

 Mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas

 Yang mendapat pujian

(59)

hidup dalam ekosistem” pelajari

3 Kegiatan Penutup :

Guru memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.

Memperhatikan penjelasan guru

10 menit

Pertemuan kedua

No Skenario Pembelajaran

Aktivitas Siswa yang

diamati Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan

a. Guru menyajikan tujuan pembelajaran.

b. Guru menggali pengetahuan awal siswa

dengan pertanyaan disebut apakah rantai makanan yang saling

berhubungan?”

c. Guru memberikan motivasi kepada

siswa dengan cara Guru memberikan

pernyataan kepada siswa ”Pernahkah

kalian melihat tanaman pisang dengan daun yang berlubang-lubang atau tidak utuh lagi? Tahukah kalian daun itu berlubang karena dimakan oleh ulat, suatu ketika ulat tersebut dimakan oleh burung lalu burung dimakan musang, dan kemudian musang tersebut mati lalu bangkainya diuraikan oleh bakteri dan jamur, di sana kita bisa lihat hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain.

 Mendengarkan

Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 siswa.

Membagikan Leaflet berisi materi yang akan dipelajari dan meminta siswa untuk membacanya

b.Elaborasi

Memberikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa

memberikan hipotesis terhadap masalah yang diajukan.

 Mengkondisikan dirinya

ke dalam kelompok yang sudah ditentukan

 Membaca Leaflet

 Menerima LKS dan

membaca pertanyaan tentang fakta pada LKS lalu memberikan hipotesis terhadap masalah yang diajukan

(60)

Guru meminta siswa mulai mengerjakan LKS yang telah dibagikan, secara kelompok yang dilakukan dengan mengamati

Guru meminta siswa mulai mengerjakan LKS yang telah dibagikan, secara kelompok

Guru membimbing siswa serta mengamati aktivitas siwa

Guru meminta siswa mendiskusikan materi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam LKS

Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompoknya

Guru memuji siswa yang antusias dan berperan aktif dalam proses penemuan

c. Konfirmasi :

Guru membahas (mengevaluasi)

masalah-masalah yang ada di dalam LKS yang belum dapat dipecahkan oleh siswa.

G uru membimbing siswamembuat

kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari “komponen-komponen penyusun ekosistem dan satuan mahluk

hidup dalam ekosistem”

 Mulai mengamati leaflet

untuk menjawab

 Menanyakan hal-hal yang

masih belum dimengerti

 Mengisi LKS

berdasarkan materi pada leaflet

 Mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas

 Yang mendapat pujian

merasa senang

Guru memberikan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan berupa penggunaan Leaflet pada pertemuan yang terakhir

Guru memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang

Mengerjakan tes akhir

Mendengarkan penjelasan guru

(61)

F. Sumber Pembelajaran Bahan :

- Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang satuan makhluk hidup dan komponen penyusun ekosistem,

- Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang saling hubungan antarkomponen biotik dan pola interaksi antar organisme.

Sumber : Leaflet, yang disusun dari beberapa literatur terkait:

- Buku IPA Biologi untuk SMP kelas VII penerbit Erlangga

- Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas VII penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

- Internet

-G. Penilaian

Teknik : tes awal dan tes akhir

(62)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol

Sekolah : SMP Negeri 20 B. Lampung Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi) Kelas/Semester : VIIb/Genap

Materi Pembelajaran : Ekosistem Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Pertemuan ke- : 1 dan 2

Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan

antarkomponen ekosistem.

A. Indikator 1. Kognitif

a. Menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem

b. Menjelaskan komponen-komponen penyusun ekosistem.

c. Menguraikan saling hubungan antarkomponen ekosistem

d. Membuat contoh diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan

e. Membedakan pola interaksi antarorganisme 2. Afektif

a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca.

b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/gagasan, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya, pendengar yang baik, komunikatif.

B. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif

Setelah membaca buku teks dan diskusi siswa mampu: a. Membedakan satuan makhluk hidup dalam Ekosistem.

b. Menjelaskan pengertian individu, populasi, komunitas dan ekosistem. c. Menentukan macam-macam ekosistem

d. Menjelaskan hubungan atarkomponen ekosistem e. Membedakan antara komponen biotik dan abiotik. f. Menyebutkan pola interaksi antarorganisme.

(63)

h. Menjelaskan bentuk-bentuk simbiosis

i. Menjelaskan pengertian rantai makanan dan jaring-jaring makanan j. Membuat diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan 2. Afektif

Setelah melakukan pembelajaran dengan metode diskusi siswa mampu: a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: jujur, kerja keras, rasa ingin

tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca.

b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/gagasan, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya, pendengar yang baik, komunikatif.

C. Materi Pembelajaran

1. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem 2. Komponen-komponen penyusun ekosistem 3. Saling hubungan antarkomponen biotik 4. Pola Interaksi antarorganisme

D.Strategi Pembelajaran  Metode : diskusi

E. Langkah-Langkah Pembelajaran :

Pertemuan pertama

No Skenario Pembelajaran Aktivitas Siswa yang

diamati Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan

a. Guru memberikan tes awal (Pretest)

tentang materi komponen-komponen penyusun ekosistem dan satuan mahluk hidup dalam ekosistem.

b. Guru menyajikan tujuan pembelajaran.

c. Guru menggali pengetahuan awal siswa

dengan pertanyaan ”sebelumnya kalian

telah mempelajari materi mengenai sel sampai organisme, disebut apakah

organisme atau mahluk hidup tunggal yang

mendiami suatu wilayah tertentu?”

d. Guru memberikan motivasi kepada siswa

dengan cara Guru memberikan pernyataan

kepada siswa ”Pernahkah kalian pergi ke

sawah yang luas? Disana kalian melihat berbagai macam mahluk hidup seperti kambing, sapi, kerbau juga hewan lain berada di sawah yang luas tersebut untuk

 Mengerjakan soal tes awal

(64)

mencari makan. Kita bisa lihat keanekaragaman yang membentuk

ekosistem. Materi pelajaran kali ini tentang komponen penyusun ekosistem.

