(Note 2z)
GOODWILL 218.620 GOODWILL
b. Pada bulan April 2010, PT Metric Solusi Integrasi memperoleh 70% kepemilikan saham di PT Solu Sindo Kreasi Pratama. Goodwill yang timbul atas transaksi ini adalah sebesar Rp 133.840. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, berdasarkan perhitungan penilai independen, terdapat penurunan nilai goodwill adalah sebesar Rp 2.474. Amortisasi goodwill pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 5.019. Nilai tercatat goodwill pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 126.347.
b. In April 2010, PT Metric Solusi Integrasi acquired 70% shares ownership in PT Solu Sindo Kreasi Pratama. Goodwill arising from the transaction was Rp 133,840. For the year ended 31 December 2011, based on the calculation from an independent appraiser, there is an impairment of goodwill of Rp 2,474. Amortization of goodwill for the year 2010 was Rp 5,019. The carrying value of goodwill as of 31 March 2014 and 31 December 2013 amounted to Rp 126,347, respectively.
c. Pada bulan Juni 2008, PT Prima Media Selaras (PMS) menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (subscription rights (SR)) kepada pemegang saham pendiri. SR tersebut memberikan hak kepada pemiliknya untuk dapat memesan terlebih dahulu saham-saham baru yang akan diterbitkan PMS sebanyak 60.000 (nilai penuh) saham.
c. In June 2008, PT Prima Media Selaras (PMS) issued subscription rights (SR) to its former shareholders, providing rights to subscribe 60,000 (full amount) new PMS shares.
Jika SR tersebut dilaksanakan, maka kepemilikan PT Tower Bersama (TB) pada PMS akan terdilusi hingga hanya menjadi sebesar 20%. Untuk mempertahankan kepemilikannya tersebut pada bulan Agustus 2009, TB telah membeli SR tersebut dari HKDN Investment Ltd. sebagai pemilik akhir, sebesar US$ 25.900.000. Nilai akuisisi dari pembelian SR tersebut serta biaya transaksi lainnya adalah sebesar Rp 255.391 dicatat sebagai goodwill.
If SR is implemented, then the ownership PT Tower Bersama (TB) in the PMS will be diluted to only 20%. To maintain the ownership in August 2009, TB has purchased the SR of HKDN Investment Ltd. as the final owner, for US$ 25,900,000. Acquisition value of the SR purchase and other transaction costs are Rp 255,391 was recorded as goodwill.
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, berdasarkan perhitungan penilai independen, terdapat penurunan nilai goodwill adalah sebesar Rp 2.473. Amortisasi goodwill pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 13.848. Nilai tercatat goodwill pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 235.936.
For the year ended 31 December 2011, based on the calculation from an independent appraiser, there is an impairment of goodwill of Rp 2,473. Amortization of goodwill for the year 2010 was Rp 13,848. The carrying value of goodwill as of 31 March 2014 and 31 December 2013 were both amounted to Rp 235,936.
d. Pada bulan Nopember 2008, PT Tower One (TO), entitas anak, memperoleh 99,99% kepemilikan saham di PT Bali Telekom (Balikom). Goodwill yang timbul atas transaksi ini adalah sebesar Rp 103.318. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, berdasarkan perhitungan penilai independen, tidak terdapat penurunan nilai goodwill. Amortisasi goodwill pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 5.121. Nilai tercatat goodwill pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 91.323.
d. In November 2008, PT Tower One (TO), a subsidiary of the Company, acquired 99.99% share ownership of PT Bali Telekom (Balikom). The goodwill arising from this transaction amounted to Rp 103,318. For the year ended 31 December 2011, based on the calculation from an independent appraiser, there is no impairment of goodwill. Amortization of goodwill for the year 2010 was Rp 5,121. The carrying value of goodwill as of 31 March 2014 and 31 December 2013 were both amounted to Rp 91,323.
Seluruh beban amortisasi goodwill tersebut dicatat pada beban amortisasi goodwill – bersih pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Goodwill amortization expenses are recorded in the account of goodwill amortization expense – net in the consolidated statements of comprehensive income.
