• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan berupa tes uraian untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa. Kisi-kisi instrumen tes keterampilan berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

No Indikator Pembelajaran

Indikator Keterampilan

Berpikir Kreatif Jumlah

Soal

K.1 K.2 K.3

1

Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari

2,4,5 1,3 6 6

2 Menjelaskan perbedaan dan kaitan

antara Hukum I, II dan III Newton 8 7, 9, 10 11, 12 6

3

Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum Newton

14, 16 18 13, 15,

17 6

Jumlah Soal 6 6 6 18

Keterangan:

K.1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis

K.2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralelyang erat antara dua situasi

2. Instrumen nontes

Instrumen nontes yang digunakan berupa lembar observasi untuk mengamati berlangsungnya proses pembelajaran terutama pada tahap turnamen. Kisi-kisi instrumen nontes dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3 Lembar Observasi Tahap Turnamen

No Indikator Skor

maksimal 1 Memahami peraturan turnamen 3 2 Bekerja sama dalam kelompok 3 3 Berkompetisi secara positif 3 4 Situasi pembelajaran kondusif 3

Jumlah 12

H. Kalibrasi Instrumen

Dalam penelitian ini, karena ada dua instrumen yang digunakan, maka ada dua kalibrasi instrumen, yaitu kalibrasi instrumen tes dan kalibrasi instrumen nontes.

1. Kalibrasi instrumen tes

Untuk instrumen tes, kalibrasi dilakukan untuk melihat kualitas soal yang digunakan. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, harus memiliki empat kriteria kelayakan, yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Adapun penjelasan mengenai kalibrasi instrumen tes diantaranya sebagai berikut:

a. Validitas

Validitas adalah ketetapan alat penilaian sehingga betul-betul dapat menilai apa yang seharusnya dinilai.70 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

70

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.12

Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Product Moment dengan angka kasar, yaitu:71

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi anatara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap butir soal N = jumlah siswa

Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai r tabel pada signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah keputusannya :

Jika r hitung > r tabel berarti valid, sebaliknya; Jika r hitung < r tabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks korelasinya (rxy) sebagai berikut:72

Tabel 3.4 Interpretasi Koefesien Korelasi nilai rxy

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,81 – 1,00 Sangat tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah 71

Suharsmi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 9, h. 72.

72

b. Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersen=but digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.73 Untuk mengetahui reliabilitas instrumen yang berbentuk uraian maka digunakan rumus Alpha, berikut rumus yang dimaksud:74

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas tes n = banyaknya butir soal ∑ = Jumlah varians butir

= varian total

Jika r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan reliabel. Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada Tabel 3.5 berikut ini:75

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00 ≤ r ≤ 0,20 Kecil 0,21 ≤ r ≤ 0,40 Rendah 0,41 ≤ r ≤ 0,70 Sedang 0,71 ≤ r ≤ 0,90 Tinggi 0,91 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi c. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal dalam suatu instrumen, apakah soal tergolong mudah, sedang, atau sukar. Jika sebuah instrumen didominasi dengan soal mudah, maka peserta tes tidak terangsang untuk berpikir lebih tinggi. Sebaliknya, jika instrumen didominasi soal sukar akan membuat peserta tes malas mengerjakannya. Oleh karena itu, instrumen yang baik adalah instrumen dengan komposisi soal yang

73

Sudjana, op. cit., h. 16.

74

Arikunto, op. cit., h. 109.

75

merata. Taraf kesukaran dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:76

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh digunakan Tabel 3.6 berikut ini:77

Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya rendah.78 Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu:79

Keterangan:

D = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar JA = banyaknya peserta kelas atas

JB = banyakya peserta kelompok bawah

76

Arikunto, op. cit.,h. 208.

77

Arikunto, op. cit.,h. 210. 78

Arikunto, op. cit.,h. 211. 79

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda pada Tabel 3.7 di bawah ini:80

Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, sebaiknya dibuang saja 0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,41 – 0, 70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik sekali (excelent)

2. Kalibrasi instrumen nontes

Untuk instrumen nontes, kalibrasi dilakukan dengan uji validitas ahli yang berkaitan dengan butir-butir pernyataan yang terdapat pada lembar observasi. Adapun lembar uji validitas ahli dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.8 Lembar Uji Validitas Isi

No Aspek yang diuji Baik Cukup Kurang

1 Kesesuaian indikator dengan yang hendak diukur

2 Pemilihan kriteria dari indikator 3 Kesesuaian bobot nilai dengan kriteria

indikator Saran : ... ... ... 80

I. Teknik Analisis Data Tes

Analisis data tes bertujuan untuk memperoleh makna dari data tes yang telah terkumpul. Teknik analisis data tes terdiri dari uji prasyarat analisis dan uji hipotesis.

