• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen

2. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Menurut Umar (1998),

45

teknik kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 instrumen berupa 2 kuesioner dan 1 soal tes dengan berbagai model seperti pada penjelasan di bawah ini. a. Tes Karakter Menghargai Keragaman

Winkel dan Hastuti (2004) mengatakan bahwa, terdapat beberapa tipe penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian grafis dan daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda (multiple choice). Artinya data penelitian dapat dianalisis setelah scooring

dilakukan. Dalam penelitian ini, tes menghargai keragaman yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 hingga 4 dan masing-masing alternatif jawaban memiliki kebenaran. Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh mewakili pengaplikasian nilai karakter menghargai keragaman. Sedangkan skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sangat kurang mewakili nilai karakter menghargai keragaman. Instrumen disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan tim dosen Strategi Nasional, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M.Si.

Dalam penelitian ini tes memuat pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan nilai-nilai karakter menghargai keragaman

46

sebagai siswa. Tes yang telah disusun oleh peneliti ini bersifat tertutup karena alternatif jawaban sudah disediakan, sehinga peserta didik tinggal memilih alternatif jawaban yang dirasa paling sesuai. Soal tes dengan ragam pilihan ganda ini diberikan pada awal dan akhir layanan. Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum tingkat pemahaman dan penerapan karakter menghargai keragaman siswa. Sedangkan kuesioner berbentuk soal tes dengan ragam pilihan ganda yang diberikan pada akhir setelah perlakuan atau pos-test bertujuan untuk mencari data yang diperlukan guna mengetahui efektivitas layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dalam usaha meningkatkan karakter menghargai keragaman bagi siswa kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo.

Penyusunan soal tes karakter diawali dengan membuat kisi-kisi dimana terjadi penentuan aspek karakter menghargai keragaman dan indikator siswa yang memiliki atau menerapakan karakter menghargai keragaman. Kisi-kisi disajikan dalam tabel 3.3 berikut ini.

47 Tabel 3.3

Kisi-kisi Tes Karakter Menghargai Keragaman

Aspek Indikator Item

Toleransi a. Menahan diri untuk memberikan komentar kepada orang lain. b. Terbuka dalam mengenal orang

lain dari berbagai macam latar belakang.

1,3,4 2,5,6

Relasilawan jenis

a. Menghargai keragaman peran laki-laki dan perempuan.

b. Berkolaborasi dengan cara yang harmonis dengan lawan jenis.

7,8,9 10,11,12

Tanggung jawab sosial

a. Menyadari nilai-nilai persahabatan & keharmonisan. b. Menunjukkan sikap menerima

keunikan dari setiap orang. c. Mengulurkan tangan pada orang

lain yang lemah.

13,14,15, 17 16,18 19,20

b. Kuesioner penilaian diri (self assessment)

Kuesioner penilaian diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan

checklist dengan menggunakan skala Likert. Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini subjek telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item dalam kuesioner penilaian diri memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, berupa respo presepsional sangat setuju (ss), setuju (s), tidak setuju (ts), sangat tidak setuju (sts). Kuesioner penilaian diri dibagikan kepada siswa setiap akhir sesi atau topik bahasan. Kuesioner ini digunakan untuk

48

mengukur respon presepsional penguasaan subjek terhadap materi layanan bimbingan.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Skala Penilaian Diri (Self Assessment)

Aspek Indikator Item

Gaul It’s Okay a. Terbuka dalam mengenal orang lain dari berbagai macam latar belakang. b. Menyadari nilai-nilai persahabatan &

keharmonisan.

c. Mengulurkan tangan pada orang lain yang lemah. 2,5,6 13,14,15 17,19,20 Menghargai Orang Lain

a. Menahan diri untuk memberikan komentar kepada orang lain.

b. Menunjukkan sikap menerima keunikan dari setiap orang.

c. Memberikan apresiasi kepada hasil karya orang lain.

1,3 16 4,18 Menghargai

Peran Gender

a. Menghargai keragaman peran laki-laki dan perempuan.

b. Berkolaborasi dengan cara yang harmonis dengan lawan jenis.

c. Menghargai perbedaan antar gender.

