• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dikembangkan instrumen penelitian yang terdiri dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes merupakan tes kemampuan kognitif dan keterampilan komunikasi yang terkait langsung dengan bahan ajar, sedangkan instrumen non tes terdiri Observasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa.

1. Diskripsi Instrumen a. Tes Kemampuan Kognitif

Instrumen kemampuan kognitif digunakan untuk mengetahui tingkatan proses kognitif siswa mengenai konsep rangakaian listrik arus searah, yang meliputi Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff; Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff; serta Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan listrik. Instrumen kemampuan kognitif meliputi tiga puluh pertanyaan berbentuk pilihan ganda (tes objektif). Indikator kemampuan kognitif pada penelitian ini dibatasi pada kategori kognitif mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). Komposisi soal tes kemampuan kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut dan kisi-kisi tes kemampuan kognitif awal dapat dilihat pada Lampiran 3.4.

Tabel 3.2. Komposisi Soal Tes Kemampuan Kognitif

Sub Materi Aspek Kognitif (Soal) Jumlah

(Soal)

C1 C2 C3 C4

Arus Listrik dan Hukum I

Kirchoff 4 2 3 1 10

Beda Potensial Listrik dan

Hukum II Kirchoff 2 2 3 1 8

Hukum Ohm dan Rangkaian

Sub Materi Aspek Kognitif (Soal) Jumlah (Soal)

C1 C2 C3 C4

Jumlah 8 6 9 4 27

b. Tes Keterampilan Berkomunikasi

Instrumen keterampilan berkomunikasi digunakan untuk mengetahui penguasaan keterampilan berkomunikasi siswa. Soal keterampilan berkomunikasi ini terdiri dari dua belas pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda (tes objektif). Komposisi soal tes keterampilan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan kisi-kisi tes keterampilan berkomunikasi awal dapat dilihat pada Lampiran 3.5.

Tabel 3.3 Komposisi Soal Tes Keterampilan Berkomunikasi

Sub Materi

Butir Soal Keterampilan Berkomunikasi (Soak)

Jumlah (Soal) Mengubah bentuk penyajian Memerikan/menggambar kan data empiris hasil

percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau

diagram Membaca grafik atau tabel atau diagram Menjelask an hasil percobaan

Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff 2 - 6 - 8 Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff 2 - 6 - 8

Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan Listrik

1 1 3 - 5

c. Lembar Observasi

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dan mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-virtual dan kombinasi eksperimen virtual-nyata sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Format lembar observasi untuk melihat keterlaksaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-vitual dan virtual-nyata dapat dilihat pada Lampiran 3.6 dan 3.7.

2. Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes

Pengembangan instrumen kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi dilakukan dengan tahap-tahap: a. menyusun kisi-kisi soal, b. meminta pertimbangan dosen ahli, c. melakukan uji coba instrumen, dan d. melakukan analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 17, sedangkan pengujian tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007.

a. Validitas tes

Validitas tes ada tiga jenis, yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas kriteria (criterion validity). Upaya

yang dilakukan peneliti untuk membuat instrumen yang valid dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Validitas isi

Validitas isi adalah pengujian validitas yang dilakukan pada isinya untuk memastikan apakah butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur (Purwanto, 2010:120). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode item review dengan membuat kisi-kisi instrumen dan meminta pertimbangan ahli (expert) yaitu dosen pembimbing dan dosen ahli (penjugmen) untuk mengkaji kesesuaian antara kisi-kisi dengan butir item yang dibuat.

2) Validitas konstruk

Validitas konstruksi adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya (Purwanto, 2010:128). Metode validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah butir. Metode ini dilakukan dengan mencermati kesesuaian penempatan butir-butir dalam faktornya dari sisi konstruksinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Terbentuknya validitas ini diupayakan melalui konsultasi dengan dosen penjugmen/dosen ahli selama proses penjugmaen berlangsung. 3) Validitas kriteria

Validitas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan membandingkan tes hasil belajar dengan kriteria tertentu diluar tes hasil belajar, seperti hasil tes ulangan harian (Purwanto, 2010:125). Di dalam penelitian ini, validitas kriteria diabaikan dengan asumsi bahwa jika tes telah valid secara konten dan konstruk maka instrumen tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur.

b. Reliabilitas tes

Reliabilitas berkenaan dengan keajegan atau ketetapan hasil pengukuran (Sukmadinata, 2008:229). Suatu tes dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga tehnik yaitu: tehnik tes and retest; tehnik bentuk ekuivalen dan tehnik konsistensi internal. Pada penelitian ini digunakan tehnik tes and retest.

