BAB II KAJIAN TEORI
B. Intensitas Membaca
1. Pengertian Intensitas Membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 438) intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Intens yaitu hebat atau sangat kuat (tentang kekuatan, efek, dan sebagainya); tinggi (tentang mutu); bergelora, penuh semangat, berapi-api, berkobar-kobar (tentang perasaan); sangat emosional (tentang orang). Nurkholif (Aprianto Dwi Atmaji, 2014: 19) mengartikan intensitas sebagai kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha. Daryanto (Aprianto Dwi Atmaji, 2014: 19)
18
juga menyatakan bahwa intensitas mempunyai pengertian keadaan (tingkatan atau ukuran) intensnya (hebat atau sangat kuat tentang kekuatan, efek, dan sebagainya). Jadi dapat diartikan bahwa intensitas merupakan kuat tidaknya atau sering tidaknya seseorang dalam melakukan kegiatan.
Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang rumit. Seperti yang dijelaskan Farida Rahim (2008: 2), membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tarigan (2008: 11) yang menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Pendapat tersebut diperjelas oleh Settler (Amitya Kumara, 2014: 4) membaca adalah suatu proses yang kompleks, yang melibatkan berbagai macam fungsi kognitif, yaitu perhatian, konsentrasi, kemampuan membuat asosiasi terhadap informasi yang diperoleh melalui berbagai modalitas, kemampuan melakukan
decoding secara cepat, pemahaman verbal, dan intelegensi umum.
Menurut Tarigan (2008: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Anderson (Tarigan, 2008: 74) juga menjelaskan membaca adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat,
19
melihat pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis. Alek dan Achmad (2010: 79) berpendapat proses membaca dipandang sebagai usaha menyerap informasi dari bacaan kedalam ingatan. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Dalman (2014: 5), membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Selanjutnya membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca.
Dari beberapa pendapat ahli dapat diartikan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi atau memahami suatu bacaan. Dengan demikian dapat diketahui intensitas membaca merupakan keseringan dalam melakukan kegiatan membaca untuk memperoleh informasi atau makna dari bacaan.
2. Tujuan Membaca
Tarigan (2008: 9) menyatakan tujuan utama membaca adalah untuk mencari informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Blanton, dkk. (Farida Rahim, 2008: 11) juga menjelaskan tujuan membaca mencakup:
a. kesenangan;
b. menyempurnakan bahasa nyaring; c. menggunakan strategi tertentu;
d. memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
e. menkaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
f. memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; g. mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;
h. menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajarinya tentang struktur teks; dan
20
Menurut Anderson (Alek dan Achmad, 2010: 75-76) tujuan membaca, antara lain:
a. membaca untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta; b. membaca untuk mengetahui pokok pikiran;
c. membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita; d. membaca untuk menyimpulkan;
e. membaca untuk mengelompokkan; f. membaca untuk menilai; dan g. membaca untuk membandingkan.
Sabarti Akhadiah, dkk. (1993: 25) menguraikan tujuan membaca secara umum dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Mendapatkan informasi. 2. Meningkatkan citra diri.
3. Melepaskan diri dari kenyataan. 4. Tujuan rekreatif.
5. Sekedar mengisi waktu luang.
6. Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainnya.
Tampubolon (Dalman, 2014: 22) menyatakan tujuan umum membaca dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu (1) untuk studi; (2) untuk usaha; (3) untuk kesenangan. Membaca untuk studi merupakan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi dari suatu bacaan guna menyelesaikan suatu masalah. Membaca untuk
21
usaha ialah membaca untuk mendapatkan informasi mengenai usaha yang sedang dilaksanakan, seperti usaha berdagang. Membaca untuk kesenangan yaitu untuk tujuan hiburan ketika waktu senggang.
Dari beberapa penjabaran ahli di atas dapat diketahui bahwa tujuan membaca yaitu untuk mendapatkan informasi, mengetahui isi bacaan, memperoleh fakta, mengisi waktu luang dan hiburan. Perbedaan tujuan membacakan seseorang dikarenakan perbedaan kebutuhan terhadap suatu bacaan.
3. Tahapan Membaca
Dalman (2014: 85-87) membagi tahapan membaca lanjut menjadi empat, yaitu: (1) pemahaman literal; (2) pemahaman interpretatif; (3) pemahaman kritis; dan (4) pemahaman kreatif.
