• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Insulin-like Growth Factor-1

1. Perbandingan IGF-1 antara kelompok kasus dan kelompok kontrol Tabel 4.2 Perbandingan insulin-like growth factor-1 antara kelompok kasus dan kontrol

IGF-1 (ng/ml) Variabel Kasus Kontrol Mean 269,90 246,38 SD 111,93 95,19 p-value 0,467

Pada tabel 4.2 dapat dilihat perbandingan kadar IGF-1 antar kelompok kasus dan kontrol. Rerata kadar IGF-1 lebih tinggi pada kelompok kasus yaitu sebesar 269,90 ng/ml dibandingkan kelompok kontrol 246,38 ng/ml, namun ternyata secara statistik tidak bermakna.(p = 0,467).

Pada penelitian sebelumnya oleh Cappel (2005) dan Aizawa (1995) dilaporkan bahwa pada kelompok kasus didapati adanya kadar IGF-1 yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Sementara penelitian lain yang dilaporkan oleh Kaymak dkk (2007) menyebutkan hasil yang sebaliknya yaitu bahwa tidak dijumpai perbedaan kadar IGF-1 antara kelompok kasus dan kelompok kontrol.11,12,39

Hasil penelitian ini yang menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok kasus dan kelompok kontrol dapat disebabkan karena dalam populasi penelitian kali ini mungkin terdapat faktor-faktor lain yang lebih berperan dibandingkan IGF-1 dalam hal terjadinya akne vulgaris pada subjek penelitian. Dalam proses patogenesis akne vulgaris terdapat beberapa macam faktor yang dapat saling terkait satu sama lain. Faktor tersebut misalnya perubahan hormonal, kerentanan

genetik, stres, diet dan faktor higiene dapat menjadi faktor yang menentukan akne vulgaris.1,2

2. Korelasi kadar IGF-1 dengan derajat keparahan akne vulgaris Tabel 4.3 Korelasi antara kadar IGF-1 dengan derajat keparahan akne vulgaris

Korelasi n r p-value

Kadar IGF-1 dengan derajat

keparahan akne vulgaris 21 0,039 0,868

Pada tabel 4.3 ditampilkan analisis korelasi antar kadar IGF-1 dengan derajat keparahan akne vulgaris. Dari hasil analisis statistik didapati bahwa tidak ada korelasi antara kadar IGF-1 dengan derajat keparahan akne vulgaris (p = 0,868; r = 0,039).

Pada penelitian Aizawa didapati bahwa kadar IGF-1 pada kelompok kasus lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun tidak dijumpai adanya korelasi antara kadar IGF-1 dengan derajat keparahan akne vulgaris.11

Dalam penelitian lain disebutkan bahwa IGF-1 diduga dapat meningkatkan produksi sebum oleh sel sebosit melalui induksi ekspresi SREBP-1 yang akan meningkatkan stimulasi lipogenesis di dalam sebosit. IGF-1 bekerja dengan cara mengaktivasi phospoinositide 3-kinase/Akt pathway sehingga terjadi proses peningkatan dalam pembentukan sebum dari sebosit.7,8

Akne vulgaris merupakan suatu kelainan pada struktur yang bersifat multifaktorial. Selain dari peningkatan produksi sebum terdapat faktor lain seperti hiperproliferasi folikel, inflamasi dan aktifitas dari P.acnes. Selain dari itu masih harus dipertimbangkan kondisi yang terkait dengan akne vulgaris misalnya faktor genetik, perubahan hormonal, faktor diet dan lain sebagainya.1,2

Kadar IGF-1 dalam darah sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kadar growth hormone, kadar insulin, faktor nutrisi, Body Mass Index, usia dan hormon androgen.30

Adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi patogenesis akne vulgaris dan mempengaruhi kadar IGF-1 di dalam darah mengakibatkan timbulnya berbagai variasi dengan karakteristik tersendiri dalam berbagai penelitian-penelitian tentang akne vulgaris.

3. Perbandingan Insulin-like Growth Factor-1 antara kelompok akne vulgaris Tabel 4.4 Perbandingan IGF-1 antara kelompok akne vulgaris

Kasus Variabel

Ringan Sedang Berat Kontrol p-value* IGF-1(ng/ml) 232,43 ± 116,27 328 ± 123,50 249,29 ± 83,2 246,38 ± 95,19 0,272

*p-value antara kasus dan kontrol

Pada tabel 4.4 diperlihatkan perbandingan kadar IGF-1 antara kelompok pasien akne vulgaris derajat ringan, sedang dan berat dan kontrol.

