• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Hipotesis 1,2 dan 3 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut. “Antara self efficacy dan motivasi berprestasi dan prestasi belajar terdapat hubungan yang

positif signifikan”.

Secara skematis, model hubungan korelasional yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacyberkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar”.

Dalam hipotesis ini, self efficacy diperlakukan sebagai variabel bebas (X), sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai variabel terikat (Y). Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:  = 0 H1: > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien

korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam

penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,189 dengan harga p-value

sebesar 0,002. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

2. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Motivasi berprestasi berkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar”.

Dalam hipotesis ini, motivasi berprestasi diperlakukan sebagai variabel bebas (X), sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai variabel terikat (Y). Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:  = 0 H1: > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien

korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,033 dengan harga p-value

sebesar 0,305. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif tidak

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

signifikan dengan prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini ditolak.

3. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy

berkorelasi positif signifikan dengan motivasi berprestasi”.

Dalam hipotesis ini, self efficacy diperlakukan sebagai variabel bebas (X), sedangkan motivasi berprestasi diperlakukan sebagai variabel bebas (X). Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:  = 0 H1: > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,422 dengan harga p-value

sebesar 0,000. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif signifikan dengan motivasi berprestasi. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

Hasil korelasi hipotesis 1,2 dan 3 jika digambarkan adalah sebagai berikut,

Gambar 3.3 Hasil korelasi self efficacy, Motivasi berprestasi dan prestasi belajar

b. Hipotesis 4,5 dan 6 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut.

Self efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar”.

Secara skematis, model struktur hubungan kausal yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.

Self efficacy (X1) Motivasi Berprestasi (X2) Prestasi Belajar (Y) 0.422 0.033 0.189 Self efficacy (X1) Prestasi Belajar (Y) Motivasi Berprestasi (X2)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Hipotesis nomor 4 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”

Dalam hipotesis ini, self efficacydiperlakukan sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai endogenous variable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: P = 0 H1: P > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P)

yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menunjukkan harga P = 0,213 dengan harga p-value

sebesar 0,003. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

5. Hipotesis nomor 5 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”

Dalam hipotesis ini, motivasi berprestasi diperlakukan sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai endogenous variable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: P = 0 H1: P > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P)

yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menunjukkan P = -0,057dengan harga p-value sebesar 0,416. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima. Artinya, motivasi berprestasitidak berpengaruh signifikan

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini ditolak.

6. Hipotesis nomor 6 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”

Dalam hipotesis ini, self efficacy dan motivasi berprestasi diperlakukan sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai

endogenous variable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: P = 0 H1: P > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P)

yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menunjukkan harga P = 0,038 dengan harga p-value

sebesar 0,000. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

Secara keseluruhan, hasil pengujian hipotesis 3,4,5 ini dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

Gambar 3.4 Hasil perhitungan regresi self efficacy, motivasi berpresatsi dan prestasi belajar.

Dari keseluruhan hasil pengujian hipotesis nomor 4,5,6 dapat dirumuskan beberapa temuan. Pertama, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak

Self efficacy (X1) Motivasi Berprestasi (X2) Prestasi Belajar (Y) r = 0,422 P = 0,213 r = 0,033 P = -0,057 r = 0,189

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seutuhnya dapat diterima karena berdasarkan pengujian, koefisien jalur dari self efficacyke prestasi belajar secara statistik signifikan, sedangkan dari motivasi berprestasike prestasi belajar secara statistik tidak signifikan.

Selanjutnya untuk perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung menggunakan analisis jalur adalah sebagai berikut:

(a) self efficacyberpengaruh secara langsung terhadap prestasi belaja sebesar 0,213x0,213=0,045369; pengaruh tidak langsung (melalui korelasi dengan motivasi berprestasi) sebesar 0,213x0,422x(-0,057)=0,0051235; dan pengaruhself efficacy ke prestasi belajarsecara total adalah 0,045369+0,0051235=0,00504925;

(b) motivasi berprestasiberpengaruh secara langsung terhadap prestasi belajarsebesar (-0,057) x (-0,057)=0,003249; dan pengaruh tidak langsung

(melalui korelasi dengan self efficacy) sebesar (-0,057) x0,422x0,213= - 0,0051235; pengaruh motivasi berprestasike prestasi belajarsecara total

adalah 0,003249+(-0,0051235)= - 0,0018745

Pengaruh gabungan self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar adalah sebesar 0,00504925+(-0,0018745)=0,04. Angka ini tiada lain adalah besarnya R2 atau determinasi koefisien korelasi multipel self efficacy

dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar. Artinya self efficacy dan motivasi berprestasi memiliki pengaruh hanya sekitar 4% dalam memengaruhi prestasi belajar peserta didik.

