BAB III METODE PENELITIAN
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Lembar Observasi
Observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan sistematis. Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Active Learning tipe Learning Start
With A Question dengan Bermain jawaban.
Langkah-langkah menyusun lembar observasi untuk mendapatkan data yang baik adalah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi lembar obsevasi aktivitas belajar matematika siswa b. Menyusun butir-butir amatan yang akan diamati.
Berikut adalah kisi-kisi lembar observasi penggunaan strategi pembelajaran active learning tipe learning start with a question dengan bermain jawaban:
Tabel 3.8 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa
INDIKATOR Sub Indikator
Visual Activities Siswa membaca
Siswa memperhatikan
Oral Activities Siswa mengajukan pertanyaan
Siswa memberikan pendapat
Listening Activities Siswa berdiskusi kelompok Mental Activities
Siswa dapat menjawab pertanyaan dan mencocokkannya dengan kartu bermain jawaban
Emotional Activies Siswa bersemangat dan berani tampil
mempresentasikan hasil diskusi
2. Tes Hasil Belajar
Instrumen (alat pengumpulan data) dalam penelitian ini adalah tes berupa soal untuk hasil belajar siswa. Langkah-langkah menyusun tes untuk mendapatkan tes yang baik sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi soal uji coba tes. b. Menyusun butir-butir soal yang diujikan.
c. Menvaliditas soal tes kepada beberapa ahli. Dalam hal ini yang bertindak sebagai validatornya adalah dosen matematika dan pendidik matematika.
Pada penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi dan muka. Validitas isi (content validity) adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah isi instrumen mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur. Validitas isi berhubungan dengan representative sampel butir dari semesta populasi butir. Validitas muka adalah validitas yang menggunakan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri.
Artinya jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang akan diukur, maka tes tesebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan (Arifin, 2012: 315).
Rancangan soal tes disusun sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai dan sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat. Tes yang dirancang divalidasi oleh Ibu Vivi Ramdhani, M.Si dan bapak Amral, M.Si selaku dosen IAIN Batusangkar dan Ibu Irda S.Pd selaku guru matematika SMAN 3 Kota Solok dengan hasil Validasi adalah B yaitu dapat digunakan dengan sedikit Revisi.
d. Melakukan uji coba tes
Hasil dari suatu penelitian dapat dipercaya apabila alat pengumpulan data yang digunakan betul-betul akurat atau sudah memiliki validitas, indeks kesukaran soal, daya pembeda soal dan reliabilitas yang baik. Agar soal yang disusun itu memiliki kriteria soal yang baik, maka soal tersebut perlu diuji coba terlebih dahulu. Hasil uji coba tersebut dianalisis untuk mendapat soal mana yang memenuhi kriteria soal yang baik.
Peneliti menguji cobakan tes pada kelas X IPA.3 yang tidak terpilih sebagai sampel, karena untuk pemilihan sampel peneliti menggunakan
Sample Random Sampling, maka kelas tersebut memiliki kemampuan yang
sama dengan kedua kelas yang dijadikan kelas sampel. Hasil uji coba tes hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada Lampiran XIX
e. Analisis Item tes 1) Validitas Empiris
Validitas empiris biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolak ukur apa yang akan diukur (Arifin, 2012:316). Setiap item soal dianalisis validitas butirnya dengan cara sebagai berikut.
b) Setiap butir soal dihitung nilai validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson:
rxy = (∑ ) (∑ ) (∑ )
√ (∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ ) Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabell Y
= Jumlah responden
∑ = Jumlah skor item variabel X
∑ = Jumlah skor variabel Y
∑ = Jumlah skor dalam sebaran X dan Y
∑ = Jumlah kuadrat dari jumlah skor dalam sebaran X
∑ = Jumlah kuadrat dari jumlah skor dalam sebaran Y
c) Harga/nilai koefisien korelasi (r) dikonfirmasikan dengan tabel kritik
product moment pada taraf signifikansi 5% ( = 0,05) dan dk n-1. Kriteria nilai koefisien korelasi tersebut dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Interpretasi Koefisien Korelasi
Validitas Interpretasi Koefisien Korelasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Sumber: Kadir, 2015: 74)
Apabila hasil perhitungan validitas butir untuk soal tertentu diperoleh rhitung> rtabel pada taraf signifikasi 5% ( ) dan dk n-1
berarti soal tersebut valid. Hasil analisis data validasi empiris tiap butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.9:
Tabel 3.9 Hasil Validasi Soal Menggunakan Produc Momen Nomor
Soal rxy rtabel Keputusan
1a 0.571322 0,3739 Valid 1b 0.985218 0,3739 Valid 2a 0.383456 0,3739 Valid 2b 0.55845 0,3739 Valid 3 0.933305 0,3739 Valid 4 0.734616 0,3739 Valid
Berdasarkan Tabel validitas butir soal setelah diujicobakan di tabel 3.9, maka dapat disimpulkan semua soal valid. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XIV
2) Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan tingkat kepercayaan, dimana suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas tes artinya keadaan suatu tes jika tes tersebut diteskan kembali maka dapat menghasilkan informasi yang konsisten, tetap dan andal.Bentuk soal yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes essay atau uraian, karena itu untuk mencari koefesien reliabilitas ( ) digunakan rumus
Alpha yang dirumuskan sebagai berikut (Arikunto, 2015: 122):
(
)( ∑
) Keterangan:
∑ : Jumlah varians skor tiap- tiap item : Varians total
: Jumlah item Kriteria reliabilitas tes:
Tabel 3.10 Kriteria Reabilitas Tes
Reabilitas Kriteria 0,80< r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,06< r11 ≤ 0,80 Tinggi 0,40< r11 ≤ 0,60 Sedang 0,20< r11 ≤ 0,40 Rendah 0,00< r11 ≤ 0,20 Sangat rendah (Sumber: Arikunto, 2015: 89)
Reabilitas yang di dapatkan oleh peneliti yaitu 0,63 pada kriteria tinggi. Perhitungan reliabialitas dapat dilihat pada lampiran XI.