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji normalitas dan homogenitas data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Chi-Kuadrat. Uji Chi-Kuadrat dilakukan dengan langkah-langkah:81

Pertama-tama diawali dengan dengan menentukan taraf signifikansi, misalnya α = 0,05 untuk menguji hipotesis:

H0 : Data berdistribusi normal, melawan H1 : Data tidak berdistribusi normal dengan kriteria pengujian:

Jika �2hitung < �2tabel terima H0, dan Jika �2hitung > �2tabel tolak H0

Kedua, langkah-langkah uji normalitas dengan Chi-Kuadrat (�2) adalah

sebagai berikut:

1) Membuat daftar distribusi frekuensi dari data yang berserakan ke dalam distribusi frekuens data kelompok (jika data belum disajikan dalam data distribusi frekuensi kelompok).

2) Mencari rerata (mean) data kelompok. 3) Mencari simpangan baku data kelompok.

81

4) Tentukan batas nyata (tepi kelas) tiap interval kelas dan jadikan sebagai X1 (X1, X2, X3, ..., Xn).

Kemudian lakukan konversi, setiap nilai tepi kelas Xi menjadi nilai baku Z1, Z2, ..., Zn. Dimana nilai baku Zi ditentukan dengan rumus ̿

5) Tentukan besar peluang nilai Zberdasarkan tabel Z (luas lengkungan di bawah Kurva Normal Standar dari 0 ke Z, dan disebut F(Zi), dengan ketentuan: Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 0,5 – Ztabel; dan

Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + Ztabel

6) Tentukan luas peluang normal (Li) tiap kelas interval dengan cara mengurangi nilai F(Zi) di atasnya dengan di bawahnya, yaitu:

Li = F(Zi) – F(Zi-1)

7) Tentukan fe dengan cara mengalikan luas peluang normal tiap interval (Li) dengan number of cases (n/banyaknya sampel), yaitu:

fe = Li x n

8) Masukan frekensi observasi (faktual) sebagai fo. 9) Cari nilai �2

setiap interval dengan rumus:

10)Tentukan nilai �2

hitung dengan rumus:

11)Tentukan nilai �2tabel pada taraf signifikansi α dan derajat kebebasan (dk) = k-1 dengan k = banyaknya kelas/kelompok interval.

12)Bandingkan jumlah total �2

hitung dengan 2 tabel. 13)Apabila �2

hitung < 2

tabel maka data berdistribusi normal dan jika 2

hitung > 2 tabel maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dalam rangka menguji kesamaan varians setiap kelompok data.82 Uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah UjiFisher. Uji Fisher (uji F) dapat dilakukan apabila data yang akan diuji hanya ada dua kelompok data/sampel. Uji F dilakukan dengan cara membandingkan varians data terbesar dibagi varians data terkecil.

Langkah-langkah melakukan pengujian homogenitas dengan uji F sebagai berikut:83

1) Tentukan taraf signifikasi (α) untuk menguji hipotesis: H0 : = (varian 1 sama dengan varian 2 atau homogen)

H1 : ≠ (varian 1 tidak sama dengan varian 2 atau tidak homogen) Dengan kriteria pengujian:

- Terima H0 jika Fhitung < Ftabel ; dan - Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

2) Menghitung varian tiap kelompok data.

3) Tentukan nilai Fhitung, yaitu

4) Tentukan nilai Ftabel unttk taraf signifikansi α, dk1 = dkpembbilang = na – 1, dan dk2 = dkpenyebut = nb – 1. Dalam hal ini na = banyaknya data kelompok varian terbesar (pembilang) dan nb = banyaknya data kelompok varian terkecil (penyebut).

5) Lakukan pengujian dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.

2. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, maka data akan terbagi menjadi beberapa kondisi, di antaranya adalah data yang terdistribusi normal dan homogen, serta data yang terdistribusi normal dan tidak homogen. Data yang terdistribusi normal dan homogen menggunakan perhitungan statistik yang berbeda dengan data yang terdistribusi normal dan tidak homogen.

