• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen Penilaian

Dalam dokumen 289473535 11 Naskah Penilaian 20062015 New (Halaman 19-49)

BAB III INSTRUMEN PENILAIAN, PENGOLAHAN NILAI, DAN ANALISIS BUTIR SOAL

A. Instrumen Penilaian

@2015, Dit. Pembinaan SMA 17

 sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur

 indikator dapat dilakukan melalui pengamatan peserta didik

 kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda

 menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik

 menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik

 indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur

d. Penilaian Jurnal

Jurnal merupakan kumpulan rekaman atau catatan pendidik terhadap sikap peserta didik di dalam dan di luar kelas, yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian terhadap peserta didik pada aspek tertentu secara kronologis.

Kriteria jurnal:

 Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

 Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

 Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

 Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.

 Memungkinkan untuk dilakukan pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.

 Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik.

 Menuntun pendidik untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 18 Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut adanya respon dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya.

Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal uraian. Soal-soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.

Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda dan uraian. Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Untuk tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).

Sebelum mengembangkan butir soal perlu dibuat kisi-kisi yang antara lain memuat indikator soal yang mengacu pada ketercapaian kompetensi dasar. Indikator merupakan karakteristik, ciri-ciri/tanda-tanda, perbuatan, atau respons, yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik, untuk menunjukkan bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi yang diharapkan.

Dalam mengembangkan butir soal perlu memperhatikan kaidah penulisan butir soal yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.

 Substansi/Materi

1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).

2. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi, Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian).

3. Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 19

 Konstruksi

1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.

2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

3. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 4. Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda. 5. Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi. 6. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.

7. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar” atau “semua jawaban salah”.

8. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian. 9. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

 Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

2. Menggunakan bahasa yang komunikatif.

3. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

4. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/ tabu.

a. Tes tulis bentuk uraian

Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawabannya dengan kalimatnya sendiri. Jawaban tersebut melibatkan kemampuan mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilanpeserta didik.

Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut.

 Substansi/Materi

1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian) 2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai

@2015, Dit. Pembinaan SMA 20 3. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)

4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas

 Konstruksi

1. Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal

2. Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai

3. Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi 4. Ada pedoman penskoran

 Bahasa

1. Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif 2. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku

3. Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian

4. Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan 5. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

b. Tes lisan

Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan peserta didik.

Kriteria instrumen tes lisan:

 Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai.

 Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.

 Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didikdalam mengonstruksi jawabannya sendiri.

 Disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. c. Penugasan

Penugasan berupa tugas pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 21 Kriteria instrumen penugasan

 Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

 Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

 Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

 Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.

 Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

 Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.

 Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.

 Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.

 Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. d. Observasi

Observasi bukan hanya instrumen untuk menilai sikap namun penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan juga melalui observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan konkret.

Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio.Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

a. Penilaian tes Praktik

adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 22 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menilai tes praktik

1. Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

2. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.

3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

4. Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati.

5. Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-langkah pekerjaan yang akan diamati.

Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya untuk menilai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di laboratorium dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum. Untuk menilai praktik olahraga, seni dan budaya dilakukan pengamatan gerak dan penggunaan alat olahraga, seni dan budaya.

Kriteria tugas untuk tes praktik

1) Tugasmengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.

2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

3) Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas. 4) Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. 5) Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum. Kriteria rubrik untuk tes praktik

1) Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). 2) Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3) Indikator pada rubrikmenunjukkan kemampuan yang dapat diamati (diobservasi) dan dapat diukur.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 23 4) Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.

5) Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

b. Penilaian Proyek

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas.

Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan peserta didik menginformasikan matapelajaran tertentu secara jelas. Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar yang memecahkan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, dan keaslian.

 Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

 Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.

 Keaslian. Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi pendidikberupa bimbingan dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 24 Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam.

Penilaian pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap:

1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk

2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan, tampilan, fungsi dan estetika.

d. Penilaian portofolio

Porto folio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu matapelajaran. Pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh pendidik bersama peserta didik.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, pendidik dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya.

Portofolio peserta didik disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal pembuatan sehingga dapat dilihat perkembangan kualitasnya dari waktu ke waktu.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 25 Kriteria tugas pada penilaian portofolio

• Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan diukur.