Saldo awal/ Saldo akhir/
31 Maret 2014 Beginning balance Penambahan/ Additional Akuisisi/ Acquisition Penurunan/ Impairment Ending balance 31 March 2014 PT Metric Solusi Integrasi 191.932 - - - 191.932 PT Metric Solusi Integrasi
PT Tower Bersama 388.971 - - - 388.971 PT Tower Bersama
PT Tower One 91.323 - - - 91.323 PT Tower One
PT Telenet Internusa 4.943 - - - 4.943 PT Telenet Internusa
J u m l a h 677.169 - - - 677.169 T o t a l
Saldo awal/ Saldo akhir/
31 Desember 2013 Beginning balance Penambahan/ Additional Akuisisi/ Acquisition Penurunan/ Impairment Ending balance 31 December 2013 PT Metric Solusi Integrasi 191.932 - - - 191.932 PT Metric Solusi Integrasi
PT Tower Bersama 388.971 - - - 388.971 PT Tower Bersama
PT Tower One 91.323 - - - 91.323 PT Tower One
PT Telenet Internusa 4.943 - - - 4.943 PT Telenet Internusa
31 Maret/ 31 March 2 0 1 4 Porsi non-
pengendali Porsi non-
dari penurunan pengendali
nilai w ajar peny esuaian
Porsi non- Porsi non- investasi - Porsi non- kepemilikan
pengendali pengendali tersedia untuk pengendali efektif pada atas laba dari instrumen dijual / Non- dari saham entitas anak / entitas anak / derivatif / controlling treasuri / Non-controlling
Non- Non- portion from Non- portion from
controlling controlling impairment controlling adjustment for
Saldo aw al / portion on portion from of fair value portion from effect on Saldo akhir /
Entitas anak / Beginning net profit of derivative available- treasury ownership Ending
Subsidiaries balance subsidiaries instrument for-sale stock changes balance
PT United Towerindo 20.188 ( 460) ( 53) - - - 19.675 PT Tower Bersama 83.551 1.539 1.171 - - - 86.261 PT Tower One 280 44 ( 5) - - - 319 PT Metric Solusi Integrasi ( 42.447) 18.242 649 20 ( 9.692)( 17.835)( 51.063) PT Telenet Internusa 1.018 33 ( 13) - - - 1.038
PT Triaka Bersama 1.334 - - - 1.334
PT Solusi Menara Indonesia 61.996 9.232 ( 81) - - - 71.147
Jumlah / T o t a l 125.920 28.630 1.668 20 ( 9.692)( 17.835) 128.711
Porsi non-
pengendali Porsi non-
dari penurunan pengendali
nilai w ajar peny esuaian
Porsi non- Porsi non- investasi - Porsi non- kepemilikan
pengendali pengendali tersedia untuk pengendali efektif pada
atas laba dari instrumen dijual / Non- dari saham entitas anak /
entitas anak / derivatif / controlling treasuri / Non-controlling
Non- Non- portion from Non- portion from
controlling controlling impairment controlling adjustment for
Saldo aw al / portion on portion from of fair value portion from effect on Saldo akhir /
Entitas anak / Beginning net profit of derivative available- treasury ownership Ending
Subsidiaries balance subsidiaries instrument for-sale stock changes balance
PT United Towerindo 15.003 4.958 227 - - - 20.188 PT Tower Bersama 69.934 13.682 ( 65) - - - 83.551 PT Tower One 101 167 12 - - - 280 PT Metric Solusi Integrasi 111.023 76.351 ( 27.353) ( 100) ( 204.158) 1.790 ( 42.447) PT Telenet Internusa 868 130 20 - - - 1.018
PT Triaka Bersama 1.334 - - - 1.334
PT Solusi Menara Indonesia 52.538 8.242 1.216 - - - 61.996 Jumlah / T o t a l 250.801 103.530 ( 25.943) ( 100) ( 204.158) 1.790 125.920 31 Desember/ 31 December 2 0 1 3
INDUK
Pada periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada 31 Maret 2014 dan 2013, laba rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar masing-masing adalah Rp 526.651 dan Rp 281.080. Jumlah rata-rata tertimbang saham (dalam nilai penuh) untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir 31 Maret 2014 dan 2013, masing-masing adalah sebanyak 4.785.157.654 saham dan 4.796.526.199 saham.