82

Supardi, op. cit., h. 142.

83

a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen

Jika hasil analisis datanya berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik yaitu uji-t. Dalam penelitian ini, analisis data juga dilakukan dengan cara membandingkan data dua kelompok sampel, atau membandingkan data antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dan varian populasi tidak diketahui, maka rumus uji-t yang digunakan adalah:84

t = ̅ ̅

Jika varian populasi diketahui, maka rumus uji-t nya adalah:

t = ̅ ̅

Keterangan:

̅ = rata-rata data kelompok eksperimen ̅ = rata-rata data kelompok B

Sgab = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B nA = jumlah data kelompok A

nB = jumlah data kelompok B

Nilai t pada uji hipotesis kemudian disesuaikan pada tabel distribusi t pada taraf signifikansi tertentu. Taraf signifikansi yang diambil dalam penelitian ini dengan derajat keyakinan 95% , α = 5% dan dk = (n1 + n2 – 2) dengan kriteria penerimaan sebagai berikut:

1) Jika maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti dapat

dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh model cooperative learning tipe

teams games tournament termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa.

2) Jika maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh metode teams games tournament termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa.

84

b. Data Terdistribusi Normal dan Tidak Homogen

Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik. Uji statistik nonparametrik yang digunakan adalah uji U, yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini.

 

1 1 1 2 1 1 2 1 R n n n n U    dan

 

2 2 2 2 1 2 2 1 R n n n n U    Keterangan: n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2 U1 = jumlah peringkat 1 U2 = jumlah peringkat 2

R1 = jumlah rangking pada sampel n1 R2 = jumlah rangking pada sampel n2

Kriteria penentuan keputusan uji U adalah:

i) Jika nilai Uhitung ≤ nilai Ucr,makaH0 ditolak dan Ha diterima. ii) Jika nilai Uhitung ≥ nilai Ucr, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

J. Teknik Analisis Data Nontes

Analisis deskripsi lembar observasi diperoleh dari sikap nyata yang dilakukan siswa pada tahap turnamen. Pengolahan data hasil observasi sangat bergantung pada pedoman observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi. Pada penelitian ini, hasil pengamatan observasi diberi skala nilai berupa angka 3, 2, 1 dan 0 untuk setiap indikatornya.85 Hasil observasi dianalisis secara deskriptif dengan penghitungan persentase menggunakan rumus :

Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi N : Number of Cases 85

Kemudian data kuantitatif dari analisis lembar observasi dikonversikan ke data kualitatif dengan klasifikasi baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang pada Tabel 3.9 di bawah ini:

Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase

No Persentase Kriteria 1 81% - 100% Baik sekali 2 61% - 80% Baik 3 41% - 60% Cukup 4 21% - 40% Kurang 5 0% - 20% Sangat kurang K. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model

cooperative learning tipe teams games tournament (TGT)

termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika partikel.

2. H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model cooperative

learning tipe teams games tournament (TGT) termodifikasi

terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika partikel.

47

Pada subbab hasil penelitian ini akan menjelaskan mengenai Gambaran umum dari data yang diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest, posttest, dan lembar observasi.

1. Hasil Pretest

Hasil pretest keterampilan berpikir kreatif siswa yang diujikan memiliki 3 indikator, yaitu keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis, keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi, dan keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa item data. Hasil pretest yang diperoleh siswa kelas X-1 sebagai kelas kontrol dan kelas X-3 sebagai kelas eksperimen disajikan pada Gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan

Perhitungan untuk menentukan Gambar diagram distribusi frekuensi tersebut terdapat pada lampiran C.1.

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa 9 siswa (30%) di kelas eksperimen maupun kontrol mendapatkan nilai antara 0-4. Selanjutnya terdapat 12 siswa (40%) dari kelas eksperimen dan 10 siswa (33,33%) dari kelas kontrol yang mendapat nilai pada interval 5-9. Pada interval 10-14 terdapat 4 siswa (13,33%) dari kelas eksperimen dan 5 siswa (16,67%) dari kelas kontrol. Jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan interval 15-19 di kelas eksperimen sebanyak 2 siswa (6,67%) sedangkan di kelas kontrol sebanyak 3 siswa (10%). Nilai pada interval 20-24 diperoleh 2 siswa (6,67%) masing-masing dari kelas eksperimen dan kontrol. Adapun nilai terbesar yaitu nilai dengan interval 25-29 hanya didapatkan oleh 1 siswa (3,33%) dari kelas eksperimen maupun kontrol.

Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest

Pemusatan dan Penyebaran Data Kelas

Eksperimen Kontrol Nilai Tertinggi 25 25 Nilai Terendah 0 0 Rata-rata 8,5 9 Median 7,0 7,5 Modus 5,86 5,33 Standar Deviasi 6,71 6,9

Perhitungan untuk menentukan Tabel 4.1 tersebut terdapat pada lampiran C.1. Berdasarkan Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa nilai tertinggi dan terendah yang diperoleh kelas eksperimen dan kontrol sama besar, masing-masing yaitu 25 dan 0. Namun, nilai-nilai lainnya berbeda satu sama lain. Nilai rata-rata kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 9 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 8,5. Median atau nilai tengah yang diperoleh kelas eksperimen adalah 7,0 sedangkan kelas

kontrol memperoleh nilai 7,5. Nilai modus kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, yakni 5,86. Sedangkan kelas kontrol hanya mendapatkan nilai 5,33.

2. Hasil Posttest

Hasil posttest yang diujikan juga memiliki indikator-indikator yang sama dengan pretest. Hasil posttest yang diperoleh siswa kelas X-1 sebagai kelas kontrol dan kelas X-3 sebagai kelas eksperimen disajikan pada Gambar 4.2 di bawah ini:

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan

Eksperimen

Perhitungan untuk menentukan diagram distribusi frekuensi tersebut terdapat pada lampiran C.4.

Berdasarkan Gambar 4.2 di atas terlihat bahwa 4 siswa (13,33%) yang mendapatkan nilai antara 25-34 di kelas eksperimen dan 7 siswa (26,67%) di kelas kontrol. Selajutnya terdapat 2 siswa (6,67%) dari kelas eksperimen dan 5 siswa (16,67%) dari kelas kontrol yang memperoleh nilai pada interval 35-44. Nilai dengan interval 45-54 diperoleh 5 siswa (20%) dari kelas eksperimen dan 7 siswa (23,33%) dari kelas kontrol. Pada interval 55-64 diperoleh 9 siswa (30%) dari kelas eksperimen dan 4 siswa (13,3%) dari kelas kontrol. Jumlah siswa yang

memperoleh nilai pada interval 65-74 diperoleh 5 siswa (16,67%) di kelas eksperimen dan 3 siswa (10%) di kelas kontrol. Adapun nilai terbesar yaitu nilai dengan interval 75-84 hanya diperoleh 5 siswa (16,67%) dari kelas eksperimen dan 4 siswa (10%) dari kelas kontrol.

Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest

Pemusatan dan Penyebaran Data Kelas Eksperimen Kontrol Nilai Tertinggi 80 80 Nilai Terendah 25 25 Rata-rata 57,5 48,83 Median 58,94 47,36 Modus 59,5 31,77 Standar Deviasi 15,84 16,59

Perhitungan untuk menentukan Tabel 4.2 tersebut terdapat pada lampiran C.4. Berdasarkan Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan nilai tertinggi dan terendah antara kelas eksperimen dan kontrol, masing-masing yaitu 80 dan 25. Namun, nilai-nilai lainnya berbeda satu sama lain. Nilai rata-rata kelas kontrol lebih rendah daripada kelas eksperimen. Kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 48,83 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai 57,5. Nilai tengah yang diperoleh kelas eksperimen adalah 58,94 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 47,36. Nilai modus kelas eksperimen pun lebih tinggi daripada kelas kontrol. Kelas kontrol hanya mendapatkan nilai 31,77 sedangkan kelas eksperimen mendapatkan nilai 59,5.

3. Rekapitulasi Data Keterampilan Berpikir Kreatif

a. Hasil Pretest dan Posttest

Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol, diperoleh rekapitulasi data yag disajikan pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest dan Posttest

Pemusatan dan Penyebaran Data Kelas Kontrol (X-1) Kelas Eksperimen (X-3)

Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai Tertinggi 25 80 25 80 Nilai Terendah 0 25 0 25 Rata-rata 9 48,83 8,5 57,5 Median 7,5 47,36 7,0 58,94 Modus 5,33 31,77 5,86 59,5 Standar Deviasi 6,9 16,59 6,71 15,85

Perhitungan untuk menentukan Tabel ukuran pemusatan tersebut terdapat pada lampiran C.1 dan C.4.