• Tugas portofolio memuat aspek: judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian tugas, dan kriteria penilaian.

• Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengembangkan kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).

• Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya portofolio yang beragam isinya.

• Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dilaksanakan.

• Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh.

Kriteria rubrik untuk portofolio

• memuat indikator kunci dari kompetensi dasar yang akan dinilai pencapaiannya dengan portofolio.

• memuat aspek-aspek penilaian yang macamnya relevan dengan isi tugas portofolio.

• memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas. • mudah untuk digunakan oleh pendidik dan peserta didik. • menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.

M. Prosedur dan Pelaporan Penilaian

1. Prosedur penilaian oleh pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 26

 Mengkaji kompetensi dan silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian;

 Membuat rancangan dan kriteria penilaian;

 Mengembangkan indikator;

 Memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator;

 Mengembangkan instrumen dan pedoman penskoran. b. Tahap pelaksanaan.

 Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik. Dapat juga dilaksanakan penilaian diri oleh peserta didik.

 Melaksanakan tes dan/atau nontes. c. Tahap analisis/pengolahan dan tindak lanjut

 Memberi skor sesuai dengan pedoman penskoran yang telah dikembangkan.

 Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar.

 Hasil penilaian dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan).

 Hasil analisis ditindaklanjuti dengan layanan remedial dan pengayaan, serta memanfaatkannya untuk perbaikan pembelajaran.

 Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial antarmata pelajaran dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi sikap oleh wali kelas. d. Tahap pelaporan

 Hasil penilaian dilaporkan kepada pihak terkait.

 Laporan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik berbentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi.

 Laporan hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dalam bentuk deskripsi sikap.

 Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, pendidik Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 27 2. Prosedur penilaian oleh satuan pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut. a. Tahap persiapan

1) Menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran.

2) Mengoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah.

3) Menentukan kriteria kenaikan kelas.

4) Menentukan kriteria kelulusan ujian sekolah.

5) Menentukan kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. b. Tahap pelaksanaan

1) Menyelenggarakan ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. 2) Menyelenggarakan ujian sekolah untuk kelas XII.

c. Tahap analisis/pengolahan hasil penilaian dan tindak lanjut

1) Melakukan penskoran hasil ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

2) Menentukan kenaikan kelas peserta didik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

3) Melakukan penskoran hasil ujian sekolah kelas XII.

4) Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

5) Mengadakan rapat dewan pendidik untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 6) Menerbitkan keterangan hasil Ujian Nasional setiap peserta didik bagi

satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional.

7) Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.

d. Tahap pelaporan

1) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk rapor (laporan capaian kompetensi).

@2015, Dit. Pembinaan SMA 28 2) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada

dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait.

3. Prosedur penilaian oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri

Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional (UN) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 29

BAB III

INSTRUMEN PENILAIAN,

PENGOLAHAN NILAI, DAN ANALISIS BUTIR SOAL

A. Instrumen Penilaian

Instrumen yang baik antara lain adalah: 1) sahih (valid), artinya instrumen tersebut tepat untuk mengukur ketercapaian kompetensi, 2) konsisten (reliable), artinya alat ukur tersebut dapat dipercaya untuk mengungkap informasi dengan tepat terkait dengan kompetensi yang diukur. Untuk mendapatkan instrumen yang baik, maka dalam mengembangkan instrumen penilaian, pendidik harus memperhatikan persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.

Sebelum menyusun instrumen penilaian, pendidik terlebih dahulu menentukan aspek penilaian dan teknik yang sesuai. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan instrumen dari teknik yang sudah dipilih. Berkaitan dengan instrumen penilaian, berikut diberikan beberapa contoh instrumen sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

1. Instrumen Penilaian Sikap

Penilaian sikap yang dimaksud disini terkait dengan sikap peserta didik terhadap mata pelajaran pada proses pembelajaran. Pendidik mengembangkan instrumen penilaian sikap dalam bentuk format yang dilengkapi dengan aspek sikap yang akan dinilai sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar.