3) DayaPembeda
Dalam analisis soal diperlukannnya pembeda soal. Maksudnya apakah soal (item) tes tersebut mempunyai daya pembeda yang berarti atau baik, setelah soal tersebut diteskan kepada kelompok yang pandai dan kelompok yang tidak pandai. Daya pembeda soal ditentukan dengan mencari indeks pembeda soal. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara siswa yang menguasai kompetensi dengan siswa yang kurang menguasai kompetensi (Arifin, 2012: 350). Untuk menentukan daya pembeda soal tersebut berarti atau tidak dicari dulu degree of freedom (df) dengan rumus:
df= (nt – 1) + (nr – 1) nt= nr= 27% x N=n
Untuk menghitung indeks pembeda soal uraian caranya sebagai berikut (Arifin, 2012: 356)
1) Data diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah.
2) Kemudian diambil 27% dari kelompok yang mendapat nilai tinggi dan 27% dari kelompok yang mendapat nilai rendah.
3) Cari indeks pembeda soal dengan rumus:
̅ ̅ √∑ ( ) ∑ Keterangan:
T = Indeks Pembeda
̅ = Rata-rata skor kelompok atas ̅ = Rata-rata skor kelompok bawah
∑ = Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
∑ = Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
n = 27 % x N (baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah)
Suatu soal mempunyai daya pembeda soal yang berarti (signifikan) jika t ttabel pada df yang telah ditentukan. Setelah dilakukan uji coba dengan untuk setiap soal diperoleh daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.11 Hasil Daya Pembeda Soal
No Butir
Soal thitung ttabel Keterangan 1a 3,96611634 2,2281 Signifikan 1b 3,96611634 2,2281 Signifikan 2a 2.260247 2,2281 Signifikan
3 4.8191 2,2281 Signifikan
4
5.18671
2,2281 Signifikan
Berdasarkan tabel 3.11 terlihat bahwa semua soal yang dikembangkan memiliki daya pembeda soal yang signifikan. Rincian untuk menentukan daya pembeda tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran XVI.
4) Indeks Kesukaran (Ik)
Tingkat kesukaran soal adalah suatu bilangan yang menunjukkan sulit mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Untuk menentukan indeks kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus (Kadir, 2015: 75)
Ik = ̅
Keterangan : Ik = indeks kesukaran ̅ = rata-rata skor siswa tiap item SMI = s kor maksimum item
Tabel 3.12 Kriteria Indeks Kesukaran Soal
Kriteria Indeks Kesukaran Soal Interpretasi
0% ≤ Ik ≤ 30% Sukar
31% ≤ Ik ≤ 70% Sedang
71% ≤ Ik ≤ 100% Mudah
Setelah dilakukan uji coba dan analisis tes didapatkan taraf kesukaran soal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13 Hasil Kriteria Soal Setelah Dilakukan Uji Coba No Ik Keterangan 1a 96 % Mudah 1b 96 % Mudah 2a 92 % Mudah 2b 84 % Mudah 3 35 % Sedang 4 11 % Sukar
Berdasarkan Tabel 3.13 terlihat bahwa taraf kesukaran masing-masing soal uji coba yaitu terdapat 4 soal kategori mudah, 1 soal kategori 1 soal kategori sukar. Rincian untuk menentukan indeks kesukaran tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran XVII.
5) Klasifikasi Soal
Setelah dilakukan perhitungan indeks daya pembeda (Ip) dan indeks kesukaran soal (Ik) maka diklasifikasikan soal yang digunakan dengan klasifikasi sebagai berikut (Prawironegoro):
a) Soal tetap dipakai jika daya pembedasignifikan dan 0% < tingkat kesukaran< 100%
b) Soal diperbaiki jika:
(1) Daya pembeda signifikan dan tingkat kesukaran= 0% atau tingkat kesukaran= 100%
(2) Daya pembeda tidak signifikan dan 0% < tingkat kesukaran<100%
(3) Soal diganti jika daya pembedatidak signifikan dan tingkat kesukaran= 0% atau tingkat kesukaran= 100
No
Soal Ip Keterangan Ik Keterangan Klasifikasi
1a 3,96611634 Signifikan 96 % Mudah Dipakai
T a b e l
3.14 Klasifikasi soal uji coba
Berdasarkan tabel 3.14.klasifikasi soal diatas, terlihat bahwa seluruh soal yang diujicobakan bisa dipakai untuk penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XVIII.