BAB III METODE PENELITIAN
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2009). Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis instrumen penelitian, yaitu non tes untuk mengukur keaktifan siswa, dan tes untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen yang akan digunakan peneliti berupa pedoman wawancara, lembar observasi, angket dan soal tes.
3.4.1 Non Tes
Instrumen penelitian non tes digunakan untuk mengukur keaktifan dan prestasi belajar siswa
3.4.1.1Pedoman Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2014:72). Wawancara dilakukan sebelum melaksanakan penelitian. Kegiatan ini digunakan untuk mengetahui kondisi awal dari proses pembelajarannya, yaitu keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Berikut ini panduan pedoman wawancara untuk mengetahui keaktifan dan prestasi.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Wawancara
No Indikator No Item
1. Proses pembelajaran di kelas 1,2
2. Keaktifan belajar siswa 3,4
3. Prestasi belajar siswa 5,6
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara
No Indikator Jawaban
A. Proses pembelajaran di kelas 1. Apakah menggunakan model
pembelajaran dalam penyampaian materi?
2. Apakah kesulitan yang dialami ketika menyampaikan materi saat
pembelajaran IPA? B. Keaktifan belajar siswa
1. Apakah siswa antusias ketika proses pembelajaran IPA?
2. Apakah siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran?
C. Prestasi belajar siswa 1. Bagaimana rata-rata hasil nilai
pelajaran IPA?
2. Apakah memenuhi standar dalam KKM?
Peneliti melakukan wawancara kepada wali kelas IV, wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung kondisi tertentu dan melengkapi penyelidikan ilmiah. Peneliti mewawancarai wali kelas IV untuk mengetahui kondisi awal kelas IV. Peneliti menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada guru kelas IV sebagai panduan wawancara. Wawancara kepada guru kelas IV dilakukan sebelum penelitian dilakukan (pra-siklus) untuk mendapatkan data awal tentang keaktifan dan prestasi dari seluruh siswa kelas IV.
3.4.1.2Instrumen Keaktifan
Pada pengumpulan data keaktifan peneliti menggunakan 2 instrumen keaktifan, yaitu instrumen berupa lembar observasi keaktifan dan angket. Berikut ini adalah instrumen penelitian keaktifan siswa.
Tabel 3.4. Variabel dan Instrumen Penelitian
Variabel Terikat
Indikator Data Pengumpulan Instrumen
Keaktifan Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru.
Skor rata-rata kelas Pengamatan oleh peneliti Lembar Observasi (pengamatan) Bekerjasama dalam kelompok
Bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi
Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan persoalan
Menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru
Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS
Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok
1. Lembar Observasi
Penelitian ini menggunakan lembar observasi keaktifan yang dibuat dari indikator-indikator keaktifan yang didapat dari pendapat beberapa para ahli. Lembar observasi diajukan guru kelas dan teman peneliti, observasi ini dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung selama 2 jam. Penelitian ini diperoleh data tentang keaktifan dengan pengamatan langsung ketika proses pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe STAD berlangsung pada pertemuan 1 dan 2 siklus I dan pertemuan 1 dan 2 pada siklus II. Berikut adalah kisi-kisi lembar observasi keaktifan belajar siswa.
Tabel 3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
No Indikator No Item
1. Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru.
A
2. Bekerjasama dalam kelompok B
3. Bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi C 4. Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk
memecahkan persoalan
D 5. Menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru E 6. Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS F 7. Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok G
Total
Observasi dilakukan dalam 3 tahapan, tahapan yang pertama adalah tahapan pra-siklus atau sebelum penelitian, hal ini dilakukan peneliti untuk mengukur dan mencari data awal mengenai keaktifan siswa. Selanjutnya
tahapan yang kedua adalah observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus I untuk mendapatkan data keaktifan siswa selama diberikan tindakan menggunakan STAD. Tahapan yang ketiga adalah mengobservasi pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II untuk mencari data apakah ada peningkatan keaktifan siswa dari data awal yang sudah didapatkan oleh peneliti ke siklus I dan siklus II.
Tabel 3.6. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
No Nama Aspek yang Diamati
A B C D E F G 1. 2. 3. 4. 5. 6. Total Keterangan :
A. Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru.
B. Bekerjasama dalam kelompok
C. Bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi.
D. Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan persoalan. E. Menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru.
F. Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS. G. Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok.
2. Angket
Selain menggunakan lembar observasi, penelitian ini juga menggunakan lembar angket untuk mengetahui keaktifan belajar siswa, keaktifan juga dibuat dari indikator-indikator keaktifan yang didapat dari pendapat para ahli. Observasi
ini dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini diperoleh data tentang keaktifan dengan pengamatan langsung ketika proses pembelajaran menggunakan metode Koorperatif tipe STAD berlangsung. Berikut adalah kisi-kisi lembar angket keaktifan belajar siswa.
Tabel 3.7. Kisi-kisi Lembar Angket Keaktifan Belajar Siswa
No Indikator No Item
1. Mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi dari guru.
1, 5, 10
2. Bekerjasama dalam kelompok 2, 3, 4, 12, 13
3. Bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi 6 4. Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk
memecahkan persoalan
11 5. Menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru 8 6. Melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal di LKS 7, 14, 15 7. Mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok 9
Total 15
Penyebaran angket dilakukan dalam 3 tahapan, tahapan yang pertama adalah tahapan pra-siklus atau sebelum penelitian, hal ini dilakukan peneliti untuk mengukur dan mencari data awal mengenai keaktifan siswa. Selanjutnya tahapan yang kedua adalah penyebaran angket yang dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus I untuk mendapatkan data keaktifan siswa selama diberikan tindakan menggunakan STAD. Tahapan yang ketiga adalah penyebaran angket pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II untuk mencari data apakah ada peningkatan
keaktifan siswa dari awal, siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah pedoman penskoran angket pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Angket
Skor Kualifikasi
5 Sangat Setuju
4 Sering
2 Jarang
1 Sangat Jarang
Pada lembar angket terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu SS (Sangat Setuju), S (Sering), J (Jarang), SJ (Sangat Jarang). Penentuan skor pada masing-masing jawaban yaitu skor 5 untuk SS (Sangat Setuju), skor 4 untuk S (Setuju), skor 2 untuk J (Jarang), dan skor 1 untuk SJ (Sangat Jarang). Peneliti sengaja menghilangkan skor 3 karena menurut peneliti angka 3 akan memberikan kesan jawaban netral. Maka peneliti memutuskan untuk menggunakan skor jawaban 1, 2, 4, dan 5.
Angket keaktifan belajar yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.9
Tabel 3.9. Lembar Angket Keaktifan Belajar Siswa
No Perilaku yang Tampak Skor
SS S J SJ
1. Saya membaca materi pelajaran saat di kelas.
2. Saya berani menyampaikan pendapat dalam kelompok. 3. Saya dapat memecahkan masalah dalam kelompok.
kelompok.
5. Saya mencatat semua hal penting saat pelajaran berlangsung.
6. Saya bertanya pada guru dan teman ketika mengalami kebingungan dalam memahami materi pelajaran.
7. Saya mengerjakan tes dengan bersungguh-sungguh. 8. Saya menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi
dari guru.
9. Saya berani menyampaikan hasil diskusi kelompok. 10. Saya mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan
materi atau instruksi dari guru.
11. Saya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.
12. Saya menunjukkan sikap kerjasama terhadap teman satu kelompok.
13. Saya memberikan respon atau bantuan terhadap teman yang mengalami kesulitan.
14. Saya melatih diri mengerjakan soal di LKS.
15. Saya mengerjakan soal dengan bersungguh-sungguh. Total Keterangan: SS : Sangat Setuju S : Sering J : Jarang SJ : Sangat Jarang
Pada penelitian ini peneliti menggunakan Pedoman Acuan Patokan II (PAP) untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa kelas IV SD N Petinggen. Berikut adalah tabel Pedoman Acuan Patokan (PAP) menurut Masidjo (1995:157).