Tidak ada ketentuan khusus tentang besarnya korelasi yang menjadi kategori bahwa tes yang dibuat telah reliabel. Oleh karena itu, terkadang ditemukan perbedaan-perbedaan dalam menentukan harga koefisien reliabilitas yang bisa ditoleransi. Misalkan saja Ruseffendi (2005: 178) menyampaikan bahwa apabila nilai r (koefisien reliabilitas) > 0,70 maka instrumen tersebut reliabilitasnya cukup baik. Sedangkan menurut Aiken (Purwanto, 2006: 185), jika skor digunakan untuk menentukan apakah kedua kelas berbeda signifikan maka koefisien reliabilitas 0,65 sudah memberikan konstribusi dalam keputusan. Akan tetapi jika skor digunakan untuk membandingkan penampilan individu yang berbeda, maka koefisien reliabilitas yang harus dipenuhi paling tidak 0,85.

Di dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas yang ditoleransi mengacu pada pendapat Aiken, karena koefisien yang dihasilkan digunakan untuk membandingkan dua kelompok. Oleh karena itu, koefisien reliabilitas yang ditoleransi adalah 0,65 atau lebih.

c. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Besar tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan memperhatikan proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal (Nasootion, et al., 2007:5.20). Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut.

� =

(3.2)

Keterangan:

P = Indeks tingkat kesukaran Butir soal B = Jumlah Peserta tes yang menjawab benar N = Jumlah seluruh peserta tes.

Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.20) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.

P ≥ 0,76 : mudah (MD)

0,25 ≤ P ≤ 0,75 : sedang (SD)

P ≤ 0,24 : sukar (SK)

Dalam penelitian ini, uji tingkat kesukaran menggunakan program komputer Microsoft Excel. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dari tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi rata-rata berada pada taraf kesukaran sedang. Menurut Nasootion, et al. (2007:5.21) butir soal yang dianggap sangat bermanfaat (useful) adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran dalam kategori sedang.

d. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal memiliki pengertian bahwa butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta tes. Butir soal yang didukung oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik yang memiliki

kemampuan rendah (kurang pandai) (Nasootion, et al, 2007:5.21). Daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

D = PA - PB (3.3)

Keterangan:

D = indeks daya beda butir soal

PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.22) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.

D ≥ 0,40 : sangat baik (SB) 0,30 ≤ P ≤ 0,39 : baik (B)

0,20 ≤ P ≤ 0,29 : cukup baik (CB) P ≤ 0,19 : tidak baik (TB)

Untuk menentukan berapa persen yang masuk kelompok atas dan kelompok bawah, dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut (Nitko & Hanna, dalam Nasootion, et al., 2007:5.22).

1) Jika jumlah siswa ≤ 20 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 50 %,

2) Jika jumlah siswa 21 – 40 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 33,3 %, dan

3) Jika jumlah siswa ≥ 41 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27 %.

Dalam penelitian ini, jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 27 orang, maka dengan menggunakan aturan (b) di dapat jumlah kelompok atas dan kelompok bawah adalah 9 orang. Uji daya beda menggunakan program komputer Microsoft Excel.

2.1. Hasil Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes a. Uji Validitas

Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen kepada ahli melalui proses judgment. Judgment dilakukan untuk mengetahui apakan soal yang disusun sudah sesuai dengan indikator pembelajaran, indikator keterampilan yang diteliti, serta dengan konsep rangkaian listrik arus searah.

Dari 48 soal yang terdiri dari 27 soal kemampuan kognitif dan 21 soal keterampilan berkomunikasi, soal kemampuan kognitif sebagian soal sudah sesuai dengan indikator sementara ada beberapa masih ada yang kurang sesuai sehingga harus direvisi. Sedangkan, soal keterampilan berkomunikasi hampir seluruhnya tidak sesuai dengan indikator keterampilan berkomunikasi karena soal identik dengan soal kemampuan kognitif. Peneliti membuat ulang soal keterampilan berkomunikasi kemudian dikonsultasikan kembali dengan penjugmen dan hasilnya cukup baik. Data lengkap hasil judgment oleh ahli terdapat pada Lampiran 3.8 dan instrumen yang digunakan setelah konsultasi dengan dosen ahli dapat dilihat pada Lampiran 3.9. Tabel 3.4 menyajikan distribusi soal tes kemampuan kognitif serta keterampilan berkomunikasi berdasarkan hasil judgment ahli.