For the period 3 (three) months ended 31 March 2014 and 2013, net income attributable to common shareholders of Parent Company which are used to calculate the basic earnings per share were Rp 526,651 and Rp 281,080, respectively. Total weighted average shares issued for the period of 3 (three) months ended 31 March 2014 and 2013, are 4,785,157,654 shares and 4,796,526,199 shares, respectively.
40. PERJANJIAN PENTING 40. SIGNIFICANT AGREEMENTS
a. PERJANJIAN SEWA MENARA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) DAN SISTEM TELEKOMUNIKASI DALAM GEDUNG
a. RENTAL AGREEMENT TOWER BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) AND TELECOMMUNICATIONS SYSTEMS IN BUILDINGS
Entitas anak (PT Tower Bersama, PT Telenet Internusa, PT United Towerindo, PT Batavia Towerindo, PT Bali Telekom, PT Prima Media Selaras, PT Solusi Menara Indonesia dan PT Solu Sindo Kreasi Pratama, PT Mitrayasa Sarana Informasi, PT Towerindo Konvergensi, PT Triaka Bersama) memiliki perjanjian sewa dengan para operator sebagai berikut:
Subsidiaries (PT Tower Bersama, PT Telenet Internusa, PT United Towerindo, PT Batavia Towerindo, PT Bali Telekom, PT Solusi Menara Indonesia, PT Prima Media Selaras and PT Solu Sindo Kreasi Pratama, PT Mitrayasa Sarana Informasi, PT Towerindo Konvergensi, PT Triaka Bersama) have lease agreements with operators as follows:
1. PT Hutchison CP Telecommunications (Hutchison) 1. PT Hutchison CP Telecommunications (Hutchison) Pada berbagai tanggal di tahun 2009, entitas anak
dan Hutchison menandatangani Perjanjian Sewa Induk
(“MLA”), mengenai sewa pemanfaatan lokasi yang
diperlukan untuk pengoperasian peralatan komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 12 tahun, dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 6 tahun.
On a number of dates in 2009, the subsidiaries and Hutchison signed Master Lease Agreements (“MLA”)
to lease telecommunication infrastructure space for installation of telecommunication equipment. The agreements are for lease periods of 12 years and can be extended for 6 years.
2. PT XL Axiata Tbk (XL) 2. PT XL Axiata Tbk (XL)
Pada berbagai tanggal antara tahun 2007 sampai dengan 2010, entitas anak dan XL menandatangani
Perjanjian Sewa Induk (“MLA”), sebagaimana telah
diubah beberapa kali dalam bentuk amandemen, mengenai sewa pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 10 tahun, dan dapat diperpanjang dengan menginformasikan secara tertulis kepada entitas anak. Jangka waktu sewa
dimulai sejak tanggal sertifikat siap instalasi (“RFI”)
di masing-masing lokasi.
On a number of dates in and between 2007 and 2010, the subsidiaries and XL signed the Master Lease
Agreement (“MLA”), as amended several times,
regarding lease of telecommunication infrastructure space for installation of telecommunication equipment. The lease period is for 10 years and can be extended by agreement. The lease periods start
from the date of installation (“RFI”) on each
a. PERJANJIAN SEWA MENARA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) DAN SISTEM TELEKOMUNIKASI DALAM GEDUNG (Lanjutan)
a. RENTAL AGREEMENT TOWER BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) AND TELECOMMUNICATIONS SYSTEMS IN BUILDINGS (Continued)
3. PT Axis Telekom Indonesia (AXIS) 3. PT Axis Telekom Indonesia (AXIS) Pada berbagai tanggal di tahun 2010 dan 2009,
entitas anak dan AXIS telah menandatangani beberapa Perjanjian Sewa Induk (“MLA”), mengenai pemanfaatan menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi mengenai sewa pemanfaatan lokasi yang diperlukan untuk pengoperasian peeralatan komunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 10 tahun, dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 10 tahun, kecuali apabila AXIS tidak ingin memperpanjang masa sewa dan menginformasikan secara tertulis kepada entitas anak.
On a number of dates in 2010 and 2009, the subsidiaries and AXIS signed few Master Lease Agreements (“MLA”) regarding lease of telecommunication infrastructure space for installation of telecommunication equipment. The lease period is for 10 years and can be extended for another 10 years, unless AXIS does not intend to extend by informing the subsidiaries in writing.
