Instrumen prestasi belajar diambil dari nilai rapot semester 1 peserta didik kelas XI di SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Nilai ini diambil dari nilai rata-rata semua mata pelajaran yang terdiri dari aspek pengetahuan dan keterampilan.
3.3.2 Proses Pengembangan Instrumen penelitian 1). Uji Validitas
(1) Uji Validitas Rasional Instrumen Self efficacy
Uji validitas rasional dilakukan perimbangan kembali oleh dosen ahli bahsa Indonesia agar mengetahui keterbacaan dan pernyataan setiap item sesuai dengan kaidah ejaan yang baik dan benar. Pada penimbangan ini beberapa pernyataan yang direvisi yaitu butir item no 7,9,20,23 yang sudah disesuaikan dengan bahasa yang baik dan benar. Lebih detail, revisi ini dapat dilihat pada lampiran 3.
2). Uji Validitas Butir Item
Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Untuk menguji layak atau tidaknya instrumen penelitian (kuesioner) yang disebarkan kepada responden dilakukan dua tahap pengujian yakni uji validitas dan reliabilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data yang valid dan reliabel. Oleh karena itu dibutuhkan instrumen penelitian yang
valid dan reliabel.Data valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Sugiyono (2013,hlm.361) menyatakan bahwa validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Penguji validitas instrumen dilakukan untuk menguji bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya, Malhotra (2009,hlm.316) mengemukakan “Validitas dapat didefinisikan sebagai sejauh
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mana perbedaan benar dalam apa yang sedang diukur bukan kesalahan sistematis
atau acak”.
Data yang digunakan untuk mengukur validitas item merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain penyebaran instrumen dilaksananakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item angket yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran interval. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi
Product momment yang dikemukakan oleh Spearman ebagai berikut:
� = (Sugiyono, 2013,hlm.248)
Keterangan :
r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor Total
= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y
2 = Jumlah kuadrat dalam distribusi X
2 = Jumlah kuadrat dalam distribusi Y n = Banyak responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:
1. Item pertanyaan penelitian dikatakan valid jika �ℎ� �� lebih besar dari � �� atau �ℎ� ��>� ��
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika �ℎ� �� lebih kecil atau sama dengan � �� atau �ℎ� �� ≤ � ��
Uji validitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 16.0 for windows.Besarnya koefisiensi korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.2 di bawah ini
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi
Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang
Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi
Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi
Sumber: Suharsimi Arikunto (2010,hlm.245)
(1) Uji Validitas Butir item Instrumen Self efficacy
Hasil pengujian validitas dari 30 item instrumen self efficacy menyatakan bahwa semua item valid, Hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.5 Validitas item self efficacy
Butir Item Baru Lama Validitas
Item 1 0,719** 0,666** Valid Item 2 0,692** 0,625** Valid Item 3 0,705** 0,720** Valid Item 4 0,805** 0,708** Valid Item 5 0,733** 0,614** Valid Item 6 0,800** 0,664** Valid Item 7 0,694** 0,696** Valid Item 8 0,716** 0,744** Valid Item 9 0,594** 0,712** Valid Item 10 0,782** 0,680** Valid Item 11 0,767** 0,686** Valid Item 12 0,764** 0,636** Valid Item 13 0,792** 0,733** Valid Item 14 0,737** 0,712** Valid Item 15 0,750** 0,656** Valid Item 16 0,729** 0,631** Valid Item 17 0,802** 0,718** Valid Item 18 0,820** 0,685** Valid Item 19 0,691** 0,652** Valid Item 20 0,647** 0,715** Valid Item 21 0,595** 0,678** Valid Item 22 0,770** 0,772** Valid Item 23 0,721** 0,667** Valid Item 24 0,623** 0,695** Valid Item 25 0.805** 0,613** Valid Item 26 0.740** 0,610** Valid Item 27 0.645** 0,672** Valid
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item 28 0,756** 0,644** Valid
Item 29 0,783** 0,682** Valid
Item 30 0,660** 0,545** Valid
(2) Uji Validitas Butir item Instrumen Motivasi Berprestasi
Instrumen motivasi berprestasi tidak dilakukan uji validitas karena sudah teruji kelayakannya. Hal ini diperkuat oleh rekomendasi beberapa dosen ahli dan pengembang instrumen. Hasil uji validitas yang sudah dilakukan oleh laboratorium psikologi pendidikan dan bimbingan hasilnya terlampir.
3). Uji Reliabilitas
Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable (Sugiyono, 2013, hlm. 172-173).
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya dan reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Menurut Sugiyono (2013,hlm.183), “Reliabilitas adalah pengukuran yang
berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010,hlm.178) Reliabilitas adalah menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.
Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan sesuatu. Sedangkan menurut Sugiyono (2013,hlm.172) “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapakali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama”. Jika suatu Instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan
oleh Instrumen tersebut dapat dipercaya juga. Perhitungan reliabilitas dalam pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
σt2 = Varian total
∑ σb2 = Jumlah varian butir soal
Keterangan:
N = Jumlah sampel
N = Jumlah responden
X = Nilai skor yang dipilih
σ2
= Nilai varians
Hasil uji reliabilitas ditentukan oleh ketentuan sebagai berikut:
Semakin tinggi koefisien realibilitas mendekati 1,00 maka semakin tinggi reliabilitannya dan semakin rendah koefisien realibilitas mendekati o maka semakin rendah reliabilitannnya. Berikut skor kategorisasi reliabilitas
Tabel 3.6skor kategorisasi Reliabilias 0,00-0,19 derajat keterandalan sangat rendah 0,20-0,39 derajat keterandalan rendah
0,40-0,59 derajat keterandalan cukup 0,60-0,79 derajat keterandalan tinggi
0,80-1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
(Arikunto,2010,hlm.276) Berikut hasil pengujian reliabilitas kedua instrumen denganbantuan program SPSS 16.0 for windows.