Pemahaman literal artinya pembaca hanya memahami makna apa adanya, sesuai dengan makna simbol-simbol bahasa yang ada dalam bacaan. Selanjutnya, pemahaman interpretatif yang mana pembaca sudah mampu menangkap pesan secara tersirat. Setelah itu, tingkatan yang lebih tinggi dari pemahaman literal dan interpretatif adalah pemahaman kritis. Pada tahap ini pembaca tidak hanya mampu menangkap makna secara tersirat dan tersurat namun juga mampu menganalisis dan sekaligus membuat sintesis dari informasi yang diperoleh melalui bacaan serta mampu melakukan evaluasi atau penilaian secara akurat. Tahap yang lebih tinggi yaitu pemahaman kreatif. Pembaca tingkat ini memiliki pemahaman lebih tinggi dari ketiga tingkat sebelumnya. Selesai
22
membaca, pembaca akan mencoba membuat sesuatu yang baru berdasarkan isi bacaan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensitas Membaca
Menurut Dalman (2014: 145) frekuensi (keseringan) dan waktu yang digunakan untuk membaca mempengaruhi minat membaca. Selanjutnya, seseorang yang mempunyai minat baca sering kali akan banyak melakukan kegiatan membaca. Seseorang yang menyukai suau hal biasanya akan termotivasi dan mau melakukan aktivitas tersebut (Dwi Sunar Prasetyono, 2008: 53). Sejalan dengan pendapat Farida Rahim (2008: 28) yang menuliskan orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaan untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri. Dengan adanya bahan bacaan yang variatif dan menarik, juga akan menumbuhkan minat membaca sehingga kegiatan membaca akan sering dilakukan (Dalman, 2014:145)
Minat membaca tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi peranan orang lain dengan dorongan atau upaya lain yang bisa menjadikan anak terangsang untuk membaca (Dalman, 2014: 145). Siswa yang mempunyai motivasi membaca yang tinggi terhadap membaca, akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca (Farida Rahim, 2011: 29). Dapat dikatakan bahwa motivasi dan minat membaca mempengaruhi intensitas seseorang dalam membaca.
23
Seorang anak yang mempunyai perhatian terhadap dunia buku, akan menjadikan aktivitas membaca sebagai suatu kebiasaan dan kebutuhan. Bila anak sudah mempunyai kebiasaan membaca maka pada tahap selanjutnya kebiasaan ini akan menjadi kegemaran.
Dari uraian diatas, dalam penelitian tentang variabel intensitas membaca peneliti menggunakan indikator faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas membaca menurut Dalman. Faktor-faktor tersebut yaitu frekuensi, minat, motivasi membaca dan ketersediaan bahan bacaan.
5. Cara Meningkatkan Intensitas Membaca
Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri (Farida Rahim, 2008: 28). Menurut Tarigan (2008: 106) untuk meningkatkan minat membaca, dapat dilakukan dengan:
a. menyediakan waktu untuk membaca; dan
b. memilih bacaan yang baik, ditinjau dari norma-norma kekritisan yang mencakup norma-norma estetik, sastra, dan moral.
Hasyim (Dalman, 2014: 148), ada beberapa cara menumbuhkan minat baca, yaitu sebagai berikut.
a. Jadikan kegiatan membaca sebagai kegiatan setiap hari
Seseorang yang telah menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhannya akan melakukan kegiatan membaca setiap hari.
24 b. Pemilihan bahan bacaan yang baik
Bahan bacaan yang baik akan menarik pembaca untuk mengetahui isi dari bacaan tersebut.
c. Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca
Kesadaran dan minat yang tinggi akan mendorong seseorang untuk selalu membaca.
d. Menyediakan waktu untuk membaca
Selalu menyediakan waktu untuk membaca akan menumbuhkan suatu kegiatan membaca yang teratur di tengah kesibukan kegiatan sehari-hari.
Intensitas membaca dapat ditingkatkan dengan berbagai cara. Dari pendapat ahli di atas, dapat dikatakan cara meningkatkan intensitas membaca yaitu dengan menyediakan waktu untuk membaca, memilih bacaan yang baik dan memiliki kesadaran untuk terus membaca.