• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : METODE PENELITIAN

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara kepada petugas pendaftaran, kepala bagian rekam medis dan pasien. Kemudian menggunakan pedoman observasi untuk mengetahui fungsi petugas pendaftaran, pelaksanaan sistem penomoran, sarana penomoran, kebijakan serta protap penomoran. Dan pedoman checklist untuk mengetahui peran petugas dalam mendaftar pasien.

F. Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat secara langsung tentang sistem penomoran di bagian pendaftaran dan beberapa keterangan yang didapat langsung dari hasil wawancara dengan petugas TPP yang bersangkutan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara melihat data yang ada dan bertanya kepada petugas pendaftaran yang memberikan nomor rekam medis pasien ketika mendaftar.

32 2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode wawancara langsung terhadap petugas pendaftaran dan observasi.

G. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi : 1. Editing

Memeriksa data, sehingga diperoleh data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Tabulating

Memasukkan data dalam komputer untuk memudahkan pengolahan data.

H. Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan dan dianalisa. Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat ditarik kesimpulan. (14)

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Profil Rumah Sakit Tk. III 04.06.02 Bhakti Wira Tamtama Kesdam IV/Diponegoro

Pada tanggal 8 Desember 1949 telah tersusun organisasi Divisi III/Gebernur III dengan Panglima Devisi dijabat oleh Kolonel Gatot Subroto Kepala kesehatan (DK Devisi III) dijabat oleh Letkol dr.Suhardi dibantu staf administrasi Lettu Adam Saleh, sedangkan lokasi kantor berada di Hotel Dibya Puti Semarang. Mereka bertugas langsung sebagai anggota Local Join Commite (LJC) yang akan menerima penyerahan kekuasaan dari militer Belanda yaitu Komando Divisi 20 Desember Koninklijke Leger (Komando Devisi 20 Des.K.L). Mayor Dr. Sumartono diperintahkan oleh Kepala DKT III untuk menerima penyerahan Militer Hospital yang berkedudukan di Jalan Bojong 150 Semarang dari Komando Divisi 20 Des.K.L. Serah terima dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 1949 dimana Mayor Dr. Sumartono didampingi oleh Lettu Adam Saleh dan Lettu Ismaun.

Penyerahan dilaksanakan secara bertahap dimana tahap pertama baru diserahkan Territorial Militair Gezondheids Dienst (TMGD). Rumah sakit yang berlokasi di Jalan Bojong 150, sedang yang di Jalan HOS Cokroaminoto 10 masih dipergunakan untuk merawat tentara Belanda

34

yang luka-luka akibat pertempuran sebagai penanggung jawab Rumah Sakit di Jalan Bojong 150 ditunjuk Lettu Ismaun dibantu Zr. Sumartini serta beberapa orang tenaga tambahan dari DKT Solo. DKT Divisi III yang semula berkedudukan di Hotel Puri kemudian bergabung dengan Rumah Sakit di Jalan Bojong 150.

Pada bulan Juni 1950 Mayor Dr. Sumartono ditarik di Jakarta dan sebagai penggantinya ditunjuk Letkol Dr. Suwondo. Pada bulan Agustus 1950 Militer Hospital Yuliana Jalan HOS Cokroaminoto 10 daerah diserah terimakan kapada RI dan diberi nama Rumah Sakit Divisi III/ Tentara dan Teritorium Jawa Tengah. Setelah serah terima dilanjutkan pemisahan personil antara yang bergabung dengan APRIS dengan tetap bernaung dibawah KNIL/KL.

Beberapa penambahan bangunan seperti Ruang Rontgen, Ruang Perawatan, Poliklinik Gawat Darurat dan Ruang Perawatan Utama. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam bidang pelayanan kesehatan, maka Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang telah mengadakan pembenahan-pembenahan seperti penambahan tenaga dokter ahli, pelayanan konsultasi kesehatan telpon (Hot Line Service) selain itu juga dengan merubah pintu gerbang Rumah Sakit dari jalan HOS Cokroaminoto ke Jalan Dr. Sutomo serta pembuatan unit rawat jalan.