Pada Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa nilai tertinggi dan terendah kelas eksperimen dan kontrol sama besar, yaitu 80 dan 25. Namun, kelas eskperimen memiliki jumlah siswa yang mendapatkan nilai tinggi lebih banyak daripada kelas kontrol, sehingga nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 57,5 sedangkan kelas kontrol mendapatkan nilai 48,83.

b. Kemampuan Berpikir Kreatif

Data tiap indikator keterampilan berpikir kreatif diperoleh dari hasil

pretest, dan posttest. Indikator 1 mencakup 3 soal, indikator 2 mencakup 4 soal dan indikator 3 mencakup 3 soal. Setiap soal memiliki penilaian 0-2 yang masing-masing dikalikan 5. Indikator 1 dan 3 memiliki nilai maksmum 30, sedangkan indikator 2 memiliki nilai maksimum 40. Jumlah nilai minimum akhir adalah 0 dan nilai maksimumnya adalah 100. Nilai setiap indikator meningkat dari nilai

Perbandingan nilai rata-rata indikator preteset dan posttest pada kelas eksperimen dan konrol dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Diagram Nilai Pretest dan Posttest Setiap Indikator

Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol

Keterangan:

Indikator 1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis Indikator 2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara

dua situasi

Indikator 3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa item

data

Perhitungan untuk Gambar 4.3 di atas terdapat pada lampiran C.7

Berdasarkan Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa pada pretest keterampilan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen untuk indikator 1 nilai rata-ratanya adalah 3,17 dan 15,17 pada hasil posttest. Siswa kelas kontrol mendapat nilai 3,0 pada saat pretest dan 11,33 pada saat posttest. Pada indikator 2, hasil pretest kelas eksperimen adalah 2,83, sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 3,33. Pada saat posttest, kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 20,3 dan kelas kontrol mendapat nilai 19,67. Pada indikator 3, kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 0,33 pada pretest dan 20,17 pada saat posttest. Siswa kelas kontrol memperoleh nilai 0,67 pada pretest dan 15,17 pada saat posttest.

Pada pretest, keterampilan berpikir kreatif tertinggi diperoleh pada indikator 1 untuk kelas eksperimen dan indikator 2 untuk kelas kontrol, dengan nilai rata-rata masing-masing 3,17 dan 3,33. Setelah dilakukan posttest, terlihat bahwa pada keterampilan berpikir kreatif siswa untuk indikator 1 nilai rata-ratanya adalah 15,17 untuk kelas eksperimen dan 11,33 untuk kelas kontrol. Pada indikator 2, kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 20,30 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 19,67. Pada indikator 3, kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 20,17 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 15,17. Pada

posttest, keterampilan berpikir kreatif tertinggi diperoleh pada indikator 2 untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Peningkatan nilai rata-rata siswa tiap indikator dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini:

Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Nilai Kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan Gambar 4.4 di atas terlihat bahwa tiap indikator di kelas ekperimen maupun kontrol mengalami peningkatan. Pada indikator 1, kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata 12,0, sedangkan kelas eksperimen hanya mengalami peningkatan nilai rata-rata 8,33. Pada indikator 2, peningkatan nilai rata-rata untuk kelas ekperimen adalah 17,47 dan kelas kontrol 16,34. Pada indikator terakhir, kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata 19,84 sedangkan kelas kontrol sebesar 14,5.

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan pada data pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji normalitas dari keempat data digunakan rumus Chi-Kuadrat. Hasil uji normalitas yang diperoleh dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5 Uji Normalitas Chi Kuadrat pada Pretest dan Posttest

Statistik Pretest Posttest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol X2hitung 9,30 8,86 6.64 7,75 X2Tabel 11,07 Keputusan Data terdistribusi normal Data terdistribusi normal Data terdistribusi normal Data terdistribusi normal

Perhitungan untuk Tabel 4.5 di atas terdapat pada lampiran C.2 dan C.6.

Nilai X2Tabel didapat dari tabel nilai Chi-Kuadrat pada taraf signifikansi 5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu jika X2hitung < X2Tabel maka data terdistribusi normal. Pada Tabel 4.5 di atas terlihat bahwa nilai X2hitung semua data lebih kecil daripada X2Tabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest kelas eksperimen serta kelas kontrol terdistribusi

Dokumen terkait