7,9 10,12 8,11

c. Kuesioner Validasi Efektivitas Model (Responden Siswa)

Validasi efektivitas model dengan responden siswa berbentuk pernyataan checklist with Guttman scale. Sugiyono (2013) menerangkan bahwa skala pengukuran tipe ini, akan menghasilkan jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio. Jadi pada skala Likert terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval, dari kata “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju”, maka dalam Guttman scale hanya ada dua interval, yakni setuju dan tidak setuju. Dalam penelitian ini, “ya dan tidak”. Biasanya,

49

Guttman scale digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh peneliti. Validasi efektivitas model dengan responden siswa digunakan untuk melihat efektivitas dari program yang dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa.

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan statistik. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang kompeten atau expert judgement (Azwar, 2009). Pada penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada beberapa ahli dalam bidangnya. Ahli-ahli tersebut antara lain: Tim Dosen Penelitian Strategi Nasional dan Dosen Pembimbing, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M.Si. Selain itu, uji validitas dilakukan dengan melakukan tes karakter menghargai keragaman dan skala penilaian diri dikorelasikan dengan korelasi

product moment Pearson dengan rumus sebagai berikut:

50 Keterangan: : koefisien korelasi : skor item : skor total : banyaknya subjek

Berikut disajikan tabel rekapitulasi hasil uji validitas terhadap tes karakter menghargai keragaman:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Tes Karakter Menghargai Keragaman

Aspek Indikator Item r.hitung Sig. (2

tailed) Keterangan 1 0,626 0,001 Valid 3 0,354 0,041 Valid 4 0,321 0,110 Valid 2 0,404 0,041 Valid 5 0,433 0,027 Valid 6 0,549 0,004 Valid 7 0,558 0,003 Valid 8 0,247 0,225 Revisi 9 0,389 0,049 Valid 10 0,204 0,318 Revisi 11 0,282 0,162 Revisi 12 0,438 0,025 Valid 13 0,507 0,008 Valid 14 0,227 0,265 Revisi 15 0,408 0,039 Valid 17 0,292 0,148 Revisi 16 0,364 0,068 Valid 18 0,349 0,080 Valid 19 0,234 0,251 Revisi 20 0,138 0,500 Revisi Tanggung Jawab Sosial

a. Menyadari nilai-nilai persahabatan & keharmonisan.

b. Menunjukkan sikap menerima keunikan dari setiap orang.

c. Mengulurkan tangan pada orang lain yang lemah.

Toleransi

a. Menahan diri untuk memberikan komentar kepada orang lain

b. Terbuka dalam mengenal orang lain dari berbagai macam latar belakang.

Relasi Lawan Jenis

a. Menghargai keragaman peran laki-laki dan perempuan.

b. Berkolaborasi dengan cara yang harmonis dengan lawan jenis.

51

Dari tabel rekapitulasi hasil uji validasi tes karakter menghargai keragaman tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 13 item valid dan 7 item yang perlu untuk direvisi.

Berikut disajikan tabel 3.6 rekapitulasi hasil uji validitas skala penilaian diri/self assessment scale:

Tabel 3.6

Rekapitalis Hasil Uji Validasi Self Assessment Scale

Dari tabel hasil uji validitas self assessment tersebut dapat diketahui bahwa 7 item valid dan 13 item.

Sedangkan untuk menganalisis kuesioner validasi efektivitas model digunakan teknik Korelasi Point Biserial. Menurut Mansyur, Rasyid, &

Aspek Indikator Item r.hitung Sig.(2

tailed) Keterangan 2 0,268 0,186 Revisi 5 0,094 0,648 Valid 6 0,126 0,540 Revisi 13 0,180 0,379 Revisi 14 0,073 0,724 Valid 15 0,076 0,712 Valid 17 0,226 0,266 Revisi 19 0,014 0,945 Revisi 20 0,277 0,170 Revisi 1 0,163 0,428 Revisi 3 0,026 0,900 Revisi 4 0,043 0,835 Valid 18 0,131 0,524 Revisi 7 0,350 0,080 Valid 9 0,254 0,210 Revisi 10 0,218 0,285 Revisi 12 0,248 0,242 Revisi 8 0,145 0,479 Revisi 11 0,551 0,004 Valid 16 0,354 0,076 Valid c. Memberikan apresiasi kepada

hasil karya orang lain.