2 Kegiatan Inti : a. Eksplorasi

Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 siswa.

Membuka buku teks yang berisi materi yang akan dipelajari dan meminta siswa untuk membacanya

Menjelaskan secara garis besar tentang komponen penyusun dan satuan makhluk hidup dalam ekosistem dengan

menggunakan buku tersebut

b. Elaborasi

Memberikan LKS kepada setiap kelompok dan membimbing siswa dalam berdiskusi dengan cara berkeliling ke setiap kelompok.

Menginstruksikan perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

c. Konfirmasi :

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.

Guru memberikan penguatan terhadap jawaban hasil diskusi siswa dan

menambahkan informasi yang kurang dari hasil diskusi.

G uru membimbing siswamembuat

kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

“komponen-komponen penyusun ekosistem

dan satuan mahluk hidup dalam ekosistem”

 Mengkondisikan dirinya

ke dalam kelompok yang sudah ditentukan

 Menanyakan hal-hal yang

masih belum dimengerti

 Mendengarkan dan

mencatat penjelasan guru

50 menit

(65)

Guru memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.

Memperhatikan penjelasan guru

Pertemuan kedua

No Skenario Pembelajaran

Aktivitas Siswa yang

diamati Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan

a. Guru menyajikan tujuan pembelajaran.

b. Guru menggali pengetahuan awal siswa

dengan pertanyaan disebut apakah rantai

makanan yang saling berhubungan?”

c. Guru memberikan motivasi kepada siswa

dengan cara Guru memberikan pernyataan kepada siswa ”Pernahkah kalian melihat tanaman pisang dengan daun yang berlubang-lubang atau tidak utuh lagi? Tahukah kalian daun itu berlubang karena dimakan oleh ulat, suatu ketika ulat tersebut dimakan oleh burung lalu burung dimakan musang, dan kemudian musang tersebut mati lalu

bangkainya diuraikan oleh bakteri dan jamur, di sana kita bisa lihat hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain.

Membagi siswa ke dalam kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

Membuka buku teks yang berisi materi yang akan dipelajari dan meminta siswa untuk membacanya.

Menjelaskan secara garis besar tentang saling hubungan antar komponen biotik dengan menggunakan buku teks tersebut.

b. Elaborasi

Memberikan LKS kepada setiap kelompok dan membimbing siswa dalam berdiskusi dengan cara berkeliling ke setiap kelompok.

Menginstruksikan perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

 Mengkondisikan dirinya

ke dalam kelompok yang sudah ditentukan

 Membaca buku teks

(66)

c. Konfirmasi

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.

Memberikan penguatan terhadap jawaban hasil diskusi siswa dan menambahkan informasi yang kurang dari hasil diskusi.

G uru membimbing siswamembuat

kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

“komponen-komponen penyusun ekosistem

dan satuan mahluk hidup dalam ekosistem”

kelompoknya

 Menanyakan hal-hal yang

masih belum dimengerti

 Mendengarkan dan

mencatat penjelasan guru

3 Kegiatan Penutup :

Guru memberikan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan berupa penggunaan Leaflet pada pertemuan yang terakhir

Guru memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang

Mengerjakan tes akhir

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang satuan makhluk hidup dan komponen penyusun ekosistem

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang saling hubungan antarkomponen biotik dan pola interaksi antar organisme.

Sumber :

1. Buku IPA Biologi untuk SMP kelas VII penerbit Erlangga

2. Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas VII penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

(67)

G. Penilaian

Teknik : tes awal dan tes akhir

Gambar

Gambar 1. Diagram Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.
Gambar 2.     Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen
Tabel 1.  Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

(3) Lebar garis terang pada layar berbanding terbalik dengan jarak antara dua celah yang digunakan.. (4) Orde garis terang berbanding terbalik dengan

Diskusikan dengan orang tuamu tentang materi yang telah dapat kamu pahami dan belum pahami.. Buatlah jadwal belajar agar kamu dapat mengulang materi untuk dapat memahami materi

Dengan penambahan sulfur 40 phr yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan yang diaplikasikan pada komponen1. otomotif, maka sifat mekanis yang baik diperlukan

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai be rikut : “Adakah hubungan antara luas ventilasi rumah,

Simulator yang dibuat merupakan pemanfaatan dari sensor jarak ultrasonik yang diterapkan pada beberapa akselerator yang masing masing berfungsi sebagai alat bantu

memadai tentang sejarah pada masa ini, dari data tersebut penulis akan memilah. sumber dan riwayat yang ada tentang sejarah pada masa al- Khulafā ar

The successful reconstruction using frontal sling with mersilene mesh and Y to V plasty technique to repair ptosis, epicanthus inversus, and telecanthus in Blepharophymosis

Adapun lainnya dari hasil analisis menunjukkan bahwa ada 7 responden yang berpengetahuan kurang tapi efikasi dirinya cukup, hal ini dikarenakan pasien tidak memiliki