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dibawah ini akan dijelaskan beberapa simpulan mengenai hasil penelitian yang didapatkan, sebagai berikut:

1. Gambaran umum self efficacy peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 berada pada kategori yakin. Hal ini menunjukan bahwa peserta didik memiliki keyakinan yang tinggi pada diri dan dapat menyelesaikan tugas sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Gambaran umum motivasi berprestasi peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 berada pada kategori sedang, hal ini mununjukan bahwa peserta didik sudah memiliki dorongan dan usaha yang sedang untuk mencapai prestasi sebaik mungkin.

3. Gambaran umum prestasi belajar peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 berada pada kategori baik. hal ini menunjukan bahwa peserta didik sudah dapat menunjukan hasil usaha dalam proses belajar mengajar dengan baik.

4. Self efficacy memiliki hubungan yang positif signifikan dengan prestasi belajar. Artinya jika self efficacy tinggi maka prestasi belajar meningkat.

5. Motivasi berprestasi dengan prestasi belajar tidak memiliki hubungan yang positif tetapi tidak signifika. Hal ini artinya jika motivasi berprestasi tinggi belum tentu prestasi belajar meningkat.

6. Self efficacy dan motivasi berprestasi memiliki hubungan yang positif signifikan, sehingga jika self efficacy tinggi mka motivasi berprestasi akan tinggi.

7. Self efficacyberpengaruh positif signifikandengan prestasi belajar.Artinya jika

self efficacy ditingkatkan maka prestasi belajar akan meningkat.

8. Motivasi berprestasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar, hal ini menunjukan bahwa jika motivasi berprestasi meningkat maka prestasi belajar belum tentu meningkat.

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar berpengaruh positif dan signifikan, dengan kategori rendah yang artinya jika self efficacy

dan motivasi berprestasi ditingkatkan maka akan mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai peserta didik.

5.2 Implikasi

Self efficacy merupakan bagian yang dapat memengaruhi kinerja peserta didik dalam menyelesaikan tugas sekolah, dalam proses terwujudnya self efficacy ada proses pra motivasi yang akan membentuk keyakinan diri dalam diri individu, oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian adanya upaya peningkatan self efficacy oleh guru pembimbing melalui pengembangan suatu program layanan bimbingan dan konseling sehingga peserta didik memiliki self efficacy yang tinggi sehingga dapat menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

5.3 Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan dan simpulan, maka rekomendasi penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Bagi Guru BK

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar peserta didik. self efficacy merupakan hal yang dapat mendorong peserta didik untuk mencapai prestasi sebaik mungkin, karena peserta didik yang memiliki keyakinan diri dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban yang menjadi tanggung jawab setiap peserta didik serta Motivasi berprestasi memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar, meskipun banyak faktor lain juga berpengaruh. Oleh karena itu, baik guru maupun orangtua berupaya memupuk dan meningkatkan motivasi berprestasi peserta didiknya. Selain meningkatkan motivasi berprestasi, perlunya ditunjang lingkungan belajar yang kondusif, serta terpenuhinya sarana prasarana yang memadai untuk meningkatkan prestasi belajar.

Oleh karena itu diharapkan guru bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan self efficacy dan motivasi berprestasi agar peserta didik dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru bimbingan dan konseling dalam upaya peningkatan self efficacy dan motivasi berprestasi harus mengetahui terlebih dahulu tingkatan self efficacy dan motivasi berprestasi, hal ini dapat dilakukan dengan pengukuran dengan menggunakan instrumen self efficacy yang dikembangakan oleh (Purwanti,2015) dan untuk motivasi berprestasi dapat menggunakan alat ukur yang dimiliki oleh Laboratorium Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung.