35

2. Visi, Misi, Motto dan Falsafah RS Bhakti Wira Tamtama Semarang

a. Visi

Menjadi sumber informasi rumah sakit yang akurat. b. Misi

Meningkatkan mutu pelayanan dan administrasi kesehatan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang.

c. Motto

Cepat, Tepat, dan Akurat. d. Falsafah

Rekam Medis bersifat Rahasia, Aman, dan Akurat serta dapat dipertanggung jawabkan.

3. Bagian Unit Rekam Medis di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang

a. Unit Gawat Darurat (UGD)

Untuk melayani pasien yang mengalami keadaan darurat di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang dilakukan selama 24 jam.

b. Unit Rawat Jalan (URJ)

Merupakan tempat pelayanan pasien yang berobat dirawat jalan sebagai pintu pertama untuk menentukan apakah pasien perlu dirawat inap atau tidak atau perlu dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan lainnya. Jenis pelayanan rawat jalan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang meliputi :

1) Poliklinik Anak 2) Poliklinik Gigi

36 4) Poliklinik THT

5) Poliklinik Kulit dan Kelamin 6) Poliklinik Penyakit Dalam 7) Poliklinik Syaraf

8) Poliklinik Rehabilitasi Medik (Fisioterapi) 9) Poliklinik Mata

10) VK / Kamar Bersalin (dalam tahap pembangunan) 11) Kamar Operasi / Poliklinik Bedah

12) Radiologi

c. Unit Rawat Inap (URI)

Unit Rawat Inap (URI) atau sering disebut ruang perawatan merupakan inti kegiatan rumah sakit. Terdapat 114 tempat tidur di RS Bhakti Wira Tamtama . URI biasanya diberi nama ruang yang berlainan satu dengan yang lainnya oleh pimpinan rumah sakit guna memudahkan pembedaan ruangan, URI dibedakan pula atas kelas perawatan.

d. Instalasi Pemeriksaan Penunjang (IPP) 1) Radiologi

2) Laboratorium 3) Fisioterapi 4) Instalasi Farmasi 5) Instalasi Gizi

e. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)

Tugas pokok dan fungsi tpprj yaitu melaksanakan pendaftaran pasien rawat jalan baru maupun pasien lama agar semua pasien

37

rawat jalan dicatatat dan dilayani sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

f. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI)

Tugas pokok dan fungsi tppri yaitu agar pasien rawat inap dan petugas TPPRI dapat memahami aturan pendafataran rawat inap di RS Bhakti Wira Tamtama dan menjaga kelengkapan data pasien sehingga tertib administrasi akan menghasilkan data yang akurat. g. Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat (TPPGD)

Tugas pokok dan fungsi tppgd yaitu melayani pasien selama 24 jam dalam keadaan gawat darurat atau darurat dan untuk tertib administrasi pasien yang dirawat di UGD.

h. Unit Filing

Bagian fillng adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

1) Menerima DRM yang sudah lengkap dan sudah diberi kode dari bagian koding / indexing.

2) Menyimpan DRM yang sudah lengkap ke dalam rak penyimpanan sesuai dengan metode yang digunakan dan sesuai dengan kode warna pada nomor rekam medis.

3) Menyediakan DRM yang akan dipinjam.

4) Melakukan Penyisiran untuk mengembalikan DRM yang salah letak.

5) Melakukan retensi DRM.

6) Menyimpan DRM inaktif berdasarkan tanggal terakhir pasien berobat dan dikelompokkan berdasarkan jenis penyakitnya.

38

7) Bersama tim pemusnah rekam medis melaksanakan kegiatan pemusnahan.

8) Setiap bulan melaporkan tingkat ketidaklengkapan dokumen rekam medis pada Sub Komite Rekam Medis untuk ditindaklanjuti.

B. Hasil Pengamatan

1. Fungsi Petugas Pendaftaran Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi fungsi petugas pendaftaran di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sebanyak 5 orang petugas pendaftaran didapatkan data tentang fungsi petugas pendaftaran sebagai berikut :

a. Hasil Wawancara

Tabel 4.1

Hasil Wawancara 3 Petugas Pendaftaran

Pertanyaan Jawaban Persentase (%)

1. Apa saja fungsi anda sebagai petugas pendaftaran? Petugas A, B, C 1. Mendaftar pasien. 2. Mencatat identitas pasien. 3. Membuatkan KIB. 4. Memberikan

3

5

x 100% = 60%

39

nomor rekam medis baru untuk pasien baru.