4. PT Indosat Tbk (Indosat) 4. PT Indosat Tbk (Indosat)
Pada berbagai tanggal di tahun 2010 dan 2009, entitas anak dan Indosat telah menandatangani beberapa Perjanjian Sewa Induk (“MLA”), mengenai
sewa pemanfaatan lokasi yang diperlukan untuk pengoperasiaan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 10 tahun, dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 10 tahun, kecuali apabila Indosat tidak ingin memperpanjang masa sewa dan menginformasikan secara tertulis kepada entitas anak. Jangka waktu sewa dimulai sejak
tanggal sertifikat siap instalasi (“RFI”) di masing-
masing lokasi.
On a number of dates in 2010 and 2009, the subsidiaries and Indosat signed a number of Master Lease Agreements (“MLA”) regarding lease of telecommunication infrastructure space for installation of telecommunication equipment. The lease period is for 10 years and can be extended for another 10 years, unless Indosat does not intend to extend by informing the subsidiaries in writing. The lease period starts from the date of installation
(“RFI”) on each location.
5. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) 5. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Pada berbagai tanggal di tahun 2004 sampai dengan
2010, entitas anak telah menandatangani sejumlah
Perjanjian Sewa Induk (“MLA”) dengan Telkomsel
mengenai pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian adalah 10 tahun sejak tanggal penandatanganan Berita Acara Penggunaan Site (BAPS) untuk masing-masing lokasi menara.
On a number of dates in and between 2004 and 2010, the subsidiaries and Telkomsel signed a number of Master Lease Agreement (“MLA”)
regarding lease telecommunication infrastructure space for installation of telecommunication equipment. The lease period is for 10 years, starting from when the Minutes of Site Utilisation (BAPS) has been signed.
6. PT Smartfren Telecom Tbk (Mobile-8) 6. PT Smartfren Telecom Tbk (Mobile-8) Pada berbagai tanggal di tahun 2006 sampai dengan
2010, entitas anak dan Mobile-8, telah menandatangani beberapa Perjanjian Sewa Induk
(“MLA”), sebagaimana telah beberapa kali diubah
dalam bentuk amandemen, mengenai pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu awal sewa adalah 10 tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan
On a number of dates in and between 2006 and 2010, the subsidiaries and Mobile-8 signed a number
of Master Lease Agreements (“MLA”), as amended
several times, regarding lease of telecommunication infrastructure space for installation of telecommunication equipment. The lease period is for 10 years and can be extended by agreement.
a. PERJANJIAN SEWA MENARA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) DAN SISTEM TELEKOMUNIKASI DALAM GEDUNG (Lanjutan)
a. RENTAL AGREEMENT TOWER BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) AND TELECOMMUNICATIONS SYSTEMS IN BUILDINGS (Continued)
7. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) 7. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Pada berbagai tanggal di tahun 2003 sampai dengan
2010, entitas anak telah menandatangani beberapa Perjanjian Sewa Induk (“MLA”) dengan Telkom, dan beberapa kali mengalami perubahan dalam bentuk amandemen, mengenai pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian adalah 10 tahun sejak tanggal Berita Acara Penggunaan Site (BAPS) untuk masing-masing lokasi menara.
On a number of dates in and between 2003 and 2010, the subsidiaries and Telkom signed a number of Master Lease Agreements (“MLA”), as amended several times, regarding lease of telecommunication infrastructure space for installation of telecommunication equipment. The lease period is for 10 years, starting from when the Minutes of Site Utilisation (BAPS) for each location has been signed.
8. PT Bakrie Telecom Tbk (BTel) 8. PT Bakrie Telecom Tbk (BTel)
Pada berbagai tanggal di tahun 2005 sampai dengan 2010, entitas anak telah menandatangani beberapa Perjanjian Sewa Induk (“MLA”) dengan BTel dan beberapa kali mengalami perubahan dalam bentuk amandemen, tentang sewa pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian adalah 10 tahun sejak
tanggal sertifikat siap instalasi (“RFI”) di masing-
masing lokasi dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.