2. Bagi peneliti selanjunya

Berdasarkan keterbatan penelitian, maka diharapkan untuk peneliti berikutnya dapat melaksanakan penelitian terkait self efficacy, motivasi berprestasi dan prestasi belajar dengan membandingkan sekolah satu dan yang lain dalam kondisi yang berbeda. Kajian tersebut akan mampu memberi konfirmasi ataupun perbaikan terhadap temuan dari penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian yang pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan sampel yang lebih bervariasi. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan kajian korelasi prestasi belajar dengan faktor-faktor lain misalnya peran guru, metode, sarana prasarana, kurikulum. Serta penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan self efficacy dan motivasi berprestasi serta mengujicobakan program tersebut.

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akhmad,Sudaryat Nurdin dan Budiman,N. (2005). Laporan hasil pengembangan alat ukur motif berprestasi. Laboratorium Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Al-Rasyid, Harun. (1994). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala.

Bandung : Universitas Padjajaran.

Agustin, Mubiar. (2011). Permasalahan belajar dan inovasi pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta:Bina Aksara

Asnawi, S. (2002). Teori motivasi. Jakarta. Studia press.

Atkinson, J. (1982). Motivation and Achievement. Washington, D.C: V.H. winston and Sons.

Atkinson, J. (1984). Motivation in Fantasy, Action and Society. Englewoods Cliifs, New Jersey : D. Van Narst and Company. Inc.

Atkinson. (1995). Pengatar psikologi (Nurjanah dan Rukmini). Jakarta: Erlangga.

Azwar. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bandura. (2002). Self Efficacy The Exercise of Control. New York: W.H Freeman and Company.

Bandura. (2006). Guide for contructing self efficacy scales. USA: Age Publishing.

Bandura. (1995). Social learning theory. Englewood clifts,NJ : Pretice Hall, inc.

Bandura, Wood, R. (1989). “ Effect of perceived controllability and performance atandards on self-regulating of complex decision making”. Journal Of

Personality and Social Psychology, 56 (5), 805- 814.

Bandura. (1986). Social foundation of tought and action: A social Theory. New Jersey: Prentice Hall, inc.

Boggiano, A. K. Dkk. (1992). Helpless deficits in students: The role of motivational orientation. Motivation and Emotion, 16 (3), 271-296.

Chaplin, J.B. (2001). Kamus Lengkap Psikologi ( Kartini,Kartono). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Depdikbud. (2013). Standar kompetensi lulusan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Depdikbud. (2014). Modul bimbingan dan konseling. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. (2003). UU tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dimyati & Mudjiiono. (1999). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, B. Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Emmanuel, O,A. (2014). Achievement motivation, academic self conceptand academic achievement among high schhol students. Europeun Journal of Research and reflection in Educational Science. 2(2).

Farihah, Salwa. (2012). Hubungan antara Self efficacy dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Sma Muhammadiyah 6 Yogyakarta. (Tesis). Psikologi Pendidkan dan Bimbingan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Frieman, Howard S & Miriam Schustack. (2006). Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Airlangga.

Fu, Junqing. (2011). The relationships among self efficacy, achiement motivation and work values for reguler four year university student and community college student in china. Dissertation University of Illions at Urbana Champaign.

Garliah, L dan Fatma, K. (2005). Peran pola asuh orang tua dalam motivasi berprestasi.

Griffin,dkk. (2012). Asessment and teaching of 21st century skills. New York: Springer.

Gunarsa, S.D. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: PT. Gunung Mulya

Hambawany, E. (2008). Hubungan antara Self Efficacy dan Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dengan Proktinasi Belajar pada Penyandang Tuna Daksa. (Skripsi). Universitas Muhamadiyah, surakarta.

Hamdan. (2006). Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa SMAN 1 Setu. [online]. Diakses dari:

www.gunadarma.ac.id/library/

Heckhausen, H. (1967). The Anatomy of Achievement Motivation. New York: academic Press.

Lisnawati, Wulan. (2013). Efektifitas Strategi Pengembangan Self Regulation Learning untuk meningkatkan Motif Berprestasi Siswa. (Skripsi). PPB FIP UPI, Bandung.