Dari hasil wawancara kepada 3 orang petugas pendaftaran menunjukkan bahwa persentase fungsi sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien, mencatat identitas pasien, membuatkan KIB, dan memberikan nomor rekam medis baru untuk pasien baru yaitu 60%.

Tabel 4.2

Hasil Wawancara 1 Petugas Pendaftaran

Pertanyaan Jawaban Persentase (%)

1. Apa saja fungsi anda sebagai petugas pendaftaran? Petugas D 1. Mendaftar Pasien 2. Mencari DRM pasien. 1 5 x 100% = 20%

Dari hasil wawancara kepada 1 orang petugas pendaftaran menunjukkan bahwa persentase fungsi sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien dan mencari DRM pasien yaitu 20%.

40

Tabel 4.3

Hasil Wawancara 1 Petugas Pendaftaran

Pertanyaan Jawaban Persentase (%)

1. Apa saja fungsi anda sebagai petugas pendaftaran? Jawaban Petugas E : 1. Mendaftar pasien. 2. Membuatkan KIB. 3. Memberikan nomor

rekam medis baru untuk pasien baru. 4. Mengkoding.

1

5 x 100% = 20%

Dari hasil wawancara kepada 1 orang petugas pendaftaran menunjukkan bahwa persentase fungsi sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien, membuatkan KIB, memberikan nomor rekam medis baru untuk pasien baru dan mengkoding yaitu 20%. b. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi didapatkan data bahwa fungsi petugas pendaftaran adalah sebagai berikut :

1) Melaksanakan pendaftaran pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat.

2) Mendapat informasi identitas pasien kemudian mendaftar di komputer.

3) Membuat Kartu Identitas Berobat (KIB) untuk pasien baru.

41

5) Mencatat identitas pasien di buku register.

Petugas pendaftaran di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah menjalankan fungsinya seperti mendaftar pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat, kemudian petugas membuatkan KIB untuk pasien baru. Sedangkan pencatatan buku register untuk pasien rawat inap dan gawat darurat, untuk pasien rawat jalan tidak dicatat di buku register akan tetapi langsung dicatat di dalam komputer.

2. Sistem Penomoran di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang

a. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi di bagian pendaftaran RS Bhakti Wira Tamtama Semarang didapatkan data bahwa sistem penomoran yang digunakan di bagian pendaftaran adalah Unit Numbering

System (UNS) yaitu pemberian satu nomor rekam medis (Berkas

rekam medis) pada setiap pasien yang datang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tanpa membedakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, maupun pasien gawat darurat.(5) Manfaat dari penggunaan sistem penomoran ini yaitu :

1) Informasi medis pasien dapat berkesinambungan karena dokumen rekam medis pasien disimpan dalam satu folder atau berkas tanpa membedakan jenis pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun gawat darurat.

2) Lebih menghemat penggunaan folder atau berkas rekam medis. 3) Efisiensi tempat penyimpanan, karena lebih sedikit menggunakan

42

Dan kekurangan dari sistem penomoran ini adalah :

1) Pelayanan pasien akan menjadi lama karena pada pasien lama akan dicarikan dokumen rekam medisnya yang lama setelah ketemu baru pasien akan mendapatkan pelayanan.

Ruang penyimpanan dokumen rekam medis berada di belakang ruang pendaftaran, dokumen rekam medis disimpan dengan di sejajarkan dengan penyimpanan sentralisasi artinya dokumen rekam medis rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat disimpan di dalam rak yang sama tanpa memisahkan dokumen rekam medis rawat inap, rawat jalan maupun gawat darurat.(5)

Sedangkan dokumen rekam medis disimpan dengan cara di jajarkan menggunakan sistem Terminal Digit Filing (TDF) yaitu sistem penjajaran dengan penyimpanan berkas rekam medis numerik dengan sistem angka terakhir. Pada sistem ini penjajaran dokumen rekam medis di rak filing dengan menjajarkan dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis kelompok akhir.(5) Artinya 2 angka pada kelompok akhir ini dijadikan sebagai kunci penyimpanan dokumen rekam medisnya.