Menghargai Peran Gender

a. Menghargai keragaman peran laki-laki dan perempuan.

b. Berkolaborasi dengan cara yang harmonis dengan lawan jenis. c. Menghargai perbedaan antar gender.

Gaul It s Okay

a. Terbuka dalam mengenal orang lain dari berbagai macam latar belakang.

b. Menyadari nilai-nilai persahabatan & keharmonisan.

c. Mengulurkan tangan pada orang lain yang lemah.

Menghargai Orang Lain

a. Menahan diri untuk memberikan komentar kepada orang lain. b. Menunjukkan sikap menerima keunikan dari setiap orang.

52

Suratno (2015) setiap soal yang dijawab benar diberi skor 1 (satu) dan jawaban yang salah diberi skor 0 (nol) jenis data tersebut disebut data berbentuk dikotomi. Adapun rumus Korelasi Point Biserial sebagai berikut.

Keterangan:

: Koefisien korelasi point biserial

: Skor rata-rata/mean dari skor subjek dengan skor 1 pada butir i

: Skor rata-rata/mean seluruh subjek : Deviasi standar skor seluruh subjek

: Proporsi subjek yang memperoleh skor 1 butir : bilangan 1-p

Dalam memberikan interpretasi terhadap ini digunakan

perbandingan nilai r hitung terhadap nilai r pada tabel dengan taraf signifikansi 5%. Tabel 3.7

53 Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuesioner Validasi Efektivitas Model

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 15 item yang valid dan 15 item yang tidak valid.

2. Reliabilitas Kuesioner

Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat kendala instrumen. Pengujian reliabilitas instrument tes dan kuesioner

penilaian diri dihitung dengan menggunakan metode alpha. Rumus

Alpha menurut Arikunto (2010) adalah sebagai berikut:

r

11 =

No Hasil hitung r tabel r hitung

banding

Item (r hitung) (α=0,5) r tabel

1 0,09 0,388 0,09<0,388 Revisi 2 23,94 0,388 23,94>0,388 Valid 3 0,03 0,388 0,03<0,388 Revisi 4 0,32 0,388 0,32<0,388 Revisi 5 0,09 0,388 0,09<0,388 Revisi 6 49,2 0,388 49,2>0,388 Valid 7 0,25 0,388 0,25<0,388 Revisi 8 0,11 0,388 0,11<0,388 Revisi 9 0,22 0,388 0,22<0388 Revisi 10 0,28 0,388 0,28<0,388 Revisi 11 0,16 0,388 0,16<0,388 Revisi 12 0,55 0,388 0,55>0,388 Valid 13 0,57 0,388 0,57>0,388 Valid 14 1,05 0,388 1,05>0,388 Valid 15 0,46 0,388 0,46>0,388 Valid 16 0,45 0,388 0,45>0,388 Valid 17 0,28 0,388 0,28<0,388 Revisi 18 0,75 0,388 0,75>0,388 Valid 19 0,08 0,388 0,08<0,388 Revisi 20 0,54 0,388 0,54>0,388 Valid 21 0,03 0,388 0,03<0,388 Revisi 22 0,14 0,388 0,14<0,388 Revisi 23 0,03 0,388 0,03<0,388 Revisi 24 0,60 0,388 0,60>0,388 Valid 25 0,63 0,388 0,63>0,388 Valid 26 1,01 0,388 1,01>0,388 Valid 27 0,76 0,388 0,76>0,388 Valid 28 0,73 0,388 0,73>0,388 Valid 29 0,62 0,388 0,62>0,388 Valid 30 0,3 0,388 0,3<0,388 Revisi Keputusan

54 r11 : Nilai Realibilitas

: Jumlah varians skor

:Varians total tiap item

k : Jumlah item/butir pertanyaan

Data dikatakan reliabel apabila rhitung lebih besar dari harga rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (r11> r tabel) pada taraf signifikansi 0,05.

Jika r11> r tabel) berarti Realibel.

Jika r11< r tabel) berarti Tidak Realibel.