Rerata kadar IGF-1 pada kelompok akne vulgaris derajat ringan adalah 232,43 ±116,27 ng/ml; kelompok akne vulgaris derajat sedang 328±123,50 ng/ml; akne vulgaris derajat berat sebesar 249,29±83,2 ng/ml dan kelompok kontrol sebesar 246,38±95,19 ng/ml. Dari analisis statistik tidak dijumpai perbedaan bermakna kadar IGF-1 antara kelompok akne vulgaris derajat ringan, akne vulgaris derajat sedang, akne vulgaris derajat berat dan kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini, berbeda dengan hasil penelitian oleh Cappel dkk (2005) yang menyebutkan bahwa kadar IGF-1 pada kelompok penderita akne vulgaris klinis lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok penderita akne vulgaris tanpa klinis.12

4. Insulin-like Growth Factor-1 berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.5 Perbandingan kadar IGF-1 berdasarkan jenis kelamin

IGF-1 (ng/ml)

Kasus Kontrol

Jenis kelamin

Mean SD p-value Mean SD p-value

p-value* Laki-laki Perempuan 311 249,38 126,59 102,55 0,244 266,29 236,43 93,47 97,93 0,512 0,467 0,736

*p-value antara kasus dan kontrol

Pada tabel ini diperlihatkan perbandingan kadar IGF-1 berdasarkan jenis kelamin baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Tampak bahwa nilai kadar IGF-1 pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Walaupun perbedaan tersebut tidak mencapai nilai yang signifikan.(p = 0,244, p = 0,512)

Nilai IGF-1 antara kelompok kasus dan kelompok kontrol juga tidak berbeda secara bermakna, meskipun perbandingan tersebut dilakukan berdasarkan jenis kelamin yang sama.

Pada penelitian ini, nilai IGF-1 laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Hasil ini sesuai dengan hasil yang didapat oleh penelitian-penelitian sebelumnya oleh Kahlamani dkk (1999) dan Parekh dkk (2010) yang juga mendapatkan bahwa kadar IGF-1 pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang terbalik antara kadar estrogen dengan kadar IGF-1. Kadar puncak IGF-1 akan tercapai pada umur 15 tahun baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Meskipun nilainya akan semakin

berkurang seiring dengan pertambahan umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi kecepatan penurunan kadar IGF-1 tertinggi didapati pada wanita premenopause yaitu di saat kadar estrogen tubuh mencapai level tertinggi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Seattle Colon Cancer Family Registry yang mendapatkan bahwa kadar IGF-1 akan menurun setelah pemberian estrogen eksogen. Teori lain menyebutkan bahwa leptin yang kadarnya berbeda antara laki-laki dan perempuan, dapat mempengaruhi konsentrasi IGF-1/IGFBP-3, yang mungkin akan dapat menjelaskan tentang perbedaan kadar IGF-1 pada laki-laki dan perempuan.40,41

Pada penelitian kami didapati bahwa tidak dijumpai perbedaan kadar IGF-1 antara kelompok kasus dan kelompok kontrol meski dilakukan perbandingan berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian oleh Cappel (2005) yang melaporkan bahwa perbedaan kadar IGF-1 antara kelompok akne vulgaris klinis dengan akne vulgaris tanpa klinis didapati pada jenis kelamin perempuan saja.12

5. Insulin-like Growth Factor-1 berdasarkan kelompok umur Tabel 4.6 Perbandingan kadar IGF-1 berdasarkan kelompok umur

IGF-1 (ng/ml)

Kasus Kontrol

Kelompok umur (tahun)

Mean SD p-value Mean SD p-value

p-value* 12-19 20-34 329,30 215,91 82,65 110,35 0,016 276,40 219,09 111,52 72,19 0,174 0,244 0,937

*p-value antara kasus dan kontrol

Pada tabel ini, diperlihatkan perbandingan kadar IGF-1 berdasarkan kelompok umur, baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Pada penelitian kami didapati bahwa kadar IGF-1 pada kelompok kasus dengan umur diantara 12-19 tahun lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan umur 20-34 tahun (p = 0,016). Sementara perbandingan kadar IGF-1 pada kelompok kontrol antara kelompok umur

12-19 tahun dengan kelompok umur 20-34 tahun tidak ada perbedaan secara bermakna. Demikian pula perbandingan kadar IGF-1 antara kelompok kasus dan kelompok kontrol sesuai dengan kelompok umur juga tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.

Suatu penelitian besar, tentang IGF-1 yang melibatkan 6058 subjek di Amerika Serikat antara tahun 1988-1999 melaporkan bahwa kadar IGF-1 akan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Sementara Jansen dkk (1997) pada penelitiannya tentang IGF-1 terhadap populasi lanjut usia mengamati bahwa tingkatan kadar IGF-1 pada lanjut usia > 70 tahun lebih tinggi dibandingkan individu yang umumnya lebih muda. Jansen dkk (1997) mengelompokkan bahwa lanjut usia dengan IGF-1 yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang lebih muda menunjukkan adalah konsekuensi dari seleksi kesintasan, yang artinya bahwa individu dengan kadar IGF-1 lebih tinggi mungkin mempunyai kesempatan untuk hidup lebih lama.42,43

Hasil dari penelitian kami menunjukkan bahwa nilai IGF-1 pada kelompok kasus usia remaja lebih tinggi dibandingkan dewasa muda. Hal ini mungkin dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa kadar IGF-1 akan mencapai puncak pada saat usia 15 tahun dan akan semakin berkurang kadarnya seiring dengan pertambahan usia. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa ternyata kadar IGF-1 mempunyai peranan terhadap patogenesis akne vulgaris pada kelompok kasus dengan usia remaja karena kadar IGF-1 yang lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kasus dengan usia dewasa. Namun demikian, mungkin perlu penelitian lanjutan dengan skala yang lebih luas mengingat ternyata kadar IGF-1 pada kelompok kasus dewasa muda ternyata lebih rendah dibandingkan pada kelompok kontrol.

BAB V

Dokumen terkait