Berikut adalah contoh teknik penilaian sikap beserta instrumennya. a. Instrumen Observasi

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Waktu Pengamatan : ... Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar:

(lihat Lampiran Permendikbud Nomor 59 tahun 2014)

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

KI-1 1.Menghayati dan mengamal-kan ajaran agama yang dianutnya

1.1Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat

@2015, Dit. Pembinaan SMA 30

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

belajar. KI-2 2. Menghayati dan

mengamalkan perilaku jujur,disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotongroyong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan.

2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi interpersonal dengan pendidik dan teman.

Sikap spiritual dan sosial yang dikembangkan di atas adalah semangat belajar sebagai perwujudan rasa syukur, serta berperilaku santun dan peduli dalam berkomunikasi. Penilaian sikap dinyatakan secara kualitatif dengan kriteria Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Dari contoh KD pada KI-1 dan KI-2 di atas dapat dibuat rubrik penilaian semangat belajar (sikap spiritual) dan santun (sikap sosial) sebagai berikut:

 Sikap spiritual: semangat belajar sebagai perwujudan rasa syukur

Kriteria Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu menunjukkan semangat belajar – sudah konsisten

Baik (B) Sering menunjukkan semangat belajar – mulai konsisten

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan semangat belajar belum konsisten

Kurang (K) Tidak pernah menunjukkan semangat belajar tidak konsisten

@2015, Dit. Pembinaan SMA 31

 Sikap sosial: berperilaku santun

Kriteria Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu santun dalam bersikap dan bertutur kata dengan pendidik dan teman – sudah konsisten Baik (B) Sering santun dalam bersikap dan bertutur kata

dengan pendidik dan teman – mulai konsisten Cukup (C) Kadang-kadang santun dalam bersikap dan

bertutur kata dengan pendidik dan teman – belum konsisten

Kurang (K) Tidak pernah santun dalam bersikap dan bertutur kata dengan pendidik dan teman – tidak

konsisten

Indikator perilaku peduli dapat dikembangkan sebagaimana mengembangkan indikator santun.

Pengamatan sikap spiritual dan sikap sosial untuk setiap mata pelajaran dilakukan oleh pendidik yang bersangkutan secara terus menerus, dan setelah satu semester dibuat profil sikap secara umum untuk dilaporkan dalam Pelaporan Pencapaian Hasil Belajar Peserta Didik atau rapor. Sedangkan sikap spiritual dan sikap sosial antarmata pelajaran diisi oleh wali kelas berdasarkan hasil penilaian sikap dari semua pendidik mata pelajaran yang menunjukkan profil sikap secara umum untuk setiap peserta didik.

Contoh format hasil penilaian sikap peserta didik melalui observasi pendidik bahasa Inggris.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 32 No Nama Se m a n g a t b e la ja r Sa n tu n P e d u li umum 1 Adi B B C B 2 ....

b. Instrumen Penilaian Diri

Instrumen penilaian diri dapat dilakukan dalam bentuk format dengan check (v) atau skala

Contoh 1:

Format Penilaian Diri pada kegitan diskusi kelompok.

Nama : ---

Nama-nama anggota kelompok : --- Kegiatan kelompok : ---

Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d.5, isilah dengan angka 4 – 1 didepan tiap pernyataan:

4 : selalu 2 : kadang-kadang

3 : sering 1 : tidak pernah

1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan

2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu

3.--- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan 4.--- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya 5. Selama kerja kelompok, saya….

---- mendengarkan orang lain ---- mengajukan pertanyaan ---- mengorganisasi ide-ide saya ---- mengorganisasi kelompok ---- mengacaukan kegiatan ---- melamun

@2015, Dit. Pembinaan SMA 33 Contoh 2:

Daftar Cek (check list) Penilaian Diri mengenai sikap terhadap mata pelajaran bahasa Inggris.

Petunjuk penilaian diri:

Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya!

No Pernyataan Ya Tdk

1 Pembelajaran bahasa Inggris menyenangkan bagi saya

2 Saya tidak pernah menyontek pada waktu ulangan dan ujian

3 Saya tidak berminat bekerja sebagai penerjemah

4 ....

Keterangan

 Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1 dan 2) dan ada yang bersifat negatif (No. 3). Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat

Dalam dokumen 289473535 11 Naskah Penilaian 20062015 New (Halaman 19-49)

Dokumen terkait