On a number of dates in and between 2005 and 2010, the subsidiaries and BTel signed a number of Master Lease Agreements (“MLA”), as amended several times, regarding lease of telecommunication infrastructure space for installation of telecommunication equipment. The lease period is for 10 years, starting from the date
of installation (“RFI”) for each location, and can be
extended by agreement.
9. PT Internux 9. PT Internux
Pada tahun 2013, entitas anak telah menandatangani
Perjanjian Sewa Induk (“MLA”) dengan PT Internux
tentang sewa pemanfaatan infrastruktur menara untuk penempatan peralatan telekomunikasi. Jangka waktu perjanjian adalah 5 atau 10 tahun sejak tanggal sertifikat siap instalasi (“RFI”) di masing- masing lokasi dan dapat diperpanjang
In 2013, the subsidiaries and PT Internux signed
a number of Master Lease Agreements (“MLA”)
regarding lease of telecommunication infrastructure space for installation of telecommunication equipment. The lease period is for 5 or 10 years,
starting from the date of installation (“RFI”) for
each location, and can be extended by agreement. Selain itu, berdasarkan perjanjian novasi yang
dilakukan pada berbagai tanggal di tahun 2013, PT First Media Tbk mengalihkan seluruh hak, kewajiban dan kepentingannya berdasarkan
Perjanjian Sewa Induk (“MLA”) dengan entitas anak
sehubungan dengan penyewaan site telekomunikasi milik entitas anak kepada PT Internux.
In addition, under the assignment agreement on various dates in 2013, PT First Media Tbk assigned all of its rights, obligations and interests under MLA among the subsidiaries regarding the lease of telecommunication sites owned by the subsidiaries to PT Internux.
b. PERJANJIAN PENTING LAINNYA b. OTHER SIGNIFICANT AGREEMENTS 1. Pada tanggal 18 Januari 2012, PT Tower Bersama
(TB), entitas anak, dan PT Tri Ahmadi Karya telah menandatangani perjanjian jual beli saham PT Triaka Bersama (TRB), entitas anak, sebesar Rp 2.900. Perubahan susunan pemegang saham di TRB tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10- 04177 tanggal 7 Pebruari 2012.
1. On 18 January 2012, PT Tower Bersama (TB), a subsidiary, and PT Tri Ahmadi Karya have signed a share purchase agreement for PT Triaka Bersama (TRB), a subsidiary, amounting to Rp 2,900. The change in the shareholders had been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. AHU-AH.01.10-04177 dated 7 February 2012.
2. Pada tanggal 7 Pebruari 2012, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT Indosat Tbk ("Indosat") untuk pembelian 2.500 aset menara dan penyewaan kembali menara tersebut kepada Indosat, dengan harga sebesar US$ 406.000.000 dan potensi tam bahan bagi hasil sampai maksimum sebesar US$ 112.500.000. Pembayaran US$ 406.000.000 tersebut akan dilakukan dalam bentuk kas dan saham baru Perusahaan yang akan diterbitkan.
2. On 7 February 2012, the Company entered into an
agreement with PT Indosat Tbk (“Indosat”) for the
purchase of 2,500 tower assets and lease of certain site space to Indosat, for upfront consideration of US$ 406,000,000 and a maximum potential earn-out amount of US$ 112,500,000. The payment of US$ 406,000,000 comprised cash as well as newly issued Company shares.
Penerbitan saham baru sebanyak 239.826.310 saham akan didasarkan pada harga pasar trailing selama 90 hari sebelum penyelesaian (closing), dan harga pelaksanaan saham baru tersebut adalah sebesar Rp 3.156,8 per saham. Penerbitan saham baru tersebut akan mewakili sekitar 5% dari modal disetor Perusahaan setelah penerbitan saham baru. Menurut ketentuan perjanjian ini, Indosat akan menyewa semua 2.500 menara, sebagai penyewa utama, dari Perusahaan untuk jangka waktu minimum 10 tahun.
The issuance of 239,826,310 new shares was based on trailing market price during 90 days before settlement (closing), and the exercise price of the new shares was Rp 3,156.8 per share. The issuance of these new shares represented 5% of paid up capital of the Company after the issuance of new shares. Under the terms of this agreement, Indosat leases all 2,500 towers as the main tenant from the Company for a minimum period of 10 years.