Tabel 3.4. Distribusi Soal Tes Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi

Tes Indikator/ aspek

Nomor dan Jumlah soal pada label konsep Arus listrik dan hukum I Kirchoff Beda potensial listrik dan hukum II Kirchoff Hukum Ohm dan rangkaian hambatan listrik Kem ampu an k ogn itif

Pengetahuan (C1) 1, 2 11, 12(rev), 21(rev), 22, 26 Pemahaman (C2) 3, 4(rev), 5, 8 (rev) 13(rev), 14(rev), 15(rev), 16(rev) 23(rev), 24, 25(rev) Penerapan (C3) 6(rev), 7 17, 18 27, 28 Analisis (C4) 9(rev), 10(rev) 19(rev), 20(rev) 29(rev), 30(rev) Jumlah soal 10 10 10 Ket er a m p il an B er k omu n ik asi Memerikan/menggambark an data empiris hasil percobaan atau

pengamatan dengan tabel atau grafik atau diagram

31(rev) 35(rev) 39, 40(rev)

Menjelaskan hasil percobaan

32(rev) 36(rev) 41(rev) Membaca grafik atau tabel

atau diagram

33(rev) 37(rev) 42(rev) Mengubah bentuk

penyajian

34 38 -

Jumlah soal 4 4 4

Keterangan: rev = revisi

b. Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda tes

Setelah melalui proses judgment, instrumen tidak langsung digunakan, namun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal, serta reliabilitas dari semua tes yang telah disusun. Uji coba diberikan kepada siswa

kelas XI di sekolah dimana penelitian akan dilakukan. Data lengkap rekapitulasi hasi uji coba hasil instrumen, pengolahan tingkat kesukaran serta daya pembeda terdapat pada Lampiran 3.10, 3.11 dan 3.12. Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut menyajikan rekapitulasi data hasil uji coba tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi yang telah dilakukan.

Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Kognitif

Nomor Soal

Tingkat Kesukaran (P) Daya Pembeda (D)

Keterangan

Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria

1 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

2 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

3 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

4 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

5 0,7 Sedang 0,33 Baik Dipakai

6 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

7 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

8 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

9 0,67 Sedang 0,39 Baik Dipakai

10 0,56 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai

11 0,52 Sedang 0,39 Baik Dipakai

12 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

13 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai

14 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

15 0,52 Sedang 0,33 Baik Dipakai

16 0,26 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai

17 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

18 0,11 Sukar 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai

19 0,22 Sukar 0,17 Tidak Baik Tidak Dipakai

20 0,63 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai

21 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

22 0,59 Sedang 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai

23 0,44 Sedang -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai

24 0,44 Sedang 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai

25 0,52 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai

26 0,67 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai

27 0,56 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

28 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai

29 0,04 Sukar 0 Tidak Baik Tidak Dipakai

Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Keterampilan Berkomunikasi

Nomor Soal

Tingkat Kesukaran (P) Daya Pembeda (D)

Keterangan

Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria

31 0,63 Sedang 0,39 Baik Dipakai

32 0,59 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai

33 0,67 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai

34 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai

35 0,26 Sukar -0,2 Tidak Baik Tidak Dipakai

36 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai

37 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

38 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

39 0,63 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai

40 0,74 Sedang 0,39 Baik Dipakai

41 0,22 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai

42 0,22 Sukar 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai

Dari 42 soal yang diujicobakan, 7 soal tidak digunakan dari tes kemampuan kognitif dan 3 soal tidak digunakan dati tes keterampilan berkomunikasi. Sejumlah 32 soal yang digunakan setelah uji coba ini, 2 soal yaitu nomor soal 6 dan nomor soal 32 dihilangkan karena memiliki kesamaan dalam mengukur ranah kognitif dan indiaktor keterampilan berkomunikasi yaitu nomor soal 17 dan nomor soal nomor soal 36 sehingga soal menjadi 30 buah butir soal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.13. c. Uji reliabilita tes

Instrumen yang telah diujicobakan tersebut, diujicobakan ulang dengan siswa yang sama untuk menentukan reliabilitas tes. Uji reliabilitas yang digunakan adalah tehnik test and retest). Berdasarkan hasil perhitungan, tes yang disusun memiliki nilai korelasi sebesar 0,95 dan lebih besar dari nilai reliabilitas yang menjadi acuan yaitu 0,65. Sehingga instrumen yang digunakan dapat dikatakan reliabel. Perhitungan lengkap tentang reliabilitas terdapat pada Lampiran 3.14.

Dokumen terkait