43

3. Sarana Penomoran Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang

a. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara kepada petugas pendaftaran dan pasien di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang didapatkan data bahwa sarana penomoran yang digunakan bagian pendaftaran sebagai berikut : 1) Kartu Identitas Berobat (KIB)

Merupakan sarana yang diberikan kepada pasien berupa kartu identitas berobat pasien yang harus dibawa saat berobat kembali ke RS Bhakti Wira Tamtama Semarang.(1) KIB diberikan kepada setiap pasien baru yang ingin berobat berupa kertas HVS 80gram berwarna merah bertuliskan nomor rekam medis pasien tersebut dan seharusnya petugas memberikan pesan agar KIB selalu dibawa ketika ingin berobat kembali, tetapi petugas tidak menjalankan fungsinya sesuai protap yang tertulis bahwa KIB diberikan kepada setiap pasien dan berpesan agar selalu dibawa ketika ingin berobat kembali. Berdasarkan wawancara terhadap pasien didapatkan data bahwa bentuk dari KIB tidak mudah diingat dan mudah rusak karena masih menggunakan bahan kertas. Karena dengan dibawanya KIB setiap pasien yang ingin berobat akan mempercepat proses pelayanan pendaftaran pasien, jika tidak membawa KIB akan memperlambat pasien dalam proses pelayanan karena harus dicarikan datanya terlebih dahulu di dalam KIUP elektronik.

2) Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP)

KIUP (elektronik) yang digunakan di bagian pendaftaran RS Bhakti Wira Tamtama Semarang merupakan sarana yang digunakan

44

untuk mendukung proses pencarian nomor rekam medis pasien dan pencatatan identitas pribadi pasien yang nantinya akan tersimpan secara otomatis dikomputer untuk memudahkan petugas. KIUP ini digunakan oleh petugas pendaftaran jika ada pasien baru berobat dan pasien lama yang tidak membawa KIB, karena jika pasien baru berobat harus dicatat datanya di dalam KIUP elektronik sedangkan untuk pasien lama yang tidak membawa KIB harus dicarikan dulu datanya di dalam KIUP elektronik. Untuk mendukung pemberian nomor rekam medis di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah ada sistem informasi rumah sakit yang berfungsi untuk memberikan nomor rekam medis pasien secara otomatis lewat sistem komputerisasi.

3) Buku Register

Buku Register di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang merupakan sarana yang digunakan berupa buku untuk mencatat dan mengisi data pasien setelah mendaftar di TPP sehingga dapat diketahui jumlah kunjungan pasien.(1) Penggunaan buku register di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang hanya untuk pasien rawat inap dan gawat darurat saja untuk pasien rawat jalan langsung dicatat di dalam komputer.

4) Buku Penggunaan Nomor Rekam Medis

Buku penggunaan nomor rekam medis digunakan dibagian assembling untuk mengalokasikan dan mengendalikan nomor rekam medis, tetapi berdasarkan hasil wawancara kepada petugas pendaftaran buku penggunaan nomor rekam medis tidak digunakan

45

karena nomor rekam medis sudah dicetak secara otomatis oleh sistem informasi rumah sakit.

b. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di bagian pendaftaran didapatkan data tentang sarana penomoran sebagai berikut :

1) Kartu Identitas Berobat (KIB)

Kartu berobat atau KIB yang digunakan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang masih menggunakan kertas HVS 80gram warna merah. KIB ini diberikan kepada setiap pasien baru yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan adapun pasien lama yang minta dibuatkan KIB baru karena KIB yang lama sudah rusak dan sudah tidak jelas penulisan nomor rekam medis pasien tersebut. Berdasarkan hasil observasi selama dua minggu ada 3 petugas pendaftaran yang tidak mengingatkan kepada pasien bahwa KIB harus dibawa ketika akan berobat kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan RS Bhakti Wira Tamtama Semarang padahal sudah tercantum di dalam protap penerimaan pasien baru dan 2 petugas yang mengingatkan kepada pasien agar KIB selalu dibawa ketika ingin berobat kembali dari total 5 orang petugas.

2) Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP)

Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) yang digunakan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah menggunakan KIUP elektronik yang berfungsi untuk mencari identitas pasien yang

46

pernah berobat dan mencatat identitas pasien yang ingin berobat. KIUP digunakan petugas pendaftaran ketika ada pasien baru berobat karena harus mencatat datanya terlebih dahulu ke dalam KIUP elektronik, kemudian digunakan ketika ada pasien lama yang tidak membawa KIB karena harus mencarikan data pasien yang tidak membawa KIB di dalam KIUP elektronik tersebut. 3) Buku Register

Buku register di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang masih secara manual digunakan untuk mencatat identitas pasien yang berobat untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien lama dan baru. Buku register ini digunakan untuk pasien rawat inap dan gawat darurat, untuk pasien rawat jalan tidak dicatat di buku register akan tetapi langsung dicatat di komputer.

4) Buku Penggunaan Nomor Rekam Medis

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TPP RS bhakti Wira Tamtama Semarang buku penggunaan nomor rekam medis tidak digunakan karena nomor rekam medis sudah tercetak secara otomatis oleh komputer pada sistem informasi rumah sakit.

4. Kebijakan Penomoran

Kebijakan penomoran memberikan informasi tentang standar pelaksanaan penomoran dibagian pendaftaran dan sebagai acuan protap penomoran sehingga bisa menunjang kinerja petugas pendaftaran dalam pemberian nomor rekam medis. Berdasarkan hasil observasi kebijakan

47

yang ada di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah dijadikan satu dengan protap. Berikut ini merupakan kebijakan pelayanan rekam medis meliputi :

a. Penomoran rekam medis menggunakan Unit Numbering System (UNS).

b. Pencatatan dan pengumpulan data.

c. Alih penguasaan dan pengendalian dokumen rekam medis.

d. Penyimpanan, pengembalian kembali dan pemusnahan rekam medis. e. Penerimaan pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.

f. Pelayanan di URJ, URI, UGD dan IPP.

5. Protap Penomoran

Berdasarkan hasil observasi peneliti di TPP didapatkan data mengenai protap yang ada di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang khususnya pemberian nomor rekam medis meliputi protap penerimaan pasien baru dan pasien lama, sebagai berikut :

a. Protap Penerimaan Pasien Baru

2) Pasien harus mendaftarakan diri / didaftarakan terlebih dahulu sebelum mendapatkan / pelayanan medis maupun penunjang medis.

3) Pendaftaran dilakukan di unit rekam medis bagian pendaftaran. 4) Pasien baru oleh Petugas dipersilahkan mendaftar, apabila

membawa rujukan, maka surat rujukan bisa ditunjukan kepada petugas pendaftaran.

48

5) Petugas pendaftaran menanyakan identitas pasien dan mencatatnya dalam kartu indeks utama pasien (KIUP) serta kartu poliklinik rawat jalan sesuai dengan nomor register yang ada. 6) Data yang harus dicatat meliputi :

a) Tanggal dan Jam Pendaftaran.

b) Nomor Register adalah sesuai nomor unit sehingga setiap pasien hanya memiliki satu nomor register, ini berlaku untuk pasien rawat jalan.

c) Untuk pasien rawat inap, rawat jalan, dan UGD sistem penomoran yang digunakan adalah sistem nomor cara Unit

Numbering System (UNS) yaitu setiap pasien berkunjung

kerumah sakit akan diberikan satu nomor rekam medis tanpa membedakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, maupun UGD disimpan dalam satu berkas.

d) Nama Pasien diisi nama pasien yang lengkap sesuai prosedur kerja tetap pemberian nama yang telah ditetapkan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang.

e) Umur pasien atau atau tanggal lahir pasien. f) Jenis kelamin

g) Pangkat h) NRP / NIP i) Kesatuan j) Agama

49

k) Alamat diisi lengkap dengan nama jalan / nama dukuh, nomor rumah RT / RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten / Kodyadan nomor telepon kalau ada.

l) Nama Keluarga diisi dengan nama ayah / nama ibu, nama suami / istri ( bagi yang sudah menikah ) atau nama yang mengantar pasien ( umum / petugas kepolisian ).