Transaksi ini dibiayai oleh Perusahaan dengan menggunakan pinjaman bank, penerbitan saham baru untuk Indosat dan pembiayaan internal. Harga pelaksanaan tersebut di atas telah sesuai dengan peraturan PT Bursa Efek Jakarta No. I-A butir V.I.I yang menyatakan bahwa harga pelaksanaan saham baru yang dikeluarkan, sekurang-kurangnya sama dengan rata-rata harga penutupan saham Perusahaan selama kurun waktu 25 hari bursa berturut-turut. Harga minimum saham Perusahaan sesuai peraturan ini adalah Rp 2.757 (nilai penuh) per saham. Transaksi ini telah dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2012.
The Company financed the transaction by using bank loans, issuance of new shares to Indosat and internal cash flow. The exercise price mentioned above complies with the regulations of PT Bursa Efek Jakarta No. I-A point V.I.I which states that the price of the new issued shares is at least equal to the average closing price of the Company's shares during the 25 consecutive trading days. The Company's minimum stock price in accordance with this regulation is Rp 2,757 (full amount) per share. This transaction was completed on 2 August 2012.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, Perusahaan dan entitas anak memiliki aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
As of 31 March 2014 and 31 December 2013, the Company and subsidiaries have assets and liabilities dominated in foreign currency as follows:
Ekuivalen Ekuivalen
US$ rupiah/ US$ rupiah/
(nilai penuh)/ Rupiah (nilai penuh)/ Rupiah (full amount) equivalent (full amount) equivalent
Aset Assets
Aset lanc ar Current assets
Kas dan setara kas 26.625.219 303.634 42.191.484 514.272 Cash and cash equivalent Rekening yang ditentukan
penggunaannya 13.507.629 154.041 13.421.856 163.599 A ppropriated accounts Tagihan derivatif 725.700.000 8.275.883 78.858.725 961.209 Derivative receivables Jumlah aset 765.832.848 8.733.558 134.472.065 1.639.080 Total assets
Liabilitas Liabilities
Fasilitas pinjaman 633.600.000 7.225.575 587.600.000 7.162.256 Loan facility Surat utang 300.000.000 3.421.200 300.000.000 3.656.700 Notes Utang usaha 11.875.759 135.431 5.519.485 67.277 Trade payables
Utang bunga : Interest payables
Surat utang 12.014.603 137.015 5.306.654 64.683 Notes Fasilitas pinjaman 1.159.509 13.223 1.084.864 13.223 Loan facility Jumlah liabilitas 958.649.871 10.932.444 899.511.003 10.964.139 Total liabilities Liabilitas - Bersih 192.817.023 2.198.886 765.038.938 9.325.059 Liabilities - Net
2 0 1 3 31 Desember/ 31 December 31 Maret/ 31 March 2 0 1 3
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, Perusahaan dan entitas anak telah melakukan lindung nilai atas risiko perubahan nilai mata uang asing dan suku bunga pinjaman masing-masing sebesar US$ 725.700.000 dan US$ 707.600.000.
As of 31 March 2014 and 31 December 2013, the Company and subsidiaries have hedged their loan facility of US$ 725,700,000 and US$ 707,600,000, respectively, over the risks from the volatility of foreign exchange and interest rate.
42. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 42. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Aktivitas Perusahaan dan entitas anak mengandung berbagai macam risiko-risiko keuangan: risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko operasional. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan Perusahaan dan entitas anak terfokus untuk menghadapi ketidakpastian pasar uang dan meminimalisasi potensi kerugian yang berdampak pada kinerja keuangan Perusahaan dan entitas anak.
The Company and subsidiaries activities are exposed to few financial risks: market risk, credit risk, liquidity risk and operational risk. The Company and subsidiaries overall risk management program focuses to mitigate the volatility of financial markets and to minimize potential adverse effects on the Company and subsidiaries financial performance.
a. Risiko pasar a. Market risk Perusahaan dan entitas anak menyadari adanya risiko
pasar yang terjadi akibat fluktuasi mata uang Rupiah terhadap US Dolar, serta fluktuasi suku bunga pinjaman, sehingga entitas anak melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas ketidakpastian fluktuasi suku bunga dan fluktuasi mata uang asing yang timbul dari arus kas pokok dan bunga pinjaman dari entitas anak.
The Company and subsidiaries are aware of market risk