Sedangkan untuk menghitung nilai reliabilitas Kuesioner Validasi Efektivitas Model digunakan Formula Kuder-Richardson. Penggunaan rumus ini apabila setiap belahan tes merupakan butir skor dikotomi (Nurgiyantoro, Gunawan & Marzuki; 2000). Karena skor kuesioner validasi model berupa angka 0 dan 1 maka digunakan rumus

Keterangan:

r : Koefisien reliabilitas yang dicari

: Jumlah proporsi jawaban benar kali salah per butir pertanyaan S : Varian skor tes

55

Selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji reliability statistics,penulis menggunakan kategori koefisien (Guilford, 1956) dengan norma kriteria skor sebagai berikut.

Tabel 3.8

Norma Kategori Statistik Reliabilitas Guilford Norma atau kriteria

Skor

Kategori

0,80 - 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi 0,60 - 0,80 Reliabilitas Tinggi

0,40 - 0,60 Reliabilitas Sedang 0,20 - 0,40 Reliabilitas Rendah -1,00-0,20 ReliabilitasSangat Rendah

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dan dihitung dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS, diperoleh perhitungan reliabilitas tes karakter menghargai keragaman, skala penilaian diri (self assessment scale) dan skala validasi efektivitas model hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.8, Tabel 3.9, dan Tabel 3.10.

Tabel 3.8

Reliabilitas Tes Karakter Menghargai Keragaman

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

56

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas tes tingkat karakter menghargai keragaman sebesar ɑ= 665. Berdasarkan kriteria Guilford dapat diketahui bahwa koefisen reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori tinggi.

Tabel 3.9

Reliabilitas Skala Penilaian Diri (self assessment scale)

Hasil perhitungan pada tabel 3.9 menunjukkan bahwa koefisien reliabiltas item skala penilaian diri (self assessment scale) sebesar ɑ= 0,596. Berdasarkan kriteria Guilford dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sedang.

Tabel 3.10

Reliabilitas Validasi Efektivitas Model

Berdasarkan perhitungan reliabilitas menggunakan formula Kuder Richardson diperoleh nilai reliabilitas kuesioner validasi efektivitas model sebesar 0,79. Selanjutnya nilai tersebut dikonsultasikan ke dalam kriteria

Reliability Statistics

Cronbach's Alphaa N of Items

.596 20

Hasil Hitung KR-20 N of Items

57

Guilford. Berdasarkan kriteria Guilford, validasi efektivitas model masuk dalam kategori tinggi.

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2013) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan tiap data variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan beberapa dua teknik analisis data sebagai berikut:

1 Teknik analisis data tes karakter menghargai keragaman guna menganalisis rumusan masalah pertama untuk melihat peningkatan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning,

maka akan dilakukan perbandingan dengan menghitung hasil pre test

dan post test. Perbandingan dapat dilakukan dengan melihat selisih hasil. Kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2014). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula yang digambarkan pada tabel berikut ini:

58 Tabel 3.11 Norma Kategorisasi

Keterangan:

Skor maksimum teoritik :Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala. Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek

penelian menurut perhitungan skala.

Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran

μ (mean teoritik) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum

Hasil penghitungan analisis skor dari skala penilaian diri disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter Mengharagi Kergamana siswa kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo tahun ajaran 2016/2017 dapat dilihat pada tabel 3.10 di bawah ini:

Norma/Kriteria Skor Kategori

+1,8

σ

< μ Sangat Tinggi

+0,6σ < μ +1,8σ Tinggi -0,6σ < μ 0,6σ Sedang -1,8σ < μ ≤ -0,6σ Rendah

59 Tabel 3.10

Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Menghargai Keragaman Siswa Kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo

Tahun Ajaran 2016/2017

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

+1,8

σ

< μ > 68 Sangat Tinggi

+0,6σ < μ +1,8σ 56 – 68 Tinggi -0,6σ < μ 0,6σ 44 – 55 Sedang -1,8σ < μ ≤ -0,6σ 32 - 43 Rendah

μ ≤ -1,8σ < 32 Sangat Rendah

2 Teknik analisis uji hipotesis guna menganalisis rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan teknik analisis uji hipotesis dalam penelitian untuk menganalisis signifikansi hasil implementasi pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendektakan experiential learning pada siswa kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo tahun ajaran 2016/2017 dilakukan dengan teknik statistik Uji Wilcoxon digunakan untuk menganalisis perbedaan skor rata-rata antara pre-test dan post-test

pada siswa kelas VIII D di SMP N 1 Ponorogo tahun ajaran 2016/2017 yang mengikuti program implementasi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Berikut adalah rumus untuk menghitung Uji Wilcoxon:

60 Keterangan:

N = Jumlah data

T = Jumlah ranking dari nilai selisih yang positif dan negatif

Uji Wilcoxon dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16, diamana data sudah diuji kenormalitasannya. Berikut hasil uji Wilcoxon

Tabel 3.11

Uji Signifikansi Tes Karakter Menghargai Keragaman

Test Statisticsb

Posttest – Pretest

Z -4.385a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

3 Teknik analisis data skala penilaian diri guna menganalisis rumusan masalah ketiga, peneliti menggunakan teknik analiss deskriptif kategorisasi terhadap data yang diperoleh dari skala penilaian diri (self assessment), dimana responden akan menjawab salah satu data kuantitatif yang telah disediakan, yaitu ss (sangat sering), sr (sering), k (kadang-kadang), jr (jarang), tp (tidak pernah). Oleh karena itu, skala pengukuran ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur presepsi responden terhadap fenomena lainnya. Hasil perhitungan analisis data skor

61

kuesioner penilaian diri (self assessment) subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter menghargai keragaman siswa/I kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2016/2017 sebagai berikut:

Tabel 3.12

Norma Kategorisasi Penilaian Diri Tingkat Karakter Menghargai Keragaman siswa kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo

Tahun Ajaran 2016/2017

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

+1,8

σ

< μ >68 Sangat Tinggi

+0,6σ < μ +1,8σ 56 – 68 Tinggi -0,6σ < μ 0,6σ 44 – 55 Sedang -1,8σ < μ ≤ -0,6σ 32 – 43 Rendah

μ ≤ -1,8σ < 32 Sangat Rendah

Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendahnya tingkat karakter menghargai keragaman berdasarkan skala penilaian diri (self assessment) dengan jumlah 20 item diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

Skor maksimum teoritik : 4 x 20 = 80

Skor minimum teoritik : 1 x 20 = 20

Luas jarak : 80-20 = 60

Standar deviasi (σ/sd) :

= 10

μ (mean teoritik)

:

= 50

62

4 Teknik analisis data validasi efektivitas implementasi pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning guna menganalisis rumusan masalah keempat, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif dengan persentase. Hal ini dilakukan peneliti karena sejalan dengan tiga alternatif jawaban tegas yang disajikan dalam kuesioner validasi implementasi pendidikan karakter menghargai keragaman, yakni, ya, tidak, dan tidak tahu berdasarkan penilaian siswa dengan rumus sebagai berikut:

Pem = Keterangan:

:Persentase efektivitas model implementasi pendidikan karakter

: Jumlah jawaban setiap item : Jumlah responden

63 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan tentang hasil dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian dipaparkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini.

A. Hasil Penelitian

1. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Menghargai Keragaman Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning di SMP N 1 Ponorogo Sebelum dan Sesudah Layanan.

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dengan menggunakan tes karakter menghargai keragaman siswa kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo tahun ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah perlakuan. Peneliti melakukan analisi data dengan menghitung selisih rata-rata pre-test dan

post-test dengan rumus D = O2 – O1. Hasil hitung pretest dan posttest

divisualkan dengan grafik sebagai berikut:

Grafik 4.1 Peningkatan Skor Rata-rata Hasil Pendidikan Karakter Menghargai Keragaman Antara Pre-test dan Post-test Dalam grafik 4.1 menunjukkan bahwa terjadi suatu peningkatan karakter menghargai keragaman pada siswa kelas VIII D SMP N 1

57,04 62,46 54 56 58 60 62 64 Pretest Postest

64

Ponorogo. Hasil rata-rata yang dihasilkan sebelum perlakuan (pre-test) adalah 57,04. Setelah diberikan perlakuan selama 3 (tiga) kali layanan bimbingan klasikal hasil rata-ratanya menjadi 62,46, sehingga bila dapat dihitung selisih antara pre-test dan post-test menunjukkan skor 5,42 yang dianggap sebagai data hasil peningkatan karakter menghargai keragaman pada siswa kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo.