Tabel 3.10 Kriteria Penskoran Keaktifan Belajar Rentang Nilai Tingkat Keaktifan
81 – 100 Sangat tinggi
66 – 80 Tinggi
56 – 65 Sedang
46 – 55 Rendah
Berdasarkan tabel PAP II di atas, peneliti memodifikasi menjadi tiga kategori tingkat keaktifan belajar. Berikut tabel PAP II yang telah dimodifikasi oleh peneliti mengenai keaktifan belajar pada tabel 3.11
Tabel 3.11 Kategori Penskoran Keaktifan Belajar Rentang Nilai Kategori Keaktifan Belajar
66 – 100 Tinggi
56 -65 Sedang
0 – 55 Rendah
Berdasarkan tabel 3.11, apabila rata-rata skor keaktifan belajar siswa dari skor 66-100 maka tingkat keaktifan belajar siswa dinyatakan tinggi. Apabila rata-rata skor keaktifan belajar siswa 56-65 maka tingkat keaktifan belajar siswa dinyatakan sedang. Apabila rata-rata skor keaktifan belajar siswa 0-55 maka tingkat keaktifan belajar siswa sangat dinyatakan rendah.
3.4.2 Tes (Instrumen Prestasi Belajar)
Tes adalah beberapa pertanyaan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 1996:150). Dalam penelitian ini akan menggunakan tes tertulis, maka peneliti menuliskan kisi-kisi soal yang akan digunakan sebagai tes tertulis untuk siswa kelas IV SD N Petinggen sebagai pedoman pembuatan soal evaluasi.
Berikut adalah kisi-kisi soal evaluasi siklus I sebelum validasi dapat dilihat pada tabel 3.12 dibawah ini:
Tabel .3.12. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi Satuan Pendidikan : SD N Petinggen
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/ Semester : IV/I
Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya
Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu
Indikator Nomor Soal Jumlah Soal
6.1.1 Menjelaskan wujud benda padat, cair, dan gas
2, 10, 14, 15, 20, 23, 6 6.1.2 Menjelaskan sifat-sifat benda padat,
cair, dan gas
3, 4, 5, 11, 13, 17, 18, 19, 24, 25, 27, 30
12 6.1.3 Menyebutkan contoh benda padat, cair,
dan gas
1, 12, 28, 29 4
6.1.4 Mengidentifikasi benda sesuai dengan sifatnya
6, 7, 8, 9,16, 21, 22, 26 8
Soal evaluasi pada siklus I yang belum divalidasi terbagi menjadi empat indikator. Indikator pertama berjumlah 6 butir soal, indikator kedua berjumlah 12 butir soal, indikator ketiga berjumlah 4 butir soal, dan indikator keempat berjumlah 8 butir soal. Jadi total soal pada siklus I yang belum divalidasi adalah 30 soal.
Tabel .3.13. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Satuan Pendidikan : SD N Petinggen
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/ Semester : IV/I
Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
Kompetensi Dasar : 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → padat → cair; cair → gas → cair ; padat → gas
Indikator Nomor Soal Jumlah Soal
6.2.1 Menjelaskan terjadinya perubahan wujud cair menjadi padat (membeku)
1, 14, 16, 23 4
Soal evaluasi pada sikus II yang belum divalidasi terbagi menjadi enam indikator. Indikator pertama berjumlah 4 butir soal, indikator kedua berjumlah 11 butir soal, indikator ketiga berjumlah 10 butir soal, indikator keempat berjumlah 3 butir soal, dan indikator kelima berjumlah 2 butir soal. Total dari soal siklus II yang belum divalidasi adalah 30 butir soal. Rincian pemberian skor Siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.14 dibawah ini
Tabel 3.14. Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II
No Jenis Soal Jumlah
Soal
Skor Maksimal Tiap Nomor
Jumlah Skor Maksimal
1 Pilihan Ganda 30 1 Poin 30 poin
Jumlah 30 poin
Pemberian skor untuk soal pilihan ganda yang digunakan pada siklus I dan II pada setiap butirnya diberi skor 1, sedangkan soal yang salah mendapat skor 0, sehingga semua butir soal jika dijawab benar semua akan mendapat 30 poin.
wujud padat menjadi cair (mencair) 21, 26, 29 6.2.3 Menjelaskan terjadinya perubahan
wujud cair menjadi gas (menguap)
4, 10, 13, 17, 18, 22, 24, 27, 28, 30
10 6.2.4 Menjelaskan terjadinya perubahan
wujud gas menjadi cair (mengembun)
6, 8, 25 3
6.2.5 Menjelaskan terjadinya perubahan wujud padat menjadi gas (menyublim)
3.5 Teknik Pengujian Instrumen (Validitas dan Reliabilitas)