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mahalholta, N.K. (2009). Metode riset. Jakarta: Indeks

Makmun, A.Syamsudin. (2012). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT.Rosda Karya.

Maryati, Ika. (2008). Hubungan antara kecerdasan Emosi dan Keyakinan diri dengan Kreativitas pada Siswa Akselerasi. (Skripsi). Psikologi, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Marzub, M.R dan Yusuf, M. (2012). Investigating relationship between self efficacy, achivement motivation and learning strategies of UKM undergraduate students. Malaysia: University Kebangsaan Malaysia.

McClelland, D.C. (1987). Human Motivation. New York: The Press Syndicate of The University of Chambridge.

McClelland,D.C. (1975). The Achievement Motive. New York: Irvington Publisher, INC

Morgan, C. (1990). Introduction to psycology. Palo arto c.a: Fearman Publication, inc.

Moekijat. Dasar-Dasar Motivasi. (2002). Bandung: Pionir Jaya

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia

Niebuhr, K. (1995). The effect of motivation on the relationship of school climate, family environment, and student characteristics to academic achievement (Report No. EA 027467). East Lansing, MI: National Center for Research on Teacher Learning.

Nilsen, H. (2009). Influence on student academic behavior through motivation, self efficacy and value expection: An Action research project to improve learning. Journal Issues in informing science and information tecnology. 6(1)

Pujianti, Nia Indah. (2010). Hubungan anatara Self efficacy dengan Kemandirian Belajar siswa.( Skripsi). PPB FIP UPI, Bandung.

Putri, Malahayati. (2012). Profil Motif Berprestasi siswa SMP Berdasarkan Urutan Kelahiran dalam keluara dan jenis keamin. (Skripsi). PPB FIP UPI, Bandung.

Purwanti, Indri. (2015). Hubungan antara self efficacy dan motivasi belajar dengan prestasi belajar. (Skripsi). PPB FIP UPI, Bandung.

Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya.

Sadirman, A.M. (2008). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santrock, J.W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta : Airlangga.

Santrock, John W. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana prenada media Group.

Septiningtyas. (2009). Hubungan self efficacy dan motivasi berprestasi siswa kelas XI SMA Negeri 9 Malang. [Online]. Diakses dari: http://library.um.ac.id

Sikhwari T.D (2014): A study of the Relationship between Motivation Self-Concept and Academic Achievement of Students at a University of Limpopo Province, South Africa. International Journal of Educational Science 6(1) 19-25.

Sitepu. (1994). Analisis Jalur (Path analysis). Bandung: Universitas Padjajaran.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Steinberg. (2002). Adolence. New York; McGrow Hill, inc.

Sudjana, A. (2009). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudrajat, D. (2008). Program pengembangan self efficacy bagi konselor di SMA Negeri Se-Kota Bandung. Tesis Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung : Alfabeta.

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sujarwo. (2011). Pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan ekspotori terhadap hasil belajar pada siswa yang memiliki tingkat motivasi dan kreatifitas yang berbeda. Disertasi Program Studi Tekonologi Pendidikan Universitas Negeri Malang: Tidak Diterbitkan.

Sukmadinata, N.S.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Sukmadinata, S. Nana. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Supriyadi, Dedi. (2005). Membangun bangsa melalui pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Surakhmad, Wiranto. (1998). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryabarata. (1993). Psikologi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Rosda Karya.

Tella A. (2007). The impact of motivation on students’ academic achievement and learning outcomes in mathematics among secondary school students in Nigeria. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education 3(2), 149-55

Yusuf, Syamsu & Juntika N. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya.

Yusuf, S. (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Rosda Karya.

Umar, Husain. (2008). Metode penelitian untuk skripsi dan tesis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Uno, B.Hamzah. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Winataputra, Udin. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wahyuni, Sri. (2013). Hubungan antara Self efficacy dan Regulasi Emosi Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Siswa SMKN 1 Samarinda. Ejournal psikologi. 1(1). 88-95 .

Winkel. (1997). Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar. Jakarta: Gramedia.

Woolfolk, A.E & Nicolich. L.M. (1984). Educational Psychology for Teaching.

New Jersey : Prentice Hall

Woolfolk,Anita. (2008). Educational Psychology Active Learning Edison. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Terjemahan

Dokumen terkait