Dalam hal ini peneliti juga melakukan analisis data dengan menggunakan kategorisasi model distribusi normal. Berikut adalah visualisasi tingkat karakter menghargai keragaman siswa kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo tahun ajaran 2016/2017:

Tabel 4.1

Distribusi Peningkatan Hasil Karakter Menghargai keragaman Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan

Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Rentang Skor Kategori Pre-test Post-test F % F % >68 Sangat tinggi 0 0 1 4 56-68 Tinggi 14 54 25 96 44-45 Sedang 12 46 0 0 32-43 Rendah 0 0 0 0 <32 Sangat rendah 0 0 0 0

65

Grafik 4.2 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor Pre-test dan Post-test Pendidikan Karakter Menghargai Keragaman

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dilihat mengalami peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil yang didapat sebelum perlakuan, tidak ada siswa yang berada pada kategori yang sangat tinggi. Pre-test menunjukkan para siswa hanya menempati kategori tinggi sebesar 54% (14 siswa) dan 46% (12 siswa). Sedangkan setelah mendapatkan bimbingan, hasil Post-test yang didapat meningkat dan salah satu siswa dapat menempati peringkat kategori sangat tinggi, yaitu sebesar 4% (1 siswa) dan 96% (26 siswa). Post-test

menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang menempati kategori sedang dan rendah setelah mendapatkan bimbingan. Hal ini menandakan bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terbukti efektif untuk meningkatkan karakter menghargai keragaman siswa.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Pretest Posttest

66

2. Signifikansi Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Menghargai Keragaman Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2016/2017 Antara Sebelum dan Sesudah Layanan.

Efektivitas impelemntasi pendidikan menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal antara sebelum dan sesudah implementasi dengan pendekatan experiential learning dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji ini digunakan untuk mengetahui signifikan hasil peningkatan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter menghargai keragaman siswa kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo tahun ajaran 2016/2017 yang disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Uji Signifikansi Peningkatan Karakter Menghargai Keragaman Siswa/I Kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo

Tahun Ajaran 2016/2017

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest - Pretest Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 25b 13.00 325.00

Ties 1c

67

Implementasi pendidikan karakter mengharagi keragaman berbasisi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menunjukkan hasil melalui SPSS menghasilkan mean antara pre-test dan post-pre-test dari 26 siswa. Pada skor pre-test hasil yang diperoleh adalah 57,04 dan post-test sebesar 62,46.

Test Statisticsb

Posttest – Pretest

Z -4.385a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Uji signifikansi efektivitas implementasi pendidikan karakter menghargai keragaman dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik uji Two Related Sample Test dengan bantuan SPSS versi 16. Hasil uji Wilcoxon

menunjukkan skor sebesar -4.385 (sig=0,000). Jadi hasil uji ini menolak Ho dan menerima Hi. Maka dapat disimpulkan hasil analisis uji Wilcoxon

tersebut menggambarkan implementasi pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan

experiential learning antara sebelum dan sesudah pada siswa kelas VIII D secara singnifikan sangat efektif.

68

3. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidiakan Karakter Menghargai Keragaman Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa/I Kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2016/2017 pada Setiap Sesi Layanan Bimbingan.

Berdasarkan perolehan data penelitian yang bersumber dari kuesioner penilaian diri (self assessment), yang dihimpun pada setiap akhir sesi bimbingan dalam implementasi pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal diketahui bahwa gambaran peningkatan karakter menghargai keragaman pada setiap sesinya dengan melakukan pengkategorisasian dalam menganalisis data. Pengkaterosisasian dilakukan untuk melihat hasil peningkatan implementasi pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo. Gambaran hasil peningkatan dapat dilihat pada tabel 4.3 dan grafik 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Menghargai Keragaman Antar Tiga Sesi Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential

Learning Kelas VIII D SMP N 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2016/2017

Skor Kategori

F % F % F %

>68 Sangat tinggi 1 5% 8 30,76% 20 77%

56-68 Tinggi 23 88% 16 61,53% 6 23%

44-56 Sedang 2 7% 0 0 0 0

32-43 Rendah 0 0 0 0 0 0

<32 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0

SESI

I II III

Rentang

69

Grafik 4.3 Peningkatan Karakter Menghargai Keragaman Antar Tiga Sesi Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning

Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik 4.3 menggambarkan peningkatan yang terus menerus naik pada setiap sesinya, yaitu rata-rata skor pada sesi

Dokumen terkait