• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inteligensi dan Bakat

Dalam dokumen TES PSIKOLOGI Tes Inteligensi dan Tes Ba (Halaman 50-54)

TES INTELIGENSI A Konsep dan Teori Inteligens

D. Inteligensi dan Bakat

Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan

yang amat spesifi k. Kemampuan-kemampuan yang spesi k ini

mem berikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan ter capainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Ap ti tude. Karena suatu tes Inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap ke- mampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.

Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan ada - lah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scho lastic aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Voca- tio nal Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Ap- titude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.

Alfred Binet (1875-1911) memulai suatu usaha pengukuran in- telligensi dengan mengikuti metoda Paul Broca yang saat itu sangat popular di kalangan ilmuwan. Pengukuran intelligensi termaksud dilakukan dengan cara mengukur lingkaran tempurung kepala anak- anak (kraniometri).

Ketika di tahun 1904 Binet kembali menekuni usaha peng ukur- an inteligensi, ia meninggalkan sama sekali pendekatan kraniometri dan berpaling ke metoda yang lebih psikologis. Binet mulai membuat alat baru yang dirancang untuk mengukur ketajaman bayangan ke- tahanan dan kualitas perhatian, ingatan, kualitas penilaian moral dan estetika, dan kecakapan menemukan kesalahan logika serta me mahami kalimat-kalimat. Sejarah menggariskan bahwa Binet menjadi seorang pemancang tonggak awal perkembangan tes-tes inteligensi modern di seluruh dunia. Pada oktober 1904 Binet diberi tugas oleh menteri pengajaran Prancis untuk meneliti masalah

anak-anak lemah mental di sekolah-sekolah Prancis. Untuk itu diperlukan suatu alat ukur yangmampu membedakan mana anak yang lemah mental dan mana yang tidak. Seorang dokter bernama Theodore Simon bersama binet membuat skala inteligensi yang dikenal sebagai Skala Binet-Simon. Skala itu dikenal juga sebagai Skala 1905, terdiri dari 30 soal yang disusun berdasarkan tingkat kesukaran yang semakin meningkat. Dalam skala 1905 itu tidak terdapat petunjuk yang pasti mengenai bagaimana cara menghitung skor yang diperoleh seorang anak.

Pada skala kedua yang dikenal sakala 1908, jumlah tesnya diperbanyak dan beberapa tes pada skala pertama yang terbukti tidak begitu baik dibuang. Kemdian skor anak dalam tes dinyatakan dalam bentuk usia mental yang sama dengan usia kronologis anak nor- mal yang berhasil mengerjakan tes pada level tersebut. Penger tian usia mental adalah sama dengan level mental yang merupakan is- tilah yang lebih disukai oleh Binet.

Skala Binet-Simon yang terakhir terbit pada 1911 (tahun ke- matian Binet). Beberapa tes baru ditambahkan pada level-level usia tertentu dan dilakukan pula perluasan soal sampai mencakup pada level usia mental dewasa. Revisi Amerika yang paling terkenal di- lakukan oleh Lewis Madison Terman di Stanford University tahun 1916. Sejak itu, skala Sanford-Binet menjadi skala standar dalam psikologi klinis, psikiatri, dan konseling pendidikan.

Pada tahun 1960, mengalami revisi penting. Yaitu (a) konsep IQ deviasi dari Wechsler mulai digunakan pada skala ini dengan cakupan angka mulai dari 30 sampai dengan 170.(b) Skala Stanford- Binet yang semula terdiri atas dua bentuk parallel yaitu Form L dan Form M dijadikan satu Form L-M. dan (c) Tabel konversi IQ diperluas sehingga mencakup pula usia 17 dan 18. Terakhir, versi terbaru skala Stanford-Binet terbit tahun 1986 memuat 4 kelompok penalaran dan berisi berbagai mecam tes baron.

Pada awalnya telah dipraktekan oleh negara cina sejak sebelum dinasti Han, yang dilakukan oleh jenderal cina, untuk menguji rakyat sipil yang ingin menjadi legislatif ligensiberdasarkan pengetahuan menulis klasik, persoalan administratif dan manajerial. Kemudian dilanjutkan sampai pada masa dinasti Han (200 SM- 200 M), namun seleksi ini tidak lagi untuk legislatif saja, tetapi mulai merambah pada bidang militer, perpajakan, pertanian, dan geografi . Meskipun

diawali dengan sedikit mencontoh pada seleksi militer perancis dan Inggris. Sistem ujian telah disusun dan berisi aktivitas yang berbeda, seperti tinggal dalam sehari semalam dalam kabin untuk menulis artikel atau puisi, hanya 1 % sampai dengan 7 % yang diijinkan ikut ambil bagian pada ujian tahap kedua yang berakhir dalam tiga hari tiga malam. Menurut Gregory (1992), seleksi ini keras namun dapat memilih orang yang mewakili karakter orang Cina yang kompleks. Tugas-tugas militer yang berat cukup dapat dilakukan dengan baik oleh para pegawai yang diterima dalam seleksi fi sik dan psikologi

yang intensif

Tokoh-tokoh yang berperan antara lain adalah Wundt. Beliau merupakan psikolog pertama yang menggunakan laboratorium de- ngan penelitiannya mengukur kecepatan berpikir. Wundt me ngem- bangkan sebuah alat untuk menilai perbedaan dalam kecepatan ber pikir. Sedangkan Cattel (1890) menemukan tes mental pertama kali. Yang memfokuskan pada tidak dapatnya membedakan antara energi mental dan energi jasmani. Meskipun Pada dasarnya tes men- tal temuan Cattel ini hampir sama dengan temuan Galton.

Tokoh yang tak kalah pentingnya adalah Alfred Binet. Selain kontribusi nyata pribadi beliau dengan menciptakan tes intelegensi, beliau juga bekerja sama dengan Simon (1904) untuk membuat ins- trumen pengukur intelegensi dengan skala pengukuran level umum pada soal- soal mengenai kehidupan sehari- hari. Perkembangan se lanjutnya dua tokoh ini mengembangkan penggunaan tes intele-

gensi dengan tiga puluh items berfungsi mengidentifi kasikan ke-

mampuan sekolah anak. Tahun 1912, Stres membagi mental age dengan cronological age sehingga muncul konsep IQ.

Tokoh selanjutnya yang cukup berperan adalah Spearman dan Pearson, dengan menemukan perhitungan korelasi statistik. Per kem- bangan selanjutnya dibuatlah suatu standar internasional yang dibuat di Amerika Serikat berjudul “Standards for Psychological and Educational Test” yang digunakan sampai sekarang. Kini tes psikologi semakin mudah, praktis, dan matematis dengan berbagai macam variasinya namun tanpa meninggalkan pedoman klasiknya. Psikodiagnostik adalah sejarah utama dari tes psikologi atau yang juga disebut psi- kometri.

Dalam dokumen TES PSIKOLOGI Tes Inteligensi dan Tes Ba (Halaman 50-54)