(1) Uji Reliabilitas Instrumen Self efficacy
Hasil pengujian reliabilitas instrumen self efficacy dari seluruh item yang berjumlah 30 dan sudah valid, menunjukan koefisien reliabilitas sebesar 0,929.
(Husein Umar, 2008,hlm.170)
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artinya tingkat korelasi dan keterandalan instrumen self efficacy berada pada kategori sangat tinggi, yang menunjukan bahwa instrumen ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
Tabel 3.7 Tingkat Reliabilitas instrumen Self efficacy
Cronbach's Alpha N of Items
.929 30
(2) Uji Reliabilitas Motivasi Berprestasi
Hasil pengujian reliabilitas instrumen motivasi berprestasi menunjukan koefisien reliabilitas sebesar 0,879. Artinya tingkat korelasi dan keterandalan instrumen self efficacy berada pada kategori sangat tinggi, yang menunjukan bahwa instrumen ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
Tabel 3.8 Tingkat reliabilitas instrumen Motivasi berprestasi
Cronbach's Alpha N of Items
.879 10
3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1. Tahapan Penelitian
Dalam melakukan penelitian menurut Arikunto (2010, hlm.13) terdapat beberapa langkah yang ditempuh, yaitu sebagai berikut:
1. Memilih masalah penelitian
2. Melakukan studi literatur dengan mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan seperti buku, jurnal, artikel dst.
3. Merumuskan masalah penelitian 4. Merumuskan anggapan dasar 5. Merumuskan hipotesis
6. Memilih pendekatan penelitian 7. Menentukan variabel
8. Menentukan sumber data
9. Menentukan dan menyusun instrumen 10.Pengumpulan data
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11.Analisis data
12.Menarik kesimpulan
Mengacu pada tahap penelitian berdasarkan penjelasan diatas, tahap penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yaitu, tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Adapun pemamparannya sebagai berikut:
a. Pengajuan proposal penelitian kepada dosen mata kuliah metodologi penelitian b. Pelaksanaan seminar proposal
c. Pengajuan dosen pembimbing skripsi kepada fakultas dan ketuadeparteman psikologi pendidikan dan bimbingan.
d. Mengadaptasi instrumen penelitian dari penelitian yang sudah ada
e. Penyebaran instrumen untuk memperoleh data self efficacy, motivasi berprestasi dan melakukan studi dokumentasi atas prestasi belajar peserta didik dari nilai rapot semester 1 kelas XI.
f. Melakukan pengolahan data untuk memperoleh hasil dari yujuan pertanyaan penelitian
g. Mendeskripsikan dan menganalisis data yang telah ydiolah, kemudian menarik kesimpulan dalam pelaksanaan penelitian
h. Penyususnan laporan akhir berdasarkan hasil yang telah diperoleh.
3.4.2. Perumusan Definisi Operasional Variabel 1. Self efficacy
Mengacu pada instrumen penelitian yang dikembangkan oleh Purwanti (20015,hlm.66), makaSelf efficacy dalam penelitian ini adalah keyakinan yang dimiliki peserta didik akan kemampuan yang dimilikinya untuk mengorganisasikan serangkaian tindakan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam meraih prestasi belajar, yang bervariasi pada beberapa dimensi seperti
Magnitude, strenght dan generality. (Purwanti, 2015, hlm.66). Bandura (2002,hlm. 3) menjelaskan self efficacymerupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Individu dengan self efficacy tinggi akan memilih melakukan usaha lebih besar dan lebih pantang menyerah. Self efficacy mempunyai peran penting pada pengaturan
Novita Iin Yustari, 2015
PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
motivasi seseorang. Seseorang percaya akan kemampuannya memiliki motivasi tinggi dan berusaha untuk sukses.
Dimensi magnitude berhubungan dengan tingkat atau derajat kesulitan tugas yang dapat dihadapi peserta didik sebagai hasil persepsi tentang kompentensi dirinya. dimensi ini dijabarkan menjadi ebebrapa indikator seperti berpandangan optimis dalam mengerjakan tugas sekolah, melihat tugas yang sulit sebagai tantangan, dan memiliki keyakinan mampu mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah. Dimensi strenght berhubungan dengan tingkat kekuatan keyakinan untuk tetap bertahan dalam menghadapi kesulitan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas sekolah melalui kompetensi diri peserta didik yang dipersepsinya dalam mencapai tujuannya. Dijabarkan dalam indikator sebagai berikut memiliki komitmen dalam menyelesaikan tugas sekolah, memiliki ketekunan untuk menyelesaikan tugas sekolah, mampu mengerjakan tugas sekolah mampu mengerjakan tugas sekolah dalam berbagai situasi dan kondisi, dan percaya dan yakin pada kemampuan yang dimiliki. Dimensi generality
berhubungan dengan luas bidang tingkat pencapaian keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengatasi atau menyelesaikan tugasna berdasarkan pengalaman sebelumnya. Dijabarkan dalam beberapa indikator yaitu memiliki kemampuan dalam berbagai jenis tugas sekolah, menjadikan pengalaman sebagai pembelajaran, dan menyikapi situasi yang berbeda dengan baik dan berpikir positif (Purwanti, 2015, hlm.66)