6) Pasien kemudian dibuatkan Kartu Identitas Berobat (KIB) diserahkan kepada pendaftar atau pasien dengan pesan bila berobat ulang di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, maka KIB tersebut harap dibawa untuk mempercepat pelayanan.

7) Setelah menyelesaikan biaya administrasi pendaftaran ( untuk pasien umum / swasta ) pasien / keluarga pasien dipersilahkan menuju ke poliklinik yang dituju / UGD untuk mendapatkan pelayanan.

8) Setelah kartu rawat jalan diisi lengkap, petugas mengantarkan kartu poliklinik ke unit pelayanan.

9) Data pendaftaran pasien dicatat dalam buku register rawat jalan dan buku sensus harian rawat jalan.

b. Protap Penerimaan Pasien Lama

1) Pasien harus mendaftarakan diri / didaftarkan terlebuh dahulu sebelum mendapatlan pelayanan medis maupun penunjang medis.

50

3) Pasien / pengantar pasien dipersilahkan mendaftar, apabila membawa rujukan, maka surat rujukan bisa dittunjukkan pada petugas pendaftar.

4) Petugas pendaftaran menayakan Kartu Identitas berobat (KIB) RS Bhakti Wira Tamtama Semarang yang telah dimiliki pasien, apabila pasien lupa dan tidak membawa KIB, maka petugas harus mencarikan nomor register pasien tersebut berdasarkan nama pasien melalui KIUP.

5) Berdasarkan nomor register pada KIUP pasien / KIB yang dimiliki pasien, maka kemudian petugas mencarikan dan mengambil berkas rekam medis / kartu poliklinik rawat jalan di ruang filling. 7) Pasien kemudian dibuatkan KIB berdasarkan nomor register yang

terdapat KIUP dan diserahkan kepada pendaftar / pasien dengan pesan untuk menyimpannya dengan baik – baik dan apabila berobat ulang ke RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, maka KIB tersebut harap dibawa.

8) Setelah menyelesaikan biaya administrasi pendaftaran ( untuk pasien umum / swasta ) pasien / keluarga dipersilahkan menuju ke poliklinik / UGD yang dituju untuk mendapatkan pelayanan. 9) Petugas mengevaluasi berkas rekam medis pasien khususnya

rawat jalan, apabila perlu ditambahkan lembaran rawat jalan baru dan setelah kartu rawat jalan diisi lengkap, petugas mengantar berkas rekam medis ke unit pelayanan.

10) Data pendaftaran pasien dicatat secara lengkap pada buku status harian rawat jalan.

51

11) Petugas bertanggung jawab atas kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien.

Berdasarkan hasil observasi didapatkan data bahwa protap penerimaan pasien khususnya di bagian penomoran rekam medis pasien seharusnya dijelaskan mengenai langkah atau deskripsi pemberian nomor rekam medis menggunakan Unit Numbering System.

C. Pembahasan

1. Fungsi Petugas Pendaftaran Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang

Berdasarkan hasil wawancara kepada 5 orang petugas pendaftaran fungsi petugas pendaftaran Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang khususnya di TPP didapatkan persentase data bahwa dari 3 orang petugas menjawab fungsinya sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien, mencatat identitas pasien, membuatkan KIB dan memberikan nomor rekam medis baru untuk pasien baru dengan persentase 60%. 1 petugas menjawab fungsinya sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien dan mencarikan DRM dengan persentase 20%. 1 orang petugas lagi menjawab fungsinya sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien, membuatkan KIB, memberikan nomor rekam medis baru untuk pasien baru dan mengkoding dengan persentase 20%. Dari hasil wawancara tersebut fungsi petugas di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang belum sesuai dengan teori karena masih adanya petugas yang merangkap tugasnya sebagai petugas filing dan mengkoding seharusnya petugas pendaftaran

52

tidak merangkap tugas karena dengan terbatasnya jumlah sumber daya

Dokumen terkait